Anda di halaman 1dari 10

LARANGAN KORUPSI DAN KOLUSI

NOVI ROJIYYATUL MUNAWAROH

Fakultas Ushuludin Dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanudin BANTEN


Email novirozz3007@gmail.com

Abstract : Kasusu Korupsi dan Kolusi sering kali terjadi di setiap pemerintahan, terutama di
Indonesia. Karena adanya hasrat keserakahan yang dimiliki oleh setiap orang terutama orang-
orang yang diberi amanah untuk sesuatu yang seharusnya sampai kepada tangan yang menerima,
akan tetapi dikarenakan sifat manusia yang kerap sekali kalah dengan nafsu, maka kasus Korupsi
dan Kolusipun kerap kali terjadi.
Kusri jabatan di setiap pemerntahan disalah gunakan menjadi tempat untuk mencari keuntungan
Dari sesuatu yang seharusnya bukan haknya. Dampak dari korupsi dan kolusi pun sangat
menjadi-jadi, dari mulai kemiskinan dimana-mana, kurangnya fasilitas dan infrastruktur kota
bahkan kericuhan sering terjadi ketika adanya korupsi. Dalam islam sendiri sudah membahas
mengenai larangan dan hukuk-hukum korupsi dan kolusi, sudah jelas bahwa dalam agama islam
sangat menentang tindakan korupsi dan kolusi , Karena memiliki dampak buruk terhadap orang
lain baik itu yang sesame muslim atau nonmuslim. Kajian didalam jurnal ini bermaksud
memberikan pemahaman lebih luas tentang korupsi dan kolusi dalam islam, terutama dalam
pandangan perspektif hadist.

Kata kunci :korupsi, kolusi, suap menyuap,pencurian

I. Pendahuluan

Sungguh sangat menyedihkan bahwa bangsa Indonesia mayoritas beragama namun


sampai dengan saat ini, Indonesia masih menyandang jawara dalam hal korupsi.    Tulisan ini
bermaksud untuk mengingatkan kepada kita semua bahwa korupsi dilarang dalam ajaran agama
apa pun termasuk agama Islam.  Setelah kita memahami secara baik adanya larangan untuk tidak
korupsi berdasarkan Syari?at Islam diharapkan umat Islam khususnya akan manjauhi praktek-
praktek korupsi yang kotor dan keji.
Meskipun terjadinya praktek korupsi di berbagai sektor tidak serta merta berdampak
langsung kepada kehidupan kita namun jika kita semua tidak peduli dan turut serta pada upaya
pemberantasan tindak pidana korupsi maka lambat laun kita semua akan hancur berantakan. Hal
ini diibaratkan sebagai sebuah kapal besar yang bernama Indonesia, berlayar menyeberangi
samudera nan luas dan mengangkut sarat penumpang dengan berbagai kepentingan. Agar tujuan
dapat dicapai dengan selamat maka kapten kapal harus menegakkan aturan main seperti yang
telah mereka sepakati.   Peristiwa demikian telah di jelaskan dalam salah satu hadist sebagai
berikut:

1
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Zakariyya'
berkata, aku mendengar 'Amir berkata, aku mendengar An-Nu'man bin Basyir radliallahu
'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perumpamaan orang yang
menegakkan hukum Allah dan orang yang diam terhadapnya seperti sekelompok orang yang
berlayar dengan sebuah kapal lalu sebagian dari mereka ada yang mendapat tempat di atas dan
sebagian lagi di bagian bawah perahu. Lalu orang yang berada di bawah perahu bila mereka
mencari air untuk minum mereka harus melewati orang-orang yang berada di bagian atas
seraya berkata; "Seandainya boleh kami lubangi saja perahu ini untuk mendapatkan bagian
kami sehingga kami tidak mengganggu orang yang berada di atas kami". Bila orang yang
berada di atas membiarkan saja apa yang diinginkan orang-orang yang di bawah itu maka
mereka akan binasa semuanya. Namun bila mereka mencegah dengan tangan mereka maka
mereka akan selamat semuanya"                    (HR. Bukhari)
PENGERTIAN KORUPSI DAN KOLUSI

