Anda di halaman 1dari 4

LO 1

Tulang Alveolar
Selama gaya diaplikasikan untuk menggerakkan gigi geligi, tulang akan
mengalami remodeling, dan proses ini membutuhkan waktu sedikitnya enam
bulan untuk selesai. Dalam rentang waktu ini, tulang biasanya menjadi responsive
terhadap telanan sehingga kemungkinan terjadinya relaps akan sangat besar
terlebih dengan posisi baru yang belum stabil dari gigi geligi pasca perawatan
ortodonti. Dengan demikian, integritas tulang ini sangat penting dalam menjaga
stabilitas posisi gigi yang telah dikoreksi.
Sumber

Mianhe wkwk

LO 3
Begg Retainer
Begg retainer ditemukan dan dipopulerkan oleh P. R. Begg. Alat ini terdiri dari
busur yang memanjang sampai molar terakhir, melengkung ke palatal di bagian
molar terakhir dan menempel pada plat akrilik.....................

Keuntungan retainer ini adalah tidak adanya kawat yang terlalu berlebih
sehingga bisa mengeliminasi resiko adanya ruang yang terbuka atau
diastema..............
Van Der Linden Retainer........
Popular di Eropa, dikembangkan oleh Frans van der Linden dari Netherland.
Retainer ini hampir sama dengan Hawley retainer dengan modifikasi busur labial
pada gigi kaninus dalam oklusi sentrik. Gigi anterior harus berkontak dengan
palatum dan gigi premolar serta molar harus beroklusi tanpa gangguan.
Cengkram pada gigi molar terakhir dapat digunakan untuk menggeser molar
kedua yang berada di bukal ke arah mesial dan palatal.
Sumber

: kamu punya jurnalnya herlianti iswari :3

LO 5
Retensi dapat dibagi ke dalam tiga jangka waktu ; retensi jangka pendek,retensi
jangka sedang/standar dan retensi jangka panjang.
Retensi Jangka Pendek
Alat ortodontik lepasan dapat digunakan sebagai retainer,spring atau
sekrup ortodontik dibuat bersifat pasif. Hal ini dimaksutkan untuk mengkoreksi
overjet yang relaps. Alat tersebut dipakai hanya saat malam hari selama 3-6 bulan.
Retensi Standar
Retensi standar akan melibatkan pemasangan retainer custom-built yang akan
dipakai selama 6 bulan penuh, dilanjutkan 6 bulan lagi pemakaian di waktu
malam hari, sehingga total retensi selama 12 bulan.
Ketika retensi standar diperlukan, hal ini jarang tepat digunakan sebagai
alat penggerak (removable appliance) yang terakhir. Sebuah alat dengan spring
fleksibel, seperti spring apron atau retraktor Robert, tidak cocok untuk dirubah
menjadi retainer karena spring tidak siap dibuat menjadi pasif dan akan mudah

mengalami perubahan bentuk. Tujuan pembuatan retainer biasanya lebih baik


untuk retensi standar.

Retensi jangka panjang


Retensi jangka panjang dibutuhkan untuk mengoreksi rotasi, menutup diastema
sentral, dan juga apabila stabilitas pengurangan overjet diragukan, kemungkinan
diakibatkan oleh bentuk bibir atas atau proklinasi segmen bibir bawah. Retensi
jangka panjang juga diperlukan untuk kombinasi perawatan kompleks dengan alat
cekat sekaligus fungsional.
Ketika retensi jangka panjang diperlukan untuk pasien remaja, lebih baik
penggunaannya diteruskan hingga pertumbuhannya selesai, akan tetapi faktor
penentunya tetaplah harus didasarkan pada respon klinisnya dibandingkan usia
pasien.
Saat gigi secara klinis terasa kokoh dan pasien merasa retainer tidak terlalu
mengekang kencang, bahkan ketika digunakan kembali setelah dilepas selama
sehari atau dua hari, pemakaian retainer dapat dikurangi menjadi tiga kali (malam)
selama satu minggu. Kemudian, apabila tidak dijumpai masalah, pemakaian
retainer dapat dikurangi hingga satu atau dua hari (malam) sebelum akhirnya
dihentikan penggunaannya. Meskipun begitu, pengecekan ulang penggunaan
retainer tetap perlu dilakukan dari waktu ke waktu untuk memastikan tidak ada
pergerakan gigi. Ortodontis yang bijaksana tidak akan pernah menyuruh
pasiennya untuk membuang retainernya.
Beberapa pasien dewasa memerlukan retensi yang permanen, tetapi
maksud seperti ini harus benar-benar diterangkan secara jelas pada pasien pada
permulaan perawatan.

Sumber

: nemu ini. Pilih yang logis wkwk

DAFTAR PUSTAKA
Achmad Harun, Handayani Hendrastuti, Fery Fajriani. 2012. Buku
Ajar Maloklusi pada Anak, Etiologi, dan Penanganannya . Makassar:
Bimer
Achmad Harun, Runkat Jakobus. 2008. Koreksi Protrusif dengan Oral
Screen pada Anak sebagai Tahap Terapi Awal Maloklusi Kelas II Divisi
1. Medan: Dentika Dental Jurnal
Ruslan Karin, Zen Yuniar. 2006. Efek Alat Pre-Orthodonti Trainer
pada Perawatan Dini Maloklusi Kelas II Divisi 1. Majalah Ilmiah
Kedokteran Gigi
Sulandjari Heryumani. 2008. Buku Ajar Ortodonsia I KGO I.
Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai