Anda di halaman 1dari 5

Keistimewaan Berbakti Pada Orangtua

May 12th, 2013 @ 02:18 pm Tim Sarkub


Skip to comments
"Bila kepada ibumu engkau berbakti, maka Allah yang paling bersyukur Dia membalas
amal baktimu dengan pahala yang amat besar sekalipun amal yang kau lakukan minim,
sangat sedikit "
Kami untuk yang ketiga kalinya akan membahas topik bagaimana kita harus berbakti pada
orangtua, karena berbakti kepada orangtua merupakan salahsatu sendi agama yang harus
senantiasa diperhatikan karena berbakti pada orangtua bisa menjadi penebus dosa dan menambah
keberkahan hidup.
1. Sebagai Penebus Dosa
Imam Tirmidzi dan Ibnu Hibban menyuguhkan sebuah riwayat bersumber dari Abdullah bin Umar:
Pada suatu ketika ada seorang lelaki datang menghadap Rasuluilah, seraya berkata: "Ya Rasulallah,
aku telah melakukan dosa besar. Adakah taubatku masih bisa diterima?" Rasuluilah balik bertanya:"
Adakah ibumu masih hidup?" Dalam riwayat lain diterangkan,bahwa Rasuluilah bertanya: "Adakah
kamu masih memiliki kedua orangtua?" Jawabnya: "Tidak, aku sudah tidak memiliki orangtua."
Lantas Rasulullah kembali bertanya: "Adakah kamu masih memiliki bibi (saudara perempuan ibu)?"
Jawabnya: "Ya, masih." Kemudian Rasuluilah bersabda: "Sebagai tebusannya, berbaktilah kepada
bibimu." Dalam pandangan Islam, khalah (bibi) kedudukannya adalah sama dengan ibu
Ibnu Abbas pada suatu ketika bercerita kepada Atha' bin Yasar, bahwa ada seorang lelaki datang
menghadap kepadanya. Lelaki itu bertanya: "Ya Ibn Abbas, aku telah melamar seorang wanita jelita.
Tetapi dia menolak lamaranku. Pada saat yang lain dia dilamar lelaki lain, dan lamaran itu diterima.
Hal tersebut membuat hatiku kalut dan cemburu, sehingga wanita Itu aku bunuh. Ya Ibn Abbas,
masihkah terbuka pintu taubat bagiku?" Ibnu Abbas lalu bertanya: "Adakah ibumu masih hidup?"
Jawabnya: "Tidak, ibuku sudah meninggal." Selanjutnya Ibnu Abbas berkata: "Bertaubatlah kepada
Allah dan bertaqarrublah kepada-Nya dengan semaksimal mungkin."
Dalam kisah di atas ditegaskan, bahwa kemudian Atha' mengajukan pertanyaan kepada Ibnu
Abbas: "Mengapa kamu menanyakan apakah ibunya masih hidup atau sudah meninggal?" Jawab
Ibnu Abbas: "Aku belum pernah mengetahui suatu amalan pun yang lebih mendekatkan diri kepada
Allah selain daripada berbakti kepada ibu." Keterangan ini juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari
dalara kitab Al-Adahul-Mufrad, dan oleh Imam Baihaqi dalam kitab Syu 'abul-lman.
Jadi, "berbakti kepada orangtua, pada dasarnya dapat melebur dosa besar." Ini sejalan
dengan riwayat yang dinuqil Imam Safarini dalam kitab Syarah Manzhumatil Adab yang bersumber
dari Imam Ahmad. Yakni berbakti kepada orangtua dapat melebur dosa-dosa besar. Dan Imam
Ahmad menegaskan, bahwa keterangan ini berdasarkan apa yang dituturkan oleh Imam Ibnu AbdilBar dari Makkhul.
2. Menambah Keberkahan Hidup
Rasulullah telah menghimbau dengan sabdanya: "Barangsiapa ingin panjang umur dan
beroleh rizki melimpah ruah, maka hendaklah dia berbakti kepada orangtua dan
menyambung tali persaudaraan." (HR Imam Ahmad dari Anas bin Malik).
Rasulullah telah menegaskan, bahwa barangsiapa berbakti kepada orangtua, maka dia akan
memperoleh kebahagiaan panjang umur yang penuh keberkatan.(HR. Imam Abu Ya'la dan Thabrani
bersumber dari Mu'adz bin Jabal)
Imam Ibnu Majah dan Ibnu Hibban menyuguhkan sebuah riwayat bersumber dari Tsauban, bahwa
Rasulullah pada suatu ketika pernah menegaskan bahwa seseorang adakalanya mendapat
kesempitan ekonomi sebagai akibat dari dosa yang dilakukan. Dan tidak ada yang dapat menolak

