Anda di halaman 1dari 12

InfoPOM - Vol. 15 No.

6 November - Desember 2014

TOPIK SAJIAN UTAMA:


Berkenalan Dengan
Produk Darah

ARTIKEL: SERI SWAMEDIKASI:


IONI versi Mobile untuk Gangguan Pengelupasan
Informasi Obat yang Kulit
Cepat dan Mudah
SIARAN PERS:
Hasil Pengawasan Obat Tradisional
Mengandung Bahan Kimia Obat

InfoPOM - Vol. 15 No. 6 November - Desember 2014

TIM REDAKSI

EDITORIAL

Penasehat :
Kepala Badan POM

Masih ada saja pasien yang khawatir ketika harus menggunakan


produk obat yang berasal dari darah. Kekhawatiran tersebut muncul
karena ketidaktahuan akan proses produksi produk obat yang berasal
dari darah seperti plasma, imunoglobulin, faktor XIII dan sebagainya,
padahal Badan POM telah membuat pedoman Cara Produksi Obat
yang Baik untuk produk darah demi terjaminnya persyaratan mutu,
keamanan dan efikasi. Pada InfoPOM kali ini kami menurunkan artikel
yang berjudul Berkenalan dengan Produk Darah untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat akan persyaratan produksi produk darah.

Pengarah :
Sekretaris Utama Badan POM
Penanggung jawab :
Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan
Redaktur :
Dra. Tri Asti Isnariani, Apt.,M.Pharm.
Editor :
1. Dra. Murti Hadiyani
2. Indah Widiyaningrum, S.Si, Apt.
3. Arlinda Wibiayu, S. Si., Apt.
Kontributor :
1. Drs. R.Irawan, Apt.,M.Epid (Pusat Pengujian
Obat dan Makanan)
2. Bayu Wibisono,S.Si.,Apt (Direktorat Pengawasan
Distribusi Produk Terapetik & PKRT)
3. Arlinda Wibiayu, S. Si., Apt. (PIOM)
4. Dwi Resmiyarti, S.Farm., Apt. (PIOM)
5. Tri Handayani, S.Farm.,Apt (PIOM )
6. Syatiani Arum Syarie, S.Far.,Apt
7. Annisa Nurjannah, S.Farm.,Apt (PIOM )
Sekretariat :
1. Tanti Kuspriyanto, S.Si.,M.Si
2. Ridwan Sudiro, S.IP
3. Riani Fajar Sari, A.Md.
4. Syatiani Arum Syarie, S.Far.,Apt
5. Tri Handayani, S.Farm., Apt.
Sirkulasi :
1. Netty Sirait
2. Surtiningsih
Desain dan Fotografer :
Michael Andikawan S., S.Des.

Produk yang telah terdaftar di Badan POM berarti telah melalui


tahap evaluasi mutu, keamanan dan efikasi. Untuk mendekatkan
informasi mengenai suatu obat sejak tahun 2000 Badan POM telah
menyusun IONI (Informatorium Obat Nasional Indonesia) dan
telah diperbaharui beberapa kali. Sejak tahun 2010 masyarakat
dapat mengakses buku IONI dalam jaringan (daring). Pada 2014 ini
Badan POM membuat IONI versi mobile di samping IONI 2014 versi
cetak (buku). Beberapa penambahan materi dan cara mengakses
IONI versi mobile dapat dilihat pada artikel IONI Versi Mobile untuk
Informasi Obat yang Cepat dan Mudah .
Penduduk yang tinggal di wilayah tropis seperti di Indonesia,
umum mengalami ketombe. Hal ini tentu sangat mengganggu
karena menyebabkan kulit kepala terasa kering dan gatal.
Ketombe adalah salah satu gangguan pengelupasan kulit selain
dermatitis seboroik dan psoriasis. Agar gangguan pengelupasan
kulit ini tidak terus mengganggu maka pembaca perlu membaca
tentang jenis pengelupasan kulit dan cara mengatasinya pada
artikel swamedikasi dengan judul Gangguan Pengelupasan Kulit.
Sebagai penutup tahun 2014 ini, forum PIO Nas memunculkan Waktu
Penggunaan Amlodipin, Bisoprolol dan Alloprurinol. Penggunaan
beberapa obat secara bersamaan terkadang membuat orang
bingung mengkonsumsinya, untuk itu tanyakanlah kepada apoteker
di apotek kemungkinan munculnya interaksi antara dua obat
atau lebih. Sedangkan forum SIKer Nas memunculkan Keracunan
Madu sehingga masyarakat dapat memilih madu yang baik untuk
dikonsumsi dan dapat mengatasi jika mengalami gejala keracunan
akibat mengonsumsi madu yang tidak memenuhi syarat.
Selamat tahun baru, semoga tahun 2015 lebih baik dari 2014 dan
selamat membaca!

R
1500533

HALO BPOM

SMS : 081 21 9999 533


Email : halobpom@pom.go.id
Twitter : @halobpom

Halaman 2

edaksi menerima sumbangan artikel yang berisi


informasi terkait dengan obat, makanan, kosmetika,
obat tradisional, komplemen makanan, zat adiktif dan bahan
berbahaya. Kirimkan tulisan melalui alamat redaksi dengan
melampirkan identitas diri penulis.
Alamat redaksi: Ged. Pusat Informasi Obat dan Makanan lt. 5 BPOM, Jl.
Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat. Telepon/fax: 021-42889117.
Email ke informasi@pom.go.id

InfoPOM - Vol. 15 No. 6 November - Desember 2014

BERKENALAN DENGAN
PRODUK DARAH
Masih ada keragu-raguan ketika seseorang hendak mengkonsumsi obat yang berasal dari darah.
Darah dari orang yang tidak dikenal tentu membuat seseorang khawatir, padahal layaknya produk obat
lain, obat yang berasal dari darah harus memenuhi berbagai macam kriteria Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB) untuk produk darah. Penerapan CPOB tidak hanya ketika proses pengolahan darah tetapi
juga sejak darah dikumpulkan. Lalu seperti apakah jaminan keamanan produk darah tersebut?

