Anda di halaman 1dari 27

Menentukan Diagnosa

Topik

: Menentukan diagnosa

Sub topik

: 1. Menetapkan normalitas ibu


2. Menentukan usia kehamilan
3. Menentukan periode kehamilan
4. Membedakan antara ketidaknyamanan dalam

kehamilan dan
kemungkinan komplikasi
5. Mengidentifkasi tanda dan gejala menyimpangan
dari keadaan
normal
6. Mengidentifikasi kemungkinan kebutuhan belajar
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)
Waktu

: 200 menit

Dosen

: Herlina Simanjuntak, Ni Wayan Ana PS, Gita

Listryani

OBJEKTIF PERILAKU SISWA


1. Setelah perkuliahan selesai, tanpa melihat catatan mahasiswa
dapat menjelaskan kembali normalitas ibu sesuai dengan
hand out.
2. Setelah perkuliahan selesai, mahasiswa dapat menentukan
usia kehamilan berdasarkan hari pertama haid terakhir
(HPHT).
1

Menentukan Diagnosa

3. Setelah perkuliahan selesai, mahasiswa dapat menentukan


usia kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri (TFU).
4. Setelah perkuliahan selesai, mahasiswa dapat menentukan
usia kehamilan berdasarkan gerakan janin.
5. Setelah perkuliahan selesai, mahasiswa dapat membedakan
antara ketidaknyamanan dalam kehamilan dan kemungkinan
komplikasi dengan tepat sesuai hand out.
6. Setelah

perkuliahan

mengidentifkasi

tanda

selesai,
dan

mahasiswa

gejala

dapat

menyimpangan

dari

keadaan normal sesuai handout.


7. Setelah

perkuliahan

selesai,

mahasiswa

dapat

mengidentifikasi kemungkinan kebutuhan belajar.


8. Setelah perkuliahan selesai, mahasiswa dapat menentukan
diagnosa dengan diberikan studi kasus.

REFERENSI
1. ----------. Asuhan Antenatal. Pusdiknakes. WHO. Jakarta :
JHPIGEO.2002. Hal 74-88
2.

---------. Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan


Neonatal.

Jakarta

Yayasan

Bina

Pustaka

Sarwono

Prawirohardjo. 2002. Hal : N-1.


3. Manuaba, IBG. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. 2002. Hal : 128 156
4. Varney, H. Ilmu kebidanan (Varneys Midwifery 3rd edition).
Jakarta : EGC 2004. Hal 197 241
5. Datta, M. Panduan Praktis Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta :
Bahana Ilmu Populer. 2007. Hal 28 71

Menentukan Diagnosa

6. Prawirohardjo, S. Ilmu kebidanan. Jakarta : YBPSP. 2002. Hal


154 163
7. ----. Antenatal Care : Routine Care for Healthy Pregnant
Woman. NICE Clinical Guidelines 62. NHS. 2008. Hal 37 38
8. Susan Scott, Terri Kyle. Maternity and Pediatric Nursing. USA :
Lippincott Williams & Wilkins. 2008. Hal 324 326
9. Matterson Peggy. Womens Health During the Childbearing
Years a Community-Based Approach. USA : Mosby. 2001. Hal
343 356
10.

Siswosudarmo Risanto, Emilia Ova. Obstetri Fisiologi.

Yogyakarta : Pustaka Cendikia Press. 2008. Hal 58 - 75


PENDAHULUAN
Periode antenatal mencakup waktu kehamilan yang dimulai
dimulai

dari

Hari

Pertama

Haid

Terakhir

(HPHT)

sampai

dimulainya persalinan yang ditandai dengan mulainya periode


intrapartal. Selama periode antenatal seorang wanita akan
mengalami

banyak

keluhan

ketidaknyamanan

baik

yang

fisiologis ataupun mengarah ke komplikasi.


Pengkajian yang tepat dan pemeriksaan yang menyeluruh
dan

komprehensif

sangat

diperlukan

selama

periode

ini.

Pelayanan antenatal yang diberikan oleh bidan pada akhirnya


akan menentukan hasil luaran dari kehamilan dan persalinan.
Pada

handout

ini

akan

dibahas

menentukan diagnosa kehamilan.

bagaimana

bidan

akan

Menentukan Diagnosa

URAIAN MATERI

A. MENETAPKAN NORMALITAS IBU


Gambaran diagnosa kehamilan normal antara lain :
1. Ibu sehat
Sehat secara fisik dan psikologis.
Sehat

secara

fisik

dapat

diketahui

dengan

melakukan

pemeriksaan pada ibu hamil. Pemeriksaan tersebut meliputi


pemeriksaan fisik secara umum, pemeriksaan obstetri, dan
pemeriksaan laboratorium.
Sehat secara psikologis, berarti tidak ada gangguan secara
psikologis pada ibu hamil tersebut. Ibu hamil tersebut hanya
mengalami perubahan psikologis yang normal yaitu :
Trimester I :

ibu

merasa

cemas

dengan

kehamilannya,

mencari tandatanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya


hamil, setiap perubahan penting diperhatikan
dengan seksama.
Trimester II : biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Ibu
sudah menerima

Menentukan Diagnosa

kehamilannya dan mulai merasakan kehadiran


bayinya.
Trimester III :

disebut

sebagai

periode

menunggu

dan

waspada. Ibu tidak


sabar

terhadap

kelahiran

kadang takut pada

bayinya.

sakit fisik

pada

Kadangproses

persalinan dan takut kalau bayi yang dilahirkan


tidak normal. Ibu juga merasa dirinya aneh dan
jelek.

