Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Ilahi Rabbi, karena dengan
rahmat dan hidayahNya kami menyelesaikan makalah ini dengan judul Budidaya Ikan
Mas berdasarkan dengan materi-materi yang berhubungan pembahasan. Tidak lupa
shalawat serta salam saya curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok yang diberikan salah satu dosen mata kuliah Manajemen Agribisnis .
Makalah ini disusun untuk bahan pembelajaran dan pembekalan untuk kita semua
selaku mahasiswa yang bergelut dalam bidang bisnis. Bisnis yang lebih di khususkan
kepada agribisnis.

Kami akan berbagi pengetahuan dalam bidang perikanan yaitu

perikanan air tawar yaitu salah satunya ikan mas. Kami menyadari penyelesaian tugas
kelompok ini masih jauh dari sempurna. Tetapi berkat kerja keras dan kerja sama semua
anggota kelompok serta masukan dari berbagai pihak. Akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu.

Garut, April 2011

Penyusun

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan air tawar adalah ikan yang menghabiskan sebagian atau seluruh hidupnya di air
tawar, seperti sungai dan danau, dengan salinitas kurang dari 0,05%. Dalam banyak hal,
lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling
membedakan adalah tingkat salinitasnya. Untuk bertahan di air tawar, ikan membutuhkan
adaptasi fisiologis yang bertujuan menjaga keseimbangan konsentrasi ion dalam tubuh.
Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih
kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di
Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat
di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan
Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat
ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik
morfologisnya.
Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk, sungai
air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan umum. Adapun sentra
produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung,
Cianjur, Purwakarta.
Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Anak kelas : Actinopterygii
Bangsa : Cypriniformes
Suku : Cyprinidae
Marga : Cyprinus
Jenis : Cyprinus carpio L.
Dengan latar belakang yang telah penyusun paparkan di atas, maka penyusun
tertarik untuk mengangkat judul Budidaya Ikan Mas .

1.2 Permasalahan
Permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
a) Apa ciri-ciri dari ikan mas.
b) Bagaimana teknik budidaya ikan mas.
c) Apakah kriteria dari bibit ikan mas yang bagus.
d) Apa persyaratan lokasi untuk budidaya ikan mas.
e) Apa jenis-jenis penyakit pada ikan mas.
1.3 Maksud dan tujuan
a)

Untuk mengetahui ciri-ciri dari ikan mas.

b)

Untuk mengetahui teknik budidaya ikan mas.

c)

Untuk mengetahui kriteria dari bibit ikan mas yang bagus.

d)

Unutk mengetahui persyaratan lokasi untuk budidaya ikan mas.

e)

Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit pada ikan mas.

BAB II
PERMASALAHAN

Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan ciri dari ras
disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan kolam, musim dan cara
pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya.
Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas adalah sebagai berikut:
1) Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek; bagian
punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit; perbandingan
antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.
2) Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap;
punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila diberi makanan
suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan
antara 3,2:1.
3) Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata pada
ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; gerakannya
lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan
tinggi badan antara 3,6:1.
4) Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relatif panjang;
penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit dan aktif;
perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1.
5) Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisik penuh; warna sisik
bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warnawarna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinm
nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku
hishikigoi,

lonh

tail

hishikigoi,

taishusanshoku

nshikigoi

dan

long

tail

taishusanshoku nishikigoi.
Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang
berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang berbadan
relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang banyak dibudidayakan.

Berikut ini dijelaskan mengenal teknik untuk membudidayakan ikan mas dengan
wadah pemeliharaan berupa kantong jaring apung.
A. Membuat Kantong Jaring Apung
1. Tidak ada patokan khusus mengenai ukuran dari kantong jaring apung yang akan
dibuat . Namun, yang sudah umum dibuat adalah kantong jaring apung berukuran
2 x 2 x 2 m 9 x 9 x 2 m. Jaring yang akan digunakan dapat diperoleh dengan
cara membelinya di toko perlengkapan budidaya ikan. Jaring yang digunakan
adalah jaring berbahan polyethylene no. 380 D / 15, dengan diameter jaring
adalah sebesar 1 inci.
2. Rakit harus dibuat dengan ukuran yang telah disesuaikan dengan ukuran dari
kantong jaring apung. Bahanbahan yang biasa digunakan untuk membuat rakit
adalah bambu, kayu maupun pipapipa besi. Sebagai bahan untuk pembuatan
pelampung, dapat digunakan drum plastik, jerigen plastik maupun ban bekas yang
telah diisi dengan gabus atau potongan styrofoam.
3. Sebagai pemberat ( jangkar ) agar kantong jaring apung tidak berpindahpindah,
dapat digunakan pathok dari bambu maupun besi.
B. Pelaksanaan Budidaya
Adapun tata cara dalam pelaksanaan budidaya ikan mas adalah sebagai berikut :
Pertama : Penebaran Benih
1.