Darah merupakan suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam


pembuluh darah. Warna merah pada darah tergantung pada
kadar O2 (oksigen) dan CO2 (karbondioksida) yang dikandungnya.
Semakin merah tua warna darah berarti relatif lebih banyak
kandungan CO2 nya, demikian pula sebaliknya.
Darah yang disentrifugasi akan terpisah menjadi 3 (tiga) lapisan,
yaitu lapisan bawah berwarna merah karena mengandung sel
darah merah atau eritrosit (45% dari total volume darah), lapisan
tengah berupa band (pita) berwarna putih mirip cincin melingkar
yang disebut buffy coat yang mengandung sel darah putih
(leukosit) dan platelet (< 1% dari total volume darah), dan lapisan
atas berupa cairan berwarna kekuningan yang mengandung
plasma darah (55% dari total volume darah).
Plasma darah mengandung berbagai komponen, antara lain: 91% air,
7% protein darah (fibrinogen, albumin, globulin), 2% nutrisi (asam
amino, lemak, gula), hormon (insulin, eritropoietin, dsb.), dan cairan
elektrolit (K, Na, Ca, dsb.). Berdasarkan banyaknya kandungan yang
dapat dimanfaatkan untuk kesehatan, saat ini di beberapa negara
maju telah banyak produsen yang memproduksi berbagai sediaan
obat yang berasal dari produk darah, plasma atau komponennya.
Pengolahan produk darah, plasma atau komponen darah
untuk menjadi suatu sediaan obat melalui serangkaian proses

yang sangat spesifik dan unik, demikian pula metode uji


yang digunakan. Oleh karena itu harus tersedia suatu sistem
panduan yang komprehensif antara Jaminan Mutu (QA) dan
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB atau GMP) yang didesain
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi persyaratan agar
terjamin mutu, keamanan dan efikasinya.
Terkait dengan yang tersebut, World Health Organization (WHO)
telah mengeluarkan World Health Assembly (WHA) Resolution
63.12 dengan fokus : ketersediaan, kualitas dan keamanan produk
darah. Menurut WHA Resolution 63.12, yang dimaksud dengan
produk darah adalah suatu substansi terapi yang diperoleh dari
darah manusia, termasuk whole blood, komponen darah labil dan
produk-produk obat yang berasal dari plasma.
CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK (CPOB)
CPOB merupakan bagian dari Jaminan Mutu yang bertanggung
jawab dalam memastikan bahwa suatu produk mampu diproduksi
secara konsisten sesuai standar mutu yang dipersyaratkan.Tujuan
utama CPOB adalah untuk meminimalisasi risiko yang mungkin
timbul di kemudian hari. Pentingnya CPOB untuk produk darah
juga telah dibahas melalui International Conferences of Drug
Regulatory Authorities (ICDRA) yang diselenggarakan masingmasing di Berlin (1999), Hong Kong (2002) dan Madrid (2004).

Halaman 3

InfoPOM - Vol. 15 No. 6 November - Desember 2014

Proses produksi suatu produk darah berbeda dengan proses


produksi obat karena adanya keterbatasan kemampuan
dalam mengidentifikasi secara klinis atas komponen aktif yang
dikandungnya yang umumnya kompleks. Perubahan dalam proses
produksi dapat berakibat terjadinya perubahan dalam produk
darah itu sendiri dan terkadang memerlukan studi klinis tambahan
untuk menjamin keselamatan, identitas, kemurnian dan potensi
produk darah tersebut. Adanya perbedaan yang signifikan dalam
produksi suatu produk darah mengharuskan adanya pemantauan
secara ketat (scrutiny) mulai dari tahap awal pengambilan hingga
menjadi produk akhir. Oleh sebab itu, diperlukan kepatuhan
terhadap CPOB pada semua tingkat proses produksi (tempat
pengumpulan darah), dari donor ke penerima, merupakan
prasyarat mutlak guna mencapai mutu secara konsisten.

dan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (Guideline on


Good Manufacturing Practice) (2012).

BAGAIMANA INDONESIA ?
Indonesia merupakan salah satu negara yang dipilih oleh WHO
sebagai pilot project untuk pelaksanaan program blood safety,
karena:

Gambar 3. Dokumen Guidelines for Blood Products

a. Pemerintah Indonesia berkomitmen menetapkan sistem


regulasi darah dan produk darah dalam meningkatkan
konsolidasi pelayanan darah dan pengolahan plasma yang
terbuang.
b. Badan POM
dengan dukungan WHO berkomitmen
menegakan peraturan CPOB pada produksi produk darah/
plasma. Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah melalui
penyelenggaraan pelatihan personel terkait penilaian
produksi, inspeksi, dan pengawasan mutu produk darah,
seperti Seminar on Blood and Regulation Control (Agustus,
2013), Workshop on Blood Testing and Risk Assessment as Part
of GMP in Blood Establishment (Juni, 2014), dan Workshop
on Enforcement and Implementation of Good Manufacturing
Practices for Blood Establishments (Juni, 2014).

WHO juga telah melakukan koordinasi dengan badan-badan


kesehatan yang mempunyai otoritas dalam pengawasan obat dari
negara produsen produk darah, plasma atau komponen darah yang
umumnya merupakan negara maju, dimana faktor keamanan telah
menjadi bagian dari kebijakan nasional di negara tersebut.
MENGAPA CPOB PENTING UNTUK PRODUK DARAH ?
Penerapan CPOB harus diterapkan sejak tahap awal pengumpulan
darah/plasma hingga dihasilkannya produk darah/plasma yang
bermutu dan aman, karena:
yyDapat menjamin dokumentasi yang memadai dan mudah
telusur pada setiap prosesnya.
yyDapat menjamin pelulusan produk darah/plasma yang
bermutu dan aman.
yyPenerapan CPOB in blood establishments dapat membantu
dalam meningkatkan dan menjamin mutu plasma serta
keamanannya.
yyPenerapan CPOB in blood establishments akan dapat
meningkatkan ketersediaan plasma dan menjadi salah satu
kunci keberhasilan program fraksinasi plasma.