2. Tidak ada riwayat obstetri yang buruk


Komplikasi obstetri adalah :
a. Umur kurang dari 19 tahun atau diatas 35 tahun.
b. Paritas :

Primigravida tua

Grande multipara

c. Riwayat persalinan :

Abortus lebih dari 2 kali

Partus prematurus 2 kali atau lebih

Riwayat kematian janin dalam rahim

Perdarahan pasca persalinan

Riwayat preeclampsia dan eklampsia

Riwayat persalinan dengan tindakan operasi (SC)

Terdapat disproporsi sefalopelvik

Perdarahan antepartum

Menentukan Diagnosa

Kehamilan ganda atau hidramnion

Hamil dengan kelainan letak

Hamil disertai mioma uteri atau kista ovarium

3. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan


Secara

tradisional

perkiraan

tinggi

fundus

uteri

(TFU)

dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkannya


dengan beberapa patokan antara lain simfisis pubis, dan
prosesus

sifoideus.

Cara

tersebut

dilakukan

tanpa

memperhitungkan ukuran tubuh ibu, hasil yang dilaporkan


masih bervariasi.

(Gambar menentukan tinggi fundus uteri dengan palpasi)


Dalam upaya standardisasi perkiraan TFU, para peneliti saat
ini menyarankan penggunaan pita ukur untuk mengukur TFU
dari tepi atas simfisis karena memberikan hasil yang akurat
dan dapat diandalkan.
Ukuran dengan pita ukur dilakukan setelah umur kehamilan
24

minggu.

Ukuran

ini

biasanya

sesuai

dengan

umur

Menentukan Diagnosa

kehamilan dalam minggu. Namun bisa terjadi beberapa


variasi (1-2 cm).

(Gambar mengukur tinggi fundus uteri dengan pita pengukur)

4. Pemeriksaan fisik dan laboratorium normal


Tujuan dari pemeriksaan fisik dan tes laboratorium bertujuan
untuk mendeteksi adanya komplikasi kehamilan.
1) Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan fisik umum
a) Tinggi badan

: > 145 cm

b) Berat badan

: kenaikan selama kehamilan 6,5 16

kg.
Berat badan ideal wanita hamil sebaiknya dihitung
dengan menggunakan indeks massa tubuh.

Menentukan Diagnosa

Keterangan :

Tabel Kenaikan Berat Badan Rata Rata Pada Ibu Hamil


Minggu
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
8

Kenaikan
dalam Kg
0,2
0,5
0,8
1,1
1,7
2,4
3,1
3,9
4,7
5,5
6,2

Menentukan Diagnosa

28
30
32
34
36
38
40

7
7,7
8,4
9,1
9,8
10,4
10,9

c) Tanda-tanda vital
Tekanan darah

: 100/60 mmHg - 140/90

mmHg
Nadi

: 60 90 x/menit

Respirasi
Suhu

: 15 20 x/menit
: 36,5C 37,5C

b. Kepala dan leher


a) Tidak ada edema di wajah
b) Sklera mata tidak ikterus
c) Konjungtiva tidak anemis
d) Bibir tidak pucat
e) Tidak terdapat pembesaran pada kelenjar tiroid dan
kelenjar getah bening
c. Payudara
a) Ukuran keduanya simetris/sama
b) Puting payudara menonjol
c) Ada pengeluaran kolostrum (usia kehamilan 28
minggu)

Menentukan Diagnosa

d) Tidak terdapat massa atau nodul pada payudara dan


axilla
d. Abdomen
a) Tidak terdapat luka bekas operasi yang berhubungan
dengan kandungan
b) Ballottement,

ballottement

terjadi

pada

usia

kehamilan 16 20 minggu.
c) Tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan
d) Letak, posisi, presentasi, dan penurunan kepala
( >36 minggu)
e) Denyut jantung janin (DJJ). Dapat didengar dengan
menggunakan laenec saat usia kehamilan 18 20
minggu, dan dengan menggunakan Doppler saat
usia kehamilan 12 minggu. DJJ normal 120 160
x/menit dan reguler.
e. Tangan dan kaki
a) Tidak ada edema pada jari tangan
b) Kuku jari tidak pucat
c) Tidak ada varices
d) Reflex patella (+)
f. Genitalia eksterna
Tidak terdapat varices, perdarahan, luka, pengeluaran
uretra dan skene normal, dan tidak terdapat bengkak
atau massa pada kelenjar bartolin.
g. Genitalia interna
a) Serviks : tidak terdapat luka atau lesi, terdapat
tanda goodel,
serviks tertutup.

