Anda di halaman 1dari 1

Pemimpin: Perisai Bagi Rakyatnya

Derita rakyat makin hari makin bertambah. Pergantian kepemimpinan baru pun tidak
berpihak kepada rakyat. Ya, sejak awal bulan Agustus, pemerintah telah menetapkan
kebijakan penghapusan dan pembatasan waktu penjualan bahan bakar minyak (BBM)
bersubsidi. Alasan pemangkasan subsidi energi tersebut adalah mereka ingin mengurangi
pos subsidi energi dalam pos RAPBN 2015, yang tadinya mencapai Rp433,51 triliun
dipangkas menjadi Rp363,53 triliun. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai
kebijakan pembatasan penjualan BBM subsidi salah kaprah dan tidak sesuai prosedur. Wakil
Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik, Natsir Mansyur
menganggap pemerintah lepas tangan dalam pengambilan kebijakan strategis. Apalagi
penyerahan pembatasan penjualan BBM subsidi kepada BPH Migas melalui surat edaran
justru menimbulkan risiko salah tafsir di kalangan masyarakat. Pembatasan ini bukan
urusan BPH migas, atau Pertamina, inni urusan negara, yang bicara harusnya otoritas
negara, jadi yang bicara menteri dan presiden, katanya. Walhasil, dampak dari
pemangkasan energi tersebut adalah naiknya harga BBM, yang akan berakibat pada
kenaikan harga transportasi dan harga barang-barang termasuk sembako. Kenaikan harga
berbagai kebutuhan ini sangat menyulitkan rakyat, bukan para pejabat yang duduk di
pemerintahan.
Menurut Arim Nasim. penghematan subsidi itu tidak pas, karena selama ini terjadi
pemborosan utang luar negeri. Baik bunga maupun pokoknya. Dan juga dalam upaya
pemerintah melakukan penghematan anggaran, ini tidak terbukti malahan pemerintah
melakukan pemborosan anggaran yang mereka lakukan. Akumulasi sisa anggaran kurang
lebih 100 triliun tapi di APBN 2012 pemerintah tetap mengagarkan utang luar negeri sekitar
45 triliun dan dalam negeri 120 triliun. Tiap tahun utang bertambah Parahnya Pemerintah
mengatakan tidak masalah, negera kita sudah tergadaikan, dan dijual. Dan yang
menjualnya adalah pemerintah sendiri, tegasnya.
Islam memandang bahwa seorang pemimpin bagaikan perisai (pelindung) bagi
rakyatnya. Keberhasilan seorang pemimpin bagi rakyatnya adalah bagaimana ia melindungi,
mengayomi, membuat rakyatnya terbebas dari penderitaan apapun, bukan menambahnya.
Ia rela mencurahkan pikiran, tenaga, dan jiwanya untuk rakyat. Karena ia sadar, menjadi
pemimpin adalah amanah, yang akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT di
akhirat nanti. Bila ada kuda yang jatuh dikarenakan jalan yang rusak,hal itu akan
dipertanggungjawabankan di hadapan Allah SWT. Apalagi bila ada rakyatnya (manusia)
yang kelaparan bahkan sampai meninggal. Ya Allah, jadikanlah pemimpin kami, pemimpin
yang amanah dan menerapkan seluruh aturan-Mu agar negeri ini mendapatkan keberkahan
dari-Mu. Aamiin
Euis R
Guru SMPIT di Bogor

Anda mungkin juga menyukai