Berat awal benih adalah 50 100 gram / ekor.

2.

Kepadatan tebar yang diterapkan adalah 5 10 kg / m3.

3.

Kegiatan penebaran benih dilakukan pada waktu pagi atau sore hari pada saat kondisi

4.

suhu perairan sudah tidak begitu panas. Sebelum ditebar, benih harus sudah melalui

5.

proses aklimatisasi selama 5 10 menit.

Kedua : Pemberian Pakan


1.

Pakan yang digunakan adalah pelet ikan.

2.

Pakan diberikan 3 kali sehari pada waktu pagi, siang serta sore hari.

3.

Beberapa jenis pakan yang dapat diberikan sebagai variasi adalah dedak, tanaman
air, dedaunan dan sisa sisa makanan dapur.

4.

Pada bulan pertama masa pemeliharaan, makanan diberikan dengan dosis sebesar
4 % dari total berat ikan.

5.

Menginjak bulan kedua masa pemeliharaan, dosis pakan harian berkurang


menjadi hanya sebesar 3,5 % dari total berat ikan.

6.

Menginjak bulan ketiga dan keempat masa pemeliharaan, dosis pakan harian
berkurang menjadi hanya sebesar 3 % dari total berat ikan.

7.

Menginjak bulan kelima masa pemeliharaan, dosis pakan harian berkurang


menjadi hanya sebesar 2,5 % dari total berat ikan.

8.

Menginjak bulan keenam hingga menjelang masa panen, dosis pakan harian
hanya berkisar sebesar 2 % dari total berat ikan.

Ketiga : Pengontrolan
Kegiatan lain yang harus dilakukan secara periodik adalah pengontrolan terhadap
kualitas air, kesehatan ikan, kondisi wadah pemeliharaan serta keamanan lingkungan
budidaya.
C. Pemanenan
Panen dapat dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5 dimana diharapkan berat ikan mas
telah mencapai 250 500 gram / ekor sehingga sudah layak untuk dikonsumsi.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah lokasi sebelum digunakan
untuk membudidayakan ikan mas adalah :
1. Di habitat aslinya, ikan mas biasa hidup diperairan sungai, danau dan genangan air
lainnya yang berada didaerah berketinggian 150 600 dpl.
2. Perairan yang disukai oleh ikan mas adalah perairan yang memiliki kadar pH 78,
bersuhu optimal 20 25 derajat C dan berdebit air cukup.
3. Ikan mas termasuk ke dalam jenis ikan pemakan segala ( omnivora ), sehingga segala
jenis makan dapat digunakan sebagai sumber pakan untuknya.
4. Ikan mas dapat dibudidayakan dengan menggunakan kolam tanah, kolam beton,
kolam air deras, karamba dan kantong jaring apung sebagai wadah pemeliharaannya.

Salah satu yang memegang kunci kesuksesan dalam budidaya ikan mas adalah
pemilihan bibit dan induk ikan mas secara tepat. Karena dengan bibit dan induk yang
baik, paling gak ikan yang dihasilkan diharapkan bisa tumbuh lebih optimal. Usaha
pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara tradisional, semi
intensif dan secara intensif. Dengan semakin meningkatnya teknologi budidaya ikan,
khususnya teknologi pembenihan maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang
berkualitas baik. Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada
kondisi alam namun manusia telah banyak menemukan kemajuan diantaranya pemijahan
dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembunuhan
buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik
kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi
benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas. Adapun ciri-ciri induk
jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:

Betina : untuk mendapatkan betina yang bagus sehingga bisa digunakan sebagai :
indukan kita harus mengetahui kriteria-kriteria khusus, antara lain umur berkisar 1,52 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor.

