Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

GEOGRAFI

POTENSI PERKEMBANGAN SUMBER


DAYA ALAM PT FREEPORT DI PAPUA
DISUSUN OLEH : INDIRA PB (XI IPS 1)

A- Kondisi Fisik
-IKLIM
Freeport memiliki iklim tropis. Hampir sebagian besar bulan ditandai dengan curah hujan
yang signifikan. Musim kemarau singkat memiliki dampak yang kecil. Klasifikasi iklim
Kppen-Geiger adalah Am. Suhu rata-rata tahunan di Freeport adalah 24.3 C. Curah
hujan di sini rata-rata 1455 mm.
-GEOLOGI
Indonesia bagian timur merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Sirkum Pasifik.
Akibat dari letak geologis Indonesia tersebut adalah:
1. Kepulauan Indonesia memiliki banyak gunung api yang aktif.
2. Laut di bagian Indonesia barat dan lndonesia timur dangkal, di Indonesia tengah
lautnya dalam.
3. Indonesia menyimpan banyak barang tambang mineral
4. Wilayah Indonesta termasuk daerah yang labil dan sering mengalami gempa bumi
tektonik dan vulkanik
5. Pegunungan di Indonesia merupakan rangkaian pegunungan muda Sirkum
Mediterania dan Sirkum Pasifik
-GEOMORFOLOGI
yaitu letak berdasarkan tinggi rendahnya suatu tempat terhadap permukaan air laut. Letak
geomorfologis Indonesia berdasarkan bentuk permukaan bumi Indonesia seperti dataran
rendah, dataran tinggi, pegunungan, dll
-VEGETASI
Secara garis besar, vegetasi alam di Indonesia dapat dibagimenjadi empat kelompok
besar, yaitu sebagai berikut.
1. Vegetasi Hutan Hujan Tropis
2. Vegetasi Hutan Musim
3. Vegetasi Hutan Bakau
4. Vegetasi Daerah Sabana dan Stepa
B- KONDISI SOSIAL
-JUMLAH PENDUDUK
Penduduk Papua pada tahun 2016 diperkirakan berjumlah 3.207.444 jiwa. Dari jumlah ini,
laki-laki ada 1.689.971 jiwa dan perempuan ada sebanyak 1.517.473 jiwa.
-TINGKAT PENDIDIKAN

Selama ini, tingkat pendidikan rakyat Papua masih terbilang rendah. Hal ini bisa dilihat dari
tingkat partisipasi murni pendidikannya. Badan Pusat Statistik (2010) mencatat angka
partisipasi murni pendidikan Papua pada seluruh jenjang (TK, SD, SMP, dan SMU/SMK)
hanya mencapai 553.290 dari 1.270.150 anak usia sekolah (0-19 tahun). Artinya, 50
persen lebih anak-anak usia sekolah tidak mendapatkan pendidikan di sekolah. Terutama,
di kampung-kampung pedalaman.
Faktor mahalnya biaya dan jauhnya sekolah menjadi kendala. Namun, faktor utamanya
adalah kurangnya guru (berkualitas) untuk mendidik anak-anak usia sekolah mendapatkan
pendidikan layak. Dari total 20.624 guru di Papua sebanyak 18.584 belum berkualifikasi
sebagai guru. Sementara, baru 2.040 guru berkualifikasi S1. Dari jumlah itu, 1.176 telah
besertifikasi profesi guru dan sisanya, 864 guru masih dalam proses sertifikasi (Disdikprov
Papua, 2010). Di Papua Barat pun, kondisinya tak jauh beda.
-KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK
Sebagian besar penduduk di papua nugini menjalankan sistem pertanian sederhana yang
hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
-ADAT ISTIADAT
Adat istiadat merupakan tata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi ke
generasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku
masyarakat. Apabila kita simpulkan, adat istiadat adalah pranata kelakuan yang
dilakukan secara turun-temurun dan bersifat mengikat masyarakatnya

2- Kondisi dan Perkembangan


-KONDISI POTENSI WILAYAH
Potensi tambang Freeport tersimpan di Gunung Ertsberg dan Grasberg, Timika. Kedua
wilayah ini menghasilkan tiga jenis mineral, yaitu tembaga, emas dan perak, di samping
beberapa jenis mineral lain yang bukan produk resmi tambang. Potensi tambang telah
dieksploitasi mengikuti pola Kontrak Karya (KK) yang pertama kali ditandatangani pada
1967.

-PERKEMBANGAN POTENSI WILAYAH


Pada Maret 1973, Freeport memulai pertambangan terbuka di Ertsberg, kawasan
yang selesai ditambang pada tahun 1980 dan menyisakan lubang sedalam 360 meter.
Pada tahun 1988, Freeport mulai mengeruk cadangan raksasa lainnya, Grasberg, yang
masih berlangsung saat ini. Lubang tambang Grasberg telah mencapai diameter 2,4

kilometer pada daerah seluas 499 hektar dengan kedalaman 800 meter. Diperkirakan
terdapat 18 juta ton cadangan tembaga, dan 1.430 ton cadangan emas yang tersisa
hingga rencana penutupan tambang pada 2041. Bahkan ada spekulasi bahwa PT.
Freeport Indonesia juga memproduksi uranium, suatu zat yang sangat dicari oleh banyak
negara di dunia untuk kebutuhan energi, walaupun sebenarnya hal ini belum terbukti
secara sah.
Aktivitas Freeport yang berlangsung dalam kurun waktu 46 tahun telah
menimbulkan berbagai dampak. Dampak yang ditimbulkan itu sangat kompleks dan
semakin parah dalam kurun 5 tahun terakhir, meliputi dampak fisik maupun dampak sosial
3- Kesimpulan dan Saran
A-KESIMPULAN
Dalam makalah ini, bisa saya simpulkan bahwa Lahan tambang yang ada di Timika
merupakan tempat milik masyarakat Papua khususnya bagi penduduk di Timika yang
konon didalamnya terdapat emas dan juga uranium,menurut penduduk disana, lahan itu
sejak dahulu dirawat oleh para ketua adat ,tetapi pemerintah Indonesia bernegosiasi
dengan negara lain untuk membangun PT. Freeport dan bekerja sama atas lahan tambang
emas dan uranium yang menggiurkan itu.Masyarakat Timika tentu tidak mengetahui apa
yang dilakukan pemerintah akan lahan tersebut.Hingga kini lahan tersebut menghasilkan
lubang raksasa di Erstberg yang diberi nama "Danau Wilson"
B-SARAN
Seharusnya Pemerintah Indonesia menindak lanjuti kasus ini. Amerika yang sedang
menikmati keuntungannya tetapi Indonesia terkena imbasnya menelan kerugian hingga
bertiliun-triliun.yang lebih parahnya lagi penduduk di Timika lebih-lebih terkena imbasnya
yang tidak hanya rugi akan materi ,tetapi kekecewaan yang amat mendalam akan tanah
leluhurnya yang seharusnya dijaga dan dilestarikannya malah habis digerogoti oleh negara
Amerika.

DAFTARREFERENSI
http://www.google.co.id/
http://ilmupengetahuan879.blogspot.co.id/
http://yutepapua.com/mengenaldanmencintaimasyarakatpapua/
http://ilmukaula.blogspot.co.id/2015/03/4macamvegetasialamyangberadadi.html
https://www.facebook.com/permalink.php?id=364347966998504&story_fbid=375752312524736

Anda mungkin juga menyukai