KONVOI KHILAFAH?
D R R I YA N M AG
ّللاُ خ َۡي ُر ٰ َو َم َك ُر ۡوا َو َم َك َر
ٰ ّللاُ ؕ َو
ۡ ۡ
ال َما ِك ِري َن
QS Ali Imron (3): 54. Dan mereka (orang-orang kafir) membuat tipu
daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik
pembalas tipu daya.
FAKTA
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konvoi sepeda motor sejumlah orang beratribut hijau putih dengan membawa poster
dan bendera bertuliskan Khilafatul Muslimin menjadi sorotan.
Pemimpin Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Baraja angkat bicara terkait konvoi kelompoknya yang viral di media sosial.
Menurutnya, aksi konvoi tersebut hanya bagian dari kegiatan dari kelompoknya dan tidak ada maksud lain dari iring-
iringan anggota Khilafatul Muslimin di Jakarta dan Brebes, Jawa Tengah.
Abdul menegaskan Khilafatul Muslimin bukan kelompok radikal atau teroris yang menentang Pancasila dan NKRI.
Dirinya mengklaim kelompok yang dipimpinnya sangat tegas menjunjung tinggi Pancasila dan NKRI.
Abdul mencontohkan Pancasila sama seperti Piagam Madinah yang menyatukan umat muslim dengan beberapa golongan
di Madinah saat itu.
Dikutip dari Kompas.TV, Abdul mengaku konvoi anggota Khilafatul Muslimin bertujuan menyatukan umat muslim
maupun non muslim untuk menjaga kesatuan NKRI.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari siar keagamaan yang sudah rutin dilaksanakan sebulan sekali sejak Khilafatul
Muslimin berdiri pada tahun 1997.
"Kita menyerukan bersatu dan jangan terpecah belah. Ini yang belum dipahami," ujar Abdul saat ditemui jurnalis Kompas
TV Roma Afria Idham di Kantor Pusat Khilafatul Muslimin, Lampung, Rabu (1/6/2022)
Editor: Wahyu Aji
BERBAGAI TANGGAPAN
"Saya tunjuk hidung saja misalkan Basarah dari PDIP yang kemudian
mengeksploitasi konvoi khilafah itu sebagai ancaman negara, melanggar
hukum, harus ditindak tegas, dengan dalih katanya sudah ada putusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap,"ungkap Ahmad lagi.
Ia menegaskan bahwa Khilafah itu konstitusional. Tidak ada satupun pasal
atau produk perundangan yang melarang ajaran islam yaitu khilafah. Bahkan
terakhir juga ada penegasan dari Majelis Ulama Indonesia dari Komisi Fatwa
pada November tahun 2021. Ijtima komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia
menegaskan bahwa Khilafah ajaran Islam. Kemudian direkomendasikan dua
hal, pertama kepada pemerintah dan kedua kepada masyarakat untuk tidak
mendiskreditkan ajaran Islam yaitu Khilafah.
JANGAN TAKUT MENDAKWAHKAN KHILAFAH
Oleh: Chandra Purna Irawan SH MH(Ketua LBH PELITA UMAT dan President IM-LC/International Muslim Lawyers Community)
Mengutip informasi dari kantor berita yang menyatakan bahwa terdapat konvoi dengan tema Songsong Kebangkitan Khilafah. Menanggapi hal
tersebut diatas saya akan memberikan pendapat hukum (legal opini) sebagai berikut:
PERTAMA, Bahwa negara ini adalah negara demokrasi, negara tidak berwenang melarang siapapun untuk menyampaikan pendapat, gagasan
dan dialektika tentang ajaran Islam seperti syariah, khilafah, dll. Pemerintah semestinya memperlakukan syariah Islam seperti mendukung
gagasan LGBT dengan pendekatan HAM, ajaran transnasional seperti demokrasi, sekuler, kapitalisme, dll;
KEDUA, Bahwa mengutip ijtima MUI yang telah menyatakan jihad dan khilafah adalah bagian dari ajaran Islam dan melarang kepada pihak
manapun untuk menstigma negatif terhadap ajaran Islam yaitu khilafah. Rekomendasi tersebut tentulah tidak mudah untuk dikeluarkan
ditengah kondisi saat ini. rekomendasi Ijtima tersebut menjadi dasar kepada siapapun umat Islam dan ormas Islam untuk tidak takut
mendakwahkan ajaran Islam yaitu khilafah, dakwah khilafah bukanlah sebuah kejahatan. Terlebih lagi Islam adalah agama yang diakui dan
konstitusi memberikan jaminan untuk menjalankan ibadah sesuai agamanya berdasarkan Pasal 28E ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun
1945. Oleh karena itu siapapun yang menyudutkan ajaran Islam, termasuk Khilafah maka menurut saya dapat dikategorikan tindak pidana
penistaan agama. Artinya, sebagai ajaran Islam Khilafah tetap sah dan legal untuk didakwahkan ditengah-tengah umat. Mendakwahkan ajaran
Islam Khilafah termasuk menjalankan ibadah berdasarkan keyakinan agama Islam, dimana hal ini dijamin konstitusi.