Istilah korupsi berasal dari bahsa latin yaitu Coruplio atau Coruplus yang artinya busuk,
buruk, bejad, dapat disuap, menyimpang dari kesucin, perkataan yang menghina dan
memfitnah. Sedangakan dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah Coruption yang artinya
korupsi atau kecurangan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia sendiri koripsi di artikan
penyelewengan atau penggelapan (uang Negara atau perusahaan lainnya) untuk keuntungan
pribadi diri sendiri atau orang lain.
Lalu bagaimana islam memandang korupsi?? Dalam islam sendiri memandang korupsi identic
dengan Risywah atau Rasywah yang artinya suap atau memberikan sesuatu kepada seseorang
karena maksud tertentu.
Dari beberapa pengertian diatas bias kita simpulkan bahwa korupsi adalah kegiatan yang
bebentuk pelanggaran hokum, perbuatan yang menyalah gunakan wewenang dan kekuasaan,
serta mengggunakan kesempatan untuk kepentingan pribadi atau orang lain yang tentunya
juga merugikan orang lain.
LARANGAN KORUPSI DAN KOLUSI DALAM ISLAM
Dalam Islam, korupsi berupa konflik kepentingan. Dan, suap-menyuap merupakan hal yang
dilarang keras. Dalam buku Jihad Nahdlatul Ulama Melawan Korupsi yang merupakan karya
dari kumpulan bahtsul masail ulama-ulama NU disebutkan, hal paling mendasar dalam konflik
kepentingan adalah adanya kepentingan kelompok maupun pribadi yang ingin
berkesinambungan. Baik itu di lingkup pengusaha, eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.

Dengan adanya fakta partai politik yang melahirkan para wakil rakyat dan pemimpin memiliki
komitmen finansial tertentu, hal ini sangat besar memungkinkan terjadinya praktik korupsi.
Namun begitu hingga saat ini, belum ada aturan yang tegas untuk mengatur bahwa seorang
pengusaha harus lepas sama sekali dari partainya. Penguasa sekaligus sebagai pengusaha
dimungkinkan akan menimbulkan mudharat akibat kecenderungan munculnya konflik
kepentingan. Ibnu Khaldun bahkan berpendapat, kedua profesi yang dijalankan beriringan ini
dapat mengarahkan pelakunya untuk berusaha memperkaya diri atau kelompoknya1.

