Anda di halaman 1dari 7

Khilafah Solusi Problematika Ummat

9 May 2007 | Politik Tsaqofah

Dunia Islam semakin terpuruk, miskin, terbelakang, terlilit utang, penuh konflik politik dan sosial, serta
tergantung terhadap belas kasihan bangsa-bangsa Barat. Berbagai upaya pun dilakukan. Langkah-langkah
yang digariskan lembaga-lembaga Barat dilaksanakan. Program restrukturisasi ekonomi, proses
demokratisasi, dan proses sekularisasi seluruh aspek kehidupan dijalankan atas nama solusi krisis. Namun,
alih-alih memecahkan masalah, solusi a la ideologi Barat itu menimbulkan problematika baru yang lebih
kompleks. Apa dan bagaimana solusi sejati mengungguli problematika tersebut? Untuk itu, tulisan ini
mengajukan wacana sistem khilafah sebagai solusi atas krisis dan problematika umat.

Ragam Problematika Umat


Banyak sekali problematika yang tengah dihadapi umat. Dalam bidang ekonomi, hampir seluruh negeri
Islam masuk kategori dunia ketiga, negeri-negeri miskin. Ketimpangan antara negara-negara maju dengan
dunia ketiga sangatlah ironis. Wilayah dunia yang diduduki oleh negara-negara maju sebesar ? dunia,
namun mereka menikmati 80% penghasilan dunia. Bahkan, 90% industri terdapat di negara-negara utara.

Sungguh menyedihkan, kaum muslimin di negeri-negeri Islam yang sebenarnya kaya-raya justru malah
miskin, kualitas sumberdaya manusia relatif rendah, lemah, demikian pula kualitas kesehatannya.
Sementara sebagian kecil orang-orang kafir asing maupun domestik hidup di negeri-negeri Islam dengan
sejahtera bahkan serba mewah ditopang oleh sistem pembangunan ekonomi kapitalis arahan penjajah.
Mereka para kapitalis itulah yang hidup bergelimang kemewahan di atas penderitaan kaum muslimin.

Selain itu, hampir seluruh dunia Islam berutang kepada Barat lewat berbagai lembaga, termasuk IMF.
Melalui jalan utang luar negeri inilah negeri-negeri muslim termasuk Indonesia dijerat.

Dalam bidang keyakinan, paham-paham yang melumpuhkan ?aqidah semakin gencar. Juga, di bidang
budaya, kehidupan masyarakat muslim menjadi semakin terbaratkan. Sementara itu, dalam bidang politik
dan ideologi kaum muslimin tertipu oleh faham nasionalisme yang dianggap sebagai ideologi. Lewat
faham nasionalisme yang diinduksikan oleh negara kafir imperialis ke seluruh dunia Islam menjelang
perang dunia pertama itu, kaum muslimin terpecah-belah menjadi lebih dari 50 negara dengan
kebangsaannya masing-masing.

Akibat nasionalisme itulah, kenapa, misalnya, krisis ekonomi yang menimpa Indonesia selama hampir tiga
tahun ini dibiarkan begitu saja oleh penguasa kaum muslimin lain yang kaya, bahkan negara kaya tetangga
kita, Brunei Darussalam? Akhirnya, sabda Nabi SAW bahwa umat Islam sebagai satu tubuh itu tidak
menjelma dalam realitas.

Tidak berhenti sampai disitu. Persoalan saudara muslim di Palestina, Lebanon, Bosnia, Kosovo, Chechnya,
Dagestan, Philipina, Ambon, dan wilayah lainnya belum kunjung terselesaikan. Ringkasnya, sampai saat
ini beraneka ragam problematika menghimpit umat Islam sedunia.

Simpul Problema
Semua problematika umat di atas lahir dari pencampakan hukum Allah SWT Dzat Maha Tahu diganti
dengan penerapan hukum buatan manusia yang memang serba lemah. Hasilnya, ya, munculnya
problematika tadi akibat akar persoalan tak diselesaikan dengan benar. Jadi, seluruh problematika tersebut
hanyalah cabang dari problematika utama, yaitu mengembalikan hukum Allah SWT sebagai pemutus
segala persoalan hidup umat manusia dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Itulah simpul segala
problema yang melanda kaum muslimin. Sebab seluruh syariat Allah SWT merupakan obat atas berbagai
penyakit yang diderita umat ini (QS. Al Isra 82). Lantas, apa dan siapakah yang menerapkan syariat Islam
tersebut ?

1
Mendirikan Khilafah : Wajib!
Kaum muslimin diwajibkan oleh Allah SWT untuk melaksanakan seluruh hukum Allah SWT dalam segala
aspek kehidupan. Allah SWT berfirman:

Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanlah(QS. Al Hasyr 7).

Begitu juga firman Allah SWT:

Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya
mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. (QS. Al
Maidah 49)

Ayat-ayat tersebut merintahkan kaum muslimin untuk menerapkan hukum-hukum Allah SWT dalam segala
bidang, aqidah dan syariah, baik persoalan pribadi, keluarga, dan masyarakat. Demikian pula sistem
sosial, politik, ekonomi, dan budaya semuanya diperintahkan Allah SWT untuk diatur dengan aturan Islam.
Dan ini tidak mungkin terlaksana tanpa adanya kekuasaan. Padahal, kekuasaan terhadap anggota
masyarakat akan ada dengan adanya negara (daulah). Jadi, seperti disimpulkan Imam An Nabhani (Sistem
Khilafah hal 2) tuntutan itu merupakan kewajiban untuk mendirikan pemerintahan yang menerapkan
hukum syariat Islam.

Berkaitan dengan hal ini, Abdullah bin Umar meriwayatkan: Aku mendengar Rasulullah berkata:
Barangsiapa melepaskan tangannya dari baiah niscaya Allah akan menemuinya di hari kiamat tanpa
punya alasan dan barangsiapa mati dan tak ada baiah di pundaknya maka mati bagai mati jahiliyah
(HR. Muslim).

Adanya kalimat bagai mati jahiliyah dalam hadits tadi menunjukkan bahwa setiap muslim harus
mempunyai baiah di pundaknya. Selain itu, dalam hadits tadi disebutkan barangsiapa mati dan tak
ada baiah di pundaknya bukannya barangsiapa mati dan tidak membaiat. Hal ini menunjukkan
bahwa yang wajib itu adalah adanya baiat di pundak. Padahal, baiat baru ada di pundak kaum
muslimin kalau terdapat khalifah/imam yang memimpin khilafah. Jadi, yang wajib itu adalah adanya
khalifah/ imam melalui tegaknya khilafah. Sabda Rasulullah SAW :

Barangsiapa membaiat seorang imam, meletakkan tangannya dan menyerahkan buah hatinya, hendaklah
ia mentaatinya semaksimal mungkin. Dan jika datang orang lain hendak merampasnya maka penggallah
leher orang itu (HR. Muslim).

Banyak lagi ayat dan hadits yang berkaitan dengan hal ini.Selain Al Quran dan As Sunnah, Ijma
Sahabat pun menunjukkan wajibnya menegakkan Khilafah.

Jelaslah, hukum Islam itu ditegakkan melalui Khilafah. Dengan perkataan lain, Khilafah merupakan solusi
problematika umat yang wajib ditegakkan oleh seluruh kaum muslimin. Kenyataan sejarah selama lebih
dari 1000 tahun menunjukkan bagaimana Khilafah memecahkan berbagai persoalan.

Sekilas Tentang Khilafah


Menurut bahasa, khilafah dapat berarti penguasa agung (Tafsir Ath Thabariy, I, hal. 199), yang mengikuti
(Al Qalqashandi, Maatsirul Inafah fi Maalimil Khilafah, I, hal. 8), dan pengganti (Lisanul Arab, I, hal.
882). Adapun secara syariy, Khilafah Islamiyyah merupakan kepemimpinan umum bagi kaum
muslimin di dunia dalam institusi negara internasional yang dipimpin oleh seorang khalifah untuk
menegakkan hukum-hukum syariat Islam dan mengemban dakwah ke segenap penjuru dunia.