Gambar 2. Kegiatan Workshop Blood Products di Indonesia

c. Kesediaan dan kesiapan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk


melaksanakan semua kegiatan yang diperlukan dalam
menghasilkan produk darah yang aman dan bermutu.
Dalam rangka pelaksanaan CPOB produk darah, Badan POM
telah menerbitkan pedoman, berupa: Good Manufacturing
Practices Guidelines for Human Blood and Blood Products (2005)

Halaman 4

TANTANGAN DAN ISU


Beberapa tantangan dan isu terkait pelaksanaan CPOB produk
darah, termasuk plasma atau komponen darah yang lain yaitu
masih rendahnya minat masyarakat Indonesia untuk mengikuti
aksi donor darah sehingga terkadang masih terjadi keterbatasan
stok darah. Berdasarkan data BPS (2010) jumlah penduduk
Indonesia saat ini mencapai 237.641.326 jiwa (BPS, 2010). Jumlah
penduduk yang relatif besar tersebut merupakan sumber plasma
yang sangat potensial untuk pemenuhan kebutuhan nasional.
Namun menurut WHO (2011) angka donasi di Indonesia saat
ini berkisar pada 5,0 - 9,9 per 1.000 jumlah penduduk. Angka ini
termasuk kategori rendah apabila dibandingkan dengan jumlah
penduduknya. WHO (2014) telah membagi rate donasi darah
menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu: high-income countries dengan
angka donasi 39,2 per 1000 jumlah penduduk (39,2/1000 =
0,0392); 12,6 middle-income countries (0,0126) dan 4,0 low-income
countries (0,004).

InfoPOM - Vol. 15 No. 6 November - Desember 2014

Gambar 4. Mapping angka donasi darah per 1000 penduduk, 2011.

Tantangan berikutnya adalah adanya desakan atas kebutuhan


plasma secara global yang dapat memicu industri untuk
berinvestasi di Indonesia untuk itu diperlukan perkuatan sistem
jaminan mutu pengawasan dan keamanan produk darah dalam
perangkat diagnostik in vitro. Terkait dengan hal tersebut, maka
tindakan antisipasi dalam menjamin mutu dan keamanan
produk darah mutlak diperlukan.
Lalu masalah yang mungkin muncul adalah darah yang
tidak aman akan berisiko menularkan penyakit sehingga
berpotensi menambah beban biaya kesehatan di masa
mendatang, oleh karena itu diperlukan fasilitasi akses
produk darah yang tepat dan sesuai WHO International
Reference dari laboratorium kontrol atau laboratorium yang
ditunjuk.
PENUTUP
Kualitas dan keamanan plasma atau produk darah merupakan
hal yang sangat penting dan harus terjamin sebelum digunakan
manusia. Oleh sebab itu, agar suatu sediaan blood product dapat
terjamin mutu, keamanan dan efikasinya, pada setiap tahapan
prosesnya harus berpedoman CPOB.

Penulis : Pusat Pengujian Obat dan Makanan & Direktorat


Pengawasan Produksi Produk Terapetik dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga
PUSTAKA:
1. World Health Organization. 2014. Blood Safety and Availability. WHO.
2. Padilla A. 2012. Good Manufacturing Practices for Blood Establishments
(GMP for Plasma Donations) [Makalah]. Blood Products & Related
Biologicals, Quality Assurance and Safety Medicines, World Health
Organization.
3. Padilla A. 2012. Regulation of Plasma and Plasma Products: How Should
We Regulate Blood and Blood Product? [Makalah]. Blood Products &
Related Biologicals, Quality Assurance and Safety : Medicines. Essential
Medicines and Pharmaceuticals Policies, Health Systems and Services,
World Health Organization.
4. Padilla A. 2011. Quality Assurance and Safety of Blood Products and
Related Biologicals [Makalah]. Blood Products & Related Biologicals,
Quality Assurance and Safety: Medicines. Essential Medicines and
Pharmaceuticals Policies, Health Systems and Services, World Health
Organization.
5. PIC/S Secretariat. 2004. PIC/S GMP for Blood Establishments, Geneva.

Halaman 5

InfoPOM - Vol. 15 No. 6 November - Desember 2014

IONI VERSI MOBILE UNTUK INFORMASI OBAT


YANG CEPAT DAN MUDAH
Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan informasi harus dapat dipenuhi dengan cepat dan mudah.
Kebutuhan akan informasi termasuk di dalamnya kebutuhan informasi obat untuk tenaga kesehatan
dan masyarakat harus dapat dipenuhi dengan cepat, mudah dan tetap harus menjaga aspek
keakuratan, obyektivitas, ringkas dan keterkiniannya. Untuk memenuhi hal tersebut, Badan POM dalam
rangka menjalankan perannya pada Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SISPOM) membuat
inovasi baru berupa IONI versi mobile.

IONI yang merupakan singkatan dari Informatorium Obat Nasional


Indonesia berisi kompilasi dari informasi yang disetujui (approved
label) produk obat yang mendapat nomor izin edar dari BPOM.
Pertama kali diterbitkan pada tahun 2000 dalam bentuk buku
yang kemudian buku tersebut diperbaharui pada tahun 2008.
Untuk memudahkan pengguna pada tahun 2010 dimuat dalam
bentuk informasi pada subsite Informasi Obat BPOM dan sekarang
pada tahun 2014, informasi pada buku dan subsite dilakukan
pembaharuan informasi dan juga dikembangkan dalam bentuk
versi mobile. IONI versi mobile dibuat sebagai salah satu upaya Badan
POM untuk melakukan terobosan secara berkesinambungan dalam
meningkatkan akses informasi obat terstandar.
IONI versi mobile memuat informasi seperti pada buku IONI
2013, di mana bila dibandingkan dengan subsite IONI terdahulu
telah ditambahkan 2 kelas terapi baru yaitu Media Kontras dan
Radiofarmaka serta 68 jenis obat baru yang disetujui tahun
2011-2014. 22 obat diantaranya merupakan zat aktif baru (New
Chemical Entity/NCE) untuk obat pada sistem kardiovaskular
(3 jenis), sistem saluran nafas (2 jenis), sistem saraf pusat (2 jenis),

Halaman 6

penyakit infeksi (3 jenis), sistem endokrin (4 jenis), sistem obstetrik,


ginekologi dan saluran kemih (1 jenis), penyakit keganasan dan
imunosupresi (4 jenis) dan obat topikal mata (2 jenis) serta obat
topikal pada kulit (1 jenis).
Selain penambahan 2 kelas terapi dan 68 monografi obat, juga
telah ditambahkan satu sub kelas terapi baru yaitu penghambat
fosfodiesterase tipe 4 yang berisi monografi obat rofumilast.
Pada kenyataan saat ini, di Indonesia belum banyak tersedia
sumber informasi obat yang lengkap dalam bahasa
Indonesia sehingga masih banyak tenaga kesehatan terpaksa
mengandalkan sumber informasi yang menggunakan bahasa
asing. Karena itu dibutuhkan sumber informasi yang disajikan
dengan bahasa yang biasa digunakan masyarakat yaitu bahasa
Indonesia. IONI versi mobile diharapkan menjadi jawaban atas
tantangan kebutuhan akan sumber informasi obat untuk para
pengguna dan menjadi acuan utama tenaga kesehatan di
Indonesia untuk mendapatkan informasi obat.

InfoPOM - Vol. 15 No. 6 November - Desember 2014

CARA MENGAKSES IONI VERSI MOBILE:


1. MELALUI WEBSITE BADAN POM VERSI MOBILE, DENGAN LANGKAH-LANGKAH SEBAGAI BERIKUT:
a. Membuka website BPOM melalui perangkat pintar: www.pom.go.id
(akan dialihkan langsung ke www.pom.go.id/mobile)

b. IONI versi mobile siap digunakan

Tampilan akan berubah menjadi seperti di bawah ini.


Kemudian di bawah produk teregistrasi, klik ikon IONI

2. MELALUI PERANGKAT TELEKOMUNIKASI BERBASIS SISTEM ANDROID, DENGAN LANGKAH-LANGKAH SEBAGAI BERIKUT:
a. Mengunduh aplikasi IONI versi mobile melalui
Link: http://www.appsgeyser.com/1364688 , atau
Kode QR:

b. Aplikasi IONI versi mobile yang berhasil diunduh.

Setelah link
dibuka, akan
muncul seperti
di bawah ini.
Kemudian klik
FREE

c. Tampilan di perangkat telekomunikasi berbasis android

Penulis: Bidang Informasi Obat - Pusat Informasi Obat dan Makanan

PUSTAKA:
InfoPOM vol. 10. no. 5. September 2009. Badan Pengawas Obat dan
Makanan. Jakarta

Halaman 7

InfoPOM - Vol. 15 No. 6 November - Desember 2014

SIARAN PERS
HASIL PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL MENGANDUNG BAHAN KIMIA OBAT
Untuk melindungi masyarakat dari penggunaan Obat Tradisional
(OT) yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, manfaat, dan
mutu, Badan POM secara rutin dan berkesinambungan melakukan
pengawasan peredaran obat tradisional, termasuk kemungkinan
dicampurnya Obat Tradisional dengan Bahan Kimia Obat (OT-BKO).
Berdasarkan hasil pengawasan Badan POM di seluruh Indonesia dari
bulan November 2013 sampai dengan Agustus 2014 ditemukan
sebanyak 51 OT-BKO, dimana 42 diantaranya merupakan produk OT
tidak terdaftar (ilegal). Selain itu, berdasarkan informasi dari negara
lain melalui skema Post-Market Alert System, ditemukan 62 obat
tradisional dan suplemen makanan mengandung BKO. Untuk itu
Badan POM menerbitkan peringatan/public warning sebagaimana
terlampir, dengan tujuan agar masyarakat tidak mengonsumsi OTBKO karena dapat membahayakan kesehatan.
Bahan Kimia Obat (BKO) yang diidentifikasi dicampur dalam OT
pada temuan periode November 2013 sampai dengan Agustus
2014 didominasi oleh penghilang rasa sakit dan obat rematik
seperti parasetamol dan fenilbutason, serta obat penambah
stamina/aprodisiaka seperti sildenafil.
Sebagai tindak lanjut terhadap temuan OT-BKO tersebut, dilakukan
penarikan produk dari peredaran dan pemusnahan. Untuk OT yang
telah terdaftar dan ditemukan mengandung BKO, maka nomor izin
edar dicabut serta diproses secara pro-justitia bekerja sama dengan
aparat penegak hukum lainnya. Selama dua tahun terakhir sejumlah
99 kasus diajukan ke pengadilan.

Judul

: Serial Data Ilmiah Terkini


Tumbuhan Obat: JINTEN HITAM
Nigella sativa L.

Pengarang

: T. Bahdar J. Hamid,
Sherley, dkk.

Penerbit

: Direktorat Obat Asli Indonesia,


Badan POM RI

Tahun

: 2013

Salah satu tema pada buku Serial Data Ilmiah Terkini Tumbuhan Obat
yang diterbitkan oleh Direktorat Obat Asli Indonesia Badan Pengawas
Obat Makanan memuat tentang Jinten Hitam. Buku ini mengulas
penelitian ilmiah tentang jinten hitam atau Nigella sativa L. mulai dari
ketersebaran daerah budidaya, deskripsi, penggunaan tradisional,
kandungan kimia, aktivitas farmakologi, dan toksisitas jinten hitam.
Jinten hitam merupakan tumbuhan terna semusim dengan batang
bulat dan daun berwarna hijau, bunga berwarna putih atau ungu
dan buah berbentuk tabung yang berisi banyak biji yang tumbuh
liar sampai ketinggian 1100 m dpl. Biji jinten hitam mengandung
senyawa kimia terpenoid timol, timokuinon, nigellon dan lainlain yang memberikan aktivitas farmakologi diantaranya sebagai
antibakteri, antiviral, antioksidan, antiinflamasi dan analgesik, anti

Halaman 8

Kepada masyarakat:
1. Ditegaskan untuk tidak mengonsumsi OT-BKO sebagaimana
tercantum dalam lampiran peringatan/public warning ini
termasuk peringatan/public warning yang sudah diumumkan
sebelumnya, karena dapat menyebabkan risiko bagi kesehatan
bahkan dapat berakibat fatal.
2. Agar melaporkan ke Badan POM apabila menduga adanya
produksi dan atau peredaran OT secara ilegal kepada Contact
Center HALOBPOM 1500533, SMS 081219999533, email
halobpom@pom.go.id, atau Unit Layanan Pengaduan Konsumen
(ULPK) Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia.
Demikian siaran pers ini disampaikan untuk diketahui dan
disebarluaskan.
Untuk melihat list produk Hasil Pengawasan Obat Tradisional
Mengandung Bahan Kimia Obat dapat dilihat pada website
Badan POM di www.pom.go.id
Jakarta, 26 November 2014
Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat

PUBLIKASI
tukak lambung, antidiabetes dan aktivitas farmakologi
lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan.
Pada bagian penjelasan di buku tersebut, untuk penggunaan jinten
hitam sebagai anti tukak lambung, diujicobakan dengan dosis
500mg/kg BB dan timokuinon dosis 10 mg/kg BB per oral pada
tikus Wistar (n=10) yang diinduksi tukak lambung dengan alkohol.
Aktivitas anti tukak dibuktikan dengan penurunan sel mast, luas
area tukak dan kadar histamin lambung. Hal ini menunjukkan
bahwa biji jinten hitam bersama dengan timokuinon berpotensi
sebagai gastroprotektif melalui mekanisme antiperoksidase,
antioksidan dan antihistamin. (hal16)
Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas, buku ini juga berisi
efek samping dari jinten hitam berupa dermatitis kontak pada
penggunaan secara topikal, interaksi obat yang mungkin terjadi
pada saat penggunaan jinten hitam bersama obat lain dan daftar
karya ilmiah yang dijadikan referensi penelitian. Selamat membaca.
Penulis : Bidang Informasi Obat - Pusat Informasi Obat dan Makanan

siaran-pers

Dalam penanganan kasus OT-BKO, Badan POM terus melakukan


koordinasi lintas sektor, antara lain dengan Pemda Kab/Kota (Dinas
Kesehatan/Dinas Perindustrian/Dinas Perdagangan) serta Asosiasi,
melalui Kelompok Kerja Nasional Penanggulangan Obat Tradisional

Mengandung Bahan Kimia Obat (Pokjanas Penanggulangan


OT-BKO). Pokjanas Penanggulangan OT-BKO juga melakukan
pembinaan/advokasi kepada UMKM di sentra-sentra produksi jamu,
antara lain Banyuwangi Sukoharjo, Malang, dan Cilacap.
Ditegaskan kepada pelaku usaha yang memproduksi dan/atau
mengedarkan OT-BKO untuk menghentikan kegiatan tersebut.
Kegiatan memproduksi dan/atau mengedarkan OT-BKO merupakan
pelanggaran tindak pidana yang dapat dikenai sanksi hukum sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

InfoPOM - Vol. 15 No. 6 November - Desember 2014

GANGGUAN PENGELUPASAN KULIT


Ketombe, pasti semua orang mengenalnya, namun disebut gangguan pengelupasan kulit mungkin
tidak banyak orang yang mengetahui rupa penyakit itu. Ketombe merupakan salah satu gangguan
pengelupasan kulit yang khususnya menjangkiti bagian kulit kepala.
Pada seri swamedikasi kali ini, tidak hanya ketombe yang akan dibahas namun juga gangguan
pengelupasan kulit lainnya yaitu dermatitis seboroik dan psoriasis. Ketiga penyakit tersebut
dinamakan gangguan pengelupasan kulit karena adanya lapisan kulit terluar yang terkelupas, yaitu
bagian epidermis. Perbedaannya ada pada tingkat keparahan dan wilayah jangkitannya.
KETOMBE
Seperti kita ketahui, ketombe ditunjukkan dengan adanya
serpihan berwarna putih di permukaan kulit kepala. Serpihan
tersebut merupakan hasil dari pertumbuhan sel berlebih pada
permukaan kulit kepala. Akibat adanya percepatan pergantian sel
tersebut pada area yang luas, maka terjadi pengelupasan pada
lapisan tanduk. Pengelupasan kulit ini bersifat ringan dan dapat
berkurang dengan melakukan pencucian rambut secara teratur.
Pada kulit kepala yang berketombe diketahui ada perkembangan
jamur Pityrosporum ovale dengan kadar yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan orang yang tidak berketombe. Apakah
jamur tersebut yang menyebabkan ketombe? Hal itu belum
diketahui secara pasti, karena bisa jadi jamur tersebut ada akibat
adanya serpihan kulit terkelupas yang menjadi nutrisi bagi
jamur itu. Namun penggunaan sampo yang berkhasiat melawan
pertumbuhan jamur P.ovale diketahui dapat mengurangi ketombe.
Mencuci rambut dan kulit rambut dengan sampo biasa (nonmedicated shampoo) dengan frekuensi sehari sekali atau dua hari
sekali atau setidaknya seminggu dua kali, umumnya cukup untuk
mengatasi ketombe ringan sampai sedang.
Jika mencuci rambut dengan sampo biasa tidak cukup, dapat
digunakan sampo yang mengandung zat berkhasiat (medicated
shampoo) seperti pyrithione zink, selenium sulfida, coal tar, asam
salisilat, sulfur atau ketokonazol. Medicated shampoo dalam
penggunaannya diperlukan hanya 2 hingga 3 kali setiap minggunya
selama 2 sampai 3 minggu, kemudian dilanjutkan sekali seminggu
atau dua kali seminggu untuk mengontrol kondisi kulit kepala.

Apoteker PIO Nas bertemu dengan Dimas, teman sebangkunya


sewaktu SMA yang sudah lama tak ia jumpai. Lepas bertukar kabar,
Dimas tak melewatkan kesempatan untuk berkonsultasi kepada
Apoteker PIO Nas mengenai gangguan pada kulit kepalanya.
Sejak tiga tahun lalu, kulit kepala Dimas mengalami
pengelupasan skala ringan berupa ketombe yang menyebar di
permukaan rambut. Hal itu membuatnya merasa kurang percaya
diri ketika beraktivitas. Selain itu, kulit kepalanya sering terasa
gatal sehingga mengharuskan dia untuk menggaruk agar rasa
gatal tersebut berkurang.
Selama ini, Dimas mencuci rambutnya secara tidak
teratur menggunakan sampo biasa. Tidak teraturnya
Dimas dalam mencuci rambut disebabkan jadwal
pekerjaan Dimas yang padat dan memaksanya
sering berpergian ke luar kota. Pernah juga ia
mencoba sampo antiketombe yang banyak
dijual di pasaran. Setelah pemakaian, ketombe
dan rasa gatalnya sedikit berkurang. Namun
karena pemakaian yang tidak teratur, ketombe
dan rasa gatal itu kembali menghantuinya.

