Anda di halaman 1dari 13

SURABAYA

Kota Surabaya merupakan salah satu kota besar di


Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 2.938.225
jiwa pada Desember 2009. Dengan jumlah penduduk
hampir 3 juta jiwa, tentu potensi bangkitan perjalanan dan
tarikan perjalanan akibat aktivitas penduduk yang dapat
ditimbulkan akan besar pula. Tentu pertambahan bangkitan
dan tarikan ini akan meningkatkan jumlah demand
transportasi Kota Surabaya. Demand yang bertambah juga
berdampak pada jumlah kepemilikan kendaraan bermotor
individu maupun rumah tangga yang terus meningkat tiap
tahun. Semakin banyak kendaraan yang melintasi di suatu
ruas jalan maka semakin besar pula beban yang diterima
jalan tersebut. Setiap ruas jalan pasti mempunyai batas
maksimum beban yang dipebolehkan melintasinya. Akibat
dari beban yang lebih besar dari kapasitas yang dapat
ditampung maka kemacetanlah yang akan terjadi, selain itu
jalan tersebut akan mudah rusak.
Transportasi merupakan urat nadi pembangunan Nasioanal
untuk melancarakan arus manusia, barang maupun
informasi sebagai penunjang tercapainya pengalokasian
sumber-sumber perekonomian secara optimal untuk itu
jasa transportasi harus cukup tersedia secara merata dan
terjangkau daya beli masyarakat. Transportasi yang banyak
digunakan oleh masyarakat di Indonesia adalah salah
satunya transportasi darat. Pertambahan penduduk dan
luas kota menyebabkan jumlah lalu lintas juga meningkat.
Sedangkan sistem lalu lintas jauh untuk menjangkau,
sehingga bertambahnya jumlah lalu lintas berpengaruh
besar terhadap lingkungan.
Saat ini di indonesia sedang manghadapi masalah yang
cukup rumit berkaitan dengan transportasi darat. Jumlah
penduduk yang semakin bertambah, bersama dengan

meningkatnya daya beli masyarakat terhadap kendaraan


bermotor memicu meningkatnya jumlah kendaraan
bermotor.
Sarana transportasi darat berkembang mengikuti fenomena
yang timbul. Pemilihan sistem transportasi yang salah
untuk wilayah perkotaan dapat mengakibatkan terjadinya
permasalahan-permasalahan bagi masyarakat maupun
lingkungan. Perkembangan teknologi di bidang transportasi
dapat
menuntut
adanya
perkembangan
teknologi
prasarana transportasi darat berupa jaringan jalan. Sistem
transportasi darat yang berkembang semakin cepat
menuntut perubahan tata jaringan jalan yang dapat
menampung kebutuhan lalu lintas yang berkembang
tersebut. Perkembangan tata jaringan jalan baru akan
membutuhkan ketersediaan lahan yang lebih luas.
Kebutuhan lahan yang sangat luas untuk sistem
transportasi darat ini mempunyai pengaruh besar terhadap
pola tata guna lahan, terutama di daerah perkotaan.

INFRASTRUKTUR DAN PERMASALAHAN


Transportasi
Transportasi adalah perpindahan dari suatu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan.
Angkutan adalah sarana untuk memudahkan orang
dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain. Angkutan
umum penumpang adalah angkutan yang menggunakan
kendaraan umum dengan dikenakan sistem sewa atau
bayar. Dalam UU No.14 tahun 1992, angkutan umum
adalah pemindahan orang dan/atau barang dari satu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan
bermotor yang disediakan untuk umum dengan dipungut
bayaran. Sedangkan angkutan pribadi angkutan yang

menggunakan kendaraan pribadi berupa sepeda motor


pribadi dan/atau mobil pribadi.
Unsur-Unsur Dasar Transportasi
Ada lima unsur pokok transportasi, yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.

