Anda di halaman 1dari 23

Pendahuluan

1.1. Sejarah Kesehatan masyarakat


Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya oleh orang per
orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat
mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu dilakukan. Salah satu di antaranya
yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah menyelenggarakan pelayanan
kesehatan (Blum, 1974).
Pada saat ini berkat perkembangan ilmu dan teknologi, dan juga kehidupan masyarakat,
tampak bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang dapat diselenggarakan banyak macamnya.
Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan tersebut, ternyata tidak sarna antara satu negara dengan
negara lainnya. Setiap negara, tergantung dari kemajuan ilmu dan teknologi, kebutuhan dan
tuntutan kesehatan, tingkat sosial ekonomi serta latar belakang politik, dapat memiliki bentuk
dan jenis pelayanan kesehatan yang agak berbeda. Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan di negara-negara yang telah maju (developed countries) tidak sama
dengan yang diselenggarakan di negara negara yang sedang berkembang (developing
countries). Demikian pula halnya antar negara negara yang telah maju. Bentuk dan jenis
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Amerika Utara misalnya, tidak sama dengan
bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di negara-negara Eropa Barat.
Administrasi kesehatan masyarakat merupakan cabang ilmu administrasi kesehatan
khusunya mempelajari bidang kesehatan masyarakat. Ilmu kesehatan masyarakat adalah
cabang ilmu yang mempelajari kondisi-kondisi dan kejadian sehat dan sakit pada masyarakat.
Dalam defenisi ilmu kesehatan masyarakat (Winslow), telah dikenal beberapa konsep tentang
administrasi sebagai berikut :
Ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni daripada :
1. Mencegah penyakit
2. Memperpanjang masa hidup
3. Meningkatkan kesehatan fisik dan mental serta efisiensi melalui usaha masyarakat yang
terorganisir, untuk :
Sanitasi lingkungan
Pengendalian penyakit menular
Mendidik masyarakat dalam prinsip-prinsip kesehatan perorangan
Pengoorganisasian usaha pelayanan medis dan perawatan dengan tujuan :
Diagnosa awal penyakit

Pengobatan dan pencegahan suatu penyakit


Mengembangkan usaha-usaha masyarakat, guna mencapai tingkatan hidup setinggi-tingginya
agar dapat memperbaiki dan memelihara kesehatannya.

1.2. Sejarah Singkat Public Health


Dalam sejarah perkembangan ummat manusia yang selalu mengikuti petunjuk Public
Health yang sering disebut IKM/IKP (Ilmu Kesehatan Masyarakat (Ilmu Kedokteran
Pencegahan) ialah :
1. Pengontrolan permulaan penyakit
2. Penyehatan keadaan sekeliling
3. Persediaan air dan makanan yang baik dan serba cukup
4. Pengobatan penyakit.
Sampai jaman Yunani pengobatan ini berdasarkan :
1. Agama
2. Magic
3. Takhyul
4. Astrologie
Jadi tidak hanya berdasarkan hygiene semata-mata.
Zaman Babylonia dan Asiriah 2000 tahun SM, dalam salah satu pasal code of
Hammurabi terdapat peraturan antara lain :
1. Orang yang berpenyakit kusta harus diasingkan.
2. Peraturan mengenai W.C., saluran air dan lain-lain.
3. Serangga dapat menularkan beberapa penyakit
Mesir 1500 S.M. Papyrus of Ebor telah mengenal peraturan :
1. Tentang anatomi
2. Tentang penyakit cacing
3. Tentang penyakit mata tertentu
4. Tentang penyakit lepra
5. Tentang saluran air, penyumbatan air
6. Tentang penyunatan, perkawinan dan peraturan coitus

7. Tentang penguburan mayat


8. Tentang pengasingann penderita penyakit menular
9. Tentang cara merawat bayi sampai kanak-kanak.
Dalam perundang-undangan Mozaic terdapat peraturan-peraturan antara lain :
1. Kesehatan lingkungan
2. Kebersihan perorangan
3. Cara memilih makanan
4. Larangan persetubuhan waktu haid, dan orang-orang berpenyakit kusta dan GO harus
diasingkan.
5. Pembuangan kotoran
6. Pemberantasan penyakit dengan isolasi dan pembunuhan tikus mencegahpenyakit pes.
Yunani 500 Tahun SM pada zaman ini tokoh-tokoh kesehatan masyarakat antara lain :
a. Hypocrates
b. Pythagoras
c. Socrates
d. Lyburg
e. Plato
f. Solon
g. Aristoteles
h. Galen
Timbul versi baru pada zaman Yunani ini yang menganggap bahwa Ilmu Kedokteran sebagai
seni dan ilmu pengetahuan, antara lain :
1. Pencegahan penyakit
2. Pengaruh sekeliling terhadap kesehatan manusia
3. Penyakit-penyakit endemic dan epidemi
4. Dibentuk humas-humas administrasi public health, yang mengurus pengaturan air dan
cara-cara pembuangan sampah
5. Kegiatan jasmani memppengaruhi jiwa dan sebaliknya.