Agar mendapatkan hasil yang maksimal, saat mencuci rambut


menggunakan sampo pijat kulit kepala (dapat menggunakan
penggosok kulit kepala). Kemudian diamkan selama 3-5 menit,
bilas sampai tidak ada sisa sampo pada kulit kepala.
DERMATITIS SEBOROIK
Mirip seperti ketombe tapi memiliki tingkat keparahan
lebih tinggi dan menjangkiti area yang lebih luas. Dermatitis
seboroik memperlihatkan kondisi peradangan dan
menjangkiti tidak hanya kulit kepala namun juga bagian
wajah, telinga dan badan. Area tersebut merupakan area yang
menghasilkan kelenjar sebasea (kelenjar minyak) berlebih.
Akibat aktivitas kelenjar sebasea yang tinggi membuat
pergantian sel meningkat hingga menjadi tiga kali lebih cepat
dari kulit normal. Pergantian sel terjadi setiap 9 sampai 10
hari. Paling banyak terjadi pada bayi, dan 2% sampai 5% pada
orang dewasa, paling banyak terjadi pada pria.

Halaman 9

InfoPOM - Vol. 15 No. 6 November - Desember 2014

membentuk plak. Lesi ini mirip seperti lubang yang dibatasi


oleh lingkaran yang tajam, berwarna merah muda menyala
sampai merah terang atau warna merah marun, dengan
lapisan buram, tebal, menempel, sisik putih yang dapat
mengelupas dari lapisan kulit. Jika sisik tersebut mengelupas
dapat menyebabkan belang pada titik pendarahan.
Perlu diketahui, psoriasis tidak dapat disembuhkan total.
Tujuan penanggulangan psoriasis adalah mengendalikan dan
menghilangkan tanda dan gejalanya (peradangan, pengelupasan
dan rasa gatal) serta mencegah dan meminimalkan kemungkinan
melebarnya psoriasis.
Gangguan ini memiliki ciri-ciri berwarna merah, mengelupas,
dan rasa gatal dengan masa puncak dua kali yaitu sekitar 3 bulan
sejak muncul, dan puncak kedua sekitar empat sampai tujuh
bulan sejak muncul.
Sama halnya dengan penanganan ketombe, penanganan awal
dermatitis seboroik dapat dilakukan dengan mencuci rambut
menggunakan sampo biasa. Begitupun untuk penggunaan
medicated shampoo pada dermatitis seboroik, metode dan
bahan aktif yang digunakan juga sama dengan penanganan
ketombe. Hanya saja waktu penggunaannya menjadi dua kali
seminggu selama 4 minggu, kemudian sekali seminggu untuk
mengkontrol kondisi kulit kepala.
Pada bayi, dermatitis seboroik biasanya hilang dengan sendirinya.
Penanganan awal dapat dilakukan dengan pemijatan lembut pada
kulit kepala dengan minyak bayi, lalu cuci rambut menggunakan
sampo bayi. Kerak kulit dapat dihilangkan menggunakan baby oil,
kemudian cuci rambut dengan sampo bayi.
PSORIASIS
Berbeda dari ketombe dan dermatitis seboroik, psoriasis
merupakan peradangan kronik, berupa lesi (hilangnya fungsi
jaringan kulit), dan apabila menyebar ke seluruh tubuh dapat
mengganggu fungsi dari anggota tubuh (khususnya pada kaki
atau tangan). Pada psoriasis, pergantian sel 5-6 kali lebih cepat
dibandingkan kulit normal.
Banyak hal yang menjadi kemungkinan penyebab psoriasis.
Beberapa faktor lingkungan seperti kondisi fisik, sinar UV,
atau cedera karena bahan kimia, juga infeksi seperti infeksi
streptococcal, infeksi virus akut, infeksi HIV, termasuk penyebab
dari penyakit psoriasis. Beberapa penggunaan obat, misalnya
golongan beta bloker, litium, antimalaria, indometasin, dan
kuinidin serta akibat sistemik obat golongan kortikosteroid
turut berkontribusi terhadap terjadinya psoriasis. Kondisi lain
yang mempengaruhi diantaranya stres, gangguan endokrin/
perubahan hormonal, obesitas, kebiasaan merokok dan
meminum alkohol.
Psoriasis dapat timbul pada kulit kepala, siku, lutut, badan,
bagian bawah tangan dan kaki. Pada lokasi tersebut, psoriasis
ditandai dengan adanya plak, kulit membalik (bagian luar ke
dalam), lesi mirip tetesan, berjerawat, dan kemerahan pada
kulit. Lesi dimulai dari tonjolan kecil yang tumbuh dan bersatu

Halaman 10

Penanganan awal yang dapat dilakukan sehari-hari untuk


rasa gatal, kulit kering, dapat digunakan emolien (pelembut).
Selain itu, angkat sisik dengan kain penggosok yang
lembut setelah mandi. Untuk mencegah kondisi psoriasis
yang lebih parah, hindari faktor yang dapat mencetuskan
psoriasis seperti stress, sinar UV, luka karena bahan kimia,
meminum alkohol dan merokok. Bagi yang mengalami
obesitas, mengurangi berat badan juga dapat mengurangi
keparahan psoriasis.
Terapi obat untuk psoriasis pada kulit kepala gunakan
medicated shampoo yang mengandung coal tar atau asam
salisilat. Untuk membantu menghilangkan sisik, rendam
bagian tubuh yang terkena psoriasis pada air hangat
selama 10-20 menit, kemudian gunakan produk yang
mengandung asam salisilat. Apabila psoriasis menyerang
area tubuh yang cukup luas jangan gunakan asam salisilat,
karena kemungkinan dapat diserap oleh aliran darah. Coal
tar lebih efektif menghilangkan sisik, untuk bagian tubuh
yang telah terjadi lesi, tangan, dan kaki, di malam hari.
Produk ini biasanya akan mengakibatkan bekas noda pada
alas tidur atau pakaian. Untuk menghilangkan sisa coal tar
dan menghilangkan sisik psoriasis dapat dilakukan dengan
mandi pada pagi hari. Setelah mandi gunakan produk yang
mengandung asam salisilat. Gunakan emolien apabila
timbul lesi berwarna kemerahan sampai kemerahannya
menurun.

