Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan

: Diabetes Melitus

Sub Pokok Bahasan

: Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, Tipe DM cara


penanganan Diabetes Melitus

Sasaran

: Komunitas/ Keluarga Tn. J

Hari/ Tanggal

Waktu

: Pukul 07.30-08.00 WIB

Tempat

: Rumah Keluarga Tn. J

Penyuluh

: Heni Rias Sinta

Juni 2014

Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 20 menit diharapkan Keluarga Tn. J dapat
mengetahui tentang Diabetes Melitus.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 20 menit diharapkan keluarga Tn.J dapat
menjelaskan ulang tentang:
1. Pengertian diabetes melitus.
2. Penyebab diabetes melitus.
3. Tanda dan gejala diabetes melitus.
4. Tipe Diabetes melitus
5. Cara penanganan diabetes melitus.
Metode
Ceramah, dan tanya jawab.
Media
Leaflet

Proses pelaksaaan
N
o
1

Kegiatan

Respon peserta

Pendahuluan
- Memberi salam
- Menyampaikan pokok bahasan
- Menyampaikan tujuan
Isi
Penyampaian materi tentang :
Pengertian diabetes melitus.
Penyebab diabetes melitus.

Waktu
5 menit

- Menjawab
salam
- Menyimak
- Menyimak
Memperhatikan
dan
mendengarkan

10 menit

Tanda dan gejala diabetes


melitus.
Tipe Diabetes melitus
Cara penanganan diabetes
melitus.
Penutup
Kesimpulan
Memberikan salam penutup

Mendengarkan
Menjawab salam

10 menit

Setting Tempat
Pintu
Penyuluh

Keluarga
Tn.J

Evaluasi
1. keluarga Tn. J dapat menyebutkan pengertian diabetes melitus yaitu Diabetes
mellitus adalah penyakit karena kekurangan hormon insulin sehingga glukosa tidak
dapat diolah tubuh dan kadar glukosa dalam darah meningkat lalu dikeluarkan
kemih yang menjadi merasa manis.

2. Keluarga Tn. J dapat menyebutkan bahwa penyebab diabetes melitus yaitu


Keturunan (genetik), Obesitas/ kegemukan (perubahan gaya hidup dari tradisional
gaya hidup barat, makan berlebihan, hidup santai, kurang olah raga),gaya hidup
stres, Usia (pada usia setelah 40 tahun. Penurunan ini yang akan beresiko pada
penurunan fungsi endokrin pankreas untuk memproduksi insulin).
3. Keluarga Tn. YJ dapat menyebutkan beberapa tanda dan gejala dari diabetes melitus
adalah Kadar gula darah sewaktu (acak) melebihi angka 200 mg/dl atau kadar gula
darah puasa melebihi 126 mg/dl, Keluhan TRIAS (banyak makan, banyak minum,
banyak kencing), berkurangnya berat badan , merasa cepat lelah, kurang bertenaga,
Kesemutan, penglihatan kabur sering berganti kacamata, luka sulit sembuh.
4. keluarga Tn. J dapat menyebutkan tipe diabetes melitus yaitu, tipe 1, tipe 2, Diabetes
Gestasional (GDM) dan tipe lainnya.
5. keluarga Tn. J mengetahui cara penanganan diabetes melitus adalah diet dan pola
hidup sehat.
Materi
Diabetes Melitus
Diabetes mellitus adalah penyakit karena kekurangan hormon insulin sehingga glukosa
tidak dapat diolah tubuh dan kadar glukosa dalam darah meningkat lalu dikeluarkan kemih
yang menjadi merasa manis. Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara
genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat. Jika telah berkembang penuh secara klinis, maka diabetes melitus ditandai
dengan hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerotik dan penyakit vaskular
mikroangiopati dan neuropati (Price & Wilson, 2006).
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan
kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi
makrovaskular dan neurologis (Riyadi & Sukarmin, 2008).
Penyebab diabetes melitus yaitu Keturunan (genetik), Obesitas/ kegemukan
(perubahan gaya hidup dari tradisional gaya hidup barat, makan berlebihan, hidup santai,
kurang olah raga),gaya hidup stres Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari
makanan yang cepat saji yang kaya pengawet, lemak dan gula. Makanan ini berpengaruh
besar terhadap kerja pankreas. Stress juga akan meningkatkan kerja metabolisme dan
meningkatkan kebutuhan akan sumber energi yang berakibat pada kenaikkan kerja pankreas.

Beban yang tinggi membuat pankreas mudah rusak hingga berdampak pada penurunan
insulin. Perubahan gaya hidup pada orang yang secara genetik rentan (Kowalak-Welsh-Mayer
2011:519).

Usia (pada usia setelah 40 tahun. Penurunan ini yang akan beresiko pada

penurunan fungsi endokrin pankreas untuk memproduksi insulin).


