Anda di halaman 1dari 26

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

BANK GARANSI DAN KARTU KREDIT

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Rista Nidri Arselia


Abdur Razzaq
Feby Abriyanti O
Erna Purnama
Anisya Aulia S
Nurus Syayidatul A
Berliana Rozalina Z
Hilda Amalia
Rizky Sudirman
Arsy Pratiwi
Winni Lestari

0221 14 097
0221 14 098
0221 14 100
0221 14 113
0221 14 117
0221 14 119
0221 14 123
0221 14 127
0221 11 130
0221 11 096
0221 11 089

Kelas: III C (Akuntansi)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAKUAN
2015

Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Berkat kudrat
dan iradat-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Aspek Hukum Dalam Bisnis.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan,
bimbingan dan arahan kepada penyusun.
Dalam makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.

Bogor, 6 November 2015

Penyusun

Kewirausahaan Koperasi dan UMKM

Page i

Daftar Isi

Kata Pengantar ...................................................................................................i


Daftar Isi ............................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan ...........................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Tujuan ...................................................................................................1
C. Data Perusahaan ....................................................................................1
D. Biodata Pemilik ....................................................................................2
BAB II ANALISIS USAHA...............................................................................3
2.1.

Aspek Manajemen ..........................................................................3

2.1.1. SDM ................................................................................................3


2.1.2. Lokasi Usaha ..................................................................................3
2.1.3. Jenis Usaha ......................................................................................3
2.2.

Aspek Produksi................................................................................4

2.2.1. Proses Produksi ...............................................................................4


2.2.2. Sumber Produk dan Bahan...............................................................4
2.2.3. Kebutuhan Alat dan Bahan..............................................................4
2.3.

Aspek Penjualan...............................................................................5

Kewirausahaan Koperasi dan UMKM

Page ii

2.3.1. Alasan Pemilihan Lokasi dan Jenis Usaha.......................................5


2.3.2. Harga Jual........................................................................................5
2.3.3. Detail Produk...................................................................................6
2.4.

Aspek Penjualan...............................................................................8

2.4.1. Laporan Laba Rugi........................................................................10


2.4.2. Omzet Usaha..................................................................................12
BAB III Penutup...............................................................................................13
Daftar Pustaka ...................................................................................................8

Kewirausahaan Koperasi dan UMKM

Page iii

BAB I
PENDAHULUAN

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 1

BAB II
ANALISIS USAHA
2.1.

Pengertian Bank Garansi


Bank Garansi merupakan jaminan pembayaran yang diberikan kepada pihak

penerima jaminan, apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajibannya.


Bank Garansi adalah jaminan dalam bentuk sebuah sertifikat yang diberikan
oleh bank dalam penyelesaian suatu proyek ketika pelaksana atau kontraktor sebagai
penerima kontrak ingkar/cedera janji. Dengan adanya Bank Garansi pemilik proyek
akan mendapat kepastian bahwa proyek akan berjalan sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati.
Sertifikat ini merupakan jaminan tertulis dari bank yang diberikan/ditujukan
kepada nasabahnya (pihak terjamin) untuk memenuhi suatu kewajiban, dan apabila
pihak terjamin di kemudian hari ternyata tidak memenuhi kewajiban kepada pihak
ketiga atau penerima jaminan sesuai dengan persetujuan (wanprestasi), maka bank
sebagai pihak penjamin dapat mengambil tindakan untuk menginkasokan sertifikat
kepada pihak penerima jaminan (beneficiary).

2.1.1. Manfaat Bank Garansi


Beberapa manfaat Bank Garansi bagi Bank yang mengeluarkannya adalah :
1. Sebagai penerimaan biaya administrasi dalam bentuk Provisi atau komisi
2. Pengendapan dana Stor Jamiman yang merupakan dana murah
3. Sebagai pelayanan kepada nasabahnya agar nasabah menjadi loyal kepada
bank

2.1.2. Proses Bank Garansi


Mekanisme penerbitan Bank Garansi melibatkan tiga pihak yaitu, penjamin,
terjamin, dan penerima jaminan.

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 2

a) Penjaminadalah bank yang menerbitkan jaminan bank kepada nasabahnya.


b) Terjamin adalah nasabah (kontraktor) sebagai pihak yang dijamin, nasabah
yang melakukan permohonan kepada bank untuk menerbitkan jaminan bank
atas dari nasabah tersebut.
c) Penerima Jaminan adalah pihak ketiga (pemilik projek) yang menerima
jaminan atas suatu perjanjian dengan pihak terjamin atau pihak yang
menerima jaminan atas suatu konsekuensi kesalahan (wanprestasi) yang
dilakukan oleh pihak terjamin dan berhak untuk memperoleh penggantian atas
kejadian tersebut.
Mekanisme proses penerbitan sebuah sertifikat bank garansi oleh sebuah bank
direpresentasikan dalam gambar di bawah.

2.1.3. Mekanisme Proses Bank Garansi.


a) Perundingan rencana kerja proyek antara kontraktor yang akan menerima
projek dengan pemilik projek.
b) Kontraktor mengajukan Bank Garansi pada suatu bank dengan membayar
provisi atau komisi
c) Bank memberikan Sertifikat Bank Garansi kepada kontraktor

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 3

d) Sertifikat diberikan pada pemilik proyek pada saat Pemilik Proyek


memberikan proyek pada kontraktor
e) Ketika kontraktor cedera janji atau gagal menepati janji maka pemilik proyek
dapat mencairkan sertifikat Bank Garansi pada bank yang mengeluarkan
sertifikat.
f) Bank penjamin akan membayar sertifikat Bank Garansi pada pemilik proyek
g) Ketika pekerjaan atau projek dapat diselesaikan oleh kontraktor maka
sertifikat Bank Garansi harus dikembalikan
Agar bank dapat menerbitkan bank garansi, maka pihak terjamin/nasabah harus
memiliki simpanan pada bank penjamin. Simpanan tersebut dapat berupa deposito atau
dalam bentuk simpanan giro setidaknya sama dengan jumlah uang yang ditetapkan
sebagai jaminan, yang gunanya sebagai jaminan lawan atas bank garansi yang akan
diterbitkan.