takdir Allah kecuali doa, serta tidak ada yang dapat menambah keberkatan umur kecuali dengan
berbakti kepada orangtua. Jadi, dalam konteks ini Rasulullah menggariskan, bahwa kelapangan rizki
serta keberkatan hidup dapat digapai dengan memperbanyak taubat dan meningkatkan birrulwalidain.
Imam Hakim juga mengetengahkan sebuah riwayat yang bersumber dari Abi Hurairah, bahwa
Rasulullah telah berpesan, "Berbaktilah kepada kedua orangtuamu, tentu anak-anakmu kelak akan
berbakti kepadamu. Barangsiapa dimintai maaf oleh saudaranya hendaklah dia memaafkannya,
baik dia berada di pihak yang benar maupun di pihak yang salah. Apabila dia tidak melakukannya,
maka kelak tidak akan dapat mendatangi telagaku di sorga."
Imam Thabrani meriwayatkan sebuah hadis bersumber dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah
pernah

berpesan:

"Berbaktilah

kepada

orangtuamu,

niscaya

anak-anakmu

akan

berbakti

kepadamu. Peliharalah kehormatan istri orang lain, niscaya istrimu juga akan terpelihara dari
perbuatan tercela."
Jadi, orangtua adalah cermin masa depan anak. Bila dalam rumahtangga terbina hubungan yang
harmonis antar anggota keluarga, saling memenuhi hak masing-masing serta saling menghormati,
maka sudah barang tentu anak-anak pun pada masa mendatang akan selalu menjunjung tinggi
perintah orangtua, memelihara dan menjaganya ketika sudah lanjut usia. Sebab pada awal
mulanya orangtua tersebut telah memberikan contoh langsung dalam bentuk perbuatan berbakti
kepada orangtua. Artinya, orangtua tersebut telah melakukan birrul walidain di hadapan anak-anak,
sehingga mereka tidak merasa berkeberatan mengikuti jejak langkah orangtuanya. Kebiasaan
dalam rumahtangga akan dibawa oleh anak-anak dalam mengarungi jenjang rumahtangga baru.
Karena itu suasana damai, saling menghormati, dan penuh kasih harus diciptakan setiap saat. Cara
yang paling tepat adalah dengan memelihara dan memenuhi hak masing-masing.
Imam Nasai menyuguhkan sebuah riwayat bersumber dari Aisyah, bahwa Rasulullah pernah
bercerita: Ketika beliau memasuki sorga, mendengar sebuah qiraah (bacaan Al-Qur'an). Beliau
bertanya: "Siapa dia?" Jawabnya: "Dia adalah Haritsah bin Nukman yang selalu berbakti kepada
ibunya." Suara merdu alunan kalam Ilahi tersebut sebagai balasan atas kebaikannya dalam berbakti
kepada orangtua. Dan memang Haritsah bin Nukman seorang yang paling berbakti kepada
orangtua, sehingga memperoleh kedudukan serta derajat tinggi di sorga.
Pada suatu ketika ada seorang lelaki datang kepada Abi Darda', lalu bercerita. Dalam ceritanya dia
berkata: "Ayahku hingga kini masih selalu mengatur diriku, sekalipun aku sudah dinikahkan. Bahkan
sekarang memerintahkan kepadaku agar menceraikan istriku." Abi Darda' mendengar pengaduan
lelaki tersebut langsung berkata: "Aku bukan termasuk model orang yang akan menyuruh kamu
mendurhakai orangtua, dan bukan pula orang yang memerintahkan kepadamu untuk menceraikan
istri. Tetapi kalau kamu bersedia mendengarkan, aku akan menyampaikan sesuatu yang pernah aku
dengar dari Rasulullah. Beliau pernah bersabda: "Ayah adalah pintu sorga yang paling tengah. Maka
bila kamu mau, peliharalah pintu itu. Dan jika tidak, maka tinggalkanlah." Demikian Imam Ibnu
Hibban meriwayatkan dalam kitab Shahihnya.
Imam Baidhawi menjelaskan tentang maksud hadis di atas, bahwa amal perbuatan yang paling
tepat untuk dijadikan sarana masuk sorga, serta jalan yang paling tepat untuk meraih derajat yang
mulia dan kedudukan yang luhur di dalam sorga, adalah berbakti kepada kedua orangtua,
menghormati, menyantuni, dan memelihara serta mengendalikan diri jangan sampai menyinggung
apalagi menyakiti perasaan maupun badannya.
Imam Al-Hifni menegaskan, bahwa pengertian yang terkandung dalam hadis tersebut adalah bahwa
taat dan berbakti kepada orangtua merupakan penyebab yang mengantar seseorang masuk pintu
sorga yang paling utama, dan bersukaria di dalamnya. Jadi, yang dimaksud: Ayah adalah pintu