LYBURG : 1800 SM mengatakan bahwa :


.. Badan dapat menjadi kuat dengan jalan memelihara kesehatan dan menyederhanakan kebiasaan.
Tidak seorangpun dijelmakan di dunia ini untuk dirinya sendiri, tetapi dijelmakan untuk
bersama-sama dengan orang lain.
GALEN :
......mensinyalir penyakit- penyakit melulu pada pekerja- pekerja tambang.
ARISTOTELES :
......apa yang banyak dan kerap kali dipergunakan untuk badan, itu juga memberi pengaruh terhadap
badan dari kesekitarnya, umpamanya udara dan air.
ZAMAN PERTENGAHAN : (500 - 1500)
Abad ini terbagi 2 bagian :
A. 500 - 1000 disebut zaman gelap. Ini disebabkan karena :
1. Akibat peperangan maka runtuhlah kerajaan Barat sedangkan Romawi Timur tetap
tumbuh dan dibawah pimpinan Ibnu Zinaah dan Rases (yang membedakan cacar dan
morbilli).
2. Bangkitnya agama Kristen dan timbulnya kedokteran keagamaan dan sifat
kepercayaan bahwa ada hubungan antara penyakit dan dosa, timbul kepercayaan antara
setan, takhyul dan barang-barang gaib.
B. 1000 - 1500 timbul epidemi secara besar-besaran antara lain :
1. Penyakit pes yang terkenal dengan istilah wabah hitam (1346-1353). Kira-kira 26
juta jiwa yang meninggal dan dibuatnya peraturan karantina di Venesia (Timur Jauh).
2. Lepra. Tindakan isolasi yang keras dan sempurna serta dibuatnya rumah-rumah
untuk penderita kusta.
ZAMAN RENAISSANCE : 1500 - 1750
Sebagai akibat timbulnya renaissance dalam ilmu kebudayaan dan ilmu pengetahuan maka alam
pengetahuan dikembalikan kepada kepribadian masing-masing.

1. Paracelcius (1498 - 1541) menulis yang berjudul "Morbus Metalicus" mengenai


penyakit jabatan antara lain : penyakit kulit yang didapatkan dari bahan-bahan kimia
dan ia meletakkan dasar- dasar dalam industrial medicine.
2. Bernadine Rammazine (1663 - 1674) dikenal sebagai Bapak Industrial Medicine dan
menulis buku dengan judul: "The Morbis Artificum".
ZAMAN PERLUNAKAN DAN REVOLUSI INDUSTRI (1750 - 1830)
Dua pikiran yang timbul pada zaman ini :
1. Perlunakan despoatisme yang mengajarkan bahwa pemerintah harus melindungi
rakyat dan Kesehatan Masyarakat harus dilindunginya
2. Bahwa segala masalah harus lepas dari kepercayaan dogmatis yang menyebabkan
kemajuan dalam Ilmu Exacta seperti Ilmu Kimia, Fisika, Biologi yang langsung atau tidak
langsung mempengaruhi Public Health.
Penganjur-penganjur IKM pada zaman ini antara lain :
1. MIRABEU berpendapat bahwa pemerintahlah yang harus bertanggung jawab atas kesehatan
masyarakat
2. ROSSEAU menegaskan pentingnya kesehatan masyarakat dalam pemberantasan penyakit.
3. ADAM SMITH 1835 mengemukakakan cita-citanya supaya kesehatan masyarakat diatur oleh
negara
4.

JOHN PITER FRANKS (INGGERIS 1745 - 1821) mengemukakan idenya bahwa


pemerintahlah

o Bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat


o Menganjurkan bahwa wanita hhamil seharusnya istirahat selama 6 minggu sebelum dan
sesudah bersalin.
o Menemukan idea agar kecelakaan dapat dicegah : Idea Polici Medis : dikatakan bahwa
Kedokteran Policy yang hingga kini berhubungan dengan kedokteran kehakiman harus bebas
berdiri sendiri.
5. JOHN HOWARD (1726 - 1790) mengemukakan beberapa idea :
o Tentang pikiran kemanusiaan.
o Memperbaiki rumah-rumah sakit dan rumah-rumah tawanan perang.
6. JENNER 1796 melakukan pertama kali pencacaran dengan memakai bibit cacar dari sapi.
7. HERMAN JOHN PRINGLE (1707 - 1782)

Beliau adalah seorang yang pertama-tama menemukan wabah dalam ketentaraan dan ada dua hal
yang penting :
o Rumah sakit yang penuh sesak adalah kesalahan besar, harus tersebar dan penyakit-penyakit
menular harus mempunyai ruangan besar dan bilik-bilik harus mendapat pergantian udara.
o Bahwa rumah sakit dimuka Fray State harus dipertahankan untuk keperluan penderita dari
kedua belah pihak dan harus mendapat perlindungan dari kedua belah pihak pula.
.
INDUSTRIALISASI DAN PERGERAKAN SANITASI (1830 - 1875)
Pada zaman ini timbul aliran positifisme oleh Von Scheling (Jerman) dari Agusteconte.
Kemajuan pesat dalam industri, perubahan kota dan masyarakat terutama kaum buruh.
Keadaaan Kesehatan Masyarakat di negeri Inggris :
EDWIN CHADURICH 1832 mengemukakan pokok pikiran antara lain:
Buruk baiknya kesehatan manusia tergantung dari keadaan sekeliling,oleh sebab itu
menganjurkan perbaikan-perbaikan :
o Air minum
o Pembuangan kotoran
o Perumahan