2.1.4. Jenis-jenis Bank Garansi


1. Bank Garansi untuk Tender dalam negeri (Bid Bond/Tender Bond), Yaitu bank
garansi yang diberikan kepada bouwheer (yang memberi pekerjaan) untuk kepentingan
kontraktor/leveransir yang akan mengikuti tender dalam negeri.
2. Bank Garansi untuk Tender luar negeri, Merupakan bank garansi yang diberikan
untuk kepentingan kontraktor yang

akan mengikuti tender pemborong yang

mana bouwheer

negeri.

adalah

pihak

luar

Bank

garansi

untuk

menjamin

kontraktor/eksportir Indonesia yang turut tender/melaksanakan kontrak.


3. Bank Garansi untuk Penerimaan Uang Muka Kerja (Advance Payment Bond),
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada bouwheer untuk kepentingan kontraktor
untuk menerima pembayaran uang muka dari yang memberi pekerjaan.
4. Bank Garansi untuk Pelaksanaan Pekerjaan (Performance Bond), Merupakan bank
garansi yang diberikan kepada bouwheer untuk kepentingan kontraktor guna menjamin
pelaksanaan pekerjaan yang diterima dari bouwheer.

5. Bank Garansi untuk Pemeliharaan (Retention Bond)

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 4

6. Bank Garansi kepada Maskapai Pelayaran (Shipping Guarantee)


7. Bank Garansi untuk Pita Cukai Tembakau, Merupakan bank garansi yang diberikan
kepada kantor bea cukai untuk kepentingan yang dijamin (pengusaha pabrik rokok) guna
penangguhan pembayaran pita cukai tembakau atas rokok-rokok yang akan dikeluarkan
dari pabrik untuk peredaran
8. Bank Garansi untuk Perdagangan (Agen, Dealer), Merupakan bank garansi yang
diberikan kepada agen atau dealer perdagangan atau depot-depot perdagangan.
9. Bank Garansi untuk Penangguhan Bea Masuk,Merupakan bank garansi yang
diberikan kepada kantor bea cukai untuk kepentingan pemilik barang guna penangguhan
pembayaran bea masuk atau barang yang dikeluarkan oleh pelabuhan.

10. Bank Garansi untuk Pembelian Aktiva Tetap


11. Bank Garansi kepada Departemen Pertambangan dan Energi
12. Bank Garansi untuk menjamin Pemberi Kredit
13. Bank Garansi untuk Pembelian/Pengadaan Bahan Baku, Jenis bank garansi ini
bertujuan untuk menjamin pihak pemasok (supplier, pabrikan) yang memasok bahan baku
atau barang dagangan yang digunakan/diperlukan oleh nasabah dalam rangka pemenuhan
kebutuhan modal kerja nasabah.

2.1.5. Aplikasi
Pengajuan permohonan/aplikasi dapat dilakukan di :
1. Wilayah DKI Jakarta Dapat diajukan di City Business Center (CBC);
2. CBC Wilayah III Jakarta Kota, Jl. Lapangan Stasiun No. 2, Jakarta Barat.
3. CBC Wilayah IV Jakarta Thamrin, Jl. M.H. Thamrin No. 5, Jakarta Pusat.
4. CBC Wilayah V Jakarta Sudirman, Jl. Jend. Sudirman Kav 54-55, Jakarta
Selatan.
5. Luar Wilayah DKI Jakarta Dapat diajukan di setiap cabang-cabang atau
Hub Bank Mandiri diseluruh Indonesia.
6. Atau Hubungi Hot-line kami di, PT Bank Mandiri (Persero) - Commercial
Banking Group Plaza Mandiri Lt. 24 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38
Jakarta 12190 Telp. (021) 5245026 - 5245168, Fax. (021) 526363

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 5

2.2.

Pengertian Kartu Kredit


Kartu kredit merupakan alat pembayaran pengganti uang tunai yang dapat
digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan dengan barang dan jasa yang
diinginkannya di tempat-tempat yang dapat menerima pembayaran dengan
menggunakan kartu kredit (merchant).1Pengertian kartu kredit dalam pasal 1 angka 4
Peraturan Bank Inonesia Nomor 7/52/PBI/2005 sebagaimana diubah dengan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/8/PBI/2008 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan
Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu, yaitu :
Kartu Kredit adalah Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang
dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu
kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan/atau untuk melakukan
penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih
dahulu oleh acquirer atau penerbit, dan pemegang kartu berkewajiban melakukan
pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati baik secara
sekaligus (charge card) ataupun secara angsuran. 2
Dibandingkan dengan jenis-jenis kredit yang ditawarkan dunia perbankan,
kartu kredit merupakan jenis kredit yang paling mudah dan cepat disetujui. Syaratnya
sederhana yaitu fotocopi KTP, slip gaji atau surat keterangan penghasilan, foto dan
surat keterangan lain yang dianggap perlu.
Bahkan pada perkembangan saat ini, apabila calon pemegang kartu kredit
yang mengajukan permohonan kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya,
maka calon pemegang kartu kredit yang bersangkutan hanya perlu menyerahkan
fotokopi tagihan kartu kredit tersebut.
Selain kemudahan dalam mengajukan permohonan, kelebihan lain dari
penggunaan kartu kredit adalah lingkup penggunaannya yang sangat luas, dari
transaksi kecil sampai transaksi bervolume besar. Hal ini sangat berguna bagi
masyarakat, terutama bagi mereka yang sering melakukan perjalanan, baik untuk
bisnis maupun wisata karena kartu kredit juga dapat digunakan untuk melakukan
transaksi diberbagai negara yang menerima pembayaran dengan kartu kredit.
Masyarakat biasanya menggunakan kartu kredit untuk pembayaran transaksi
yang dilakukan melalui internet atau di toko-toko yang menyediakan layanan

