Pelaksanaan PE
Petugas puskesmas memperkenalkan diri dan selanjutnya
melakukan wawancara dengan keluarga, untuk mengetahui
ada tidaknya penderita DBD lainnya (sudah ada konfirmasi
dari rumah sakit atau unit pelayanan kesehatan lainnya),
dan penderita demam saat itu dalam kurun waktu 1 minggu
sebelumnya
Bila ditemukan demam tanpa sebab yang jelas, dilakukan
pemeriksaan kulit (petekie), dan uji tourniquet
Melakukan pemeriksaan jentik pada tempat penampungan
(TPA) dan tempat-tempat lain yang dapat menjadi tempat
perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti baik dalam
maupun luar rumah
Kegiatan PE dilakukan dalam radius 100 meter dari lokasi
tempat tinggal penderita
Kimiawi
Menggunakan insektisida dengan sasaran
stadium dewasa dan pradewasa
Penggunaan insektisida harus di pertimbangkan
dampak terhadap lingkungan dan organisme
karena merupakan racun
Golongan insektisida untuk pengendalian DBD
adalah:
Sasaran dewasa (nyamuk): organophospat yang
diaplikasikan dengan cara pengabutan panas/fogging
Sasaran pradewasa(jentik): temephos atau bubuk abate
Biologi
Manajemen
lingkungan
Upaya pengelolaan
lingkungan sehingga
tidak kundusif sebagai
habitat
perkembangbiakan
dan menghambat
pertumbuhan vektor,
seperti melakukan 3M
plus
Kegiatan 3 M yaitu Menguras dan menyikat tempattempat penampungan air seperti bak mandi,drum,
dan lain-lain seminggu sekali (M1), menutup rapatrapat tempat penampungan air seperti gentong
dan lain-lain (M2), memanfaatkan atau mendaur
ulang barang-barang bekas yang dapat
menampung air hujan (M3). Selain itu ditambah
(plus) dengan cara lainnya, seperti:
Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau
tempat-tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali
Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak
lancar/rusak
Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon,
dan lain-lain
Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/ bak
penampung air
Memasang kawat kasa
Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam
kamar
Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang
memadai
Menggunakan kelambu
Tahapan penemuan
penderita
Sumber penularan
Vektor DBD
Virus dengue ditularkan dari orang ke
orang melalui vektornya yaitu nyamuk
Aedes aegypti betina sebagai vektor
epidemi utama (meskipun juga dapat
ditularkan oleh Aedes albopictus yg
hidup di kebun)
Habitat perkembangan
Penyebaran
Kemampuan terbang nyamuk aedes sp etina ratarata 40 meter, namun secara pasif misalnya
karena angin, terbawa kendaraan dapat
berpindah lebih jauh.
Nyamuk aedes aegypti dapat hidup dan
berkembang biak sampai ketinggian daerah 1000
meter dpl, karena diatas meter dpl suhu udara
terlalu rendah sehingga tidak memungknkan
nyamuk berkembang biak
Siklus penularaan
Nyamuk aedes betina biasanya terinfeksi virus dengue pada
saat dia menghisap darah dari seorang yang sedang dalam fase
demam akut (viremia) yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari
setelah demam timbul.
Nyamuk menjadi infektif 8-12 hari sesudah menghisap darah
penderita yg sedang viremia (periode inkubasi ekstrinsik) dan
tetap infektif selama hidupnya.
Setelah periode inkubasi ekstrinsik tersebut, kelenjar ludah
nyamuk bersangkutan akan terinfeksi dan virusnya akan
ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit dan mengeluarkan
cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke tubuh orang lain.
Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama 3-4 hari (ratarata 4-6 hari) timbul gejala awal ditandai dengan demam,
pusing, myalgia, hilangnya nafsu makan dan berbagai tanda
atau gejala lainnya.
Masa inkubasi
Infeksi dengue mempunyai masa inkubasi antara
2-14 hari, biasanya 4-7 hari
Dukungan nutrisi
Bahan makanan yg kaya energi atau
tinggi kalori, protein dan
mengandung kalium