1
Hafil, muhammad “Larangan Korupsi dalam Islam” (di akses di republika.co.id) tahun 2020

2
Nabi Muhammad sedari dulu telah mengantisipasi umatnya untuk mencegah konflik kepentingan
ini. Pada masa Rasul, terdapat contoh konflik kepentingan antara petugas pemungut zakat yang
juga sekaligus pendakwah Islam di Yaman. Kala itu, petugas tersebut ditugaskan di Yaman
karena masyarakatnya sedang dibina mengenai zakat. Nabi kemudian mengutus Mu’az bin Jabal
ke Yaman sebagai juru dakwah. Dalam pengakuan Mu’az bin Jabal, sesaat setelah Nabi
melepasnya dan Abu Musa al-Asy’ari ke Yaman, Nabi ternyata melupakan satu wasiat penting.
Hingga akhirnya, beliau mengutus kembali seseorang agar mereka kembali baru dilepaskan lagi.2
Usai mereka kembali, peristiwa ini pun terekam dalam hadis shahih riwayat Ahmad: “Dari al-
Hars bin Amr dari beberapa orang teman-teman Mu’az, sesungguhnya Nabi mengutus Mu’az
dan beliau bertanya: ‘bagaimana kamu akan memutuskan hukum?’, Mu’az pun menjawab akan
memutuskan hukum dengan dasar Kitabullah. Kemudian, Rasulullah bertanya kembali: ‘Kalau
tidak kamu dapatkan dalam Kitabullah?’, Muaz menjawab akan merujuk dasar sunnah
Rasulullah. Rasul bertanya lagi: ‘Kalau tidak kau dapatkan dalam sunnah Nabi?’ Muaz
menjawab akan melakukan ijtihad dengan pemikirannya. Mendengar ini, Rasulullah pun
bersabda: ‘Segala puji bagi Allah yang telah menolong utusan Rasulullah SAW,”. Rasulullah
juga berpesan kepada Mu’az untuk tidak melakukan korupsi terhadap apapun selama bertugas
menjadi pendakwah dan pejabat di Yaman. Berdasarkan hadis riwayat At-Tirmizi diceritakan:
“Dari Mu’az bin Jabal, ia berkata: Rasulullah mengutus saya ke Yaman. Ketika saya baru
berangkat, beliau memerintahkan seseorang untuk memanggil saya kembali. Maka saya pun
kembali dan beliau berkata: apakah engkau tahu aku mengirimmu orang untuk kembali?
Janganlah kamu mengambil sesuatu tanpa izin saya, karena hal itu adalah ghulul. Dan
barangsiapa berlaku ghulul, maka ia akan membawa barang yang digelapkan atau dikorupsi itu
pada hari kiamat. Untuk itulah aku memanggilmu. Sekarang berangkatlah untuk tugasmu,”.

Atas dasar hadis tersebutlah, cakupan ghulul pada tahun ke-10 hijriah bukan hanya sebatas pada
harta rampasan perang sebagaimana yang terjadi di tahun sebelumnya. Uang tip, pelicin, dan
uang keamanan masuk dalam kategori tindakan korupsi. Dalam istilah Nabi, uang-uang ini
disebut al-maksu atau pungutan liar.
KORUPSI DALAM RUANG LINGKUP FIQH JINAYAH
1. Korupsi Menurut Fiqh Jinayah

Korupsi dalam syariat Islam diatur dalam fiqh Jinayah. Berikut ini akan dibahas beberapa jenis
tindak pidana (korupsi) menurut Fiqh Jinayah. Fiqh adalah ilmu tentang hukum-hukum syariat
yang bersifat praktis dan merupakan hasil analisis seorang mujtahid terhadap dalil-dalil yang
terinci, baik yang terdapat dalam Al-quran maupun hadist. Secara terminologis, jinayah
didefinisikan dengan semua perbuatan yang dilarang dan mengandung kemudaratan terhadap
jiwa atau selain jiwa. 3
Jinayah adalah sebuah tindakan atau perbuatan seseorang yang mengancam keselamatan fisik
dan tubuh manusia serta berpotensi menimbulkan kerugian pada harga diri dan harta kekayaan
manusia sehingga tindakan atau perbuatan itu dianggap haram untuk dilakukan bahkan
2
Damayanti, imas “Larangan Korupsi dalam Islam” (di akses di republika.co.id) tahun 2020
3
Surardi “Korupsi Menurut Hukum Islam” Jurnal Online(Balai Diklat Kepemimpinan Magelang) tahun 2014

3
pelakunya harus dikenai sanksi hukum, baik diberikan di dunia maupun hukuman Allah kelak di
akhirat.4
Fiqh Jinayah adalah ilmu tentang hukum-hukum syariat yang digali dan disimpulkan dari nash-
nash keagamaan, baik Alquran maupun hadist, tentang kriminalitas, baik berkaitan dengan
keamanan jiwa maupun anggota badan atau menyangkut seluruh aspek pancajiwa syariat yang
terdiri dari:5
 agama;
 jiwa;
 akal;
 kehormatan atau nasab;
 harta kekayaan maupun di luar pancajiwa syariat tersebut