JOHN SIMON
o Terkenal tentang administrasi
o Menulis tentang bahaya phosphor (P), Pb, As, Hg, terhadap pekerja-pekerja buruh.
JOHN SNOW 1854 telah membuktikan bahwa pemindahan penyakit kolera dibawa oleh air
dan ini merupakan pendapat yang berharga dalam hal penyakit kolera.
Keadaan Kesehatan Masyarakat di Perancis.
Mulai 1830 industri di Perancis telah maju. Dikeluarkan peraturan-peraturan yang
berlaku untuk seluruh negara seperti pelarangan kerja bagi buruh untuk anak-anak. Kemajuan
dalam lapangan diagnose, pengobatan dan pemberantasan penyakit menular.

Keadaan Kesehatan Masyarakat di Jerman.


Keadaan industri dan Sanitasi telah maju. Perbaikan mengenai air dan pembuangan
kotoran telah mendapat perhatian dan pemberantasan penyakit menular umpamanya kolera, pes,
dan lain-lain.
Keadaan Kesehatan Masyarakat di Amerika Serikat.
Seorang tokoh masyarakat pada abad ini (1793 - 1859) yakni : LENUEL SHOTTUCH
telah menerbitkan buku-buku mengenai sanitasi dan pada tahun 1789 dibentuk National Board
of Health.
ZAMAN MICROBIOLOGY sampai SEKARANG (1875 - 1950)
1. PASTEUR, seorang pelopor microbiology.
2. ROBERT KOCH juga seorang pelopor microbiology.
3. L.I. DUBLIN 1921 - 1935 dapat mebuktikan bahwa life expectensial dapat naik dari 46 tahun
menjadi 60 tahun.
4. MUHAMMAD ALI 1833 (Mesir) pertama-tama membentuk suatu buku mengenai sanitasi,
yang memecahkan tentang usaha pemberantasan penyakit.
Konprensi Internasional :
Ii. 1851 di Mesir
IiI. 1859 di Perancis
IiII. 1866 di Istambul
IiV. 1874 di Wina
V. 1881 di Amerika
VI. 1885 di Roma
VII. 1907 di Paris.
Dan dibentuk International Hygiene yang bertugas mengumpulkan dan menyebarkan
tentang penyakit
o Kolera
o Pes

o Cacar
o Yellow fever
o Typhus exanthematicus
Pada tahun 1946 dibentuk W.H.O. dan merupakan bahagian dari PBB. Konprensi I WHO 1948
tanggal 7 April sehingga setiap tanggal 7 April merupakan hari Kesehatan sedunia, sedang hari
Kesehatan Nasional tanggal 12 Nopember.
Pelopor-pelopor Public Health pada abad ke 20 :
1. Katherina G. Clark
2. Prof. Winslow
3. Dr. Nyswander
USAHA-USAHA KESEHATAN DI INDONESIA :
A. Zaman Pemerintahan Belanda
Pada masa itu dijalankan oleh Jawatan masyarakat terutama sekali dalam bidang Rumah sakit
dan di Balai-balai pengobatan.
Dalam bidang Preventive dijalankan antara lain :
o Pencegahan routine
o Vaksinasi terhadap penyakit typhus dan pes
o Penerangan kesehatan dalam bidang kesehatan lingkungan
o Pemberantasan penyakit menular meliputi pemberantasan malaria dan pemberantasan penyakit
frambusia, dengan suntikan salvarsan.
o Pemberantasan penyakit cacing tambang, banyak dilakukan di perkebunan dengan obat oleum
chemopodii.
o Penyediaan air bersih dijalankan hanya di kota-kota besar.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa usahha-usaha Public Health dalam arti kata
sebenarnya belum banyak dijalankan.
B. Zaman Pemerintahan Jepang.
Usaha pada masa tersebut hampir tidak berjalan. Sehingga usaha sampai 1941 menjadi
hancur kembali. Usaha-usaha dibidang curative macet oleh karena tidak ada obat dan alat-alat
perawatan. Pencacaran tidak dapat dijalankan secara teratur lagi. Disana sini timbul malaria,
dysentri yang mengakibatkan banyak korban oleh karena tidak ada obat dan daya tahan tubuh
rakyat menurun atau berkurang oleh karena makanan berkurang

