TARGET ;
1. Memahami urgensi keberadaan khilafah islamiyah bagi ummat
2. Memahami bahwa khilafah adalah solusi yang tepat untuk
menyelesaikan problematika ummat
PENGANTAR
Beberapa tahun terakhir, kata khilafah semakin menggaung di negeri kita. Jika pada awalnya beberapa
kalangan menyampaikan suara sumbang tentang khilafah, menganggap bahwa upaya penegakkan khilafah
adalah mimpi dan berpandangan bahwa khilafah tidak layak ditegakkan saat ini. Bahkan ada yang
menganggap bahwa khilafah hanya romantisme sejarah.
Tapi dakwah khilafah adalah ajaran Islam dan khilafah adalah janji Allah terus diaruskan ke tengah-tengah
umat, bahkan semakin deras dengan memanfaatkan berbagai sarana, baik kajian-kajian MT, kontak
individual dan media sosial, dengan izin Allah… umat Islam menjadi tidak asing lagi dengan istilah khilafah,
bahkan semakin banyak orang penasaran dengan istilah khilafah.
Apa sih khilafah, ada apa dengan khilafah, dan mengapa orang-orang yang menyerukan khilafah diancam
dan dipersekusi ? Dan banyak lagi pertanyaan lainnya tentang khilafah. Tentu saja kondisi ini tidak disia-
siakan, menjadi kesempatan baik bagi para pengemban dakwah yang ikhlas untuk mendakwahkan
pemahaman yang benar tentang khilafah Islamiyyah ke tengah-tengah masyarakat. Dan pada akhirnya …
berkat pertolongan Allah, semakin banyak umat Islam dari berbagai kalangan yang mengenal khilafah.
KHILAFAH
Khilafah sesungguhnya bukanlah istilah asing dalam khasanah keilmuwan Islam, hal ini
dibuktikan dengan beberapa pendapat dari kalangan ulama. Syekh Taqiyyuddin an
Nabhani menyatakan bahwa Khilafah adalah kepemimpinan umum atas seluruh kaum
Muslim di dunia untuk menerapkan syariah dan mengemban dakwah Islam ke seluruh
penjuru dunia. (Al-‘Allamah al-Qadhi Taqiyuddin an-Nabhani, Nidzam al-Hukmi fi al-Islam
hal. 34).
Sedangkan menurut Wahbah az-Zuhaili, “Khilafah, Imamah Kubra dan Imarah al-
Mu’minin merupakan istilah-istilah yang sinonim dengan makna yang sama.” (Az-Zuhaili,
Al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuhu, 9/881).
Dr. Mahmud al-Khalidi, dalam disertasinya di Universitas al-Azhar, Mesir, menyatakan,
“Khilafah adalah kepemimpinan umum atas seluruh kaum Muslim di dunia untuk
menerapkan syariah dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.” [Al-
Khalidi, Qawâ’id Nizhâm al-Hukm fî al-Islâm, hlm. 226].
Bahkan, pada dasarnya di kalangan ulama mazhhab terdahulu pun tidak pernah
berselisih pendapat mengenai kewajiban mengangkat seorang imam/khalifah yang
bertugas melakukan tugas ri’ayah syuun al-ummah (pengaturan urusan umat).
Mazhhab Maliki, ulama besar Al-Qurthubi salah satu ulama mazhhab Maliki, ketika
menjelaskan tafsir surah al-Baqarah ayat 30, menyatakan, “Ayat ini merupakan dalil
paling mendasar tentang kewajiban mengangkat seorang imam/khalifah yang wajib
didengar dan ditaati, untuk menyatukan pendapat serta melaksanakan hukum-
hukum khalifah. Tidak ada perselisihan pendapat tentang kewajiban tersebut di
kalangan umat Islam maupun di kalangan ulama (Imam al-Qurthubi, Al-Jâmi’ li
Ahkâm al-Qur’ân, 1/264-265).
Mazhhab Syafi’i, Al-’Allamah Abu Zakaria an-Nawawi, dari kalangan ulama mazhab
Syafii, mengatakan, “Para imam mazhab telah bersepakat, bahwa kaum Muslim
wajib mengangkat seorang khalifah.” (Imam an-Nawawi, Syarh Shahîh Muslim,
XII/205).
Disamping itu, pemberlakukan syariah Islam akan menjadi sarana pencegah terjadinya perbuatan
tindak kriminal yang baru, inilah yang disebut sebagai Jawazir.
Sebagai contoh, ketika diterapkannya hukum qishash, maka qishash tersebut akan mencegah
terjadinya tindakakan balas dendam kepada keluarga korban kepada pelaku atau keluarga pelaku.
Allah swt berfirman : “Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai
orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” [TQS al baqarah ayat 179]
Al-Alusi berkata dalam tafsirnya, Ruhul Ma’ani (2/1130), mengatakan, “Makna qishash sebagai
jaminan kelangsungan hidup adalah kelangsungan hidup di dunia dan di akhirat. Jaminan
kelangsungan hidup di dunia telah jelas karena dengan disyariatkannya qishash berarti seseorang
akan takut melakukan pembunuhan. Dengan demikian, qishash menjadi sebab berlangsungnya
hidup jiwa manusia yang sedang berkembang. Adapun kelangsungan hidup di akhirat adalah
berdasarkan alasan bahwa orang yang membunuh jiwa dan dia telah diqishash di dunia, kelak di
akhirat ia tidak akan dituntut memenuhi hak orang yang dibunuhnya.”
Oleh karenanya, sebagai seorang yang mengaku muslim, tidak sepatutnya merasa gerah terhadap
penerapan syariah Islam (kecuali orang yang nifaq). Disamping penerapan syariah itu sendiri adalah
perwujudan keimanan kita kepada Allah swt sebagai pencipta kita, sekaligus juga menjalankan
syari’ah Islam yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah swt sebagai
pembawa risalah Islam yakni aqidah dan syariah Islam, yang berfungsi mengatur hubungan
manusia dengan penciptaNya dalam perkara ibadah, untuk mengatur hubungan manusia dengan
dirinya sendiri yakni dalam pengaturan masalah akhlaq, makanan, pakaian dan minuman, serta
untuk mengatur hubungan manusia dengan sesamanya yakni dalam perkara mu’alamah dan
‘uqubat. Itulah kesempurnaan Islam sebagai agama sekaligus sebagai sebuah ideologi.Cuman
sayang, masih banyak generasi Islam bermimpi semua itu bisa diwujudkan melalui jalan yang
bernama demokrasi. Jangan lupa, Islam telah menggariskan solusi (syariah;seperangkat aturan
lengkap untuk kehidupan politik), sekaligus metode penerapannya (thoriqoh/method). Islam hanya
bisa tegak secara kaffah dengan institusi yang disebut Daulah Islamiyah