2. Sumber dan Objek Kajian Fiqh Jinayah


Menurut Abdul Qadir Audah mengemukakan bahwa sumber-sumber yang bisa ditetapkan
sebagai dalil dalam masalah fiqh jinayah adalah sebagai berikut:
 Al-quran;
 Hadist;
 Ijma?;
qiyas.
Nomor 1 s/d 3 sudah disepakati fuqaha, namun sebagian ulama ada yang menganggap qiyas
sebagai sebagai sumber fiqh jinayah dan ada yang tidak menganggapnya sebagai sumber fiqh
jinayah. 6
Cara penulisan dan pembahasan fiqh jinayah dalam kitab-kitab fiqh dapat dibedakan menjadi
dua. Ada yang secara khusus dan ada spesifik. Fiqh Jinayah merupakan subbagian yang terdapat
pada bagian akhir isi sebuah kitab fiqh atau kitab hadist yang corak pemamparannya seperti kitab
fiqh.
Objek utama kajian fiqh jinayah dapat dibedakan menjadi tiga bagian sebagai berikut:
 Al-rukn al-syar?i atau unsur formal adalah unsur yang menyatakan bahwa seseorang
dapat dinyatakan sebagai pelaku pelanggar (jarimah) maka harus ada nash atau undang-
undang yang secara tegas melarang dan menjatuhkan sanksi kepada pelaku tindak pidana.
 Al-rukn al-madi atau unsur materiil adalah sebuah unsur yang menyatakan bahwa
seseorang dapat disebut pelaku jarimah maka pelaku harus benar-benar telah terbukti
melakukan jarimah, baik yang  bersifat positif (aktif melakukan) maupun yang bersifat
negatif (pasif tidak melakukan sesuatu).7
4
Surardi “Korupsi Menurut Hukum Islam” Jurnal Online(Balai Diklat Kepemimpinan Magelang) tahun 2014
5
Surardi “Korupsi Menurut Hukum Islam” Jurnal Online(Balai Diklat Kepemimpinan Magelang) tahun 2014
6
Muslich, Ahmad Wardi. Pengantar dan Asas Hukum Islam. Jakarta: Sinar Grafika. 2004. .(Buku Online)

7
Muslich, Ahmad Wardi. Pengantar dan Asas Hukum Islam. Jakarta: Sinar Grafika. 2004. .(Buku Online)

4
 Sedangkan Al-rukn al-adabi (unsur moril) adalah unsur yang menyatakan bahwa
seseorang melakukan sebuah jarimah harus sebagai subjek yang bisa diminta
pertanggungjawaban atau pelaku harus bisa dipersalahkan, artinya pelaku bukan orang
gila, anak di bawah umur atau bukan seseorang yang berada di bawah ancaman atau
keterpaksaan.

3. Jenis Tindak Pidana Korupsi Dalam Fiqh Jinayah

Beberapa jenis tindak pidana (jarimah) dalam fiqh jinayah dari unsur-unsur dan definisi yang
mendekati pengertian korupsi di masa sekarang adalah:
 Ghulul (Penggelapan)
 Risywah (Penyuapan)
 Ghasab (Mengambil Paksa Hak/Harta Orang Lain)
 Khianat
 Sariqah (Pencurian)
 Hirabah (Perampokan)
 Al-Maks (Pungutan Liar), Al-Ikhtilas (Pencopetan), dan Al-Ihtihab (Perampasan) 
 Al-Ghulul (Penggelapan)
 Mencuri harta rampasan perang (Al-ghulul)
 Menggelapkan uang dari kas Negara (baitul maal)
 Menggelapkan zakat
 Hadiah untuk para pejabat
Menggelapkan uang Negara dalam Syari’at Islam disebut Al-ghulul, yakni mencuri ghanimah
(harta rampasan perang) atau menyembunyikan sebagiannya (untuk dimiliki) sebelum
menyampaikannya ke tempat pembagian (Abu Fida, 2006), meskipun yang diambilnya sesuatu
yang nilainya relatif kecil bahkan hanya seutas benang dan jarum. Mencuri atau menggelapkan
uang dari baitul maal (kas Negara) dan zakat dari kaum muslimin juga disebut dengan Al-ghulul.
Berdasarkan hadits-hadits dari Rasulullah maka yang termasuk Al-ghulul, adalah sebagai
berikut:8
Adapun dasar hukum dari Al-ghulul, adalah dalil-dalil baik yang terdapat dalam Al-Quran
maupun Hadits sebagai berikut:
Tidak mungkin seorang nabi berkhianat (dalam urusan harta rampasan perang). Barang siapa
yang berkhianat (dalam urusan rampasan perang) maka pada hari kiamat ia akan datang
membawa apa yang dikhianatkannya itu; kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang
apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya?.(QS. Ali-
Imran ayat 161)