Jantan : umur minimum 8 bulan dengan berat rata-rata 0,5 kg/ekor. Bentuk tubuh
secara keseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak
cacat. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih;
panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih. Sisik
tersusun rapih, cerah tidak kusam. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang
pangkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor.
Ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:

a) Betina

Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.

Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.

Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.

b) Jantan

Badan tampak langsing.

Gerakan lincah dan gesit.

Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.

Prospek pasar ikan mas masih sangat menjanjikan, dikarenakan hingga saat in
kebutuhan dalam negeri masih belum bisa secara total dipenuhi.

Hal yang paling

ditakutkan seorang pembudidaya ikan hias bila melihat ikan-ikan peliharaannya mati
semua. Begitu juga yang dialami salah seorang pembudidaya di Deli Serdang yang
namanya tak mau dikorankan. Ia sangat stress saat mendapati ikannya yang berada di
empat kolam dalam keadaan mati dan sekarat. Hampir tidak ada yang diselamatkan
karena hanya sedikit saja yang masih kelihatan sehat dan akhirnya semua dibuang dan
dimusnahkan. Bila dihitung kerugiannya cukup besar sampai jutaan rupiah dan rugi
waktu. Tetapi hal tersebut merupakan hal yang wajar bagi para pembudidaya ikan air
tawar baik ikan konsumsi ataupun ikan hias. Kegiatan budidaya ikan air tawar baik jenis
ikan konsumsi ataupun ikan hias merupakan kegiatan yang mempunyai resiko tinggi
karena ikan merupakan mahluk bernyawa yang kapan saja mengalami kematian.
Salah satu penyebab gagalnya kegiatan budidaya ikan ini adalah karena faktor penyakit.
Munculnya gangguan penyakit pada budidaya ikan merupakan resiko biologis yang harus
selalu diantisipasi. Munculnya penyakit pada ikan umumnya merupakan hasil interaksi
kompleks/tidak seimbang antara tiga komponen dalam ekosistem perairan yaitu inang
(ikan) yang lemah, patogen yang ganas serta kulitas lingkungan yang memburuk.
Dalam melakukan usaha budidaya ikan, para pembudidaya melakukannya ada yang
secara intensif, semi intensif atau asal saja. Semakin intensif sistem budidaya yang
diterapkan maka semakin kompleks pula kehadiran penyakit yang akan muncul. Penyakit
yang menyerang ikan banyak macam dan ragamnya. Tetapi secara umum penyakit ikan
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu penyakit infeksius dan non infeksius.
Jenis penyakit infeksius terdiri dari penyakit yang disebabkan oleh parasit, jamur bakteri
dan visrus. Sedangkan jenis penyakit non-infeksius disebabkan oleh lingkungan,
makanan dan genetis.
Ikan mas

sering terkena penyakit

yang

harus

ditanggulangi

oleh para

pembudidayanya. Penyakit dalam ikan mas terbagi ke dalam dua golongan yaitu :
1) Penyakit Infeksius
Penyakit infeksius terbagi kedalam beberapa jenis, yaitu :

a) Parasit
Penyakit yang disebabkan oleh parasit secara umum jarang mengakibatkan
penyakit yang sporadis. Tetapi untuk intesitas penyerangan yang sangat tinggi dan
areal yang terbatas dapat berakibat sporadis. Akibat dari penyakit yang disebabkan
oleh parasit secara ekonomis cukup merugikan yaitu dapat menyebabkan kematian,
menurunkan bobot, bentuk serta ketahanan tubuh ikan sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai jalan masuk bagi infeksi sekunder oleh patogen lain seperti jamur, bakteri,
dan virus.
Penyakit yang disebabkan oleh parasit ini terdiri dari protozoa dan metazoa.
Protozoa bersifat parasitik terhadap ikan dan jumlahnya lebih dari 2000 jenis. Salah
satu jenis protozoa ang paling sering menjadi kendala dalam budidaya ikan adalah
Ichthyophthirius multifiliis atau ich (penyakit bintik putih). Sifat serangannya sangat
sporadis dan kematian yang diakibatkannya dapat mencapai 100 persen populasi
dalam tempo yang relatif singkat.
Secara umum gejala ikan yang terserang protozoa adalah sebagai berikut :

Ikan tampak pucat

Nafsu makan kurang

Gerakan lambat dan sering menggosokkan tubuhnya pada dinding kolam.

Pada infeksi lanjutan ikan megap-megap dan meloncat-loncat ke permukaan air


unruk mengambil oksigen.