Manusia, yang membutuhkan transportasi


Barang, yang diperlukan manusia
Kendaraan, sebagai sarana transportasi
Jalan, sebagai prasarana transportasi
Organisasi, sebagai pengelola transportasi

Pada dasarnya, ke lima unsur di atas saling terkait untuk


terlaksananya transportasi, yaitu terjaminnya penumpang
atau barang yang diangkut akan sampai ke tempat tujuan
dalam keadaan baik seperti pada saat awal diangkut.
Dalam hal ini perlu diketahui terlebih dulu ciri penumpang
dan barang, kondisi sarana dan konstruksi prasarana, serta
pelaksanaan transportasi.
Transportasi darat atau perangkutan darat adalah
pemindahan / pengangkutan orang atau barang dari suatu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat
pengangkutan melalui jalan darat, baik yang digerakkan
oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau
mesin.
Transportasi darat dipilih berdasarkan faktor-faktor :
-

Jenis dan spesifikasi kendaraan


Jarak perjalanan
Tujuan perjalanan
Ketersediaan mode
Ukuran kota dan kerapatan permukiman
Faktor sosial-ekonomi

Adapun jenis-jenis dari transportasi angkutan darat adalah :

1. Angkutan Jalan
Angkutan adalah pemindahan orang dan/atau barang
dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan
kendaraan. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan
No. 35 Tahun 2003 Tentang Penyelenggaraan Angkutan
Orang di Jalan, maka Angkutan Jalan diklasifikasikan
sebagai berikut:
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Bus
Taxi
Mikrolet
Bemo
Becak
Delman

2. Angkutan Rel
Adapun jenis transportasi rel adalah :
a) Kereta
b) Trem
c) Monorel

Kemacetan
Pertumbuhan kendaraan bermotor yang cepat di kota-kota
besar, tanpa diimbangi dengan pembangunan sarana dan
prasarana yang memadai akan menimbulkan betumpuknya
kendaraan di jalan sehingga mengakibatkan kemacetan.
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau
bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh
banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.

Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya


yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau
memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan
dengan kepadatan penduduk, misalnya Jakarta dan
Surabaya. Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan
sehari-hari di kota-kota besar di Indonesia. Kemacetan lalu
lintas memberikan dampak negatif yang besar yang antara
lain : Kerugian waktu karena kecepatan perjalanan yang
rendah, pemborosan energi karena pada kecepatan rendah
konsumsi bahan bakar lebih rendah, meningkatkan polusi
udara, meningkatkan stress pengguna jalan, dan lain
sebagainya

Kecelakaan

Pesatnya kendaran bermotor yang lalu lalang di jalan raya


tanpa diimbangi dengan kesadaran pengguna kendaraan
untuk tertib berlalu-lintas akan mengakibat terjadinya
kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas adalah
kejadian dimana sebuah kendaraan bermotor tabrakan
dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan. Kadang
kecelakaan ini dapat mengakibatkan luka-luka atau
kematian manusia atau binatang. Kecelakaan lalu lintas
menelan korban jiwa sekitar 1,2 juta manusia setiap tahun
menurut WHO. Faktor yang mempengaruhi kecelakaan
faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah ban
pecah, rem tidak berfungsi sebagaimana seharusnya,
kelelahan logam yang mengakibatkan bagian kendaraan
patah, peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai
penyebab lainnya. Keseluruhan faktor kendaraan sangat
terkait dengan technologi yang digunakan, perawatan yang
dilakukan terhadap kendaraan. Untuk mengurangi faktor
kendaraan perawatan dan perbaikan kendaraan diperlukan,
disamping itu adanya kewajiban untuk melakukan
pengujian kendaraan bermotor secara reguler.
Selain mempunyai beberapa dampak negatif yang
ditimbulkan oleh adanya transportasi darat, sistem
tansportasi ini juga mempunyai beberapa dampak positif
bagi kehidupan manusia. Adapun mengenai beberapa
dampak positif yang ditimbulkan oleh adanya transportasi
darat secara umum adalah:
-

Mengatasi kesenjangan jarak dan komunikasi

Transportasi dalam hal ini perlu untuk mengatasi


kesenjangan jarak dan komunikasi antara tempat
asal dan tempat tujuan.
-

Tabel 1. Jumlah Kendaraan Bermotor Pribadi di Surabaya


No

Mempercepat lalu lintas orang dan barang


Dengan adanya alat transportasi, maka pergerakan
lalu lintas barang dan orang akan menjadi lebih
cepat, aman, nyaman dan terintegrasi.