DALIL QUR’AN TENTANG LARANGAN KORUPSI DAN KOLUSI

QS An-Nisa' 4:29 Allah berfirman:

8
Muslich, Ahmad Wardi. Pengantar dan Asas Hukum Islam. Jakarta: Sinar Grafika. 2004. .(Buku Online)

5
‫يا أيها الذين آمنوا ال تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل إال أن تكون تجارة عن تراض منكم‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu.
9

QS Al-Maidah :42 Allah berfirman:

‫سماعون للكذب أ ّكالون للسحت‬

Artinya: Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan
yang haram.10
Menurut Ibnu Mas'ud dan Ali bin Abi Talib, makna suht adalah suap.

QS Al-Maidah :2
‫ وال تعاونوا على اإلثم والعدوان‬, ‫تعاونوا على البر والتقوى‬

Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.11

DALIL HADITS TENTANG LARANGAN KORUPSI DAN KOLUSI

Hadits sahih riwayat Imam Lima Nabi bersabda


‫لعن رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم الراشي والمرتشي والرائش يعني الذي يمشي بينهما‬

Artinya: Rasulullah melaknat penyuap dan penerima suap dan yang terlibat di dalamnya.

PENDAPAT SAHABAT DAN TABI'IN TENTANG KOLUSI DAN KORUPSI

Ibnu Mas'ud berkata:


‫السحت أن يقضي الرجل ألخيه حاجة فيهدي إليه هدية فيقبلها‬

Artinya: Suap itu adalah apabila seorang memiliki keperluan pada yang lain dan memberinya
hadiah dan hadih itu diterima.
Umar bin Abdul Aziz berkata:
‫كانت الهدية في زمن رسول اهلل هدية واليوم رشوة‬

9
Harahap, Hakim Muda. Ayat-ayat Korupsi. Jogjakarta: Gama Media. 2009.(Buku Online)
10
Harahap, Hakim Muda. Ayat-ayat Korupsi. Jogjakarta: Gama Media. 2009.(Buku Online)
11
Harahap, Hakim Muda. Ayat-ayat Korupsi. Jogjakarta: Gama Media. 2009.(Buku Online)

6
Artinya: Hadiah pada zaman Nabi adalah hadiah. Pada zaman sekarang adalah suap.

MENYUAP BOLEH DALAM KEADAAN DARURAT

Ulama membolehkan perbuatan suap dalam situasi darurat dalam situasi pabila penyuap tidak
bisa mendapatkan haknya kecuali dengan menyuap. Dalam situasi ini, maka yang berdosa adalah
yang menerima suap. Bukan penyuap. Dalil dasar yang dipakai adalah:

1. Hadits riwayat Ahmad (#10739) dari Umar bin Khatab di mana Nabi bersabda:

ِ ‫ َفلِ َم ُت ْع ِط‬، ِ‫ول اهَّلل‬


‫يه ْم ؟‬ َ ‫ َق‬، ‫ َو َما ِه َي لَ ُه ْم إِال َنا ٌر‬، ‫يها إِ َّيا ُه َف َي ْخ ُر ُج ِب َها ُم َتأَ ِّب ُط َها‬
َ ‫ َيا َر ُس‬: ‫ال ُع َم ُر‬ َ ‫َه ْم لَ َي ْسأَلُنِي ا ْل َم ْسأَلَ َة َفأُ ْع ِط‬
ُ ‫إِ َّن أَ َحد‬
َ‫ َو َي ْأ َبى اهَّللُ لِي ا ْل ُب ْخل‬، ‫ إِ َّن ُه ْم َي ْأ َب ْو َن إِال أَ ْن َي ْسأَلُونِي‬: ‫ال‬ َ ‫َق‬

Artinya: Sesungguhnya salah satu dari kalian akan meminta sesuatu padaku dan aku
mengabulkan permohonannya. Lalu dia keluar. Tidak ada perkara yang dia minta itu kecuali
neraka. Umar bertanya: Ya Rasulullah mengapa engkau memberinya? Nabi menjawab: Mereka
selalu datang untuk meminta padaku sedang Allah melarangku untuk pelit.12

2. Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud

‫أنه لما أتى أرض الحبشة أخذ بشيء فتعلق به فأعطى دينارين حتى خلي سبيله‬

Artinya: Saat Ibnu Mas'ud datang ke negara Habasyah, ia mengambil sesuatu dan
menggantungnya. Lalu dia memberikan dua dinar sampai orang itu memberinya jalan.

3. Imam Nawawi dalam Al-Majmuk menyatakan

‫ وإن كان يطلب بما يدفعه وصوله إلى حقه لم يحرم‬،‫فأما الراشي فإن كان يطلب بما دفعه أن يحكم بغير الحق حرم عليه ذلك‬
‫عليه ذلك‬

Artinya: Adapun orang yang menyuap apabila dia mengharap sesuatu atas apa yang dia berikan
agar diberi putusan yang tidak benar maka haram baginya hal itu. Akan tetapi suap itu bertujuan
agar dia bisa mendapatkan haknya maka hal itu tidak haram.

4. Ibnu Hazm Adz-Dzahiri dalam Al-Muhalla menyatakan

‫( ال‬:‫ وأما من عجز فاهلل تعالى يقول‬،‫من قدر على دفع الظلم عن نفسه دون أن يدفع لم يحل له إعطاء فلس فما فوقه في ذلك‬
‫(إذا أمرتكم بأمر فأتوا منه ما استطعتم ) رواه مسلم وصار‬:‫ والرسول صلى اهلل عليه وسلم يقول‬،) ‫يكلف اهلل نفسا إال وسعها‬

12
Abidin, Zaenal bin Syamsudin. Jihad Melawan Korupsi. Jakarta: Pustaka Imam Abu Hanifah. 2008. .(Buku Online

7
.)‫ (رفع عن أمتي الخطأ والنسيان وما استكرهوا عليه‬:‫في حد اإلكراه وقد قال الرسول صلى اهلل عليه وآله وسلم‬

Artinya: Barang siapa yang mampu menolak kezaliman dari dirinya tanpa harus menyuap, maka
memberi sesen uang atau lebih itu haram baginya. Adapun orang yang tidak mampu menolak
kezaliman, maka Allah berfirman "Allah tidak memaksa seseorang kecuali menurut
kemampuannya." Nabi bersabda: "Apabila aku memerintahkan kalian, maka lakukan
semampumu" Hadits riwayat Muslim dan hadits ini menjadi batasan pemaksaan. Nabi bersabda:
"Umatku dibebaskan (dari dosa, apabila) salah, lupa dan dipaksa.13

5. Ibnu Taimiyah. yang menyatakan:

‫ وج••از لل••دافع أن ي•دفعها‬, ‫فأما إذا أهدى له هدية ليكف ظلمه عنه أو ليعطيه حقه الواجب كانت هذه الهدي•ة حرام•ا على اآلخ•ذ‬
‫إليه‬

Artinya: Apabila penyuap memberi hadiah agar supaya yang disuap tidak berlaku zalim, atau
supaya yang disuap mendapatkan haknya, maka hadiah ini haram bagi yang disuap dan boleh
(halal) bagi penyuap untuk memberikan hadiah itu.