Dengan tegaknya institusi Khilafah Islamiyah, hukum-hukum Allah SWT dijadikan sebagai pemutus
perkara sesama warga negara, baik muslim maupun non muslim (ahlu dzimmah). Juga, antara rakyat

2
dengan para penguasa termasuk khalifah sendiri sebagai kepala negara. Dalam sistem khilafahlah
supremasi hukum syara diterapkan. Hukum-hukum kufur disingkirkan. Allah SWT berfirman:

Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya),. (QS. An Nisa 59).

Khilafah juga menyatukan negeri-negeri Islam yang kini terpecah belah menjadi sekitar 50 negara kecil-
kecil dan lemah menjadi sebagai satu negara besar khilafah Islamiyah serta mengemban risalah Islam ke
seluruh duinia melalui dakwah dan jihad fi sabilillah.

Dalam realitasnya, Khilafah adalah sistem pemerintahan yang tegak di atas empat pilar yang solid.
Pertama, kedaulatan di tangan syara (QS. An-Nisaa 59). Pemutus halal-haram, baik-buruk, terpuji-
tercela adalah hukum syara. Kedua, kekuasaan di tangan rakyat. Lalu rakyat menyerahkan kekuasaan itu
kepada seseorang pilihan mereka sebagai khalifah (Lihat Hadist-hadits tentang baiat khalifah). Ketiga,
khalifah yang dipilih dan dibaiat rakyat itu haruslah satu orang saja dan ini merupakan kewajiban
kaum muslimin. Keempat, khalifah yang telah dibaiat itulah yang punya hak untuk melegislasi hukum
syara yang digali oleh para mujtahid sehingga terwujud tertib hukum di masyarakat (Lihat ijma
sahabat).

Khatimah
Beberapa langkah yang diterapkan Khilafah manakala tegak adalah :

1. Melaksanakan penerapan mabda Islam secara kafah


2. Menyatukan negeri-negeri Islam kedalam khilafah
3. Menerapkan sistem ekonomi Islam yang tumpuannya sektor riil, menjamin terpenuhinya kebutuhan
pokok per individu, dan memberi peluang sama untuk berusaha bagi warga
4. Mengatur tata pergaulan masyarakat, melarang segala hal yang menyuburkan penyakit sosial
5. Menjamin terpenuhinya kebutuhan jamaah kaum muslimin (pendidikan, kesehatan, dan keamanan
secara gratis)

Dengan lima langkah di atas generasi umat Islam yang kokoh dalam Khilafah terbentuk. Insya Allah !

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal
yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia
telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan)
mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku
dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah
(janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik (QS. An Nuur 55). [Buletin Al-Islam Edisi 8]

3
ISLAM ADALAH SOLUSI SEGALA
PERMASALAHAN

Allah SWT berfirman:



Dan tiadalah Kami utus engkau (ya Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam (TQS.
AL Anbiya 107).

Rahmat Allah SWT ini bukanlah berkaitan dengan pribadi Muhammad saw. sebagai manusia, tapi dia
sebagai rasul yang diutus dengan membawa suatu syariat yang memang paling unggul dibandingkan
aturan-aturan atau agama yang ada di dunia, sebagaimana firman-Nya:


Dialah Allah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak, agar Dia
menangkan agama itu atas semua agama-agama lainnya. Dan cukuplah Allah sebagai saksi (TQS. Al
Fath 28).

ISLAM diterapkan membawa rahmat

Untuk melihat lebih jauh tentang potensi penerapan syariat Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam,
perlu kita kaji tujuan luhur penerpaan syariat Islam dalam memelihara kehidupan masyarakat dengan
hukum-hukum yang dapat ditargetkan dan diandalkan untuk memelihara aspek-aspek penting Paling
tidak ada 8 aspek dalam kehidupan luhur masyarakat manusia yang dipelihara dalam penerapan syariat
Islam, yaitu

1. Memelihara keturunan,

yakni dengan mensyariatkan nikah dan mengharamkan perzinaan, serta menetapkan berbagai sanksi
hukum terhadap para pelaku perzinaan itu, baik hukum jilid maupun rajam. Dengan itu, kesucian dan
kebersihan serta kejelasan keturunan terjaga (Lihat: TQS an-Nisa: 1; TQS ar-Rum: 21; TQS an-Nur: 2).