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 6

pembayaran dengan kartu kredit. Pada transaksi yang dilakukan melalui internet,
pihak card holder mempunyai kewajiban untuk membayar barang yang dibelinya dan
mempunyai hak untuk menerima barang yang telah dibelinya dari merchant, dan
sebaliknya merchant mempunyai kewajiban untuk mengirim barang itu dalam
keadaan baik dan spesifikasinya sesuai dengan apa yang dipesan oleh card holder dan
berhak untuk menerima pembayaran. Perkembangan penggunaan kartu kredit yang
begitu pesat ini disebabkan karena masyarakat merasakan semakin pentingnya
penggunaan kartu kredit sebagai alat pembayaran dan mengambil uang tunai
mengingat kepraktisan, rasa nyaman dan aman yang ditimbulkan.Kegiatan itu juga
tidak terlepas dari pembebanan pajak sebagai kewajiban masyarakat untuk
membebankan pajak pada setiap transaksi atau fasilitas atau biaya yang harus dibayar
atas penggunaan fasilitas atau kepimilikan suatu barang.

2.2.1. Jenis-jenis dan Ciri-ciri Kartu Kredit


Adapun jenis-jenis kartu kredit dapat digolongkan berdasarkan fungsi dan wilayah
berlakunya.

a) Berdasarkan Fungsinya
1. Credit Card
Kartu kredit atau credit card adalah jenis kartu yang dapat digunakan sebagai
alat pembayaran transaksi jual beli barang atau jasa dimana pelunasan atau
pembayarannya kembali dapat dilakukan dengan sekaligus atau dengan cara mencicil
sejumlah minimum tertentu. Jumlah cicilan tersebut dihitung dari nilai saldo tagihan
ditambah bunga bulanan.
Tagihan pada bulan yang lalu termasuk bunga (retail interest) merupakan
pokok pinjaman pada bulan berikutnya. Misalnyatagihan bulan sebelumnya adalah
Rp. 1.000.000,00. Pembayaran minimumditetapkan misalnya 10% dari total tagihan
dengan pembayaran minimumsebesar Rp.50.000,00. Dari angka tersebut maka
pemegang kartu harusmembayar cicilan sebesar 10 % x Rp. 1.000.000,00 = Rp.
100.000,00.Sekiranya hasil perkalian dari tagihan tersebut kurang dari Rp.
50.000,00,maka jumlah cicilan bulan yang bersangkutan minimum Rp. 50.000,00.
Misalnya jumlah tagihan sebesar Rp.200.000,00, maka jumlah cicilan adalah
10 % x Rp. 200.000,00 = Rp. 20.000,00. Karena jumlah tersebut kurang dari

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 7

RP.50.000,00, maka pemegang kartu harus mencicil minimal Rp. 50.000,00. Apabila
card holder melakukan melampaui kredit limit, smaka pembayaran minimum adalah
sebanyak kelebihan dari kredit limit ditambah 10 % dari total kredit limit.
Pembayaran tersebut sudah harus dilakukan paling lambat pada tanggal jatuh tempo
setiap bulan yang ditetapkan oleh issuer untuk setiap pemegang kartu. Keterlambatan
pembayaran akan mengakibatkan kena denda keterlambatan atau latecharge. Kartu
kredit dapat digunakan pula untuk melakukan penarikan uang tunai baik langsung
melalui teller pada kantor bank yang bersangkutan maupun ATM (automated teller
maschine) di mana ada tertera logo atau nama kartu yang dimiliki, baik di dalam
maupun di luar negeri. Kartu kredit yang umum digunakan dalam transaksi ini adalah
Visa dan Master Card.

a. Charge Card
Charge Card adalah kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran
suatu transaksi jual beli barang atau jasa dimana nasabah harus membayar kembali
seluruh tagihan secara penuh pada akhir bulan atau bulan berikutnya dengan atau
tanpa biaya tambahan. Misalnya, total nilai transaksi pada bulan sebelumnya adalah
Rp. 1.000.000,00, maka pada saat tagihan diterima dari perusahaan kartu maka
jumlah tagihan tersebut (atau ditambah biaya lainnya bila ada) harus dibayar
seluruhnya paling lambat pada tanggal jatuh tempo pembayaran setiap bulan yang
sebelumnya telah ditetapkan oleh issuer.
b. Debit Card
Debit Card berbeda dengan kedua kartu plastik yang telah disebutkan di atas.
Pembayaran atas transaksi jual beli barang atau jasa dengan menggunakan kartu debit
ini pada prinsipnya merupakan transaksi tunai dengan tidak menggunakan uang tunai
akan tetapi pelunasannya atau pembayarannya dilakukan dengan cara mendebit
(mengurangi) secara langsung saldo rekening simpanan pemegang kartu yang
bersangkutan dan dalam waktu yang sama mengkredit rekening penjual (merchant)
sebesar jumlah nilai transaksi pada bank penerbit (pengelola). Mekanisme
pembayaran dengan debit card yang sedang dikembangkan saat ini adalah pemegang
kartu menyerahkan kartu debitnya pada kasir di counterpenjualan (at the point of
sales). Kemudian dengan menggunakan alat elektronik yang on line dengan bank,
saldo rekening pemegang kartu akan langsung terlihat pada monitor yang selanjutnya
akan didebit sebesar jumlah nilai transaksinya dengan mengkredit rekening merchant.