sorga yang paling tengah bukanlah suatu pengertian kongkrit. Tetapi sejalan dengan sebuah
riwayat hadis marfu'yang menegaskan: "Pintu sorga yang paling tengah selalu terbuka bagi mereka
yang berbakti kepada kedua orangtua.
Barangsiapa berbakti kepada kedua orangtua, baginya dibukakan pintu sorga. Dan barangsiapa
durhaka kepada kedua orangtua, maka pintu sorga tertutup buatnya." Jadi, sorga hanya diberikan
kepada seseorang yang berbakti kepada orangtua. Dan pintu neraka terbuka luas bagi mereka yang
mendurhakainya. Demikian Ibnu Syahin mengetengahkan sebuah riwayat dalam kitab At-Targhib,
dan Imam Dailami dalam kitab Musnadul-Firdaus.
Keberkatan hidup, kebahagiaan lahir batin bagi seseorang sangat tergantung pada bagaimana dia
menyikapi terhadap orangtua. Semakin tinggi tingkat ketaatan dan kebaktiannya, maka keberkatan
hidup yang semakin luas pun menyertainya.
Semoga kita semua dapat memahami dan mengamalkan teladan dari kisah-kisah sahabat yang
semuanya diriwayatkan dalam hadist Nabi SAW, Aamiin Yaa Robbal 'aalamiin..
( Sumber : Menikahlah, Engkau Manjadi Kaya, A Mudjab Mahalli )

1. 32 Cara Berbakti kepada Orangtua

2. Berikut ini adalah 32 cara berbakti kepada orang tua. Silakan antum baca satupersatu,

cermati poin demi poin,mungkin ada atau mungkin juga banyak, hal yang masih kita lalaikan.
Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk bagi kita semua.

3. 1. Berbicaralah kamu kepada kedua orang tuamu dengan adab dan janganlah

mengucapkan Ah kepadamereka, jangan hardik mereka, berucaplah kepada mereka dengan


ucapan yang mulia.

4. 2. Selalu taati mereka berdua di dalam perkara selain maksiat,dan tidak ada ketaatan

kepada makhluk di dalam bermaksiat kepada sang Khalik.

5. 3. Lemah lembutlah kepadakedua orangtuamu, janganlah bermuka masam

sertamemandang mereka dengan pandangan yang sinis.

6. 4. Jagalah nama baik,kemuliaan, serta harta mereka.Janganlah engkau mengambil sesuatu

tanpa seizin mereka

7. 5. Kerjakanlah perkara-perkarayang dapat meringankan beban mereka meskipun tanpa

diperintah. Seperti melayanimereka, belanja ke warung, danpekerjaan rumah lainnya,


sertabersungguh-sungguhl ah dalam menuntut ilmu.