TRANSPORTASI KOTA SURABAYA


Setiap kota pasti mengalami perkembangan di bidang
ekonomi, sosial dan lingkungan. Perkembangan di bidang
sosial salah satunya ditandai dengan bertambahnya jumlah
penduduk. Pun juga dengan Kota Surabaya, setiap tahun
jumlah penduduknya mengalami peningkatan. Peningkatan
ini juga mempengaruhi aktivitas kota yang meningkat
hingga akhirnya meningkatkan permintaan transportasi di
Kota Surabaya. Permintaan transportasi yang meningkat ini
dipenuhi oleh sebagian besar penduduk Surabaya dengan
membeli kendaraan bermotor pribadi seperti motor atau
mobil.
Pertambahan angkutan pribadi ini tidak hanya dipicu oleh
kebutuhan bergerak tetapi sudah menjadi bagian gaya
hidup masyarakat perkotaan pada umumnya. Sedangkan
pemenuhan kebutuhan akan pergerakan dari pemerintah
kota berupa angkutan umum semakin menurun menurut
data statistik dinas perhubungan. Jumlah angkutan umum
yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan angkutan
pribadi memaksa penduduk Surabaya menggunakan
angkutan pribadi untuk melakukan pergerakan dari satu
tempat ke tempat yang lain. Jumlah angkutan pribadi yang
mencapai 1.205.533 buah menjadikan Kota Surabaya
menjadi lautan kendaraan pada jam-jam sibuk di ruas-ruas
jalan protokol.

Jenis
Kendara
an

Tahun
2004

Motor

2005

800.00
833.8
8
38
2
Mobil
204.31
135.5
3
92
Jumla
1.004.3 969.3
h
21
30
Sumber: Dishub Pemkot Surabaya

2006

2007

928.68
6
228.19
5
1.156.8
81

972.64
5
232.88
8
1.205.5
33

Tabel 2. Jumlah Kendaraan Bermotor Umum di Surabaya


No

Jenis

Tahun

Kendara
an
Motor

2004

2005

800.00
833.8
8
38
2
Mobil
204.31
135.5
3
92
Jumla
1.004.3 969.3
h
21
30
Sumber: Dishub Pemkot Surabaya

2006

2007

928.68
6
228.19
5
1.156.8
81

972.64
5
232.88
8
1.205.5
33

Ada beberapa penyebab penduduk Surabaya lebih senang


menggunakan angkutan pribadinya dibandingkan angkutan
umum selain jumlahnya yang jauh lebih sedikit, yaitu
kenyamanan, keamanan, kebijakan pemerintah, dan
persepsi masyarakat terhadap angkutan umum di
Surabaya.

Masalah kenyaman dan keamanan dalam menggunakan


angkutan umum di Surabaya juga menjadi pertimbangan
penduduk dalam memilih moda transportasi. Kondisi
angkutan umum yang masih beroperasi di jalanan Kota
Surabaya rata-rata sudah tidak memenuhi standard
kenyamanan dan keselamatan penumpangnya, tidak lolos
dalam uji kir, body mobil yang sudah keropos termakan
usia, tidak tersedianya airbag, sabuk pengaman yang
rusak. Tentu kondisi semacam ini sangat membahayakan
keselamatan penumpang maupun sopir, ditambah lagi
cukup seringnya terjadi kriminalitas di dalam angkutan
umum, sebagai contoh konkret ialah terjadinya tindak
asusila di dalam busway di Jakarta. Kondisi di atas secara
tidak langsung mempengaruhi penduduk dalam pemilihan
moda transportasi.