Cobalah bandingkan dengan sistem demokrasi yang memberikan kebebasan pribadi, kebebasan
berperilaku, kebebasan berhubungan seksual (freesex), homoseks, lesbianisme, dan sebagainya yang
mereka anggap sebagai bagian dari HAM. Semua itu berujung pada ketidakjelasan keturunan,
perselingkuhan, brokenhome, keterputusan hubungan kekeluargaan, dan merebaknya berbagai penyakit
kelamin dan AIDS. Kejadian-kejadian demikian bukan hanya merugikan kaum muslim melainkan seluruh

4
kemanusiaan. Sebaliknya, dengan Islam hal tersebut ditiadakan dalam kehidupan. Keuntungan pun akan
dirasakan oleh setiap manusia baik muslim atau non muslim.

2. Memelihara akal,

yakni dengan mencegah dan melarang dengan tegas segala perkara yang merusak akal seperti minuman
keras (muskir) dan narkoba (muftir) serta menetapkan sanksi hukum terhadap para pelakunya. Di
samping itu, Islam mendorong manusia untuk menuntut ilmu, melakukan tadabbur, ijtihad, dan berbagai
perkara yang bisa mengembangkan potensi akal manusia dan memuji eksistensi orang-orang berilmu
(Lihat: TQS al-Maidah: 90-91; TQS az-Zumar: 9; TQS al- Mujadilah: 11 ). Pemeliharaan akal demikian
dilakukan bagi setiap orang tanpa memandang agamanya apa. Bila demikian, kemaslahatannya pun akan
dirasakan oleh semua manusia siapapun dia. Secara kolektif hal ini sangat meminimumkan social cost
yang harus dibayar oleh umat manusia.

Bandingkan dengan cara-cara penanganan pemerintahan kapitalis yang selalu bersikap kompromistis
(pemecahan jalan tengah) yang telah menghabiskan bermilyar dolar tanpa hasil yang nyata. Mereka
melarang konsumsi alkohol tetapi tidak menutup pabriknya. Uang dan kebebasan memiliki harta
merupakan dorongan kuat bagi para bandar ekstasi dan mafia obat bius untuk tetap melakukan bisnis
barang yang sangat merusak generasi anak manusia. Ditemukannya pabrik ekstasi terbesar baru-baru ini
di Tangerang tidak jelas bagaimana ujungnya.

3. Memelihara kehormatan,

yakni dengan melarang orang menuduh zina, mengolok, menggibah, melakukan tindakan mata-mata, dan
menetapkan sanksi-saksi hukum bagi para pelakunya. (Lihat: TQS an-Nur: 4; TQS al-Hujurat: 10-12).
Selain itu, Islam mendorong manusia untuk menolong orang yang terkena musibah dan memuliakan
tamu. Aturan demikian bukan hanya untuk sesama kaum muslim, melainkan juga untuk setiap manusia.

Bandingkan dengan kebebasan berbicara dan berperilaku yang diberikan demokrasi kapitalistik.
Kebebasan semacam ini membuat manusia tidak menghormati sesamanya, anak tidak menghormati
orang tuanya, istri tidak menghormati suaminya, bahkan manusia tidak menghormati tuhannya. Tidak
sedikit orang-orang Amerika yang membuat parodi dan film yang melecehkan Yesus Kristus maupun
tuhan mereka yang lain. Pastur dan gereja adalah bahan olokan dan ejekan yang biasa.