8. 6. Bermusyawarahlah denganmereka berdua dalam seluruh kegiatanmu. Dan berikanlah

alasan jika engkau terpaksamenyelisihi pendapat mereka.

9. 7. Penuhi panggilan mereka dengan segera dan disertai wajah yang berseri danmenjawab,

Ya ibu, ya ayah.

10. 8. Muliakan teman serta kerabat mereka ketika kedua orangtuamu masih hidup, begitu

pula setelah mereka telah wafat.

11. 9. Janganlah engkau bantah dan engkau salahkan merekaberdua. Santun dan

beradablahketika menjelaskan yang benar kepada mereka.

12. 10. Janganlah berbuat kasar kepada mereka berdua, jangan pula engkau angkat suaramu

kepada mereka. Diamlah ketika mereka sedangberbicara, beradablah ketika bersama mereka.
Janganlah engkau berteriak kepada salah seorang saudaramusebagai bentuk penghormatan
kepada mereka berdua.

13. 11. Bersegeralah menemui keduanya jika merekamengunjungimu, dan ciumlah kepala

mereka.

14. 12. Bantulah ibumu di rumah. Dan jangan pula engkaumenunda membantu pekerjaan

ibumu.

15. 13. Janganlah engkau pergi jika mereka berdua tidakmengizinkan meskipun itu untuk

perkara yang penting. Apabila kondisinya darurat maka berikanlah alasan ini kepada mereka dan
janganlah putus komunikasi dengan mereka.

16. 14. Janganlah masuk menemui mereka tanpa izin terlebih dahulu, apalagi di waktu tidur

dan istirahat mereka. 15. Jika engkau kecanduan merokok, maka janganlah merokok di hadapan
mereka.

17. 16. Jangan makan dulu sebelum mereka makan, muliakanlah mereka dalam (menyajikan)

makanan dan minuman. 17. Janganlah engkau berdusta kepada mereka dan jangan mencela
mereka jika merekamengerjakan perbuatan yang tidak engkau sukai.

18. 18. Jangan engkau utamakan istri dan anakmu di atas mereka.Mintalah keridhaan mereka

berdua sebelum melakukan sesuatukarena ridha Allah tergantung ridha orang tua. Begitu juga
kemurkaan Allah tergantung kemurkaan mereka berdua.

19. 19. Jangan engkau duduk ditempat yang lebih tinggi dari mereka. Jangan engkau julurkan

kakimu di hadapan mereka karena sombong.

20. 20. Jangan engkaumenyombongkan kedudukanmu di hadapan bapakmu meskipun

engkau seorang pejabat besar. Hati-hati, jangan sampai engkau mengingkari kebaikan-kebaikan
mereka berdua atau menyakitimereka walaupun dengan hanya satu kalimat.

21. 21. Jangan pelit dalam memberikan nafkah kepada kedua orang tua sampai mereka

mengeluh. Ini merupakan aib bagimu. Engkau juga akan melihat ini terjadi pada anakmu.
Sebagaimana engkau memperlakukan orang tuamu, begitu pula engkau akan diperlakukan sebagai
orang tua.

22. 22. Banyaklah berkunjung kepada kedua orang tua, dan persembahkan hadiah bagi

mereka. Berterimakasihlah atas perawatan mereka serta atas kesulitan yang mereka hadapi.
Hendaknya engkau mengambil pelajaran dari kesulitanmu serta deritamu ketika mendidik anakanakmu.

23. 23. Orang yang paling berhakuntuk dimuliakan adalah ibumu, kemudian bapakmu. Dan

ketahuilah bahwa surga itu di telapak kaki ibu-ibu kalian.

24. 24. Berhati-hati dari durhaka kepada kedua orang tua serta dari kemurkaan mereka.

Engkau akan celaka dunia akhirat. Anak-anakmu nantiakan memperlakukanmu samaseperti engkau
memperlakukan kedua orangtuamu.