InfoPOM - Vol. 15 No. 6 November - Desember 2014

ZAT BERKHASIAT UNTUK


PENGELUPASAN KULIT

MENGOBATI

GANGGUAN

AGEN SITOSTATIK
Agen sitostatik topikal diketahui dapat menurunkan laju replikasi
sel epidermis, dengan demikian waktu yang dibutuhkan untuk
pergantian sel epidermis meningkat sehingga mengurangi sisik
pada kulit yang nampak secara signifikan. Penggunaan produk
yang mengandung agen sitostatik bermanfaat untuk mengontrol
ketombe dan dermatitis seboroik.
1. Pyrithione Zink
Pyrithione Zink sebagai agen sitostatik bekerja dengan cara
menimbulkan toksisitas nonspesifik pada sel epidermis. Produk
yang mengandung bahan ini digunakan dengan cara diaplikasikan
pada rambut dan kulit kepala, kemudian segera dibasuh dengan
air. Semakin lama waktu paparan produk pada kulit kepala maka
efeknya semakin besar. Medicated shampoo untuk ketombe
mengandung pyrithione zink 0,3% sampai 2,0%, sedangkan untuk
dermatitis seboroik adalah 0,95% sampai 2,0%.
2. Selenium Sulfida
Selenium sulfida berperan sebagai agen sitostatik dengan
menghambat pertumbuhan sel langsung pada sel permukaan
kulit, sehingga penggantian kulit secara berlebih dapat
dihentikan. Bilas sampo sampai tidak ada yang tertinggal
di kulit kepala atau rambut karena selenium sulfida dapat
mengakibatkan perubahan warna rambut. Penggunaan
selenium sulfida yang terlalu sering dapat meninggalkan bau
dan kulit kepala berminyak. Obat ketombe dan dermatitis
seboroik mengandung selenium sulfida 1%.
Efek yang tidak diinginkan:
Hindari kontak dengan kelopak mata karena berpotensi
menimbulkan iritasi. Jika terjadi kontak dengan mata maka
segera bilas dengan air yang banyak.
Selenium sulfida bersifat racun jika tertelan. Karena adanya
resiko keracunan, maka hanya digunakan pada pemakaian
luar saja.
Selenium sulfida dapat meningkatkan minyak pada kulit
kepala dan memperburuk kondisi dermatitis seboroik
pada orang tertentu.
3. Coal Tar
Coal tar digunakan untuk mengatasi ketombe, dermatitis seboroik
dan psoriasis. Coal tar biasanya tersedia dalam bentuk krim, salep,
pasta, lotion, minyak tar, sampo, sabun, dan gel. Kandungan coal tar
yang terdapat dalam produk adalah 0,5% sampai 5% .
Efek yang tidak diinginkan:
terjadinya peradangan pada folikel;
meninggalkan noda pada kulit dan rambut, fotosensitivitas
(sensitif bila terkena cahaya);
iritasi.

AGEN KERATOLITIK
Agen keratolitik dapat memudahkan pelepasan atau
penghancuran agregat keratin (lapisan tanduk), dengan demikian
membantu menghilangkan sisik dengan menjadikannya partikel
yang lebih kecil. Zat ini bekerja dengan melarutkan zat pengikat
sel epidermis. Namun karena dapat mempengaruhi keratin
rambut dan kulit, maka penggunaan agen keratolitik dalam
waktu yang lama dapat merusak rambut.
1. Asam Salisilat
Asam salisilat merupakan agen keratolitik yang bekerja dengan
menurunkan pH kulit, sehingga meningkatkan pelepasan keratin.
Obat ketombe, dermatitis seboroik, dan psoriasis mengandung
asam salisilat 1,8% sampai 3%. Efeknya akan terlihat pada 7
sampai 10 hari setelah penggunaan.
Efek yang tidak diinginkan: Iritasi
2. Sulfur
Sulfur dapat menyebabkan pengelupasan sel dan mengurangi
jumlah korneosit (sel aktif pada lapisan kulit terluar). Sulfur
tunggal digunakan sebagai obat ketombe dengan konsentrasi
2% sampai 5%. Kombinasi Sulfur dengan asam salisilat digunakan
untuk pengobatan dermatitis seboroik.
Efek yang tidak diinginkan: Iritasi
ZAT AKTIF LAIN
Ketokonazol
Ketokonazol adalah anti jamur, yang tersedia dalam bentuk
sampo untuk pengobatan ketombe dan dermatitis seboroik
pada kulit kepala.
Sampo digunakan pada rambut yang telah dibasahi, kemudian kulit
kepala dipijat selama 3 sampai 5 menit, bilas sampai sisa sampo
tidak ada di rambut dan kulit kepala. Penggunaan sampo yang
mengandung ketokonazol dua kali seminggu selama 4 minggu.
PUSTAKA
1. Badan POM. 2007. Kompendia Obat Bebas. Badan POM RI, Jakarta.
2. Krinsky, et al. 2012. Handbook of Nonprescription Drugs: an Interactive
Approach to Self-Care 17th ed. American Pharmacist Association,
Washington DC.
3. Berman, Kevin. 2013. Seborrheic dermatitis. http://www.nlm.nih.gov/
medlineplus/ency/article/000963.htm [11 Februari 2014].