KETIGA, Bahwa saya menyeru kepada oknum aparatur Pemerintah untuk tidak melakukan stigmatisasi, persekusi terhadap umat Islam dan
ormas dakwah termasuk HTI. mengutip pendapat Prof. Yusril Ihza Mahendra menyatakan bahwa kegiatan yang dihentikan oleh SK Menteri
dan Putusan Pengadilan TUN adalah kegiatan HTI sebagai lembaga (kegiatan Perkumpulan Hizbut Tahrir Indonesia), bukan penghentian
kegiatan dakwah individu anggota dan/atau pengurus HTI. (Senin, 4/6/2018: http://detik.id/67AYOw);
KEEMPAT, Bahwa apabila ajaran Islam khilafah distigma negatif, sangat keterlaluan. Sementara disisi lain ajaran Romawi Kuno dan barat
dipuja, dikaji, diambil dan dipraktikkan seperti sistem republik, parlementer, presidensiil, demokrasi.
“BERLEBIHAN MENGANGGAP KONVOI KHILAFAH
SEBAGAI TINDAKAN TERLARANG”
Lalu apa salahnya konvoi tersebut? Kalau kita bicara tentang negara demokrasi mestinya tidak ada
salahnya jika orang atau kelompok orang menyatakan pendapat baik secara lisan maupun secara tulisan selama
pendapat itu tidak bertentangan dengan hukum, misalnya mempromosikan ajaran yang jelas dilarang oleh
agama, moral dan hukum. Misalnya komunisme.
Lalu pertanyaannya sekarang adalah apakah khilafah itu? Khilafah itu sistem pemerintahan yang dibingkai
oleh ajaran Islam, bukan ideologi seperti Komunisme, kapitalisme. Ideologi dari khilafah itu Islam. Jadi
sebenarnya, kalau dicermati dari sisi keilmuan, maka tidak ada salahnya siapa pun yang mendakwahkan
khilafah dengan cara apa pun termasuk dengan konvoi dan penggunaan selebaran. Yang penting di sini adalah
tidak adanya upaya paksaan, kekerasan apalagi makar.
Aksi konvoi khilafah ini tak urung dikomentari MUI, Densus hingga BNPT. Lalu adakah unsur bahayanya?
Seberapa besar? Kita ini negara hukum, maka perintah dan larangan itu mesti juga berdasar atas hukum yang
sdh ditetapkan bukan atas kemauan rezim yang sedang berkuasa. Bahkan, rezim yang berkuasa pun harus
tunduk pada hukum yang telah ada, bukan suka-suka kami (SSK).
Sebagai sebuah dakwah, saya kira tidak bahaya atau bahayanya pun dapat diantisipasi oleh aparat penegak
hukum. Selama itu hanya sebuah dakwah tanpa kekerasan, paksaan dan makar tidak bisa dianggap sebagai
bahaya yang mengancam NKRI sebagai negara kesepakatan. Yang menjadi aneh itu umat Islam yang merasa
asing dengan sistem pemerintahan Islam yang disebut khilafah tersebut. MUI saya kira paham duduk perkara
fikih khilafah ini.