Adanya bercak-bercak putih pada permukaan tubuh ikan.


Parasit dari golongan metazoa antara lain Monogenetic trematod (golongan

cacing), cestoda, nematoda, Cepopoda (Argulus sp, Lernaea sp dan golongan


Isopoda. Organ yang menjadi target serangan parasit ini adalah insang. Penularan
terjadi secara horisontal terutama pada saat cacing dalam fase berenang bebas yang
sangat infektif. Secara umum gejala dari serangan metazoa adalah :

Ikan tampak lemah.

Tidak nafsu makan.

Pertumbuhan lambat, tingkah laku dan berenang tidak normal disertai produksi
lendir yang berlebihan.

Ikan sering terlihat berkumpul di sekitar air masuk karena kualitas dan kadar
oksigen lebih tinggi.
Insang pucat dan membengkak sehingga overculum terbuka.
Ikan sulit bernafas seperti gejala kurang oksigen.
Peradangan pada kulit akan mengakibatkan ikan menggosok-gosok badannya
pada benda sekitar.
Badan kemerahan di sekitar lokasi penemnpelan parasit.
Pada infeksi berat parasit ini kadang dapat terlihat dengan mata telanjang pada
permukaan kulit ikan.
b) Jamur
Jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur bersifat infeksi sekunder. Semua
jenis ikan air tawar termasuk telurnya rentan terhadap infeksi jamur. Jenis jamur
yang sering menjadi kendala adalah dari famili saprolegniaceae. Beberapa faktor
yang sering memicu terjadinya infeksi jamur adalah penanganan yang kurang baik
(transportasi) sehingga menimbulkan luka pada tubuh ikan, kekurangan gizi, suhu
dan oksigen terlarut yang rendah, bahan organik tinggi, kulaitas telur buruk/tidak
terbuahi dan padatnya telur pada kakaban. Penyakit ini menular terutama melalui
spora di air. Gejala-gejalanya dapat dilihat secara klinis adanya benang-benang halus
menyerupai kapas yang menempel pada telur atau luka pada bagian eksternal ikan.
c) Bakteri
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah penyakit yang paling banyak
menyebabkan kegagalan pada budidaya ikan air tawar. Penyakit akibat infeksi
bakterial masih sering terjadi dengan intensitas yang variatif.

Umumnya

pembudidaya masih mengandalakan antibiotik sebagai " magic bullet " untuk
melawan penyakit bakterial. Jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri antara lain
adalah penyakit merah yang disebabkan oleh bakteri garam negatif (Aeromonas
hydrophila), penyakit columnaris atau luka kulit, sirip dan insang yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Flavobacterium columnare, penyakit tubercolosis yang tergolong

sangat kronis disebabkan oleh bakteri gram positif Mycobacterium spp. dan penyakit
Streptococciasis yang disebabkan oleh bakteri gram positif Streptococcus spp.
d) Virus
Patogen virus juga menyebabkan penyakit pada budidaya ikan air tawar. Belum
banyak diketahui penyakit yang disebabkan oleh virus di Indonesia kecuali penyakit
Lymphocystis dan Koi Hervesvirus (KHV). Infeksi lymphoccystis hanya bersifat
kronis dan bila menyerang ikan hias akan mengalami kerugian yang berarti karena
merusak keindahan ikan.
Sampai saat ini KHV merupakan penyakit yang paling serius dan sporadis
terutama untuk komoditi ikan mas dan koi.
2) Penyakit Non-infeksi
Penyakit infeksius terbagi kedalam beberapa jenis, yaitu :
a. Penyakit akibat lingkungan.
Faktor lingkungan dalam kegiatan budidaya ikan air tawar mempunyai pengaruh
yang sangat tinggi. Lingkungan juga dapat mendatangkan penyakit dari kegiatan
budidaya air tawar. Pengaruh dari penyakit yang diakibatkan oleh faktor lingkungan
sering mengakibatkan kerugian yang serius karena kematian yang berlangsung
sangat cepat dan tiba-tiba dan mematikan seluruh populasi ikan. Penyebabnya
misalnya ada upwelling, keracunan akibat peledakan populasi plankton, keracunan
pestisida/limbah industri, bahan kimia dan lainnya. Faktor lingkungan yang buruk
akan menyebabkan ikan menjadi :
tercekik, yaitu kekurangan oksigen yang umumnya terjadi menjelang pagi hari
pada perairan yang punya populasi phytoplankton tinggi.
Keracunan nitrit, yang sering disebut penyakit darah cokelat karena disebabkan
oleh konsentrasi nitrit yang tinggi di dalam air yang berasal dari hasil
metabolisma ikan.
Keracunan amonia, terjadi hampir sama dengan nitrit tetapi pada umunya karena
pengaruh pemberian pakan yang berlebihan atau bahan organik, sedangkan