SATU TINDAKAN UNTUK MASA DEPAN


(Baca Label Sebelum Membeli)
Halaman 11

WAKTU PENGGUNAAN AMLODIPIN, BISOPROLOL


DAN ALLOPURINOL
Pertanyaan:
Saya ingin bertanya jika dosis satu kali sehari untuk obat amlodipin, bisoprolol dan allopurinol sebaiknya diminum pagi
atau malam hari? (I, Apoteker).
Jawaban:
Amlodipin dan bisoprolol merupakan obat yang mempengaruhi
sistem pembuluh darah dan jantung tetapi bekerja dengan
cara yang berbeda. Amlodipin bekerja dengan menghambat
ion kalsium sehingga menurunkan tekanan darah. Amlodipin
digunakan dalam mengobati penyakit hipertensi atau angina.
Sedangkan bisoprolol bekerja dengan jalan secara selektif
menghambat adrenoreseptor beta1, sehingga bisoprolol
digunakan untuk mengobati hipertensi, angina, aritmia,
infark miokard dan tirotoksikosis. Allopurinol merupakan
penghambat xantin oksidase yang digunakan untuk mengobati
hiperurisemia (kadar asam urat yang tinggi dalam urin dan
darah) yang bekerja dengan mengurangi produksi asam urat
dalam tubuh. Tingginya kadar asam urat dapat menyebabkan
serangan gout (artritis) atau batu ginjal.
Ketiga obat tersebut merupakan obat keras yang penggunaannya
harus dibawah pengawasan dokter. Pemberian amlodipin
dan bisoprolol dapat diberikan sebelum atau sesudah makan,
sedangkan allopurinol diberikan sesudah makan untuk
mengurangi kemungkinan iritasi lambung. Tidak ada waktu
khusus yang disarankan untuk meminum ketiga obat
ini. Tetapi, untuk memaksimalkan
pengobatan
dan
meningkatkan
kepatuhan penggunaannya disarankan
pada waktu yang sama setiap harinya
(misalnya diminum setiap pukul 8 pagi).
Perlu diperhatikan bahwa amlodipin
bersama bisoprolol dapat meningkatkan
efek penurunan tekanan darah dan
kemungkinan terjadinya efek samping
sakit kepala, pusing, dan lelah. Sehingga
disarankan amlodipin dan bisoprolol
diberikan dalam waktu yang terpisah
(misalnya amlodipin diberikan pada pagi
hari, sedangkan bisoprolol diberikan pada siang hari). Dalam
penggunaan allopurinol sebaiknya disertai dengan banyak minum
air putih, dianjurkan setidaknya minum 10-12 gelas penuh air putih.
PUSTAKA
1. American Pharmacist Association. 2013. Drug Information Handbook 22nd Edition. American: Lexicomp
2. Badan POM RI. 2008. IONI.Jakarta: Badan POM RI
3. British National Formulary (BNF) 67. London, BMJ, 2014

KERACUNAN MADU
Pertanyaan:
Saya merasakan sakit perut, muntah (berupa air madu) dan
sakit kepala setelah 30 menit mengkonsumsi madu yang saya
duga kadaluarsa/palsu. Apakah wajar jika masa kadaluarsa
madu sampai dengan 4 tahun (seperti yang tertera pada
produk)? Jika saya mengalami keluhan seperti di atas, apa
yang harus saya lakukan? (J, Karyawan)
Jawaban:
Madu merupakan pemanis alami kaya karbohidrat yang
berasal dari nektar tumbuhan melalui pengolahan oleh lebah.
Komponen utama madu adalah glukosa, fruktosa, air, serta
komponen lain seperti asam amino, protein, enzim dan mineral
dalam jumlah kecil. Madu memiliki pH rendah (3,2 4,5) dan
bersifat antimikroba karena adanya kandungan hidrogen
peroksida serta senyawa antioksidan lain yang diduga dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Penyimpanan yang benar dapat membuat madu tetap
stabil dalam waktu yang lama. Pengaruh suhu, cahaya dan
kelembaban dapat menyebabkan madu berubah warna,
kehilangan aroma, membentuk kristal, kehilangan aktivitas
antimikrobanya, serta berkurang nilai nutrisinya. Sebaiknya
madu disimpan pada suhu sekitar 20oC dalam wadah tertutup
rapat agar terhindar dari kerusakan akibat kelembaban. Madu
yang telah mengalami perubahan fisik seperti warna atau
hilangnya aroma sebaiknya tidak dikonsumsi.
Senyawa hidroksimetil furfural (HMF)
dan diastase dapat digunakan sebagai
indikator kerusakan madu dalam proses
produksi atau penyimpanan. Pada kondisi
penyimpanan di suhu ruangan (25oC),
umur pakai madu umumnya sekitar 18
bulan. Untuk memastikan madu sudah
terdaftar di Badan POM maka dapat dilihat
di website Badan POM (www.pom.go.id).
Pertolongan pertama yang dapat
dilakukan jika mengalami muntah adalah
menjaga asupan cairan tubuh agar tidak
terjadi dehidrasi akibat pengeluaran
cairan, misalnya dengan memberikan air minum, susu atau
oralit. Jika gejala muntah dan diare semakin parah disarankan
untuk menghubungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat
untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
PUSTAKA
1.
TGA. 1998. Honey, Scientific Report. https://www.tga.gov.au/
sites/default/files/report-honey-9812.pdf (Juli 2014)
2.
FAO.1996. Value-Added Products From Beekeeping http://www.
fao.org/docrep/w0076e/w0076e06.htm (Agustus 2014)
3.
The National Honey Board. FAQ. http://www.honey.com/faq/
(Juli 2014)

FORUM PIO Nas

FORUM SIKer Nas

PIO Nas adalah Pusat Informasi Obat Nasional yang menyediakan akses
informasi terstandar (Approved Label) dari semua obat yang beredar di
Indonesia yang telah disetujui oleh badan POM sebagai NRA (National
Regulatory Authority). PIO Nas melayani permintaan informasi dan
konsultasi terkait dengan penggunaan obat. Permintaan informasi ke
PIO Nas dapat disampaikan secara langsung dengan datang ke PIO Nas
(Gedung Pusat Informasi Obat dan Makanan BPOM, Jl. Percetakan Negara
No. 23, Jakarta Pusat) atau melalui telepon di nomor 021-42889117 / 0214259945, HP nomor 08121899530, email ke informasi@pom.go.id

SIKer Nas adalah Sentra Informasi Keracunan Nasional yang secara


aktif mencari dan mengumpulkan data/informasi keracunan dan
menyiapkannya sebagai informasi yang teliti, benar dan mutakhir
serta siap pakai untuk diberikan/diinformasikan kepada masyarakat
luas, profesional kesehatan, serta instansi pemerintah/swasta yang
membutuhkan dalam rangka mencegah dan mengobati keracunan.
Permintaan informasi ke SIKer Nas dapat disampaikan secara langsung
dangan datang ke SIKer Nas (Gedung Pusat Informasi Obat dan
Makanan BPOM, Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat) atau melalui
telepon di nomor 021-42889117 / 021-4259945, HP SIKer Nas nomor
081310826879, email ke siker@pom.go.id

Anda mungkin juga menyukai