25. 25. Jika engkau meminta sesuatu kepada kedua orang tuamu, mintalah dengan lembut

dan berterima kasihlah jika merekamemberikannya. Dan maafkanlah mereka jika mereka tidak
memberimu. Janganlah banyak meminta kepada mereka karenahal itu akan memberatkan mereka
berdua.

26. 26. Jika engkau mampumencukupi rezeki mereka maka cukupilah, dan bahagiakanlah

kedua orangtuamu.

27. 27. Sesungguhnya orang tuamupunya hak atas dirimu. Begitu pulapasanganmu

(suami/istri) memiliki hak atas dirimu. Maka penuhilah haknya masing-masing. Berusahalah untuk
menyatukan hak tersebut apabila saling berbenturan. Berikanlah hadiah bagi tiap-tiap pihak secara
diam- diam.

28. 28. Jika kedua orang tuamubermusuhan dengan istrimu makajadilah engkau sebagai

penengah. Dan pahamkan kepada istrimubahwa engkau berada di pihaknya jika dia benar, namun
engkau terpaksa melakukannya karena menginginkan ridha kedua orang tuamu.

29. 29. Jika engkau berselisih dengan kedua orang tuamu didalam masalah pernikahan atau

perceraian, maka hendaknyakalian berhukum kepada syariat karena syariatlah sebaik-baiknya


pertolongan bagi kalian.

30. 30. Doa kedua orang itumustajab baik dalam kebaikan maupun doa kejelekan. Maka

berhati-hatilah dari doakejelekan mereka atas dirimu.

31. 31. Beradablah yang baik kepada orang-orang. Siapa yang mencela orang lain maka

orang tersebut akan kembali mencelanya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela kedua orang tuanya dengan cara dia mencela
bapaknya orang lain, maka orang tersebut balas mencela bapaknya. Dia mencela ibu seseorang,
maka orang tersebut balas mencela ibunya. (Muttafaqun alaihi).

32. 32. Kunjungilah mereka disaat mereka hidup dan ziarahilah ketika mereka telah wafat.

Bershadaqahlah atas nama mereka dan banyaklah berdoa bagi mereka berdua dengan
mengucapkan, Wahai Rabb-ku ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Waha Rabb-ku, rahmatilah
mereka berduasebagaimana mereka telah merawatku ketika kecil.

0 Sifat Perbuatan Durhaka kepada Orang Tua - Diantara Perbuatan Durhaka kepada

Orang Tua yaitu :

1. Tidak memberikan nafkah kepada orang tua bila mereka membutuhkan.

2. Tidak melayani mereka dan berpaling darinya. Lebih durhaka lagi bila menyuruh orang tua

melayani dirinya.

3. Mengumpat kedua orang tuanya di depan orang banyak dan menyebut-nyebut

kekurangannya.

4. Mencaci dan melaknat kedua orang tuanya.

5. Menajamkan tatapan mata kepada kedua orang tua ketika marah atau kesal kepada

mereka berdua karena suatu hal.

6. Membuat kedua orang tua bersedih dengan melakukan sesuatu hal, meskipun sang anak

berhak untuk melakukannya. Tapi ingat, hak kedua orang tua atas diri si anak lebih besar daripada
hak si anak.

7. Malu mengakui kedua orang tuanya di hadapan orang banyak karena keadaan kedua

orang tuanya yang miskin, berpenampilan kampungan, tidak berilmu, cacat, atau alasan lainnya.

8. Enggan berdiri untuk menghormati orang tua dan mencium tangannya.

9. Duduk mendahului orang tuanya dan berbicara tanpa meminta izin saat memimpin majelis

di mana orang tuanya hadir di majelis itu. Ini sikap sombong dan takabur yang membuat orang tua
terlecehkan dan marah.

10. Mengatakan ah kepada orang tua dan mengeraskan suara di hadapan mereka ketika

berselisih.

dan Rasulullah saw. berpesan,

Berbaktilah (kalian semua) kepada bapak-bapak kalian, (niscaya) anak-anak kalian akan

berbakti kepada kalian.

Anda mungkin juga menyukai