populasi bakteri pengurai tidak mencukupi. Yang sangat beracun adalah dalam
bentuk NH3.
Fluktuasi air yang ekstrim, dimana perubahan suhu air yang ekstrim akan merusak
keseimbangan hormonoal dan fisiologis tubuh ikan dan pada umumnya ikan tidak
mampu untuk beradaptasi terhadap perubahan dan mengakibatkan ikan stress
bahkan kematian.
Limbah pollutan, yang terdiri dari logam-logam berat cukup berbahaya bagi ikan
karena sifat racunnya yaitu Hg, Cd, Cu, Zn, Ni, Pb, Cr, Al dan Co juga dapat
menyebabkan penyakit bagi ikan. Sifat dari masing-masing logam berat tersebut
dapat meningkat apabila komposisi ion-ion di dalam air terdiri dari jenis-jenis ion
yang sinergik. Selain komposisi ion, nilai PH juga berpengaruh terhadap tingkat
kelarutan ion-ion loga. Bila kadarnya tinggi menyebabkan ikan-ikan stress dan
bila terus meningkat dapat menyebabkan kematian.
b. Penyakit malnutrisi.
Pemberian pakan yang berlebihan/kekurangan dan tidak teratur juga dapat
menyebabkan penyakit pada ikan. Penyakit karena malnutrisi jarang menunjukkan
gejala spesifik sehingga agak sulit didiagnosa penyebab utamanya. Tetapi dalam diet
pakan dapat mengakibatkan kelainan fungsi morfologis dan biologis seperti
defisiensi asam pantothenic penyakit jaring insang ikan yang dapat menyebabkan
ikan sulit bernafas yang diikuti dengan kematian, defisiensi vitamin A yang
menyebabkan mata menonjol/buta dan terjadi pendarahan pada kulit juga ginjal,
defisiensi vitamin B-1 yang menyebabkan kehilangan nafsu makan, pendarahan dan
penyumbatan pembuluh darah, defisiensi asam lemak essensial yang berakibat
infiltrasi lemak pada kulit dan minimnya pigmentasi pada tubuh ikan. Yang cukup
berbahaya adalah karena defisiensi vitamin C yang merupakan penyakit yang umum
terjadi dimana akibat yang paling populer adalah broken back syndrome seperti
scoliosis dan lordosis.

c. Penyakit genetis
Salah satu penyebab penyakit yang kompleks pada kegiatan budidaya ikan air
tawar karena adanya faktor genetik terutama karena adanya perkawinan satu
keturunan (inbreeding). Pemijahan inbreeding yang dilakukan secara terus-menerus
akan menurunkan kualitas ikan berupa variasi genetik dalam tubuh ikan. Akibat dari
pemijahan secara inbreeding adalah :

Pertumbuhan ikan lambat (bantet/kontet) dan ukuran beragam.

Lebih sensitif terhadap infeksi pathogen.

Organ tubuh badan yang tidan sempurna serta kelainan lainnya.

Permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh para pembudidaya ikan mas, antara


lain sebagai berikut :
1.

Intensifikasi budidaya
Seperti telah disebutkan diatas bahwa system budidaya ikan di Indonesia telah

sampai pada tahapan intensifikasi. Dengan intensifikasi biasanya dilakukan dengan padat
penebaran yang tinggi untuk menghasilkan produksi ikan yang tinggi tanpa
mempertimbangkan daya dukung lahan. Pada keadaan demikian apabila tidak didukung
oleh keadaan lingkungan yang sehat dan memenuhi syarat maka akan mudah sekali
timbul wabah penyakit ikan.
2.

Manajemen Budidaya yang kurang sempurna.