Pemerintah Kota Surabaya juga berperan dalam terciptanya


fenomena ini, penduduk Surabaya lebih memilih kendaraan
pribadinya daripada angkutan umum yang tersedia
sehingga
menyebabkan
permasalahan-permasalahan
kemacetan, lingkungan, dan pemborosan sumber daya
alam berupa minyak bumi. Kemudahan dalam membeli
kendaraan pribadi, seperti kredit dengan bunga rendah dan
tanpa uang muka yang diberikan oleh produsen ke calon
konsumen menarik animo masyarakat untuk memiliki
kendaraan pribadi. Apabila hal ini dibiarkan begitu saja,
maka Surabaya ini akan dipenuhi oleh motor dan mobil di
tahun-tahun mendatang dan tidak akan ada lagi angkutan
umum yang beroperasi karena setiap orang menggunakan
kendaraan
pribadinya
masing-masing.
Pemerintah
seharusnya membuat peraturan tentang pembatasan
kepemilikan kendaraan pribadi dengan pajak progresif,
meningkatkan pajak kendaraan bermotor dan sebagainya.
Di mata penduduk Surabaya, menggunakan angkutan
umum sudah tidak lagi memeberikan keuntungan
dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi.
Sehingga penduduk Surabaya cenderung berusaha
memiliki kendaraan pribadi dengan proses transaksi yang
sangat mudah ditunjang dengan persepsi negatif penduduk
terhadap angkutan umum.
Pemilihan moda merupakan bagian dari empat tahap
perencanaan transportasi, yaitu trip generation, trip
distribution, modal split dan route choice. Pemilihan moda
termasuk pada tahap modal split. Sebelum melakukan
analisis pemilihan moda, kita harus mengetahui dahulu
besarnya bangkitan perjalanan dan distribusi perjalanan
yang terdapat di kota Surabaya. Bangkitan perjalanan
dapat dianalisis dari banyaknya jumlah penduduk di
Surabaya yang terus meningkat dan taraf perekonomian
penduduk Surabaya yang cenderung meningkat. Sebaran

perjalanan dapat ditunjukkan oleh persebaran tarikantarikan perjalanan yang ada di Kota Surabaya yang berupa
pusat-pusat kegiatan dan pelayanan. Penduduk Surabaya
yang hendak melakukan perjalanan dihadapkan pada
pilihan moda transportasi yang tersedia dan rute yang akan
dilintasinya.
Dalam proses pemilihan moda transportasi, kita dapat
meninjau dari 4 segi, yaitu dari karakteristik sistem
transportasi, karakteristik perjalanan, karakteristik kota dan
zona, dan karakteristik pelaku perjalanan.
Faktor karakteristik sistem transportasi antara lain:
1. Waktu relatif perjalanan mulai dari lamanya
menunggu
kendaraan,
waktu
berjalan
ke
terminal/halte, dan waktu di atas kendaraan
2. Biaya relatif perjalanan merupakan total biaya yang
timbul akibat melakukan perjalanan dari asal ke
tujuan
3. Tingkat pelayanan tarif
4. Tingkat akses daya hubung/kemudahan pencapaian
tempat tujuan
5. Tingkat kehandalan angkutan umum dari segi waktu,
ketersediaan ruang parkir dan tarif
Faktor karakteristik perjalanan antara lain:
1. Tujuan perjalanan
2. Waktu perjalanan, seperti pagi, siang, malam hari
3. Panjang perjalanan
Faktor karakteristik kota dan zona antara lain:
1. Jarak kediaman dengan tempat kegiatan
2. Kepadatan penduduk
Faktor pelaku perjalanan antara lain:

1.
2.
3.
4.
5.

Pendapatan
Kepemilikan kendaraan
Kondisi kendaraan pribadi
Kepadatan permukiman
Sosial-ekonomi
lainnya
(struktur
dan
ukuran
keluarga), usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan
sebagainya

