Anda di halaman 1dari 3

PR Ujian Psikiatri 20 Juni 2017

EKA AYU LARASATI


FK UKRIDA

Apakah boleh pemberian Risperidone langsung diberi THP?


o Tidak boleh langsung diberikan THP, karena hanya pasien yang ada
gejala EPSnya saja yang akan diberikan THP. Jadi tujuan dari
pemeriksaan EPS sebelum pemberian obat triheksifenidil adalah untuk
mengetahui apakah pasien memiliki riwayat sindrom ekstra piramidal
sebelumnya atau tidak. Kalau ada, baru pasien boleh diberikan THP

(Galenika Journal of Pharmacy Vol. 2 (2) : 124 - 131 ISSN : 2442-8744 October
2016, Studi Retrospektif Penggunaan Trihexyfenidil pada Pasien Skizofrenia Rawat
Inap yang Mendapat Terapi Antipsikotik di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum
Anggie Rahaya, Noor Cahaya, Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas
Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Indonesia Received 16 Agustus 2016, Accepted
26 September 2016)

Kalau respon pasien bagus terhadap Risperidone, sampai kapan Risperidone


diberikan? Apa pertimbangannya?
o Menurut Consensus Conference of Schizophrenia, terdapat beberapa
komponen dalam menilai efektivitas klinis dalam kehidupan sehari-
hari, yaitu (1) berkurangnya gejala, dalam hal ini gejala positif dan
negatif, (2) dampak dari pengobatan, (3) dampak penyakit terhadap
pasien, keluarga, pekarya kesehatan dan sistem kesehatan, serta (4)
kesehatan dan kesejahteraan, seperti fungsi sosial, kesehatan fisik dan
kehidupan sehari-hari.

o Mulailah dosis awal dengan dosis anjurandinaikkan setiap 2-3


harihingga dosis efektif (sindroma psikosis reda)dievaluasi setiap 2
minggu dan bila perlu dinaikkandosis optimaldipertahankan sekitar 8-
12 minggu (stabilisasi) diturunkan setiap 2 minggudosis
maintenancedipertahankan selama 6 bulan 2 tahun (diselingi drug
holiday 1-2 hari/minggutapering off (dosis diturunkan tiap 2-4
minggu) lalu di stop
o Pemilihan jenis obat anti-psikosis mempertimbangkan gejala psikosis
yang dominan dan efek samping obat. Penggantian obat disesuaikan
dengan dosis ekivalennya. Apabila obat psikosis tertentu tidak
memberikan respon klinis dalam dosis optimal setelah jangka waktu
memadai, dapat diganti dengan obat anti-psikosis lainnya. Jika obat
anti-psikosis tersebut sebelumnya sudah terbukti efektif dan efek
sampingnya dapat ditolerir dengan baik, dapat dipilih kembali untuk
pemakaian sekarang.
(Andreasen NC, Carpenter WT, Kane JM, dkk. Remission in schizophrenia: Proposed
criteria and rationale for consensus. The American Journal of Psychiatry. 2007;162(3)
: 441-449. )

Pasien ada tremor, apa saja tingkatannya?


o Jenis-jenis Tremor

Rest tremor: Rest tremor terjadi ketika tangan dalam keadaan


lemas, misalnya ketika tangan ditempatkan di pangkuan, atau saat
berjalan. Rest tremor biasanya terjadi diantara ibu jari dan jari-
jari, yang merupakan gejala dari penyakit Parkinson. Gejala ini
bisa diminimalkan apabila tangan sering digunakan untuk
beraktivitas.
Postural tremor: Postural tremor merupakan kebalikan dari rest
tremor. Postural tremor terjadi ketika lengan beraktivitas. Yang
termasuk ke dalam kategori postural tremor ialah physiological
tremor dan tremor yang disebabkan oleh konsumsi obat-obatan,
alkohol, serta kafein. Salah satu penyebab postural tremor ialah
gangguan metabolisme tertentu seperti kondisi kelenjar tiroid yang
terlalu aktif.
Intention tremor: Tremor jenis ini selalu terjadi di tangan,
misalnya ketika mengangkat gelas. Kasus ini cukup jarang namun
dapat menjadi gejala yang berkaitan dengan otak kecil, yaitu otak
yang mengontrol koordinasi tubuh.
Mixed postural/intention tremor: Sesuai dengan namanya, jenis
tremor ini terkait dengan gerakan otot. Penyebab yang paling
umum ialah kondisi medis berbahaya yang disebut essential
tremor. Gejalanya ialah tangan yang gemetar dan lebih tampak
ketimbang getaran dari jenis tremor fisiologis atau tremor tiroid.
Getaran itu muncul saat menulis, memegang koran, atau
mengangkat cangkir minuman.
Tremor esensial: dapat menghasilkan kegoyahan suara, rahang
bawah, bahkan seluruh kepalaTremor esensial dapat berlangsung
sejak anak-anak maupun usia lanjut (sekitar 75 atau 80 tahun).
Dalam kasus tertentu, tremor esensial yang amat parah
memerlukan operasi otak.

(Artikel web RS Universitas Airlangga


http://rumahsakit.unair.ac.id/dokumen/Jenis-jenis%20Tremor.pdf)
Hysterical itu masuk ke gangguan apa?
o Histeria merupakan neurosis yang ditandai dengan reaksi-
reaksiemosional yang tidak terkendali sebagai cara
untukmempertahankan diri dari kepekaannya terhadap
rangsangrangsangemosional. Pada neurosis jenis ini fungsi mental
danjasmaniah dapat hilang tanpa dikehendaki oleh
penderita.Gejalagejalasering timbul dan hilang secara tiba-tiba, teruma
bilapenderita menghadapi situasi yang menimbulkan reaksi
emosionalyang hebat.
o Jenis-jenis hysteria
Histeria digolongkan menjadi 2, yaitu reaksi konversi atau hysteria
minor dan reaksi disosiasi atau histeria mayor. Histeria minor atau
reaksi konversi
Pada histeria minor kecemasan diubah atau
dikonversikan(sehingga disebut reaksi konversi) menjadi
gangguanfungsional susunan saraf somatomotorik atau
somatosensorik,dengan gejala : lumpuh, kejang-kejang, mati
raba, buta, tuli,dst.
Histeria mayor atau reaksi disosiasi
Histeria jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang yang
alamipenderita demikian hebat, sehingga dapat
memisahkanbeberapa fungsi kepribadian satu dengan lainnya
sehinggabagian yang terpisah tersebut berfungsi secara
otonom,sehingga timbul gejala-gejala: amnesia, somnabulisme,
fugue,dan kepribadian ganda.

(Pusat Penyembuhan Penyakit Jiwa dan Gangguan Kejiwaan di Yogyakarta, Niko


Jaya Lumban Gaol 07.01.12720 http://e-journal.uajy.ac.id/153/3/2TA12720.pdf)

Berapa kali melakukan ECT?


o Kekerapan tindakan ECT, di United States ECT diberikan 3 kali dalam
seminggu, biasanya untuk 6 - 12 kali pengobatan. Di United Kingdom
dan negara lainnya, ECT diberikan 2 kali dalam seminggu (Mankad,
2010; Dawkins, 2012). ECT diberikan hingga didapat respon terapi
maksimal. Respon maksimal dianggap telah terjadi bila pasien tidak
menunjukan perbaikan gejala lagi (plateau) setelah 2 kali pelaksanaan
ECT mendapat respon klinis yang tidak berbeda (Saddock, 2007).

(http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-psikiatrice993a721a2full.pdf Terapi
Elektro Konvulsi (TEK) Dian Sita Hapsari, Suksmi Yitnamurti)

Anda mungkin juga menyukai