Syarat bolehnya memberi suap, uang komitmen/komisi, atau fee ada dua: (a) menyuap untuk
mendapatkan hak yang memang seharusnya diterima atau untuk menolak kezaliman yang akan
menimpa diri kita; (b) Tidak ada jalan lain untuk mencapai tujuan halal yang dimaksud selain
dengan menyuap.

Pendapat di atas disetujui antara lain oleh Ata' bin Rabah, Hasan Al-Basri, Imam Nawawi, Ibnu
Hazm Az-Dzahiri dan Ibnu Taimiyah seperti diuraikan di atas.

Kesimpulan

Korupsi adalah kegiatan yang bebentuk pelanggaran hokum, perbuatan yang menyalah gunakan
wewenang dan kekuasaan, serta menggunakan kesempatan untuk kepentingan pribadi atau orang
lain yang tentunya juga merugikan orang lain. Korupsi dalam syariat Islam diatur dalam fiqh
Jinayah. Berikut ini akan dibahas beberapa jenis tindak pidana (korupsi) menurut Fiqh Jinayah.
Fiqh adalah ilmu tentang hukum-hukum syariat yang bersifat praktis dan merupakan hasil

13
Abidin, Zaenal bin Syamsudin. Jihad Melawan Korupsi. Jakarta: Pustaka Imam Abu Hanifah. 2008. .(Buku Online

8
analisis seorang mujtahid terhadap dalil-dalil yang terinci, baik yang terdapat dalam Al-quran
maupun hadist. Secara terminologis, jinayah didefinisikan dengan semua perbuatan yang
dilarang dan mengandung kemudaratan terhadap jiwa atau selain jiwa.
“Barang siapa yang mampu menolak kezaliman dari dirinya tanpa harus menyuap, maka
memberi sesen uang atau lebih itu haram baginya. Adapun orang yang tidak mampu menolak
kezaliman, maka Allah berfirman "Allah tidak memaksa seseorang kecuali menurut
kemampuannya." Nabi bersabda: "Apabila aku memerintahkan kalian, maka lakukan
semampumu" Hadits riwayat Muslim dan hadits ini menjadi batasan pemaksaan. Nabi bersabda:
"Umatku dibebaskan (dari dosa, apabila) salah, lupa dan dipaksa”
Namun islam juga menjelaskan ada beberapa hal yang memperbolehkan suap. Disini dijelaskan
ulama membolehkan perbuatan suap dalam situasi darurat dalam situasi pabila penyuap tidak
bisa mendapatkan haknya kecuali dengan menyuap. Dalam situasi ini, maka yang berdosa adalah
yang menerima suap. Bukan penyuap.

9
DAFTAR PUSTAKA
 Damayanti, imas “Larangan Korupsi dalam Islam”Jurnal Online (di akses di
republika.co.id) tahun 2020
 Surardi “Korupsi Menurut Hukum Islam” Jurnal Online (Magelang, Balai Diklat
Kepemimpinan Magelang) tahun 2014
 Abidin, Zaenal bin Syamsudin. Jihad Melawan Korupsi. Jakarta: Pustaka Imam Abu
Hanifah. 2008. .(Buku Online)
 Harahap, Hakim Muda. Ayat-ayat Korupsi. Jogjakarta: Gama Media. 2009.(Buku Online)
 Irfan, Nurul. Korupsi Dalam Hukum Pidana Islam. Jakarta: Amzah. 2011. .(Buku
Online)
 Muslich, Ahmad Wardi. Pengantar dan Asas Hukum Islam. Jakarta: Sinar Grafika.
2004. .(Buku Online)

10

Anda mungkin juga menyukai