Namun dari 4 segi peninjauan tersebut, masyarakat dari


golongan berpendapatan tinggi dan menengah cenderung
memilih kendaraan pribadi dari pada angkutan umum.
Karena keseimbangan pada sistem transportasi perkotaan
bagi mereka yang berpendapatan tinggi dan menengah
lebih ditentukan oleh pilihan pengguna atas dasar
pertimbangan kinerja kendaraan, atau pada tinjauan
pertama. Oleh karenanya, perubahan perilaku dan peluang
pengguna dalam pemilihan moda perlu dikaji agar pilihan
masyarakat (consume choice) lebih memilih angkutan
umum dibanding kendaraan pribadi.
Sebenarnya sudah banyak solusi yang diterapkan di
Surabaya ini. Kota yang besar akan membawa banyak
pemikiran solusi penanggulangan pula. Penambahan
volume kendaraan massal sudah banyak diterapkan, mulai
dari bus kota, bus kecil, mikrolet, hingga angguna. Bahkan
dalam waktu dekat, walikota Surabaya, Tri Rismaharini,
berencana akan membangun MRT (Mass Rapid Transit) dan
monorel. Semua cara ini bertujuan untuk mengatasi
Surabaya yang sudah terlalu padat. Namun semua ini
kembali pada kesadaran pengguna jalannya kembali.
Menjadi percuma semua pemberlakuan solusi tersebut jika
kita yang berperan sebagai pengguna jalannya, tidak cukup
sadar untuk mengikuti aturan yang diberikan pemerintah.
Untuk itulah sudah seharusnya kita mulai berpikir terhadap
penggunaan kendaraan massal agar dapat mengurangi
volume kendaraan di jalanan serta tertib dalam mematuhi

setiap peraturan yang telah ditetapkan pemerintah.


Sehingga dengan begitu, kita akan lebih mudah dan lancar
menggunakan jalanan Surabaya ini.

ISSUE
Tingginya urbanisasi yang secara tidak langsung dapat
dikatakan akibat tidak meratanya pertumbuahan di
beberapa wilayah di bagian Indonesia, contoh Surabaya.
Antara daerah pedalaman dengan daerah perkotaan.
Semakin besarnya perbedaan antara tingkat pertumbuhan
wilayah tersebut mengakibatkan semakin besar
atau
tingginya tingkat urbanisasi, yang pada gilirannya akan
menimbulkan permasalahan perkotaan, salah satunya
adalah transportasi.
Di kota Surabaya tingkat pertumbuhan pergerakan yang
sangat tinggi yang tidak mungkin dihambat, sementara
sarana dan prasarana transportasi sangat terbatas,
mengakibatkan aksesibilitas dan mobilitas menjadi
terganggu. Sekarang ini program pembangunan jalan di
daerah perkotaan membutuhkan biaya yang sangat besar.
Usaha
pemerintah
untuk
memecahkan
masalah
transportasi perkotaan telah banyak dilakukan, baik dengan
meningkatkan kapasitas jaringan jalan yang ada maupun
dengan pembangunan jaringan jalan baru, ditambah
dengan rekayasa dan manajemen lalu lintas terutama
pengaturan efisiensi transportasi angkutan umum dan
penambahan armadanya. Tetapi, berapa pun besarnya
biaya yang dikeluarkan, kemacetan dan tundaan tetap
tidak bisa dihindari. Ini disebabkan karena kebutuhan akan
transportasi
terus
berkembang
pesat,
sedangkan
perkembangan penyediaan fasilitas transportasi sangat
rendah
sehingga
tidak
bisa
mengikutinya.
Bisa
dibayangkan bagaimana kondisi di Surabaya di tahun 2036

nanti apabila penyediaan fasilitas masih belum


mengikuti tingkat urbanisasi yang begitu pesat.

bisa

Akibat yang dirasakan adalah kemacetan lalu lintas yang


sering tejadi yang terlihat jelas dalam bentuk antrian
panjang, tundaan, dan juga polusi. Bahkan tingkat
kecelakaan pun tak terelakkan bisa terus meningkat karena
kurangnya fasilitas yang memadai dan masyarakat lebih
memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi. Masalah
lalu lintas tersebut jelas menimbulkan kerugian yang

sangat besar pada pemakai jalan, terutama dalam hal


pemborosan bahan bakar, pemborosan waktu (tundaan),
dan juga rendahnya kenyamanan.
Menurut pandangan pribadi terhadap beberapa kasus,
pemerintah banyak mengarah pada penyediaan fasilitas
yang mungkin bisa menunjang problem lalu lintas, namun
tidak terlalu mengarah pada alasan mengenai seseorang
yang lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi
yang menjadi mesalah besar dalam hal ini. Dan dari
penjelasan sebelumnya, perpindahan dan memilih moda
transportasi adalah hal yang cukup krusial dalam sebuah
sistem lalu lintas, ditambah dengan dua moda angkutan
yang akan berjalan di kota Surabaya.