Petani ikan biasanya hanya berpikir bagaimana cara mengejar hasil yang

setinggi-tingginya tanpa memikirkan masalah lain yang sebenarnya sangat mendukung


pada keberhasilan usaha budidaya. Salah satu contoh yang masih kurang diperhatikan
adalah pemberian pakan yang tidak tepat tanpa mengetahui apakah pakan tersebut
dimakan oleh ikan atau tidak. Dengan banyaknya pakan yang tertimbun didasar perairan
maka akan banyak menimbulkan masalah berupa pembusukkan pakan yang pada akirnya
akan menghasilkan bahan cemaran antara lain ammoniak.
Cara penanganan yang kasar serta kurang memperhatikan tindak aklimatisasi setelah
pengangkutan ikan juga merupakan suatu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya
kasus wabah penyakit ikan.

Faktor lain adalah masalah konstruksi kolam atau bak yangbiasanya kurang
sempurna dan tidak mendukung sanitasi air . Hal ini juga merupakan suatu faktor yang
mempercepat terjadinya wabah penyakit ikan.
3.

Masalah kualitas air yang tidak mendukung.


Lingkungan yang kurang memenuhi syarat bagi usaha budidaya ikan seperti pH air

yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, kandungan zat asam yang rendah, kandungan
bahan organik yang tinggi, banyaknya bahan cemaran yang masuk ketempat budidaya
secara tidak langsung ataupun langsung akan membantu mempercepat timbulnya wabah
penyakit ikan.
4.

Kurangnya pemahaman serta keterampilan akan cara penanggulangan penyakit ikan.


Selain hal-hal tersebut diatas juga dirasakan sangat terbatasnya pengetahuan tentang

penyakit ikan oleh para petani ikan. Hal ini akan mengakibatkan kurang cepatnya arus
informasi yang sampai kepada petugas yang bersangkutan sehingga akan mengakibatkan
terjadinya kelambatan dalam tindakan penanggulangannya.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Dari permasalahan yang di bahas di Bab 2 sebelumnya maka penyusun dapat
mengambil kesimpulan yaitu ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas adalah sebagai
berikut: ikan mas punten, ikan mas majalaya, ikan mas si nyonya, ikan mas taiwan, dan
ikan mas koi.
Teknik dari pembudidayaan ikan mas adalah membuat kantong jaring apung,
pelaksanaan budidaya antara lain penebaran benih, pemberian pakan, pengontrolan secara
periodik, dan Pemanenan.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah lokasi sebelum digunakan
untuk membudidayakan ikan mas adalah :

Di habitat aslinya, ikan mas biasa hidup diperairan sungai, danau dan genangan air
lainnya yang berada didaerah berketinggian 150 600 dpl.

Perairan yang disukai oleh ikan mas adalah perairan yang memiliki kadar pH 7 8,
bersuhu optimal 20 25 derajat C dan berdebit air cukup.

Ikan mas termasuk ke dalam jenis ikan pemakan segala ( omnivora ), sehingga segala
jenis makan dapat digunakan sebagai sumber pakan untuknya.

Ikan mas dapat dibudidayakan dengan menggunakan kolam tanah, kolam beton,
kolam air deras, karamba dan kantong jaring apung sebagai wadah pemeliharaannya.
Ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah

adalah sebagai berikut:

Betina : untuk mendapatkan betina yang bagus sehingga bisa digunakan sebagai :
indukan kita harus mengetahui kriteria-kriteria khusus, antara lain umur berkisar 1,52 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor.

Jantan : umur minimum 8 bulan dengan berat rata-rata 0,5 kg/ekor. Bentuk tubuh
secara keseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak
cacat. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih;

panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih. Sisik
tersusun rapih, cerah tidak kusam. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang
pangkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor.
Penyakit dalam ikan mas terbagi ke dalam dua golongan yaitu :
1.

2.

Penyakit Infeksius, yang terbagi kedalam beberapa jenis, yaitu :


a.

Parasit.

b.

Jamur.

c.

Bakteri.

d.

Virus.

Penyakit Non-infeksi, yang terbagi kedalam beberapa jenis, yaitu :


a.

Penyakit akibat lingkungan.

b.

Penyakit Malnutrisi.

c.

Pernyakit genetis.

3.2 Saran
Saran dari penyusun adalah agar para pembudidaya ikan mas lebih meningkatan
hasil panennya dengan bibit ikan yang lebih baik, karena permintaan dari ikan mas tetap
tinggi.

Serta lakukan perbaikan-perbaikan dari segi teknik, teknologi, atau dalam

pemilihan bibit yang unggul. Karena prospek pasar yang masih sangat menjanjikan
dalam budidaya ikan mas.

ANALISIS BISNIS
1.

Tujuan Usaha
Tujuan pembiayaan adalah untuk pengembangan usaha pembesaran ikan mas untuk
dapat memaksimalkan produksi serta peluang yang ada yang selama ini sudah
berjalan.
Manfaat yang diperoleh diantaranya :
Peluang pasar yang luas tanpa harus memasarkan dengan harga relative stabil.
Waktu produksi yang relative cepat sehingga menghasilkan keuntungan yang
lumayan bagus.

2.

Tempat lokasi usaha


Di Kp. Karang Mulya, Desa Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul Garut.

3.

Analisa Usaha yang sudah berjalan ( dimulai bln AGUSTUS 2008 )


Jenis Kolam : Kolam Biasa 2 bh kolam
Jenis Ikan : ikan Mas
Benih tebar : - Bibit Ikan Mas : 2 cm
Usia panen : - Ikan Mas sangkal = 3 bln
- Ikan Mas daging = 6 bln
Gmb 1 : Benih usia 1 bln Gmb 2 : Ikan Mas sangkal 2.5 bln Ukuran Kolam : p;7 x
l;7 x t;15 m

4. ANALISA USAHA IKAN MAS


I. Biaya Tetap Total :

Rp 1,879,784

a. Penyusutan Kolam :
Nb: - Life time kolam 60 bln, dalam hal ini pemakaian: 14 bln
- Jumlah petak yang digunakan dari 6 petak yang ada
: 2 petak
- Total kolam 6 petak :

Rp22,625,800

Jadi penyusutan Kolam :Rp1,759,784


b. Pajak Kolam: 2 petak x Rp.65,000 =
II. Biaya variabel

Rp120,000
Total :

Rp14,936,000

a. Benih :
- Ikan mas 1&2 - Rp16,000/kg

204 kg Rp3,264,000

- Ikan Mas 3- Rp. 18,000/kg

124 kg Rp2,232,000

b. Pakan - Rp. 200,000/bag

30.0 bag Rp4,500,000

c. Transport: selama 14 bln x 2/6 petak x Rp150,000 14 bln Rp700,000


d. Tenaga kerja : pemakaian kolam :2/6 petak ;
e. Panen

14 bln Rp840,000
4 org Rp200,000

Total Biaya operasional : Biaya tetap + Biaya variabel Total :

Rp16,815,784

5. Pendapatan/ hasil panen

Rp38,908,000

Total :

Ikan Mas 1: estimasi harga jual Rp. 16,000/kg - panensangkal 391 kg Rp6,256,000
Ikan Mas 2 :estimasi harga jual Rp. 16,000/kg - panen daging 575 kg Rp9,200,000
Ikan Mas 3: estimasi harga jual Rp. 16,000/kg - panen sangkal 372 kg Rp5,952,000
ANALISA BIAYA MANFAAT
1 Keuntungan / Laba : Pendapatan - Biaya operasional = Rp22,092,216
2 Benefit Cost Ratio (B-C Ratio) : pendapatan / total biaya operasional = 2.31
(maksudnya pendapatan yg diperoleh dari usaha Ikan Mas sebesar 2.31x dari total biaya
operasional)
3 BEP (Break Even Point) :
a. BEP produksi patin: Total biaya operasional/ harga satuan = 2,402 kg--> (Ikan Mas)
( BEP titik impas pembesaran ikan dicapai pada produksi 2,402 kg, jadi sisa dari panen
2,500-2,402 hasilnya adalah keuntungan.)
b. BEP produksi Ikan Mas : Total biaya operasional/ harga satuan = 1,051 kg --> (IKAN
MAS)
( BEP titik impas pembesaran ikan dicapai pada produksi 1,051 kg, jadi sisa dari panen
1,338 - 1,051 hasilnya adalah keuntungan.)
c. BEP harga produksi patin : Total biaya operasional / Total produksi (kg) = Rp6,726 /kg
--> (IKAN MAS)
(BEP titik impas pembesaran ikan dicapai pada harga produksi Rp. 6,726/kg)
d. BEP harga produksi nila : Total biaya operasional / Total produksi (kg) = Rp12,568 /kg
--> (IKAN MAS)
(BEP titik impas pembesaran ikan dicapai pada harga produksi Rp. 12,568/kg)

4. Pengembalian modal ( return of investment) :


: Total biaya operasional / keuntungan = 0.76 periode (Modal yg dikeluarkan untuk usaha
ikan bisa dikembalikan dalam waktu 0.76 periode pembesaran/ panen Jadi periode jual
sudah BEP pada periode : 10.66 bln
5. Efisiensi penggunaan modal :
(Keuntungan/ total biaya operasional) x 100% = 131.38%
(Keuntungan usaha pembesaran ikan yg diperoleh mencapai 131,38 % dari total biaya yg
dikeluarkan oleh peternak.
1.5. Rencana Pembiayaan yang diajukan ke BMT :
a. Tujuan :
1. Pembesaran :
- dimulai dari sangkal untuk pedaging panen daging
- dimulai dari bibit hingga sangkal. panen sangkal.
b. Modal yang diajukan ke BMT sebesar Rp.48,000,000 dimana.Sisanya ditanggung
peternak.
Dana tsb digunakan untuk :
1. Pembelian benih ikan mas bibit.
2. Sewa 4 kolam
3. Operasional
c. Pembagian hasil dg BMT : ( 70% peternak ; 30% BMT )
NB: Revisi warna biru
A. ANALISA USAHA IKAN MAS
I. Biaya Tetap Total :Rp11,260,000
a. Penyusutan Kolam :
Nb: - Dalam hal ini pemakaian: 12 bln
- Jumlah petak yang digunakan dari 4 petak yang ada : 4 petak
- Total pembuatan 4 petak : Rp26,000,000
Sewa kolam 1&2 Rp 5,500,000
Sewa kolam 3&4 Rp 5,500,000
b. Pajak Kolam: 4 petak x Rp.65,000 = Rp 260,000

II. Biaya variabel Total : Rp47,350,000


a. Benih :(bulan desember '09)
- Ikan Mas 1: Rp.19,000/kg 600 kg Rp11,400,000
- Ikan Mas 2 : Rp.19,000/kg 600 kg Rp11,400,000
b. Pakan - Rp. 265,000/bag 50.0 bag Rp13,250,000
c.Tenaga kerja : pemakaian kolam :4 petak ; UMR :RP.900rb (mkn+transport) 12 bln
Rp10,800,000
d. Borongan panen 1 per Rp500,000
Total Biaya operasional : Biaya tetap + Biaya variabel Total : Rp58,610,000
IIII. Pendapatan/ hasil panen : Total : Rp99,200,000
Ikan Mas - sangkal Rp.16,000/kg 2,700 kg Rp43,200,000
Ikan mas- sangkal Rp.16,000/kg 3,500 kg Rp56,000,000
B. ANALISA BIAYA MANFAAT
1 Keuntungan / Laba : Pendapatan - Biaya operasional = Rp40,590,000
2 Benefit Cost Ratio (B-C Ratio) : pendapatan / total biaya operasional = 1.69
(maksudnya pendapatan yg diperoleh dari usaha ikan mas sebesar 1.69x dari total biaya
operasional)
3 BEP (Break Even Point) :
a. BEP produksi ikan mas: Total biaya operasional/ harga satuan = 8,373 kg
( BEP titik impas pembesaran ikan dicapai pada produksi 8373 kg)
b. BEP harga produksi ikan mas : Total biaya operasional / Total produksi (kg) = Rp9,453
/kg
(BEP titik impas pembesaran ikan dicapai pada harga produksi Rp.
9,453/kg)
4. Pengembalian modal ( return of investment) :
: Total biaya operasional / keuntungan = 1.44 periode
(Modal yg dikeluarkan untuk usaha ikan bisa dikembalikan dalam waktu 1.4 periode
pembesaran/ panen Jadi periode jual sudah BEP pada periode : 17.33 bln
5. Efisiensi penggunaan modal :
: (Keuntungan/ total biaya operasional) x 100% = 69.25%

(Keuntungan usaha pembesaran ikan yg diperoleh mencapai 69.25 % dari total biaya yg
dikeluarkan oleh peternak.

KELOMPOK 8
BUDI DAYA IKAN MAS
Vina Ervina
2402309127
Wina Dewi Guniyarti
2402309129
Yuli Yulianti
24023091
Manajemen C

Anda mungkin juga menyukai