Tanda dan gejala dari diabetes melitus adalah Kadar gula darah sewaktu (acak)
melebihi angka 200 mg/dl atau kadar gula darah puasa melebihi 126 mg/dl, Keluhan TRIAS
(banyak makan, banyak minum, banyak kencing), berkurangnya berat badan, merasa cepat
lelah, kurang bertenaga, Kesemutan, penglihatan kabur sering berganti kacamata, luka sulit
sembuh.
Tipe diabetes melitus ada 3 yaitu Tipe 1 (juvenile onset dan tipe denpenden insulin) 510% kejadian.
a. Autoimun, akibat disfungsi autoimun dengan kerusakan sel-sel beta.
b. Idiopatik, tidak diketahui sumbernya. Subtipe ini sering timbul pada etnik keturunan
Afrika-Amerika, Asia.
Awitan terjadi pada segala usia, tetapi biasanya muda < 30 tahun. Biasanya bertubuh
kurus pada saat didiagnosis dengan penurunan BB yang baru saja terjadi. Cenderung
mengalami ketosis jika tidak mengalami insulin, komplikasi akut hiperglikemi: ketoasidosis
diabetik (Brunner & Suddarth, 2002).
Awitan DM tipe I (bergantung insulin biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun
(meskipun dapat terjadi pada semua usia), biasanya DM tipe I bertubuh kurus dan
memelukan pemberian insulin eksogen serta penatalaksanaan diet untuk mengendalikan gula
darah (Kowalak-Welsh-Mayer 2011:519).
Tipe 2 (onset maturity dan nondependen insulin) 90-95%. Obesitas, herediter dan
lingkungan sering dikaitkan dengan penyakit ini. Awitan terjadi di segala usia biasanya > 30
tahun. Cenderung meningkat pada usia > 65 tahun. Mayoritas penderita obesitas dapat
mengendalikan kadar glukosa darah melalui penurunan berat badan. Agens hipoglikemia oral
dapat memperbaiki kadar glukosa darah bila modifikasi diet dan latihan tidak berhasil.
Memerlukan insulin dalam waktu yang pendek atau panjang untuk mencegah hiperglikemi.
Ketosis jarang terjadi, kecuali bila dalam keadaan stress atau menderita infeksi. Komplikasi
akut: sindrom hiperosmolar nonketotik (Brunner & Suddarth, 2002).
DM tipe 2 (tidak bergantung insulin) biasanya terjadi pada dewasa yang obese diatas
usia 40 tahun dan diatasi dengan diet serta latihan bersama pemberian obat-obatan

antidiabetes oral meskipun terapinya dapat pula meliputi pemberian insulin.(Kowalak-WelshMayer 2011:519).
Diabetes Gestasional (GDM). Dikenali pertama kali selama kehamilan dan
mempengaruhi 4% dari semua kehamilan. Faktor resiko yaitu usia tua, etnik, obesitas,
multiparitas, riwayat keluarga dan riwayat gestasional dahulu. Karena terjadi peningkatan
sekresi berbagai hormon yang mempunyai efek metabolik terhadap toleransi glukosa maka
kehamilan adalah suatu keadaaan diabetogenik.
Diabetes mellitus jenis ini adalah diabetes mellitus yang timbul selama kehamilan.
Hal ini sangat penting untuk diketahui karena dampaknya pada janin kurang baik bila tidak
ditangani dengan tepat.
1. Cacat genetik fungsi sel beta: MODY
2. Memiliki prevalensi familial yang tinggi dan bermanifestasi sebelum usia 14 tahun.
Pasien sering kali obesitas dan resisten terhadap insulin.
3. Kelainan genetik pada kerja insulin, menyebabkan sindrom resistensi insulin yang berat
dan akantosis negrikans.
Penyakit pada eksokrin pankreas menyebabkan pankreatitis kronik.
Penyakit endokrin seperti sindrom cushing dan akromegali.
Obat-obat yang bersifat toksik terhadap sel-sel beta.
Infeksi.
Gangguan toleransi glukosa (IGT)
9. Gangguan glukosa puasa (IFG)
4.
5.
6.
7.
8.

Cara penanganannya adalah dengan diet dan pola hidup sehat.


1. Diet
a. Diit adalah pengobatan yg baik untuk penderita
b. Penggunaan gula murni dan makanan yg di oleh dengan gula murni tidak di
perbolehkan
c. Makanan yg di anjurkan:
Sumber karbohidrat (beras merah, kentang, ubi2an, gandum, sagu, sereal, roti

tawar).
Sumber protein dan rendah lemak (ikan, tahu, tempe, kacang-kacangan, kacang

merah, ayam tanpa kulit).


Buah (jeruk, belimbing, salak, kedondong, apel hijau, pir, melon, buah naga, dan

pisang).
Sayuran (jamur segar, timun, tomat, taoge, kangkung, kembang kol, labu air)
d. tidak boleh di konsumsi:
Gula pasir, gula jawa, madu

Sirup, selai susu kental manis, es cream, minuman bersoda. Buah2an yang

dimaniskan didalam kaleng.


Abon, dendeng, sarden, kecap manis, dodol, kue2 manis, telor asin.
Makanan berlemak.

2. Penderita DM harus hidup dgn teratur, seperti:


a. Menepati jam makan (jangan sampai telat makan ya)
b. Melakukan olah raga ringan latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama +
jam. Adanya kontraksi otot akan merangsang peningkatan aliran darah dan penarikan
glukosa ke dalam sel. Jangan memulai latihan sebelum makan.
c. Tidur yang cukup.
d. Melakukan kumur mulut sehabis makan untuk mengurangi infeksi
e. Menjaga kebersihan kaki, temui dokter jika luka tidak sembuh.

Anda mungkin juga menyukai