KONTEKS BANGUNAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kon.teks/ n
bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung
atau menambah kejelasan makna;
Menurut Mulyana (2005: 21), konteks merupakan sebab
dan alasan terjadinya suatu pembicaraan.
Dari dua hal di atas, konteks global mengenai perihal ISSUE
yang akan saya ambil dalam tugas Desain Arsitektur 5
(FUTURE CITY : SURABAYA VISION 2036) adalah mengenai
OPTIMALISASI Prasarana transportasi di Surabaya, yakni
mengoptimalkan sistem transportasi kota Surabaya melalui
Objek Arsitektural, bagaimana agar masyarakat lebih
memilih untuk menggunakan sarana transportasi umum
dan menekan transportasi pribadi agar tidak melebihi
kapasitas jalan yang sering menyebabkan kemacetan.
Dengan
menggunakan
pendekatan
Arsitektur
Eksperimental dari unit topik Material and Building
Construction yang saya pilih dalam mata kuliah ini.

Dengan
melihat
kembali
ISSUE,
yaitu
mengenai
perpindahan antar moda transportasi. Bagaimana arsitekur
dapat mengonsentrasikan beberapa moda transportasi
dalam satu wadah yang menjadikannya terintegrasi dengan
baik.
Dari unit topik Material and Building Construction,
Konstruksi merupakan salah satu bahan eksperimen yang
akan diterapkan dalam rancangan respon arsitektural
sesudahnya. Dan berkenaan dengan transportasi, cabang
dari
konteks
optimalisasi
tersebut
akan
banyak
berhubungan dengan sebuah perpindahan, seperti pada
infografik berikut :

Objek terkonstruksi dengan baik dalam pandangan FUTURE CITY.


Memiliki jalur-jalur tertentu yang lebih di setiap pergerakan yang terjadi di dalam objek bangunan.

Memiliki keterhubungan antar ruang di dalamnya yang mudah dijangkau oleh pengguna.

Sirkulasi yang teratur baik dalam hal keluar-masuk objek bangunan maupun dalam hal aksesibilitas ruang.

KONTEKS LOKASI
Dengan masalah transportasi dalam sebuah kota,
penempatan area lokasi jelaslah sangat berkaitan dengan
sistem pergerakan di kota Surabaya, khususnya pada
kendaraan umum.
Lokasi yang digunakan haruslah suatu area lokasi yang
memang rute lalu lintas dari sebagian banyak kendaraan
umum atau merupakan tempat yang signifikan bagi
masyarakat sekitar dalam mendapatkan fasilitas umum
transportasi.

Berikut merupakan peta rute kota surabaya:


-

Peta Jalur Kereta Api Surabaya

Peta Jalur Bis Kota, Mikrolet dan Kendaraan Angkutan


lainnya

Peta Jalur Trem dan Monorel Surabaya

GUBEN
G

RESPON ARSITEKTURAL
Berbagai kasus yang menimbulkan macet bahkan
kecelakaan,
hampir
semua
solusi
dipegang
oleh
pemerintah dalam bentuk biaya seperti penyediaan
prasarana, kebijakan pemerintah, keamanan, juga hal-hal
lain yang dapat menjadi alternatif untuk mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi. Juga memberi arahan ke
masyarakat mengenai kesadaraan diri mereka terhadap
lalu lintas agar respon dari masyarakat selaras dengan apa
yang diharapkan mengenai lingkungan kota Surabaya.
Beberapa negara mengatasi maslah lalu lintas dengan
caranya masing-masing, diantaranya seperti :
-

GUBEN
G
Dari beberapa peta rute
jalur
kendaraan
yang
ada,
GUBENG
merupakan lokasi
yang
dapat
dikatakan
sebagai area yang
signifikan, khususnya pada
area
stasiun.
Dimana stasiun Gubeng
merupakan salah
satu dari dua stasiun yang
besar di Surabaya,
dan dapat dilihat dari peta bahwa hampir semua jenis
kendaraan umum melintasi area tersebut, termasuk
rencana MRT di Surabaya
Selain itu, letak posisi Gubeng yang berada di tengah area
kota Surabaya sangat memungkinkan untuk akses yang
mudah dari seluruh arah.