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 8

Seperti halnya dengan kartu kredit, jenis kartu debit ini dapat digunakan pula untuk
menarik uang tunai baik melalui counter bank maupun melalui mesin kas otomatis
atau ATM yang berfungsi sebagai cash card.
c. Cash Card
Cash Card pada dasarnya adalah kartu yang memungkinkan pemegang kartu
untuk menarik uang tunai baik langsung pada kasir bank maupun melalui ATM bank
tertentu yang biasanya tersebar di tempattempat strategis, misalnya di hotel, ,pusatpusat perbelanjaan dan wilayah perkantoran. Dengan melakukan perjanjian kerja
sama terlebih dahulu, pemegang cash card salah satu bank dapat pula
menggunakannya pada bank lainnya. Jadi berbeda dengan tiga kartu plastik yang
telah dijelaskan terdahulu, cash card tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran
dalam melakukan transaksi jual beli barang atau jasa sebagaimana dengan credit
card, debit card, atau charge card. Penerbitan kartu khusus untuk tujuan penarikan
uang tunai dari bank ini pada dasarnya hanya untuk mempermudah dan mempercepat
pelayanan kepada nasabah yang sebelumnya telah memiliki simpanan di bank yang
bersangkutan. Beberapa bank telah memberikan pelayanan ATM 24 jam.Bank
biasanya menentukan limit uang tunai yang dapat ditarik atau ditransfer melalui ATM
misalnya, secara harian atau mingguan.Tergantung bagaimana perjanjian bank dengan
nasabah pemegang kartu.
Untuk melakukan penarikan melalui ATM tersebut pemegang kartu diberikan
nomor identifikasi pribadi (personal identification number) PIN dan untuk demi
keamanan, pemegang kartu harus menjaga kerahasiaan PIN tersebut. Kartu ini
memungkinkan pemegangnya menarik uang tunai dengan cara yang sangat cepat,
mudah, dan praktis tanpa komunikasi sama sekali dengan petugas bank, cukup
dengan memasukkan kartu pada ATM dan memasukkan PIN melalui tombol-tombol
pada keyboard ATM. Di samping pelayanan penarikan uang tunai, maka cash card
dengan melalui ATM beberapa fungsi bank dapat pula dilakukan antara lain meminta
informasi saldo rekening. Informasi tersebut lengkap dengan tanggaltanggal mutasi
debit-kredit bisa dilihat langsung melalui monitor atau atas instruksi, informasi
tersebut dapat langsung di-print out. Dengan semakin canggihnya perkembangan
teknologi, pemegang kartu dapat pula melakukan transfer antar rekening secara
global dengan electronic fund transfer, EFT.Cash card saat ini di Jakarta telah banyak
dikeluarkan oleh bank yang telah memiliki fasilitas ATM. Semakin banyak jumlah
dan luas jaringan on line ATM ini akan semakin memudahkan pelayanan nasabah.
Misalnya seorang nasabah pemegang cash card yang memiliki rekening tabungan di

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 9

suatu Bank di Blok M Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dengan menggunakan cash
card, pemegang kartu tersebut dapat melakukan penarikan langsung uang tunai
mellalui ATM di Ujung Pandang atau kotakota lain di mana memungkinkan
penggunaan kartunya pada ATM bank yang bersangkutan.
d. Check Guarante Card
Kartu ini pada prinsipnya dapat digunakan sebagai jaminan dalam penarikan
cek oleh pemegang kartu.Kartu jenis ini sangat populer di Eropa terutama Inggris.Di
samping itu, kartu tersebut dapat juga digunakan dalam melakukan penarikan uang
melalui ATM.

b) Berdasarkan Wilayah Berlakunya


Dilihat dari wilayah berlakunya, kartu plastik ini dapat dibedakan antara kartu plastik
yang berlaku secara domestik (lokal) dan Internasional.
1. Kartu Kredit Nasioanl
Kartu Kredit Nasioanl merupakan kartu plastik yang hanya berlaku dan dapat
digunakan di suatu wilayah tertentu saja, misalnya Indonesia. Dengan semakin pesatnya
penggunaan kartu plastik ini menyebabkan beberapa perusahaan pengecer dan perusahaan
jasa penerbit kartu plastik sendiri (umumnya charge card) guna memberikan pelayanan
yang lebih mudah dan praktis bagi nasabahnya, misalnya Hero, Astra Card, Golden Truly,
Garuda Executive Card.
2. Kartu Kredit Internasional
Kartu Kredit Internasional adalah kartu yang dapat digunakan dan berlaku
sebagai alat pembayaran Internasioanl. Pasar kartu kredit internasional dewasa ini
didominasi oleh dua merek kartu yang telah memiliki jaringan antar benua, yaitu Visa dan
Master Card. Kedua merek kartu tersebut masing-masing telah memiliki lebih dari 100
juta pemegang kartu yang tersebar di kota-kota seluruh dunia dan dapat digunakan untuk
melakukan transaksi hampir di semua kota. Pemegang kedua kartu tersebut lebih dari
separuhnya dipegang oleh penduduk Amerika Serikat. Selebihnya Jepang, Inggris,
Kanada, dan sebagian kecil negara-negara lainnya. Kartu kredit Internasional yang dapat
dipergunakan untuk melakukan transaksi di berbagai tempat di dunia adalah sebagai
berikut:

Visa

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 10

Visa adalah kartu kredit Internasional yang dimiliki oleh perusahaan kartu Visa
International.Pelaksanaan

operasionalnya

berdasarkan

lisensi

dari

Visa

Internasional dengan sistem franchise.

Master Card
Kartu kredit ini dimiliki oleh Master Card Internasional dan beroperasi
berdasarakan lisensi dari Master Card International.

Dinners Club
Diners Club dimiliki oleh Citicorp. Cara operasinya dilakukan dengan cara
mendirikan subsidiary atau dengan cara franchise.

Carte Blanc
Kartu ini juga dimiliki oleh Citicorp dan beroperasi persis sama dengan Dinners
Club yaitu dengan membentuk subsidiary atau dengan franchise.

American Express
Kartu kredit ini dimiliki oleh

American Express Travel Related

ServicesIncorporated dan beroperasi dengan mendirikan subsidiary. American


Express ini pada prinsipnya adalah charge card namundapat memberikan fasilitas
credit line kepada pemegang kartu.

c) Berdasarkan Affiliasinya
1. Co-Branding Card, yaitu kartu plastik yang dikeluarkan atas kerjasama antara
institusi pengelola kartu kredit dengan satu atau beberapa bank, contoh : Visa dan
Masdter Card.
2. Affinity Card, yaitu kartu plastik yang digunakan oleh sekelompok atau golongan
tertentu, misalnya kelompok profesi, kelompok mahasiswa dan lain-lain, contoh :
Ladies Card, IMA Card, Bankers Card dan lain-lain.

2.2.2.

Ciri-Ciri Kartu Kredit


Dari berbagai macam kartu kredit yang diterbitkan oleh pengelola kartu
kredit di Indonesia, terdapat ciri-ciri umum yang sama antar satu dengan yang lain,
yaitu :

Tampak Muka :
1. Nomor kartu
2. Masa berlaku

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 11

3. Nama pemegang kartu


4. Logo dan nama dari bank penerbit
5. Nomor identifikasi dari bank penerbit.
6. Hologram (gambar tiga dimensi) khususnya untuk : Master Card, Visa,
Astra Card, BCA Card.

Tampak Belakang
1. Signature Panel (Panel tanda tangan)
2. Magnetic Stripe
3. Debosing number (nomor yang dicetak tenggelam) yang sama dengan
tercetak di depan.

Ciri-ciri tersebut diatas bukanlah merupakan ciri-ciri yang hanya terdapat


pada kartu kredit, karena sebagaian dari ciri-ciri tersebut dapat ditemukan pada
beberapa macam kartu yang diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan lain,
misalnya: kartu ATM, Discount Card, dan lain-lain. Namun karena penggunaan kartu
kredit didasarkan perjanjian antara pihak-pihak terkait, maka yang membedakan kartu
kredit dengan kartu lain yang mempunyai ciri-ciri yang sama, adalah bahwa hanya
pemegang kartu kredit yang akan memperoleh fasilitas kredit sesuai dengan
perjanjian dimaksud.

2.2.3.

Pihak-Pihak Yang Terkait Dan Syarat Pemegang Kartu Kredit


Dalam industri kartu kredit, adapun pihak-pihak yang terkait didalamya, antara lain :

1. Issuer Card, merupakan pihak atau lembaga yang mengeluarkan dan mengelola suatu
kartu. Penerbit dapat berupa bank, lembaga keuangan lain dan perusahaan non
lembaga keuangan. Perusahaan yang khusus menerbitkan kartu kredit hams terlebih
dahulu memperoleh ijin dari Departemen Keuangan. Apabila penerbit adalah bank,
maka harus mengikuti ketentuan dari Bank Indonesia.Selanjutnya dalam tesis ini,
Issuer Card disebut sebagai Penerbit.
2. Acquirer,adalah lembaga yang mengelola penggunaan kartu kredit, terutama dalam
hal pembayaran kepada pedagang (merchant) dan menagih kepada pihak issuer yang
tidak berhubungan langsung dengan pedagang. Acquirer juga sering disebut dengan
istilah Pengelola.

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 12

3. Cardholder/Cardmember/Pemegang Kartu, adalah seorang atau nasabah yang telah


memenuhi prosedur dan persyaratan yang telah ditetapkan sehingga berhak untuk
memegangkartu kredit dan menggunakannya sesuai dengan syarat-syarat yang telah
ditentukan.
4.

Merchant/Pedagang, adalah pedagang ayang telah ditunjuk /disetujui oleh pihak


Pengelola untuk dapat melakukan transaksi dengan Pemegang Kartu yang
menggunakan kartu kredit sebagai pengganti uang tunai.

2.2.4.

Dari sisi pemegang


Calon pemegang diwajibkan mengisi formulir permohonan dan harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a) Bila calon pemegang adalah seorang pengusaha, maka syarat yang diperlukan
adalah:
1. K.T.P. atau Pasport
2. Rekening koran selama 3 (tiga) bulan
3. Akte pendirian perusahaan atau S.I.U.P.
b) Bila calon pemegang adalah seorang karyawan, maka syarat yang diperlukan
adalah :
1. K.T.P. atau Pasport.
2. Keterangan gaji dan masa kerja dari perusahaan tempat pemohon
bekerja.
c) Bila calon pemegang adalah Dokter, Pengacara, Akuntan dan sebagainya,
maka syarat yang diperlukan adalah :
1. K.T.P. atau Pasport.
2. Rekening korang selama 3 (tiga) bulan.
3. Surat ijin praktek.
4. Dari sisi Penerbit
Permohonan kartu kredit tersebut diproses dengan memperhatikan segi keamanan,
antara lain :
1. Memeriksa keaslian dari KTP/Pasport yang ada.
2. Melakukan crosschecking (rating) kepada penerbit lain apabila pemohon
mempunyai kartu kredit lain
3. Melakukan penelitian dalam daftar hitam BI atau AKKI

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 13

4. Pihak penerbit akan melakukan penyelidikan lapangan.


5. Meneliti data rekening/tabungan dan keterangan gaji yang ada untuk
menetapkan apakah pemohon layak diberikan kartu kredit. Penerbit berhak
menetukan apakah calon pemegang layak mendapatkan kartu kredit atau
menolak keanggotaan tanpa memberitahukan alasannya. Bila disetsujui maka
akan terjadi proses sebagai berikut:

Bagian analisa kredit akan mengirimkan data calon pemegang ke bagian


data entry untuk dilakukan pemasukan data ke dalam data base bank
termasuk pagu kredit yang disetujui.

Dilakukan pengecekan silang terhadap data yang dimasukkan dengan


formulir permohonan calon pemegang.

Selanjutnya bagian pencetakan kartu mencetak kartu kredit sesuai


dengan daftar permintaan pencetakan (bila terjadi kesalahan dalam
pencetakan, kartu kredit tersebut akan dimusnahkan dengan suatu berita
acara pemusnahan).

Kartu yang sudah dicetak disimpan pada tempat penyimpanan khusus


dantercatat yang selanjutnya dikirimkan ke bagian pengiriman kartu.

Bagian pengiriman akan mengirimkan kartu kepada pemegang melalui


ekspedisi (kurir) yang ditunjuk melalui suatu perjanjian khusus. Pihak
ekspedisi akan memberikan bukti penerimaan kartu kepada bagian
pengiriman (pihak bank) setelah kartu diterima oleh pemegang kartu.
Bila dalam jangka waktu tertentu kartu tidak dapat disampaikan kepada
pemegang kartu karena pemegang kartu keluar kota, tidak ada di tempat
atau pindah alamat, maka kartu tersebut akan dikembalikan ke bank
untuk disimpan dan selanjutnya pihak bank akan mengirimkan
pemberitahuan kepada pemegang kartu untuk mengambil kartu tersebut
di kantor penerbit.

2.2.5.

Mekanisme, Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Kartu


Kredit
Adapun mekanisme dalam penggunaan kartu kredit, adalah sebagai berikut:
a) Pemegang menggunakan kartu kredit dengan melakukan transaksi pada
pedagang yang telah ditunjuk oleh pengelola.
b) Pedagang

dalam

hal

menerima

transaksi

kartu

kredit

harus

memperhatikanhal-hal sebagai berikut:

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 14

1. Phisik kartu kredit harus berada ditangan pedagang dan pedagang


harus meneliti keaslian kartu kredit tersebut dan mencocokkannya
dengan ciri-ciri kartu kredit yang diajarkan kepada pedagang.
2. Pemegang harus ada ditempat transaksi.
3. Dikaitkan dengan nilai transaksi yang terjadi, terdapat dua
kemungkinan :
a) Apabila

pedagang telah diberikan alat

otorisasi

berupa

EDC/POS, maka pedagang harus melalakukan otorisasi dengan


menggunakan alat tersebut tanpa melihat nilai transaksi.
b) Apabila pedagang tidak diberikan alat otorisasi berupa EDC/POS
maka pedagang diberikan batas kewenangan transaksi (floor
limit) yang jumlahnya bervariasi sesuai dengan perjanjian antara
pedagang dan penerbit, yaitu ;
1. Jika nilai transaksi di bawah floor limit maka pedagang
dapat langsung melakukan transaksi tanpa otorisasi,
setelah memeriksa Daftar Hitam yang dikeluarkan secara
berkala (seminggu sekali) oleh penerbit.
2. Jika nilai transaksi diatas floor limit maka pedagang
wajib

melakukan

otorisasi

dengan

menghubungi

pengelola dengan menggunakan telepon. Otorisasi


adalah : suatu pengesahan dari penerbit atas nomor kartu
kredit dan nilai transaksi yang diajukan oleh pedagang.
Karena pedagang adalah pihak yang melihat secara
phisik kartu kredit yang digunakan untuk melakukan
transaksi, maka pedaganglah yang melihat kejanggalan
yang terdapat pada kartu kredit.Dengan demikian
otorisasi yang diberikan penerbit tidak menjamin
keabsahan kartu kredit karena penerbit/pengelola tidak
melihat kartu kredit secara phisik.
c) Selanjutnya pedagang akan menagih transaksi yang terjadi
kepada pengelola. Jumlah tagihan dikurangr discount rate yang
telah ditetapkan sebelumnya. Misalkan jumlah transaksi sebesar
Rp. 1.000.000,- dan discount rate sebesar 5%, maka jumlah yang

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 15

dibayarkan oleh pengelola kepada pedagang adalah sebesar Rp.