Semua madzab fikih Islam bicara bahkan mewajibkan penegakaan khilafah islamiyah. Ada yang menghukumi sebagai
fardhu khifayah yang artinya jika sudah ada kelompok lain yang mengerjakan upaya penegakan itu maka, umat Islam yang
lain tidak menanggung dosa.
Kembali ke bahaya, seberapa besar? Kalau dari sisi Islam, tentu konvoi itu tidak berbahaya. Namun, bagi kelompok
lain akan dianggap berbahaya, sangat berbahaya karena dianggap akan mendegradasi sistem pemerintahan yang sekarang
diterapkan, yakni demokrasi ala Barat bukan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan. Jadi, intinya sistem pemerintahan khilafah hanya akan dianggap bahaya oleh sistem pemerintahan demokrasi
Barat. Dan cilakanya kita sekarang sedang menggunakan sistem pemerintahan demokrasi Barat tersebut. Jadi dianggap
sangat berbahaya.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa saat ini upaya "kriminalisasi" terhadap khilafah terlihat cukup berhasil. Lalu
bagaimana tanggapan umat Islam seperti apa terhadap kriminalisasi khilafah? Sekali lagi, kita ini negara hukum. Sampai
sekarang tidak ada norma hukum kita yang menyatakan bahwa sistem pemerintahan Islam itu sebagai sistem yang
dinyatakan terlarang dan oleh karenanya pendakwahnya harus dipidana. Tidak ada.
Upaya pemberangusan itu lebih pada tindakan politik yang tidak berdasar atas hukum. Sehingga tindakan itu bisa
dikatakan vandalisme atau bar-bar. Seharusnya jika maunya mengkriminalkan khilafah, DPR dan Presiden membuat UU
yang menyatakan bahwa khilafah itu sebagai ajaran terlarang dan pendakwahnya akan dipidana.
Untuk memahami kedudukan khilafah dalam atmosfer keindonesiaan, maka perlu dipahami relasi keduanya dalam
kehidupan beragama dan bernegara. Saya kembalikan kepada kaum muslimin di Indonesia. Akan menempatkan khilafah
itu sebagai apa? Apakah ini sebagai ancaman atau harapan di masa depan sebagaimana janji rasululloh bahwa khilafah min
hajjinubuwah akan tegak kembali. Kapan tegaknya? Kita tidak akan mengetahuinya.
Namun, yang perlu dicatat adalah apakah mungkin sesuatu itu akan bisa dijalankan dan ditegakkan tanpa
ada pengetahuan atasnya? Di sinilah peranan dakwah itu dijalankan. Untuk mengenalkan kepada umat Islam
bahwa Islam itu punya sistem pemerintahan tersendiri yang pernah dijalankan selam ribuan tahun dengan
segala dinamikanya.
Di Indonesia atau pun di negara demokrasi lainnya pun seharusnya diberikan ruang dakwah tersebut dan
yang penting tidak ada paksaan, kekerasan apalagi tindakan makar. Kita sebagai muslim harus menentukan
koordinat kita, apakah sebagai pejuang atau pecundang yang memusuhi idenya Allah tentang khilafah ini.
Khilafah tidak mesti tegak di Indonesia, boleh jadi di negara lain, namun juga tidak menutup kemungkinan
mulai tegak di Indonesia. Semua tergantung dari bagaimana Allah mengaturnya. Tapi sesuai dengan hadist
shokeh Rasulullah bahwa khilafah ala minhajji nubuwah akan tegak entah kapan pun dan di mana pun.
Kembali ke persoalan, bahwa dakwah tentang khilafah seharusnya tetap diberikan ruang di negara demokrasi
ini sepanjang tidak menggunakan paksaan, kekerasan apalagi makar. Kalau mau jujur, yang seharusnya lebih
berbahaya adalah kelompok atau gerombolan yang akan mengubah Pancasila menjadi Trisila dan atau
bahkan Eka sila. Siapa mereka? Mengapa meraka tindak ditindak? Apakah keadaan ini telah mencerminkan
kebenaran dan keadilan?
Tabik..!!!
Semarang, Selasa: 1 Juni 2022
RMOLLampung. Prof. Yusril Ihza Mahendra mengatakan
tidak ada satu dokumen keputusan hukum atau pun
dokumen negera yang menyatakan bahwa dakwah syariah
dan khilafah adalah dakwa terlarang.
Selain itu, kata dia, HTI bukan organisasi terlarang. Sejauh ini,
organisasi yang dinyatakan terlarang di negara ini hanya PKI dan
underbouwnya.
"Memang pemerintah dalam hal ini Menkumham telah mencabut status badan hukum HTI, yang
sekaligus bermakna pembubaran. Namun, tidak ada penyebutan bahwa HTI adalah organisasi terlarang,"
kata Yusril saat jumpa pers di Kantor Law Firm Ihza & Ihza, Casablanca, Jakarta Selatan, Jumat.
Dalam upaya hukumnya ke PTUN Jakarta dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara tidak ada penyebutan
HTI sebagai organisasi terlarang. Putusan pengadilan itu hanya menilai apakah keputusan pencabutan status
hukum HTI telah benar secara wewenang, prosedur, dan substansinya menurut UU yang berlaku.
Oleh karena itu, bagi sekelompok orang yang menyebut HTI sebagai organisasi terlarang, tidak ada dasar
hukumnya.
"Kalau ada pihak-pihak mengatakan HTI sebagai organisasi terlarang akan kami somasi. Atas dasar apa
Anda menyebutkan bahwa HTI adalah organisasi terlarang. Apa maksud Anda menyamakan HTI dengan
PKI. Kami akan bersikap tegas terkait hal ini," katanya.
Dalam sejarah ketatanegaraan RI, hanya PKI yang pernah dinyatakan sebagai organisasi terlarang
berdasarkan TAP MPRS No XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran PKI, pernyataan PKI sebagai organisasi
terlarang di seluruh Indonesia, dan larangan menyebarkan ajaran komunisme.
"Kami tegaskan bahwa tidak ada satu pun putusan pengadilan yang menyatakan paham Khilafah yang di
dakwah HTI sebagai paham terlarang," tegas Yusril.
Di tempat yang sama, Jubir HTI, Ismail Yusanto, menegaskan, siapa pun orang yang mengatakan bahwa
HTI adalah organisasi terlarang akan berhadapan dengan hukum, yakni disomasi.
"Karena implikasinya sangat serius. Ketika dinyatakan terlarang, maka seolah-olah organisasi ini harus
dimusnahkan dan dimusuhi. Padahal kan faktanya tidak seperti itu," kata Ismail.
Dengan dicabutnya status badan hukum HTI, maka HTI adalah organisasi tanpa badan hukum. Organisasi
tanpa badan hukum adalah bukan organisasi terlarang, tegasnya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada pemerintah untuk menghentikan pernyataan bahwa HTI adalah
organisasi terlarang karena tidak ada dasar hukumnya.
“Sedangkan menyatakan terkait khilafah sebagai ideologi kemudian dikampanyekan dan dibuat opini seolah-
olah sesuatu kejahatan di hadapan dan/atau ditujukan kepada publik, artinya dapat dinilai unsur sengaja,
terpenuhi,” bebernya.
Kelima, Islam adalah salah satu agama resmi yang diakui negara. Sedangkan konstitusi memberikan jaminan
umat Islam untuk menjalankan ibadah sesuai agamanya berdasarkan Pasal 28E, Pasal 281 ayat (1), Pasal 28J,
dan Pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sebagai ajaran Islam, khilafah tetap sah dan legal untuk didakwahkan di tengah-tengah umat.
Mendakwahkan ajaran Islam Khilafah termasuk menjalankan ibadah berdasarkan keyakinan agama Islam,
yang dijamin konstitusi. “Oleh karena itu siapapun yang menyudutkan ajaran Islam, termasuk Khilafah
maka maka dapat dikategorikan tindak pidana penistaan agama,” pungkasnya.[] Joko Prasetyo
BAGAIMANA DENGAN INI?
Namun kehadiran perwakilan Israel di Bali diperkuat dengan pemberitaan
sejumlah media asing. Sejumlah media Israel melaporkan dua anggota parlemen
Israel, Avi Ditcher dari Partai Likud dan Nira Shpak dari Yesh Atid hadir dalam
pertemuan Inter-Parliamentary Union (IPU) di Bali.
GERAKAN SEPARATIS
ANALISIS MIKRO
KITA INGATKAN KEMBALI
NEGERI INI SEDANG DICENGKRAM
SISTEM SEKULER-KAPITALISTIK-DEMOKRASI,
YANG MENGHASILKAN
KERUSAKAN (FASAD)
AMBYAR
FAKTA TENTANG DEBT TRAP INDONESIA,
DENGAN HUTANG LN BERBASIS RIBA
SEBESAR RP 7000 T (APRIL 2022),
DIPERKIRAKAN OLEH EKONOM SENIOR,
HUTANG LN AKAN MENCAPAI
RP 10.000 T (2024),
BUNGA (RIBA) TAHUNAN > RP 300 T
(1) KONVOI YANG INI
SEBENARNYA BUKAN PERISTIWA LUAR BIASA
DAN SUDAH TERJADI SEJAK 2018.
WUJUD KETAKUTAN
ATAS KEBANGKITAN UMAT ISLAM
INGAT, ITU SEMUA TIDAK LEPAS DARI
WAR ON TERRORISM,
BERLANJUT DENGAN WAR ON RADICALISM
= WAR ON ISLAM !
"Tidak ada yang pernah mengacau negara itu lewat masjid. Tak
pernah ada dibaiat di masjid, macam-macam," tegas JK seusai
salat Jumat dan silaturahmi dengan Pengurus Masjid Al-Markaz
Al-Islam di Makassar, Jumat (28/1/2022).
Permintaan Tambahan Anggaran akan dialokasikan untuk melaksanakan 15 Kegiatan sebagai berikut:
1. Audit Compliance dan Penyusunan Database Sistem Keamanan Objek Vital, Sistem Transportasi, dan Fasilitas Publik
Rp8.462.700.000
2. Pembentukan dan Pembinaan Jaringan Kontra Narasi Rp13.500.000.000
3. Koordinasi dalam PelindunganTerhadap Aparat Penegak Hukum Yang Menangani Tindak pidana Terorisme
Rp2.947.172.000
4. Operasi Kontra Intelijen terhadap Lembaga-Lembaga Pendidikan yang Terinfiltasi Rp20.000.000.000
5. Pembinaan Aparat Pemerintah dalam Menghadapi Tindak Pidana Terorisme Rp2.241.822.000
6. Analisis dan Evaluasi Penegakan Hukum terhadap JAD (Jamaah Ansharud Daulah) dan Mujahidin Indonesia Timur.
Rp1.719.840.000
7. Pelaksanaan Year-End Counter Terrorism Briefing Dengan Perwakilan Negara-Negara Mitra TA 2023 Rp616.725.000
8. Percepatan Implementasi Perangkat Hukum Internasional di Bidang Penanggulangan Terorisme Guna Mendukung
Pelaksanaan RAN PETA 2023 Rp1.761.440.000
9. Penyusunan Instrumen Penilaian Kualitas Kebijakan (Indeks Kualitas Kebijakan) dan Peningkatan Kemampuan SDM
Kehumasan serta Tata Kelola Perpustakaan Rp838.718.000
10. Sekretariat Bersama Pelaksanaan Program Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang
Mengarah Pada Terorisme Rp3.000.000.000
Populis, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengusulkan adanya Pinjaman Luar Negeri
sebesar 160 juta US Dollar atau sekitar 2,3 Triliun untuk kurs hari ini. Usulan pinjaman anggaran jumbo itu
disampaikan langsung kepala BNPT Boy Rafli Amar dalam rapat tertutup yang digelar bareng Komisi III DPR RI
Senin (30/5/2022).
Usulan anggaran fantastis ini memicu perdebatan antara anggota komisi III DPR RI dalam rapat tersebut, salah satu
pihak yang mengaku setuju dengan usulan itu adalah Pangeran Khairul Saleh. Menurutnya lembaga negara itu mesti
diberi anggaran besar karena kebutuhan mereka juga meningkat, salah satu kegiatan BNPT yang dinilai memakan
anggaran besar adalah agenda menjaga stabilitas Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) serta transformasi
pelayanan publik.
"Komisi III DPR RI menerima usulan BNPT terkait dengan pinjaman luar negeri sebesar 160 juta dolar AS dan Surat
Berharga Syariah Negara sebesar Rp290 miliar pada tahun 2022 dalam rangka penguatan penanggulangan terorisme
dan pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme," kata dia
Di sisi lain ada pula anggota komisi III yang tampak keberatan, salah satunya adalah Muhammad Syafii.
Menurut politisi partai Gerindra itu alokasi anggaran itu masih belum jelas padahal anggaran yang
diminta bernilai fantastis, dia lantas menduga pengajuan anggaran itu atas campur tangan pihak ketiga.
"Kita belum mendapat gambaran tentang program besar apa yang akan dilakukan BNPT dengan anggaran yang begitu
besar.Karena kita selama ini mengindikasikan terorisme di Indonesia dipengaruhi pihak luar, jadi dengan anggaran ini
dikhawatirkan ada pihak ketiga ," ucapnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
melempar wacana untuk menambah personel Densus
menjadi dua kali lipat sehingga dapat memaksimalkan
kekuatan dalam penindakan terorisme. Pun Kapolri bakal
melipatgandakan anggaran Densus 88, beserta sarana dan
prasarananya.
Menurut Anwar, BNPT dan Densus seperti sengaja beternak radikalisme, ekstremisme dan terorisme.
Pandangan Anwar itu didasarkan pada pola BNPT yang seolah membiarkan orang yang terindikasi teroris dan
baru ditangkap di momentum tertentu.
"Jadi Ibarat buah, sampai matang dibiarkan dibiarkan saja, lalu kalau seandainya sudah layak dipetik lalu
dipetik sehingga masyarakat pada terkejut sehingga terjadilah kegaduhan,” ucap Anwar kepada Kantor Berita
Politik RMOL, Minggu (20/2).
Dalam upaya pemberantasan tindak pidana terorisme, Ulama Muhammadiyah itu menyarankan BNPT dan
Densus 88 bekerja sama dengan ormas-ormas dan elemen-elemen masyarakat. Teknisnya, badan dengara yang
bertugas mencegah terorisme itu berdialog tentang paham radikalisme, ekstremisme dan terorisme di lingkungan
masyarakat.
Dengan cara demikian, Buya Anwar yakin praktik tidak terpuji seperti terorisme bisa dicegah secara efektif. Dalam
pandangan Buya Anwar, menghadapai masalah radikalisme hingga terorisme lebih mengedepanka langkah
preventif.
"Di mana kalau ada anggota dari satu kelompok tertentu terindikasi terlibat dalam gerakan
terorisme maka yang bersangkutan kita dekati, kita ajak berdialog,” ucapnya.
Sejauh pemahaman Ulama asal Sumatera Barat itu, pendekatan, edukasi dan pembinaan
bersama kepada mereka oleh BNPT dan pihak terkait insiden terorisme bisa ditekan secara
maksimal.
Jika dicegah secara bersama, Buya Anwar menyatakan bahwa anggaran BNPT dan Densus 88
tidak perlu lagi ditambah. Bahkan bisa ditekan dan tidak lagi membebani APBN.
"Agar negeri kita bisa menjadi negeri yang maju, adil, religius, berakhlak dan bermoral di
mana rakyatnya hidup dengan aman tenteram, damai dan sejahtera serta bahagia,”
tandasnya.
Menurutnya, Singapura saat ini lebih unggul dari sisi pencegahan ancaman dan bentuk-bentuk teror. Ia mencontohkan Indonesia masih
melakukan upaya preventif strike atau penegakan hukum terhadap ancaman teror sementara Singapura sudah tahap pencegahan dari hulu, yakni
pemikiran radikalisme.
"Singapura lebih hulu yakni "pre-emptive strike", yakni pencegahan terhadap potensi ancaman aksi yang disebabkan oleh pandangan, doktrin
dan ideologi," jelasnya.
Nurwakhid menjelaskan bahwa Singapura punya landasan hukum bernama Internal Security Act (ISA) untuk melakukan hal itu. Negara tersebut
dapat melarang ideologi, pandangan dan pemahaman radikalisme yang mengarah pada aksi terorisme. "Singapura berani mengambil Langkah
itu karena jelas ceramah, sikap dan pandangan yang eksklusif, intoleran merupakan watak dasar dari muncul pemahaman radikal terorisme
akibat doktrin al-wala wa bara maupun takfiri," ucap dia.
Oleh sebab itu, kata dia, BNPT menghargai kebijakan yang diambil oleh pemerintah Singapura terhadap UAS. Nurwakhid menyatakan bahwa
pihaknya tak akan mengintervensi penolakan kedatangan UAS dan rombongan ke negara tersebut. Sebelumnya, UAS ditolak masuk ke
Singapura oleh otoritas setempat. Kementerian Dalam Negeri Singapura menyebut sejumlah alasan menolak kedatangan UAS di negara tersebut.
(3) NEGARA JUSTRU TIDAK HADIR DALAM
MENGHILANGKAN ISLAMOPHOBIA INI,
BAHKAN ADA DUGAAN KUAT MEMELIHARANYA.
DENGAN MEMPERKUAT ANGGARANNYA.
DISAAT HARI ANTI ISLAMOPHOBIA 15 MARET DITETAPKAN.
ُذا وعد من هللا لرسوله صلى هللا عليه وسلم ( . )2بُنه سيجعل أمته خلفاء اْلرض،
أي :أئمةَ الناس والوَلة َ عليهم ،وبهم تصلح ( )3البالد ،وتخضع ( )4لهم العباد،
ولَيُبدلَن بعد خوفهم من الناس أمنا وحكما فيهم ،وقد فعل تبارَ وتعالى ذلَ .وله
الحمد والمنة ،فإنه لم يمت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم حتى فتح هللا عليه مكة
وخيبر والبحرين ،وسائر جزيرة العرب وأرض اليمن بكمالها .وأخذ الجزية من
َم ُجوس َُ َجر ،ومن بعض أطراف الشام ،وُاداه ُرقل ملَ الروم وصاحب مصر
واإلسكندرية -وُو المقوقس -وملوَ عمان والنجاشي ملَ الحبشة ،الذي تَملهَ بعد
ص َحمة ،رحمه هللا وأكرمه.
) (Tafsir Ibn Katsirأ ْ
BISYARAH (KABAR GEMBIRA) RASUL SAW:
ون ث ُ هم يَ ْرفَعُ َها إِذَا شَا َء أ َ ْن يَ ْرفَعَ َها ث ُ هم َ ون النُّبُو َّةُ فِي ُك ْم َما شَا َء هللاُ أ َ ْن ت َ ُك ُ ت َ ُك
ون ث ُ هم يَ ْرفَعُ َها ِإ َذا َ ون َما شَا َء هللاُ أ َ ْن ت َ ُك َِّ علَى ِم ْن َه
ُ اج النُّبُو َِّة فَت َ ُك َ َّون ِخالَفَة ُ ت َ ُك
َ ون َما شَا َء هللاُ أ َ ْن يَ ُك
ون ث ُ هم ُ ضا فَيَ ُك ًّ ون ُم ْلكًا عَا ُ شَا َء هللاُ أ َ ْن يَ ْرفَعَ َها ث ُ هم ت َ ُك
ونَ ون َما شَا َء هللاُ أ َ ْن ت َ ُك ُ ون ُمَّْلكًا َج ْب ِري َّةً فَت َ ُك
ُ يَ ْرفَعُ َها ِإذَا شَا َء أ َ ْن يَ ْرفَعَ َها ث ُ هم ت َ ُك
ت َ س َكَ اجِ النُّبُو َِّة ث ُ هم
َّ علَى ِم ْن َه َ ًون ِخالَفَ َّة ُ ث ُ هم يَ ْرفَعُ َها ِإذَا شَا َء أ َ ْن يَ ْرفَعَ َها ث ُ هم ت َ ُك
“ Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia
berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan
tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) yang
zalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya.
Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada.
Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” Beliau kemudian diam. (HR Ahmad dan al-Bazar).