4. Memelihara jiwa manusia,

yakni dengan menetapkan sanksi hukuman mati bagi orang yang telah membunuh tanpa hak, dan
menjadikan hikmah dari hukuman itu (qishash) adalah untuk memelihara kehidupan (Lihat: TQS al-
Baqarah: 179). Kalaupun tidak dikenai hukum Qishash, yang berlaku adalah hukum diat. Berdasarakan
diat ini keluarga korban berhak atas ganti rugi yang wajib diberikan pihak keluarga pembunuh sebesar
1000 dinar (4250 gram emas) atau 100 ekor onta atau 200 ekor sapi. Dengan syariat Islam jiwa setiap
orang terjaga, mulai dari janin hingga dewasa. Dengan syariat Islam setiap warga negara Islam apapun
suku, ras dan agamanya dipelihara dan dijamin keselamatan jiwanya.

5
Bandingkan dengan harga murah nyawa manusia di berbagai penjara di sejumlah negara yang menganut
sistem demokrasi dan sistem hukum pidana Barat. Bandingkan dengan murahnya nyawa dalam
pandangan para pemilik pabrik senjata dan para pedagang senjata internasional yang senantiasa
membuat berbagai rekayasa untuk menyulut peperangan di berbagai belahan dunia. Demi dolar, mereka
tidak memperdulikan harga nyawa manusia. Bahkan, mereka lebih menyayangi nyawa ikan paus
daripada nyawa anak Adam. Lihat bagaimana mereka begitu sungguh-sungguh melindungi ikan paus ,
dengan alasan untuk melestarikannya. Sebaliknya, bagaimana mereka, dengan alasan teroris,
membunuh ribuan nyawa pejuang-pejuang Islam di Palestina. Perang Dunia I dan II, Perang Vietnam,
Perang Teluk, Perang Bosnia, dan msih banyak lainnya.

5. Memelihara harta,

yakni dengan menetapkan sanksi hukum terhadap tindakan pencurian dengan hukuman potong tangan
yang akan mencegah manusia dari tindakan menjarah harta orang lain. (Lihat: TQS al-Maidah: 38).

Demikian pula peraturan pengampunan (hijr), yakni pencabutan hak mengelola harta bagi orang-orang
bodoh dengan menetapkan wali yang akan memelihara harta yang bersangkutan (Lihat: TQS an-Nisa 5;
TQS al-Baqarah: 282).

Islam juga melarang tindakan belanja berlebihan, yakni belanja pada perkara haram (Lihat: TQS al-
Isra: 29; TQS al-Anam: 141; TQS al-Isra: 26-27). Ketetapan Islam demikian diperuntukkan bagi semua
warga negaranya, tanpa memandang agamanya. Karena itu, siapapun orang yang hidup dalam naungan
syariat Islam terpelihara hartanya dan terjamin haknya untuk menjalankan usaha.

Bandingkan dengan sistem demokrasi yang memberikan kebebasan kepemilikan sebagai bagian dari
HAM yang membuat orang menghalalkan segala cara demi uang. Penipuan, penyuapan, sabotase,
perampokan, pencurian, penjebolan bank melalui internet, apa yang terkenal dengan white colar crime
hingga perebutan harta di pengadilan adalah hal biasa. Hukuman penjara bukanlah penyelesaian.
Bahkan, tidak jarang, penjara adalah ajang training dan penambahan wawasan bagi para pelaku tindak
kriminal. Tindak kriminal dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi, dari yang terang-terangan
hingga yang paling tersembunyi, dari yang kasar hingga yang paling halus, adalah dalam rangka
memenuhi kebiasaan nafsu hidup mewah bangsa-bangsa kapitalis penganut demokrasi. Mereka terbiasa
membelanjakan hartanya sekadar untuk bersenang-senang (just for fun ) , hura-hura dan kegiatan-
kegiatan yang tidak berguna: pesta, minum, main perempuan, hingga penggunaan narkoba. (Untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan paparan numerik tentang berbagai bentuk kehidupan sia-sia
bangsa Amerika gembong demokrasi, silakan baca buku Andrew L. Saphiro, Amerika Nomor Satu).
Realitas demikian merugikan semua orang, baik muslim ataupun bukan.

6. Memelihara agama,

yakni dengan melarang murtad serta menetapkan sanksi hukuman mati bagi pelakunya jika tidak mau
bertobat kembali kepangkuan Islam (Lihat TQS al-Baqarah: 217 dan Hadis Nabi). Sekalipun demikian,
Islam tidak memaksa orang untuk masuk Islam (Lihat: TQS al-Baqarah: 256). Melalui hukum syariat
seperti ini kaum muslim terjamin untuk melaksanakan ajaran agananya. Demikian pula orang non-muslim
bebas untuk menjalankan agamanya tanpa ada paksaan dari siapapun. Negara menjaminnya,
masyarakat Islam memberikannya hak.

7. Memelihara keamanan,

yakni dengan menetapkan hukuman berat sekali bagi mereka yang mengganggu keamanan masyarakat,
misalnya dengan memberikan sanksi hukum potong tangan plus kaki secara silang serta hukuman mati
dan disalib bagi para pembegal jalanan (Lihat: TQS al-Maidah: 33). Hukum syariat demikian diberikan
kepada semua warga negara, baik muslim atau non-muslim tanpa diskriminatif. Bahkan, siapapun yang

6
mendalami syariat Islam akan menyimpulkan bahwa keamanan merupakan salah satu kebutuhan pokok
kolektif warga yang dijamin oleh Daulah Islamiyah.

Bandingkan dengan sistem hukum pada negara-negara demokrasi dan penganut sistem hukum Barat
yang tidak tegas terhadap para pengganggu keamanan masyarakat. Akibatnya, para residivis bisa
menjadi raja preman di luar penjara. Bahkan, sudah sangat masyhur bahwa mafia dan kelompok gangster
justru memiliki hubungan persahabatan dengan polisi sehingga keberadaan perampok, penjahat,
jalanan, dan berbagai mafia kejahatan tetap eksis di seluruh dunia.

8. Memelihara negara,

yakni dengan menjaga kesatuannya dan melarang orang atau kelompok orang melakukan
pemberontakan (bughat) dengan mengangkat senjata melawan negara (Lihat: TQS al-Maidah: 33 dan
Hadis Nabi). Juga hadits Nabi Muhammad saw: Siapa yang datang kepada kalian dimana urusan
pemerintah kalian di tangan seorang amir, lalu dia berusaha memecah belah jamaah kalian, maka
potonglah leher orang itu (lihat An Nabhani, Nizhomul Hukmi fil Islam). Paradigma dasarnya Islam
hendak menyatukan seluruh umat manusia, bukan memecah-belahnya.

Bandingkan dengan sistem demokrasi yang memberikan hak untuk menentukan nasib sendiri dari suatu
bangsa atau daerah. Hal itu sering dipakai sebagai alat untuk melakukan gerakan sparatis. Apa yang
terjadi di Indonesia dan Irak adalah contoh nyata. Barat mengopinikan kepada dunia bahwa masing-
masing bangsa berhak untuk hidup merdeka. Mereka ikut campur dengan motif-motif politik ataupun
ekonomi untuk mengambil untung dari konflik antara suatu daerah atau etnis dengan pemerintahan pusat
tersebut. Apalagi Konggres AS siap meratifikasi UU Perlindungan Minoritas yang memberikan
kewenangan kepada Angkatan Bersenjata AS untuk mengintervensi negara mana pun yang dianggap
melakukan penindasan kepada minoritas. Kini dunia Islam dipecahbelah, dikerat-kerat menjadi lebih dari
50 negara.

Nampaklah, setiap hukum Islam bila diterapkan akan menghasilkan goal setting seperti itu.
Kesemuanya itu akan dirasakan dan menjadi hak setiap orang yang tunduk kepada aturan syariat Islam
tersebut, baik muslim ataupun bukan. Dengan demikian, melalui penerapan syariat Islam secara total
kemaslahatan akan dirasakan oleh semua umat manusia. Islam benar-benar merupakan rahmatan lil
lamn.

Wallahul muwaffiq ila aqwami at thoriq..

Oleh ari (abu Mujaddid) diambil dari berbagai macam sumber demi dakwah islamiyah..

Anda mungkin juga menyukai