Jepang : Melakukan pembatasan emisi terhadap


setiap kendaraan dan dilakukan uji ulang setiap 2
tahun. Biaya parkir dan tol mahal, tetapi sebaliknya
disediakan sarana transportasi umum yang nyaman,
aman dan murah.
Singapura : Menerapkan sistem pajak yamg mahal
dan harga pasar yang tinggi terhadap kendaraan
bermotor. Masyarakat hanya boleh menggunakan
mobil yang sama selama 10 tahun, dan bahkan
menerapkan biaya parkir yang sangat mahal.
Rusia: membangun jalur Golden Ring yaitu jalur bus
yang
terintegrasi
berbentuk
cincin
yang
menghubungkan berbagai pemberhentian secara
efisien dan efektif. Jalur kereta bawah tanah yang
langsung berhubungan dengan pusat-pusat bisnis
yang dibangun untuk memperkecil kemungkinan
kemacetan yang terjadi di jalan raya termasuk
membangun kendaraan massal berbasis listrik Mass
Rapid Transportation ( MRT ).

Namun selain hal-hal yang merupakan kewenangan penuh


oleh pemerintah, dalam hal Infrastruktur atau Prasarana,
ARSITEKTURAL merupakan hal yang penting untuk dibawa
agar solusi yang direncanakan atau bahkan yang benarbenar sudah dijalankan dapat memenuhi permasalahan
secara utuh keseluruhan, karena lalu lintas jelas terhubung
mengenai hal-hal penataan dan pemanfaatan ruang publik
secara sempurna.
Dilihat dari berbagai hal mengenai transportasi di Surabaya
dan penanganan yang telah dilakukan, kebanyakan
penanganan tidak dapat diselesaikan dalam bentuk
pandangan Arsitektural. Namun dalam ISSUE sebelumnya,
WADAH untuk aktifitas berpindah antar moda adalah salah
satu hal yang krusial yang bisa ditangani dengan sistem
arsitektural, bagaimana seseorang bisa memilih moda
dengan cepat dan tepat untuk mencapai tempat yang
dituju.
Ditambah
lagi
dengan
adanya
rencana
pembangunan moda MRT dan monorel di Surabaya yang
bakalan menjadi penunjang masyarakat untuk berpindah
dari suatu tempat ke tempat yang lain yang juga
diharapkan dapat menekan tumbuhnya pemakaian
kendaraan pribadi.
Jelas akan ada banyak hal yang berbeda, antara Surabaya
saat ini apabila kita mengarah ke Surabaya 20 tahun
mendatang dengan melihat hal-hal yang memiliki potensi
pertumbuhan pesat di Surabaya, tak terkecuali bahkan
pada sistem transportasi.

SURABAYA TRANSPORTATION CENTRAL, sebuah rancangan


objek mengenai sebuah bangunan wadah yang dapat
memadukan berbagai kendaraan fasilitas umum (seperti
kereta api, monorel, trem, bis kota, taksi, angkutan umum,
dan lainnya) dengan akses tempat yang sama, namun
kendaraan memiliki jalur khusus yang mengarah ke tempat
tertentu dalam kota Surabaya. Hal ini dapat mempermudah
proses transportasi dan perpindahan antar moda di salah
satu wilayah Surabaya juga diharapkan sistem transportasi
di Surabaya lebih terintegrasi dengan baik. Hal lain yang
diharapkan dengan sistem transportasi angkutan umum
yang terintegrasi tanpa hambatan seperti ini adalah dapat
menarik hati para pengguna kendaraan pribadi untuk
menggunakan kendaraan umum.
Selain sebagai wadah untuk mengkonsentrasikan letak
perpindahan moda berbagai alat transportasi dari beberapa
organisasi yang mengaturnya, rancangan ini juga akan
menggunakan pendekatan arsitektur ekologis dalam urban
design
yang
diharapkan
mampu
merespon
juga
menetralisir polusi yang mungkin akan ditimbulkan dari
fasilitas kendaraan yang ada, sehingga akan tercipta suatu
pembangunan yang sustainable di kota Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai