Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PERTEMUAN PETROLOGI

Alterasi Hidrothermal

Disusun Oleh :
Ahmad Waskitho Aji
111.140.182
PLUG 10

LABORATORIUM ENDAPAN MINERAL


JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2016

HALAMAN PENGESAHAN
1

LAPORAN PRATIKUM PERTEMUAN PETROLOGI


Alterasi Hidrothermal
Yogyakarta, 22 September 2016

Disusun Oleh :
Nama

: Ahmad Waskitho Aji

NIM

: 111.140.182

Prodi

: Teknik Geologi

Fakultas : Teknologi Mineral

Mengetahui,
Penulis

Ahmad Waskitho Aji


NIM : 111.140.182

KATA PENGANTAR

Terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberi kasih, penyertaan


hidup, kesehatan, hikmat dan penyertaan yang luar biasa sehingga laporan ini
dapat terselesaikan dengan baik. Penyusunan laporan sebagai pelengkap tugas
praktikum yang telah dilaksanakan di Laboratorium Endapan Mineral Jurusan
Teknik Geologi, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
Pada kesempatan kali ini, penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. ALLAH SWT yang telah memberikan segalanya
2. Orang tua yang selalu mensupport saya, hingga laporan ini terselesaikan
3. Segenap dosen Endapan Mineral, Fakultas Teknologi Mineral, Jurusan
Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta.
4. Asisten Endapan Mineral yang telah memberikan bimbingan hingga
terselesaikannya laporan ini.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam praktikum dan menyelesaikan
laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penyusun mohon maaf kepada pembaca dan
penyusun berharap semoga laporan resmi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
yang budiman.
Yogyakarta, 15 September 2016

Ahmad Waskitho Aji


NIM : 111.140.182

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii


DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL

BAB I. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian 1


1.2

1.3
BAB II. METODOLOGI

Rumusan Masalah 1

Maksud dan Tujuan Penelitian

2.1 Metode Penelitian

2.2 Data dan Peralatan Penelitian 3


2.2 Diagram alir Penilitian 3
BAB III. PEMBAHASAN

3.1 Alterasi Hidrothermal 4


3.2 Tipe-tipe Alterasi Hidrothermal

3.2.1 Tipe Potasik

3.2.2 Tipe Propilitik

3.2.3 Tipe Serisitik / Filik

3.2.4 Tipe Argilitik

3.2.5 Tipe Argilitik Lanjut

3.2.6 Tipe Silisifikasi

3.2.7 Tipe Greisen

3.2.8 Tipe Skarn 8


BAB 4. KESIMPULAN

10

DAFTAR PUSTAKA vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1.Proses Hidrothermal..........................................................................4

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Tipe-tipe Alterasi Hidrothermal berdasarkan himpunan mineral
(Guilbert dan Park, 1986).........................................................6

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian


Alterasi Hidrotermal adalah suatu proses yang sangat kompleks yang
melibatkan perubahan mineralogi, kimiawi, dan tekstur yang disebabkan oleh
interaksi fluida panas dengan batuan yang dilaluinya (wall rock), di bawah kondisi
evolusi fisio-kimia. Proses alterasi merupakan suatu bentuk metasomatisme, yaitu
pertukaran komponen kimiawi antara cairan-cairan dengan batuan dinding
(Pirajno, 1992). Interaksi antara fluida hidrotermal dengan batuan yang
dilewatinya (batuan dinding), akan menyebabkan terubahnya mineral-mineral
primer menjadi mineral ubahan (mineral alterasi), maupun fluida itu sendiri
(Pirajno, 1992, dalam Sutarto, 2004).
Alterasi merupakan perubahan komposisi mineralogi batuan (dalam
keadaan padat) karena adanya pengaruh Suhu dan Tekanan yang tinggi dan tidak
dalam kondisi isokimia menghasilkan mineral lempung, kuarsa, oksida atau
sulfida logam. Proses alterasi merupakan peristiwa sekunder, berbeda dengan
metamorfisme yang merupakan peristiwa primer
Creasey (1966, dalam Sutarto, 2004) membuat klasifikasi alterasi
hidrotermal pada endapan tembaga porfir menjadi empat tipe yaitu propilitik,
argilik, potasik, dan himpunan kuarsa-serisit-pirit. Lowell dan Guilbert (1970,
dalam Sutarto, 2004) membuat model alterasi-mineralisasi juga pada endapan
bijih porfir, menambahkan istilah zona filik untuk himpunan mineral kuarsa,
serisit, pirit, klorit, rutil, kalkopirit.
1.1 RumusanMasalah
1. Apa itu Alterasi Hidrothermal?
2. Apa saja tipe-tipe Alterasi Hidrothermal?

1.2 Maksuddan Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka maksud dan tujuan dari
penelitian ini antara lain:
1. Menjelaskan apa itu Alterasi Hidrothermal
2. Memaparkan jenis-jenis alterasi Hidrothermal

BAB II
METODOLOGI

2.1 Metode Penelitian


Dengan mencari, mengumpulkan, dan membaca data melalui Textbook.
2.2 Data dan Peralatan Penelitian
Data yang dipakai adalah data-data dari hasil pencarian pustaka melalui
Textbook.

2.2 Diagram Alir Penilitian

Mulai

Membuat Judul, Halaman pengesahan,


Daftar isi, dsb.

Mencari literature dari internet


maupun

pustaka

mengenai

Alterasi Hidrothermal

Baca dan kemudian rangkum


untuk dituangkan kedalam artikel

Setelah menjelaskan secara keseluruhan


tentang Alterasi Hidrothermal maka
ditarik kesimpulannya.

Selesai

10

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Alterasi Hidrothermal

Gambar 3.1. Proses Hidrothermal


Alterasi merupakan perubhaan mineralogi maupun komposisi kimia
karena batuan mengalami interaksi dengan fluida hidrothermal. Dari proses
alterasi inilah, batuan dapat mengandung mineral-mineral baru yang dapat bernilai
ekonomis.
Hidrothermal adalah cairan bertemperatur tinggi (1000C 5000C) yang
merupakan sisa dari pendinginan magma yang mampu mengubah mineral yang
telah ada sebelumnya menjadi mineral-mineral baru. Hidrothermal sendiri bersifat
aqueous dan kaya akan logam-logam yang relatif ringan dan merupakan sumber
yang dominan dari proses terbentuknya endapan mineral. Sistem Hidrothermal
menurut Pirajno (1992) : Sistem Hidrothermal dapat didefinisikan sebagai
sirkulasi fluida panas (50sampai>500C), secara lateral dan vertical pada
temperature dan tekanan yang bervarisasi, di bawah permukaan Bumi.
11

Jadi, Alterasi Hidrothermal merupakan suatu proses yang kompleks yang


melibatkan perubahan mineralogi, tekstur, dan komposisi kimia. Proses tersebut
merupakan hasil dari interaksi antara larutan hidrothermal dengan batuan yang
dilewatinya pada kondisi fisika dan kimia tertentu (Pirajno, 1992). Singkatnya,
Alterasi Hidrothermal merupakan salah satu proses geologi yang disebabkan oleh
interaksi batuan dan larutan hidrothermal.

3.2 Tipe-tipe Alterasi Hidrothermal


Tipe-tipe alterasi hidrothermal dikemukakan oleh beberapa ahli, namun
yang paling terkenal atau yang paling sering dipakai adalah klasifikasi menurut
Guilbert dan Park (1986) berdasarkan pembagian oleh Meyer dan Hamley (1967).
Guilbert dan Park mengklasifikasikan tipe-tipe alterasi berdasarkan himpunan
mineral.

12

Tabel 3.1. Tipe-tipe Alterasi Hidrothermal berdasarkan himpunan mineral


(Guilbert dan Park, 1986)
Klasifikasi berdasarkan himpunan mineral antara lain :
3.2.1 Tipe Potasik

Alterasi tipe ini dicirikan oleh kandungan K-silikat. Ditemukan


adanya kandungan potash seperti yang terdapat pada K-feldspar dan
ditemukan adanya penggantian kandungan hornblende atau klorit
oleh biotit dan plagioklas K-feldspar. Tipe alterasi ini dicirikan oleh
mineral ubahan seperti biotit sekunder, K-Feldspar, kuarsa, serisit
dan magnetit.. Pada tipe alterasi ini dapat ditemui anhidrit, titanit,
13

apatit, flourit, kalsit, kalsit, kalkopirit, molibdenit, pirit, magnetit,


hematit dan albit dalam jumlah kecil. Tipe potasik merupakan tipe
alterasi yang berada pada bagian dalam suatu system hidrotermal
dengan kedalaman bervariasi yang umumnya lebih dari beberapa
ratus meter.

3.2.2 Tipe Propilitik

Alterasi tipe propilitik menghasilkan mineral-mineral seperti


epidot, klorit dan karbonat yang menggantikan komposisi mineral
plagioklas serta hornblende dan biotit pada batuan. Terbentuk pada
temperatur 200-300C pada pH mendekati netral, dengan salinitas
beragam, umumnya pada daerah yang mempunyai permeabilitas
rendah. Menurut Creasey (1966, dalam Sutarto, 2004), terdapat
empat kecenderungan himpunan mineral yang hadir pada tipe
propilitik, yaitu :

Klorit-kalsit-kaolinit

Klorit-kalsit-talk

Klorit-epidot-kalsit

Klorit-epidot

3.2.3 Tipe Serisitik / Filik

Alterasi ini dicirikan oleh serisit pilosilikat. Mineral-mineral


seperti feldspar, mika, dan mineral mafik terubah menjadi serisit dan
kuarsa.Selain itu, Mineral-mineral sepertipirit, klorit, leukosen, rutil,
sphenemunculsebagai mineral aksesoris. Alterasi ini dijumpai pada
batuan asal berupa andesit mafik pada system porfiri. Tipe alterasi
ini biasanya terletak pada bagian luar dari zona tipe potasik. Batas
zona tipe alterasi ini berbentuk circular yang mengelilingi zona tipe
potasik yang berkembang pada intrusi. Alterasi ini terbentuk pada
temperature sedang-tinggi (230-400C), fluida asam-netral, salinitas
beragam, pada zona permeabel, dan pada batas dengan urat.

14

3.2.4 Tipe Argilitik

Alterasi ini dicirikan dengan kehadiran kaolin yang berasal dari


plagioklas dan montmorilonit yang berasal dari amfibol dan
plagioklas. Alterasi ini terjadi pada suhu rendah dan perbandingan
K+/H- kecil.
3.2.5 Tipe Argilitik Lanjut

Alterasi ini ditunjukkan adanya perbandingan rasio K+/H- dan


Na+/H- yang rendah. Pada tipe ini terjadi peluluhan semua
kandungan alkali. Pada suhu 300oC terbentuk mineral-mineral
pyrofilit, pyrofilit-andalusit sedangkan pada suhu yang lebih rendah
terbentuk kaolin dalam jumlah besar. Dijumpai juga kuarsa, alunit,
topaz, zunyite, dan tourmaline.
3.2.6 Tipe Silisifikasi

Merupakan salah satu tipe alterasi hidrotermal yang paling


umum dijumpai dan merupakan tipe terbaik. Bentuk yang paling
umum dari silica adalah kuarsa( temperature tinggi(>573C) ), atau
tinggi kandungan kuarsanya, tridimit, kristobalit, opal, kalsedon.
Bentuk yang paling umum adalah kuarsa , kristobalit, dan tridimit
kebanyakan ditemukan di batuan vulkanik.
Selain tipe-tipe di atas, ada juga tipe alterasi seperti berikut :
3.2.7 Tipe Greisen

Alterasi tipe ini mirip dengan alterasi tipe argilik lanjut atau filik
namun jumlah serisit yang dijumpai lebih banyak dan tidak dijumpai
pyrofilit. Banyak dijumpai kuarsa, muskovit dan topas namun sedikit
dijumpai turmalin, rutil, flourit, kasiterit, wolframit dan magnetit.
3.2.8 Tipe Skarn

Skarn merupakan asosiasi dari kandungan silika yang kaya akan


besi dan mempunyai kandungan kalsium. Alterasi ini mengandung
amfibol,

piroksen,

garnet,

epidot-zoisit

dan

piroksenoid

menggantikan batugamping atau dolomit. Terdapat kandungan


magnesium, besi, silika, alumunium dalam jumlah banyak. Alterasi
15

ini terbentuk akibat kontak antara batuan sumber dengan batuan


karbonat, tipe ini sangat dipengaruhi oleh komposisi batuan yang
kaya akan kandungan mineral karbonat. Pada kondisi yang kurang
akan air, tipe ini dicirikan oleh pembentukan mineral garnet,
klinopiroksin dan wollastonit serta mineral magnetit dalam jumlah
yang cukup besar, sedangkan pada kondisi yang kaya akan air, zona
ini dicirikan oleh mineral klorit, tremolit aktinolit, kalsit dan
larutan hidrotermal. Alterasi skarn terbentuk padafluida yang
mempunyai salinitas tinggi dengan temperature tinggi (sekitar
300C-700C). Proses pembentukkan skarn akibat urutan kejadian
Isokimia metasomatisme retrogradasi.

16

BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan dari penilitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan


bahwa alterasi hidrothermal merupakan proses dimana larutan hidrothermal
mengalami transportasi dan mengalami interaksi dengan batuan. Akibat dari
interaksi dengan batuan tersebut, mineral-mineral dalam batuan tadi terubah
menjadi mineral-mineral baru yang dimana kandungan kimianya berubah sesuai
dengan kandungan larutan hidrothermal tersebut. Biasanaya, larutan hidrothermal
mengandung mineral-mineral yang bersifat ekonomis seperti mineral bijih.
Alterasi Hidrothermal diklasifikasikan menjadi beberapa tipe menurut
Guilbert dan Park (1986), antara lain : Tipe Potasik, tipe Propilitik, tipe Serisitik,
tipe Filik, tipe Argilik, tipe Argilik Lanjut, tipe Silisifikasi, tipe Greisen, tipe
Skarn.
Oleh karena itu, alterasi hidrothermal sangat penting dalam mempalajari
endapan mineral karena andilnya yang sangat besar dalam terbentuknya suatu
mineral.

17

DAFTAR PUSTAKA
Hartosuwarno, Sutarto. 2013. Panduan Kuliah dan Praktikum Endapan
Mineral. Yogyakarta : Fakultas Teknologi Mineral Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
Evans, Anthony. 1993.

Ore Geology and Industrial Minerals.U.K. :

Blackwell Publishing.
Guilbert, G.M & Park, C.F.. 1986. The Geology of Ore Deposits. New
York : W.H. Freeman and Company.

Anda mungkin juga menyukai