C. Zaman Revolusi Fisik (1945 - 1950)


Gambaran suram pada zaman Jepang masih terus berlangsung, pada tahun 1945 sampai
tahun 1950 terutama di daerah-daerah pertempuran, keadaan di daerah yang diduduki Belanda
lebih baik sedikit. Tetapi pada umumnya dapat dikatakan bahwa usaha-usaha dibidang Public
Health masih banyak tidak dijalankan , dan tahun 1950 timbul wabah cacar yang mula-mula
terjadi di Sumatera Tengah baru ke daerah-daerah lain, misalnya Sumut, Aceh, Jawa, dsb.
D. Sesudah tahun 1950
Masa ini ditandai dengan meningkatnya perhatian Menteri Kesehatan Republik Indonesia
kepada Public Health antara lain tersusunnya Kementerian Kesehatan atas bahagian-bahagian
- K.I.A.
- Pemberantasan penyakit t.b.c., kusta, frambusia.
- Pendidikan kesehatan kepada rakyat
- Statistik
Masing-masing bahagian ini memperluas usaha-usahanya sesuai dengan tujuan. Pada tahun
1950 Pemerintah Indonesia menjadi anggota WHO dan bantuan Indonesia dari Unicef banyak
usaha-usaha tentang pemberantasan dapat dimulai dan diperkembangkan :
1. Vaccinasi BCG untuk TBC
2. Pemberantasan penyakit frambusia dengan penicillin
3. Pemberantasan penyakit kusta dengan DDS.
Tahun 1951 di daerah Bandung dimulai usaha-usaha pelayanan kesehatan kepada rakyat
yang menginterpretasikan kegiatan preventive dan curative. Dalam rangkaian itu pelayanan
kesehatan tersebut didirikan instansi yang diberi nama Pusat Kesehatan (Health Center),
kenudian nama yang terakhir adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) dan meliputi
prinsip-prinsip dasar dari public Health yakni : "THE BASIC SEVEN". Rencana ini dikenal
dengan nama Bandung Plane dan dicantumkan laporan di WHO yang mengadakan rapatnya di
Jenewa 1953. Dalam rencana tersebut rakyat diikutsertakan untuk lebih pesat dalam usaha-usaha
bidang preventive.

1.3. Beberapa Defenisi-Defenisi Public Health :


Public Health (definisi lama): ialah kesehatan masyarakat atau usaha-usaha Preventive
Medicine yang dijalankan oleh suatu kelompok atau lingkungan yang berorganisasi terhadap
masyarakat luas.
Preventive Medicine (dalam arti sempit) : merupakan kegiatan yang bertujuan mencegah
timbulnya penyakit-penyakit. Usaha-usaha tersebut dijalankan oleh dokter atau bidan atau
perawat terhadap seseorang individu lain atau sebanyak-banyaknya terhadap suatu keluarga.
Maka lingkungan kerja Ilmu Kesehatan Masyarakat jauh lebih luas dari pada apa yang
ditunjukkan oleh Preventive Medicine (dalam arti sempit).
Adapun yang dimaksudkan istilah lingkungan atau kelompok organisasi ialah kelompok
manusia yang tergabung dalam suatu organisasi dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu,
dalam hal ini tujuan itu berupa suatu masyarakat yang sehat. Kelompok mana yang
berorganisasi seperti itu antara lain suatu Dinas Kesehatan (Propinsi, Kabupaten atau
Kotamadya) atau suatu badan seperti (LSM, PKU Muhammadyah, NU, Masyarakat Room's
Katholik, dewan Gereja Indonesia dan lain-lain.), yang menjadi tujuan ialah suatu penduduk
kota, kecamatan, kabupaten atau suatu masyarakat yang lebih luas.
Pada umumnya yang dianggap mencakup lingkungan kerja adalah segala kegiatan dalam
Ilmu Kesehatan Masyarakat menurut defenisi sebagai berikut :
Menurut defenisi Prof. Winslow Public Health ialah suatu ilmu dan seni yang bermaksud untuk
mencegah suatu penyakit, memperpanjang masa hidup, memperbaiki kesehatan jasmani, jiwa
(mental health) serta efisiensi kerja dengan jalan mengorganisir usaha-usaha masyarakat yang
dilaksanakan secara berangsur- angsur dalam :
1. Memperbaiki kesehatan lingkungan
2. Memberantas penyakit menular
3. Memberi pendidikan kesehatan perorangan
4. Mengatur usaha- usaha pengobatan dan perawatan demi tercapainya diagnose klinik dan
pertolongan preventive.
5. Memperkembangkan berbagai usaha masyarakat untuk dapat menjamin suatu tingkat

kehidupan yang layak bagi setiap anggo tanya sehingga dapat memelihara kesehatannya
dengan baik.
Kalau defenisi Winslow di atas diuraikan atau dianalisa lebih lanjut, dapat disusun sebagai
berikut
Public Health adalah suatu Ilmu dan Seni :
I. TUJUAN
1. Mencegah penyakit

II.
MELALUI
Dengan jalan Meng- 1.
organisir usaha-usaha

III. USAHA-USAHA
Memperbaiki kesehatan lingkungan

2.. Memperpanjang

masyarakat s e c a r a 2. Memberantas penyakit me-nular

masa kehidupan

berangsur-angsur

3. Memberi pendidikan keseha-tan


perorangan dan masya-rakat

3. Mempertinggi taraf

4.

Kesehatan jasmani

obatan

dan

dan

usaha-usaha

peng-

perawatan

demi

tercapainya diagnose klinik dan

jiwa, serta efisiensi


kerja.

Mengatur

pertolongan.
5.

.Memperkembangkan berbagai
usaha

masyarakat

untuk

dapat

menjamin suatu tingkat ke-hidupan


yang layak bagi setiap anggo tanya
sehingga

dapat

memelihara

kesehatannya de-ngan baik.


Jadi defenisi Winslow ini terbagi tiga bahagian :
Public Health : adalah suatu ilmu dan seni yang bertujuan untuk :
1. Mencegah timbulnya penyakit
2. Memperpanjang masa hidup
3. Mempertinggi taraf kesehatan jasmani dan kesehatan jiwa serta efisiensi kerja

II. Ialah keterangan bahwa yang tercantum dalam bahagian I harus dijalankan melalui organisasi
masyarakat.
III. Terdapat keterangan tentang usaha-usaha untuk mencapai tujuan dari Public Health.
Justru bahagian I tadi ialah sesungguhnya defenisi Ilmu Kedokteran Pencegahan (Preventive
Medicine) yang bermaksud menghindarkan penyakit, memperpanjang masa hidup serta
mempertinggi taraf kesehatan jasmani dan kesehatan jiwa serta efisiensi kerja. Oleh karena itu
maka Public Health adalah Ilmu Kedokteran Pencegahan yang memenuhi syarat-syarat tersebut
dalam bahagian II, dimana dijalankan dengan ikut sertanya masyarakat (arti sebenarnya).
Seorang dokter yang menjalankan pengobatan terhadap seorang penderita harus menghadapi
penderita perorangan, tetapi seorang dokter yang bekerja dalam Public Health harus menghadapi
masyarakat, dalam perkataan lain dalam hal I dokter tadi membuat suatu diagnose mengenai
penyakit perorangan dan atas diagnose tersebut ia melakukan pengobatan. Sedang dalam hal II,
dokter tadi harus membuat analisis mengenai kesehatan dan penyakit yang ada di masyarakat
(berkaitan dengan epidemiology). Dengan demikian setiap warga negara diharapkan dapat
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sesuai dengan hak sebagai manusia
untuk hidup sehat dan berumur panjang, yang hendak dicapai menurut Winslow ialah : Tahap
Kesehatan yang tersimpul dari defenisi WHO adalah sehat jasmani dan rohani dan sosial
ekonomi yang sempurna dan bukan hanya terhindar dari penyakit. Selain defenisi sehat dari
WHO adapula defenisi sehat antara lain
1.

Menurut WHO (1957) : Sehat adalah keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi
secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimilikinya. adapula defenisi
sehat antara lain :

2.

Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan no. 9 tahun 1960 pasal 2 BAB I : Kesehatan
ialah meliputi kesehatan badan rohani atau mental an sosial dan bukan hanya keadaan yang
bebas dari penyakit acat dan kelemahan.

3.

Menurut WHITE (1977) Sehat adalah keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa oleh
ahlinya tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda penyakit atau kelainan

4.

Menurut WEBSTER :
Sehat adalah suatu keadaan dimana jasmani, jiwa dan pikiran ehat, utamanya bebas dari
penyakit dan kesakitan.

5.

Menurut PERKINS :
Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang relatif antara bentuk badan atau organ
badan dengan isinya, sebagai hasil dari penyesuaian dinamik dengan kekuatan yang akan
mengganggunya. Kekuatan badan akan memberikan reaksi yang aktif atau memberikan
perlawanan terhadap kekuatan yang akan mengganggu kesehatan. Defenisi ini menggambarkan
adanya suatu penyesuaian dari tubuh seseorang terhadap kekuatan yang mengganggunya, jika
penyesuaian ini memuaskan maka hasilnya adalah kesehatan.

6.

Menurut PROF. MUCHTAR :


Sehat bukan saja tidak ada penyakit badan dan jiwanya, melainkan bebas dari segala
gangguan dan aman. Bila seorang hidupnya tidak aman, tidak dapat mengeluarkan pendapat
atau buah pikiran maka tidaklah dianggap sehat. Jadi masyarakat yang sehat ialah suatu
masyarakat yang berada dalam keadaan jasmaniah, rohaniah yang sehat yang ditentukan oleh
keadaan sosial , ekonomi dan kulturil yang sehat dan bukan hanya terhindar dari penyakit dan
kelemahan belaka.

7.

Menurut Undang Undang Kesehatan No 23/1992 :


Sehat adalah : Suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

8.

Namun jika Undang-undang ini semakin disempurnakan dalam kehidupan sehari hari maka
dikenallah Panca SEHAT yakni Suatu keadaan sejahtera a) Fisik, b) mental/rohani, c)sosial,
d) produiktif dan e) Hubungan yang transendental dengan sang pencipta.
Lima keadaan yang sejahtera serta sangat layak untuk dillaksanakan serta diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari maka manusia akan membawa rahmat bagi dirinya, lingkungannya
dan alam semesta sekaligus mengemban dirinya sebagai makhluk termulia dengan tugas
kekhalifaannya.
Perkembangan Usaha Kesehatanh Masyarakat seluruhnya mengenal tiga bentuk organisasi :

1.

Continental Europe Type (=Jerman Type).


Bentuk dasar pertama ini mulai timbul di Jerman dan dipakai oleh berbagai negara di
Eropa Barat. Bentuk Dasar ini dapat dipakai sebagai bentuk induk karena dapat meletakkan
Dasar :

The Forensic Medicine Pathway

Epidemic Disease

Social Disease, Umpamanya : Tbc, Penyakit Kelamin Dll.

Medical Disease Yang Dijalankan Secara Paksaan.

2.

Anglo Saxen System.


Bentuk Public Health yang menghendaki bahwa organisasi P.H. disesuaikan dengan keadaan
Negara yang bersangkutan. Ini mulai berkembang di Amerika Serikat dan berbagai negara
misalnya Inggeris. Bentuk ini lebih Fleksibel oleh karena segala sesuatunya dijalankan oleh
Pemerintah dengan ikut sertanya Mssyarakat.

3.

Type Rusia (=Glave Rusia).


Ini didasarkan atas perkembangan PH di Rusia, sejak pecahnya Perang Revolusi di
Rusia1917 maka menurut type ini semua tenaga kesehatan masyuarakat, tenaga perawat,
tenaga pendidikan Kesehatan dan rakyat dijalankan oleh pegawai negeri (pemerintah).
Bentuk ini terdapat pada negara-negara:

Rusia

Negara sekeliling Rusia, Eropa dan Asia.

Pembahasan
2.1. Pengertian Kesehatan Masyarakat dan Pilar Kesehatan Mayarakat
Definisi Kesehatan (WHO,1988 dalam Sampoerno, Does 2009 hal-58) menjelaskan adalah
keadaan sehat baik fisik, mental, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomi dengan kondisi yang terangkum dalam sektor
upaya kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, kelompok tenaga
kesehatan.
Sedangkan Kesehatan Masyarakat (Winslow, 1920 dalam Notoatmodjo Soekidjo , 2003 hal -10)
menjelaskan Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni : mencegah penyakit,
Memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian
Masyarakat
Dengan batasan. Perbaikan sanitasi lingkungan, pemberantasan

penyakit menular,

pendidikan untuk kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan


diagnosis dini dan pengobatan, pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang
terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memeliharta kesehatannya
5 pilar kesehatan hasil prioritas kebijakan
1. meningkatkan kualitas, keamanan, efisiensi, dan mengurangi kesenjangan kesehatan pasien
2. melibatkan pasien dan keluarga dalam kesehatan
3. meningkatkan koordinasi perawatan
4. meningkatkan populasi dan kesehatan masyarakat
5. Memastikan privasi yang memadai dan perlindungan keamanan informasi kesehatan
pribadi
5 pilar untuk keselamatan dan kesehatan di tempat kerja
1. mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
2. meningkatkan kesadaran, mengembangkan kompetensi, dan membangun kapasitas
3. kerjasama antara kesehatan masyarakat dan keselamatan kerja dan
4. kesehatan dan keselamatan sebagai bagian integral dari gaya hidup, dan
5.mengintegrasikan pencegahan ke dalam sistem jaminan sosial.

2.2. Garis Besar Uji Kompetensi Sarjana Kesehatan Masyarakat di Indonesia


1. Kemampuan melaksanakan assessment dan monitoring masalah kesehatan di masyarakat
atau kelompok berisiko dalam upaya mengidentifikasi dan menetapkan prioritas masalah,
mencakup kemampuan dalam : pemantauan status kesehatan, dan mendiagnosa serta
penyelidikan risiko kesehatan terjadinya penyakit.
2. Kemampuan memformulasikan kebijakan kesehatan yaitu kemampuan bekerja sama
dengan masyarakat dan pemerintah untuk menyusun dan mengawal kebijakan publik,
mendidik dan memberdayakan masyarakat, menggerakkan kemitraan, serta mengembangkan
perencanaan untuk mendukung upaya kesehatan masyarakat.
3. Menjamin agar masyarakat memiliki akses yang tepat dan pelayanan yang cost effective,
yaitu kemampuan untuk menegakkan hukum dan peraturan yang melindungi menjamin
keselamat,

kemudian

menciptakan

sistem

rujukan

dan

mengevaluasi

efektifitas,

keterjangkauan dan mutu layanan kesehatan.


4. Kemampuan mencari solusi inovatif dan fungsi fungsi yang dibutuhkan melalui yaitu
kemampuan untuk melakukan penelitian, merumuskan wawasan baru, memberikan solusi
yang inovatif terhadap masalah kesehatan.

2.3. Surat Tanda Registrasi ( STR ) bagi Profesi Kesehatan Masyarakat


meningkatkan kemampuan serapan lulusan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) di pasar
kerja.
Undang-undang kesehatan Nomor: 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 23 ayat (3): Dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki ijin dari pemerintah, yang
dilakukan melalui proses registrasi yang diakui secara hukum untuk menjalankan praktik
dan/atau pekerjaan/profesinya.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor: 46 Tahun 2013 Tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan, pada Pasal 1 yang dimaksud dengan :1). Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor: 46 Tahun 2013 ..


Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif
yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
STR bagi SKM belum ada kejelasan kapan akan diperoleh?
Prosedur Uji Kompetensi bagi SKM?

Hasil Penelusuran STR bagi SKM


STR disuarakan oleh anggota PERSAKMI sejak tahun 2009, tetapi PERSAKMI belum
memperoleh kejelasan prosedur.

Pada

tanggal

Desember

2010

PERSAKMI

menulis

surat,

Nomor:

12/PERSAKMI/R/XII/2010, ditujukan Kepada: Kementrian Kesehatan RI Pusat Pengembangan


Profesi dan Tenaga Kesehatan (PUSPRONAKES) , Perihal: Permohonan pendaftaran sebagai salah
satu organisasi ketenagaan kesehatan di lingkungan Kemenkes.
Pada Tanggal, 17 September 2013, Ketua Umum PERSAKMI bertemu salah satu staf Biro Kepegawaian
Kemenkes dan menanyakan tindak lanjut STR bagi SKM.
Diinformasikan: IAKMI telah menulis permohonan kepada Kemenkes, Nomor: 074/IAKMI
PUSAT/V/2013, Perihal: Surat Permohonan Untuk STR bagi SKM, tetapi pihak Kemenkes masih
belum mendapatkan gambaran yang jelas tentang kekhususan profesi Kesehatan Masyarakat.
Saran dari staf kepegawaian tsb: PERSAKMI segera menulis permohonan STR bagi SKM
dengan menyambung surat permohonan dari IAKMI.
Pada Tanggal, 21 November 2013: Ketua Umum bertemu Ketua Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia
(MTKI) untuk mendiskusikan tindak lanjut STR bagi SKM.
Hasil diskusi dengan Ka. MTKI: STR yang diajukan IAKMI belum disetujui.

Tinjauan STR bagi SKM dari Segi PERMENKES, Nomor : 46 tahun 2013
Ketua MTKI menjelaskan tentang Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
Nomor: 46 Tahun 2013 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan, Pasal 10 disebutkan prosedur
untuk memperoleh STR sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh STR:
- Tenaga Kesehatan mengajukan permohonan kepada MTKI melalui MTKP; atau
- Tenaga Kesehatan yang baru lulus Uji Kompetensi mengajukan permohonan secara
kolektif oleh Perguruan tinggi yang ditujukan kepada MTKI melalui MTKP.
2. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilengkapi dengan: fotokopi
Sertifikat Kompetensi yang dilegalisasi; dan pas foto 4 x 6 dengan latar belakang merah.
3. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilengkapi dengan: daftar
lulusan Uji Kompetensi dari perguruan tinggi yang bersangkutan; pas foto 4 x 6 dengan latar
belakang merah; dan surat keterangan dari perguruan tinggi tentang kebenaran seluruh data
yang diusulkan.
4. Kelengkapan berkas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diproses oleh
MTKP dan dikirimkan ke MTKI dalam bentuk elektronik sesuai dengan format yang
ditetapkan oleh MTKI.
5. STR dikirimkan kepada pemohon melalui MTKP

Penelusuran STR bagi SKM


PERSAKMI sebagai organisasi yang telah berbadan hukum disarankan MTKI untuk
mengajukan STR bagi para SKM khususnya yang belum bekerja, dan sebaiknya mengajukan
terpisah dari apa yang telah diajukan PERSAKMI, karena PERSAKMI memang khusus memayungi
anggota yang memiliki ijazah dengan gelar SKM dan ingin meningkatkan profesionalisme
SKM
Selaku organisasi profesi SKM yang relatif baru maka PERSAKMI juga disarankan untuk melakukan
audiensi dengan Kementrian Kesehatan RI

Tanggal 23 November 2013, dilakukan diskusi dengan Ketua Umum IAKMI melalui diskusi
sms(Ketua Umum IAKMI sedang di Brunai) dan Ketua AIPTKMI (sedang di Shanghai).
Ketua Umum AIPTKMI menyarankan pelaksana tugas untuk berdiskusi lanjut dengan Setjen
AIPTKMI Ir. Suyatno, MKes dan Wakil Setjen.
Diskusi sudah dilaksanakan dengan wakil Setjen AIPTKMI (Bp. Ede Suryadharma).

Tanggal

21

November

2013,

PERSAKMI

mengirim

surat

Nomor:002/PP-

PERSAKMI/SR/XI/2013, Perihal: Permohonan informasi dan prosedur tindak lanjut Surat


Tanda Registrasi bagi Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Tanggapan

dari

bidang

Standarisasi

dan

Profesi

PPSDM

Surat

Nomor:

TU.02.01/V.5/4608.1/2013: PERSAKMI berkoordinasi dengan IAKMI untuk kelancaran


pembahasan STR bagi SKM
Jawaban dari berbagai pihak terkait belum sinkron
Perlu adanya workshop yang mengundang seluruh stakeholder, antara lain: IAKMI, MTKI,
AIPTKMI, PPSDM Kemenkes, Biro Kepegawaian Kemenkes, 5 Dekan FKM Pembina,
PERSAKMI, ISMKMI, dan perwakilan STIKES untuk dapat melanjutkan kepengurusan
perolehan STR bagi SKM.