950.000,-.
d) Kemudian pengelola aka menagih kepada pihak penerbit sebesar
nilai transaksi setelah dikurangi inter change fee yang telah
disepakati sebelumnya. Sebagai contoh, besar inter change fee
adalah 2%, maka jumlah yang ditagihkan oleh pengelola kepada
penerbit ialah sebesar Rp.980.000,-, dengan demikian pihak
pengelola telah mendapat bagian sebesar Rp. 30.000,- (Rp.
980.000,- -Rp.950.000,-).
e) Pada tanggal yang telah ditetapkan, pihak penerbit akan menagih
kepada pemegang sejumlah nilai transaksi yang sesungguhnya.
Dalam contoh tersebut ialah sebesar Rp. 1.000.000,- dengan
demikian, pihak penerbit mendapat bagian sebesar Rp. 20.000,(Rp. 1.000.000,- - Rp. 980.000,-). Melihat mekanisme seperti
yangterjadi diatas (Point 3 s/d 5) maka pihak pengelola/penerbit
adalah pihak yang paling besar menanggung resiko yang timbul
akibat penyalahgunaan kartu kredit.
f) Jika jenis kartu tersebut ialah credit card, maka pemegang wajib
untuk membayar sebagian dari seluruh jumlah tagihan. Besarnya
jumlah minimum payment yang wajib dibayar atau yang biasa
disebut sebagai telah ditetapkan oleh penerbit. Sisa tagihan yang
belum dilunasi akan dikenakan interest atau bunga sebesar yang
telah ditepakan oleh penerbit. Keuntungan dan Kerugian
Penggunaan Kartu Kredit Setiap nasabah yang memegang kartu
kredit selalu mendambakan berbagai kemudahan dan keuntungan
lainnya.Hal ini sesuai dengan tujuan penggunaan kartu kredit
tersebut.Agar para nasabah tidak terjebak dalam berbagai
masalah dengan memegang kartu yang diperolehnya, maka
pemilihan untuk memegang kartu perlu lebih hati-hati, karena
setiap jenis kartu memiliki keuntungan dan kerugian masingmasing.

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 16

Cara memilih jenis kartu yang baik dapat dilihat dari berbagai segi, setiap kartu
mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Secara umum kartu kredit
dikatakan baik apabila :
1. Persyaratan untuk memperoleh kartu kredit relatif ringan.
2. Proses cepat dan mudah serta tidak bertele-tele.
3. Mempunyai jaringan yang luas, sehingga dengan mudah dapat dibelanjakan di
berbagai tempat yang diinginkan.
4. Biaya penggunaan yang relatif rendah seperti uang iuran tahunan dan bunga yang
dibebankan ke pemegang kartu.
5. Kartu harus dapat digunakan dengan multi fungsi.
6. Penggunaan kartu memberikan rasa bangga kepada pemakainya.
Adapun keuntungan dari penggunaan kartu kredit
Bagi nasabah pemegang kartu dengan memiliki kartu kredit, baik yangdikeluarkan
oleh bank maupun lembaga pembiayaan diharapkan akan memberikan berbagai
keuntungan,demikian pula bagi lembaga penerbit kartu kredit tersebut. Oleh karena itu
penggunaan kartu kredit dalam setiap transaksi akan memberikan berbagai keuntungan
kepada berbagai pihak walaupun dalam prkateknya terdapat juga kerugian.
Keuntungan yang diperoleh, antara lain :
1. Keuntungan bagi bank atau lembaga pembiayaan.
a) Iuran tahunan yang dikenakan kepada setiap pemegang kartu, perolehannya
sangat besar setiap tahunnya. Semakin banyak pemegang kartu maka
semakin banyak pula iuran yang akan diperolehnya.
b) Bunga yang dikenakan saat berbelanja.
c) Biaya administrasi yaitu biaya yang dibebankan kepada setiap pemegang
kartu yang akan menarik uang tunai di ATM.
d) Biaya denda terhadap keterlambatan pembayaran disamping bunga.
2. Keuntungan bagi pemegang kartu kredit,antara lain :
a) Kemudahan berbelanja dengan cara kredit, menjadi nasabah tidak perlu
membawa uang tunai untuk melakukan transaksi.

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 17

b) Kemudahan memperoleh uang tunai selama 24 jam dan 7 hari dalam


seminggu diberbagai tempat-tempat strategis, sehingga memudahkan untuk
memenuhi keperluan uang tunai yang mendadak.
c) Bagi sebagian kalangan memegang kartu kredit memberikan kesan
bonafiditas, sehingga memberikan kebanggaan sendiri.
3. Keuntungan bagi pedagang (merchant), yaitu :
a) Dapat meningkatkan omset penjualan, hal ini disebabkan adanya minimal
pembelanjaan serta akibat pemegang kartu merasa tidak membayar dengan
tunai sehingga menggunakan sekehendaknya, maka biasanya pemegang kartu
boros.
b) ebagai bentuk pelayanan yang diberikan kepada para pelanggannya, sehingga
pelanggan selalu kembali untuk melakukan hal yang sama secara berulangulang.
Sedangkan dalam hal kerugian, memang merupakan suaturesiko yang pasti ada dalam
setiap kegiatan, dimana kerugian itu tidak hanya ada pada pihak bank atau lembaga
pembiayaan tetapi juga ada pada pemegang kartu kredit.
Adapun kerugian dimaksud, antara lain :
1. Kerugian bagi bank atau lembaga pembiayaan. Jika terjadi kemacetan pembayaran oleh
nasabah yang berbelanja atau mengambil uang tunai, sulit untuk ditagih mengingat
persetujuan penerbitan kartu kredit biasanya tanpa jaminan benda-beda berharga sebagaimana
layaknya kredit.Bahkan jaminan hanya dengan jaminan bukti penghasilan saja sudah cukup
untuk memperoleh kartu kredit.
2. Kerugian bagi nasabah pemegang kartu kredit.
a) Biasanya nasabah agak boros dalam berbelanja,hal ini karena nasabah merasa tidak
mengeluarkan uang tunai untuk berbelanja, sehingga kadangkadang ada hal-hal yang
sebetulnya tidak perlu, dibeli juga.
b) Sebagian pedagang (merchant) membebankan biaya tambahan untuk setiap kali
melakukan transaksi.
c) Adanya limit yang diberikan terkadang terlalu kecil.