2.4. Peran Organisasi Profesi


Organisasi Profesi (Lapau ,Buchari, 2009)menjelaskan bahwa :
Menetapkan Standar Profesi
Menetapkan Standar Kompetensi
Melakukan Uji Kompetensi dalam rangka registrasi
Mengkomunikasikan hal ihwal keprofesian kepada masyarakat
Melakukan pembinaan profesi kepada anggotanya
Mengembangkan Profesi melakukan layanan anggota

2.5. Tokoh Inspirasi dan Teladan Organisasi Profesi Kesehatan Masyarakat di


Indonesia Masa Kini
Prof. Does Sampoerno, MPH (Direktur AIPTKMI)
Dr. Adang Bachtiar, MPH, D.Sc, Ph.D (Ketua Umum PP IAKMI)
Hanifa Maher Denny, S.KM, MPH, Ph.D (Ketua Umum Persakmi)

Penutup
Kesimpulan
Profesi Kesehatan

masyarakat secara

pemahaman

dapat diartikan

sebagai

"kemampuan" yang diberikan kepada seseorang yang telah menempuh pendidikan akademik
formal di Institusi pendidikan kesehatan masyarakat (agent of truth), kemudian menempuh
pendidikan keprofesian (agent of change) sebagai tambahan keahlian sesuai dengan
kompetensi dan minat nya berkarier di masyarakat dan teregistrasi sebagai tenaga keprofesian kesehatan
masyarakat di Indonesia oleh lembaga otoritas keprofesian (IAKMI, PERSAKMI, AIPTKMI) serta
institusi resmi pemerintah lintas kementrian/departemen dan hukum, Secara terapan, profesi kesehatan
masyarakat merupakan salah satu penyedia jasa pelayanan publik dibidang kesehatan masyarakat
(preventif, promotif, capacity and caracter building dan pengembangan usaha jasa pelayanan public
dibidang health care dan konsultan kesehatan masyarakat), yang erat kaitannya memenuhi kebutuhan
sektor eksekutif, legislatif dan yudikatif (pemerintah), swasta, dan pendidikan. secara nilai, sangat
erat kaitannya dengan upaya penciptaan kondisi kesejahteraan masyarakat, dan kemanusiaan yang universal.

Saran
Dinamika dan transisi global amat menentukan kondisi sosial ekonomi masyarakat di
Indonesia, kprofesian kesehatan masyarakat yang erta dengan upaya rekayasa sosial di bidang
penciptaan kondisi sehat selayaknya menjadi prioritas lintas organisasi serumpun kesehatan
masyarakat baik ditingkat mahasiswa, tenaga ahli, pakar, akademisi, untuk menyatukan
langkah bersama dalam upaya perumusan standar kompetensi yang menjawab tuntutan
zaman, registrasi tenaga kesehatan masyarakat dan forum silaturahmi serumpun dalam
aktivitas akademik maupun non-akademik, baik bersifat profit atau non-profit oriented guna
menciptakan, persatuan, kesatuan, kebersamaan, kesolidan sehingga berdaya ungkit bagi
akslerasi pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia.

Daftar Pustaka
Ahmad, Sjafii. Pembangunan Kesehatan Masa Depan (Masalah dan Tantangan ) Presentasi
disajikan pada: Dialog Akademis Politik Menyehatkan Bangsa. Jakarta: 28 Agustus 2008.
Assunta, Mary. Public Health Response Tobacco Epidemic Indonesia Jakarta: 2009.
Atmawikarta, Arum. Tanggapan: Pembangunan Kesehatan, Dialog Politik Menyehatkan
Bangsa Presentasi disajikan pada: Dialog Akademis Politik Menyehatkan Bangsa. Jakarta: 28
Agustus 2008.
Bachtiar, Adang. Tantangan Untuk Melangkah Kedepan Pentingnya Kemitraan IAKMI: 2009.
Hal. 19-21, 26-27.
Denny, Maher H. PERSAKMI, Pilar Kesehatan Masyarakat, Uji Kompetensi dan STR bagi
SKM, Presentasi Pengenalan Profesi 2013.
Gordis, Leon. Epidemiology. Professor of Epidemiology John Hopkins School of Hygiene
and Public Health. Professor of Pediatrics John Hopkinns School of Medicine Baltimore,
Maryland : U.S.A, 1996.
Lapau, Buchari. Kajian Ilmiah Profesi Epidemiologi. Journal IPHA vol.34 No.2.
IAKMI.2009.
Kodim, Nasrin. Mencegah dan Mengendalikan Petaka Kesehatan Masyarakat Dengan
Siklus Kebijakan yang Berbassis Evidens Epidemiologi Jakarta : Universitas Indonesia-Press,
2007.
http://kebunhadi.blogspot.com/2012/11/sejarah-singkat-kesehatan-masyarakat.html Dikutip
dari : Hadi, Suhadi. Sejarah Kesehatan Masyarakat. Sabtu, 17 November 2012.

http://www.cdc.gov/ehrmeaningfuluse/introduction.htmlwDikutip dari : Denny, Maher Hanifa.

PERSAKMI, Pilar Kesehatan Masyarakat, Uji Kompetensi dan STR bagi SKM, Presentasi Pengenalan
Profesi 2013.

https://osha.europa.eu/en/about/director_corner/blog/building-5-pillars-to-safety-and-healthat-work

Dikutip dari : Denny, Maher Hanifa. PERSAKMI, Pilar Kesehatan Masyarakat, Uji

Kompetensi dan STR bagi SKM, Presentasi Pengenalan Profesi 2013.

Anda mungkin juga menyukai