2.2.6. Fungsi dan Keuntungan


Kartu ini memang identik dengan gaya hidup konsumtif, shopaholic dan
hutang. Namun meski demikian ternyata kartu ini memiliki berbagai manfaat atau
keuntungan jika kita bisa menggunakannya dengan bijak. Nah berikut adalah
diantaranya:

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 18

1.

Aman
Beberapa orang akan waswas jika harus membawa uang cash dalam jumlah
besar

untuk

bertransaksi.

Resiko

kehilangan

adalah

faktor

yang

paling

mempengaruhinya.Nah dengan menggunakan kartu kredit, resiko ini tidak perlu kita
khawatirkan lagi.Karena jika kita mengalami kehilangan kartu kredit maka kita bisa
langsung melaporkannya kepada bank penerbit agar tidak disalahgunakan oleh orang
yang tidak bertanggung jawab.Namun anda harus tetap mengkonfirmasi terlebih
dahulu soal kebijakan dari masing-masing bank jika terjadi kasus seperti ini.
2.

Praktis
Dengan fasilitas yang disediakan kartu kredit, kita tidak perlu lagi kerepotan
menghitung uang yang harus dibayarkan atau menghitung uang kembalian. Dan
pastinya kita tidak perlu repot membawa uang cash dalam jumlah besar.

3.

Mudah
Berbagai kemudahan lain juga dapat dimanfaatkan nasabah dengan
menggunakan kartu ini. Misalnya jika kita sedang memerlukan barang tertentu namun
kita tidak memiliki uang cash, kita tetap dapat membelinya dengan kartu kredit
dimana nantinya dapat kita lunasi belakangan. Hal ini akan menguntungkan jika ada
diskon atau obral tertentu yang berlaku dalam waktu singkat.

4.

Keuntungan lain
Pernah melihat berbagai promo potongan harga yang hanya berlaku untuk
penggunaan kartu kredit?Atau promo cicilan ringan dengan bunga 0%?Yups
keuntungan seperti itu juga bisa kita dapatkan dengan menggunakan kartu kredit.

2.2.7. Kerugian Menggunakan Kartu Kredit


Meski memiliki berbagai keuntungan, ternyata penggunaan kartu ini akan dapat
merugikan penggunanya jika ia tidak bisa mengatur penggunaannya dengan baik.
Misalnya:
1. Harus selalu membayar hutang

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 19

Seperti yang sudah mimin tulis diatas, kita bisa berbelanja sesuka kita lalu
membayarnya belakangan. Jika nilai atau jumlah "hutang" kita tidak terlalu banyak
sepertinya tidak akan menjadi masalah. Namun jika hutang tersebut memiliki jumlah
yang besar hingga kita tidak bisa membayarnya, tentu saja itu akan menjadi sebuah
masalah.

2. Pengaturan keuangan yang kacau


Jika kita tidak mampu menggunakan kartu kredit dengan bijak seperti yang
mimin singgung pada poin nomor 1 diatas, maka bukan tidak mungkin pengelolaan
keuangan kita akan kacau karena harus membayar hutang yang jumlahnya bisa saja
lebih besar dari kemampuan kita sehingga kita tidak bisa menyisihkannya untuk hal
lain seperti menabung misalnya.
3. Menjadi konsumtif
Kemudahan yang ditawarkan membuat para pengguna kartu kredit menjadi
konsumtif karena merasa dimudahkan terutama untuk hal berbelanja.Hal inilah yang
harus diwaspadai.

2.2.8. Tips menggunakan kartu kredit


Dengan adanya keuntungan dan kerugian yang sudah mimin bahas diatas, tentu
saja kita harus pintar-pintar mengatur nilai transaksi saat menggunakan kartu
kredit.Gunakanlah seperlunya dan kita harus bisa membedakan antara kebutuhan dan
keinginan sebelum memutuskan untuk berbelanja.Karena jika anda tidak ingin terlilit
hutang maka anda harus sedikit meredam keinginan dan lebih mengutamakan
kebutuhan.Nah itulah beberapa hal yang bisa mimin jelaskan soal kartu kredit. Semoga
bermanfaat.

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 20

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kartu kredit merupakan salah satu bentuk alat bayar dalam transaksi jual beli
barang/jasa disamping dalam bentuk uang dan cek. Pembiayaan dalm kartu kredit didahului
dengan adanya perjanjian, dengan perjanjian mana pemegang kartu kredit memperoleh
pinjaman dana dari penerbit kartu kredit (bank/perusahaan pembiayaan). Ada dua jenis
perjanjian dalam kartu kredit yaitu, perjanjian penerbitan kartu kredit sebagai perjanjian
pokok, dan perjanjian penggunaan kartu kredit sebagai perjanjian assessior. Perjanjian
penerbitan kartu kredit bersifat bilateral, yaitu anatara penerbit kartu kredit,dan pihak
pemegang kartu kredit. Adapun perjanjian penggunaan kartu kredit bersifat segitiga, yaitu
antara pihak penerbit kartu kredit,pemegang kartu kredit, dan penjual (merchant).

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 21

DAFATAR PUSTAKA

http://sekedarshare-aja.blogspot.co.id/2014/04/manfaat-untung-rugi-kartu-kredit.html

http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-perbankan-lembaga-keuangan/pengertian-manfaatproses-bank-garansi/

http://www.bankmandiri.co.id/article/824867670210.asp?article_id=824867670210

Aspek Hukum Dalam Bisnis

Page 22

Anda mungkin juga menyukai