10

Menentukan Diagnosa

b) Vagina

: cairan yang keluar normal, tidak terdapat

luka dan
darah.
c) Uterus

: tanda piscasek

2) Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui protein
dan glukosanya. Pemeriksaan darah untuk mengetahui
golongan darah, kadar hemoglobin, faktor rhesus, dan
deteksi dini TORCH.
Tes Lab
Hemoglobin
Protein urin

Nilai Normal

< 10,5

Dipstick

Negative

Merebus

Bening

dalam Sama

urin

normal

10,5 14

Glukosa

Nilai tidak

Diagnosa atau
masalah
terkait
Anemia
Preeklampsia

> atau = dan eklampsia


2

Keruh
Lebih keruh Diabetes

dengan

dari

mellitus

warna

pembanding

Faktor rhesus

pembanding
Rh +

Rh -

Rh

Golongan darah

A, B, AB, O

sensitization
Ketidakcocoka

HIV
Rubela

Negative
Negative

positif
Positif

n ABO
HIV/AIDS
Anomaly pada
janin jika ibu
mengalami

11

Menentukan Diagnosa

Tinja

(untuk Negative

OVA/

Positif

telur

infeksi
Anemia akibat
cacing

cacing parasit)

tambang

B. MENENTUKKAN USIA KEHAMILAN


1. HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
-

Rumus 4 1/3
Contoh :
Tanggal kunjungan
HPHT

: 17 10 2010

: 16 05 2010

Perhitungan :
17 10 2010
16 05 2010
1 - 5
4 dikalikan dengan minggu + 1/3 dikalikan minggu
4 (5) + 1/3 (5) = 20 minggu + 1 minggu 6 hari
21 minggu 6 hari ditambahkan sisa 1 hari = 21 minggu 7 hari
atau sama dengan 22 minggu
Jadi usia kehamilan ibu adalah 22 minggu.
-

Rumus menghitung bulan


Contoh :
Seorang wanita HPHT : 14 8 2004
Diperiksa tanggal : 11 2 2005
Usia kehamilannya adalah :
14 8 2004
9
10
11

12

Minggu
2
4
4
4

Hari
3
2
3
2

Menentukan Diagnosa

12
1
11 2 2005
Total :

4
4
1
23
25 minggu 6 hari

3
3
4
20

2. TFU
-

Perabaan (palpasi)
Perabaan (palpasi)
3 jari diatas simfisis
Pertengahan simfisis pusat
1 2 jari dibawah pusat
Sejajar dengan pusat
1 2 jari diatas pusat
Pertengahan pusat prosesus

Usia kehamilan (minggu)


12
16
20
24
28
32

xyphoid
1 2 jari dibawah prosesus

36

xyphoid
Pertengahan pusat prosesus

38 40

xyphoid
Rumus Mc. Donald
Dengan menggunakan metlin atau pita ukur.
Hubungan antara tinggi fundus uteri dan tuanya kehamilan :
Tinggi fundus uteri (cm) x 8= tuanya kehamilan dalam
minggu
7

13

TINGGI FUNDUS

USIA KEHAMILAN

UTERI

(DALAM BULAN)

(DALAM CM)
20
23
26
30
33

5
6
7
8
9

Menentukan Diagnosa

Dari hasil pengukuran TFU juga dapat ditentukan Taksiran


Berat Badan Janin TBBA), rumusnya adalah sebagai berikut
:
(Tinggi fundus dalam cm n) x 155 = berat
badan (gram)
Contoh
:
Bila kepala
belum masuk panggul maka n = 12
Dari hasil pemeriksaan TFU didapatkan : 32 cm. Kepala
Bila kepala sudah masuk panggul maka n = 11
belum masuk PAP
TBBA = (32 12) X 155
TBBA = 3100 gram
3. Gerakan janin
Gerakan janin yang dirasakan ibu hamil untuk pertama
kalinya

disebut

quickening.

Pada

ibu

primigravida

quickening dirasakan ibu pada usia kehamilan 18 20


minggu,

sedangkan

pada

multigravida

quickening

dirasakan ibu pada usia kehamilan 16 minggu.


4. Denyut jantung janin (DJJ)
DJJ mulai terdengar dengan menggunakan monoaural
(laenec) pada usia kehamilan 20 minggu, sedangkan
dengan menggunakan Doppler, DJJ dapat terdengar pada
usia kehamilan 12 minggu.
5. Pemeriksaan USG
C. MENENTUKAN PERIODE KEHAMILAN
Setelah menentukan usia kehamilan, maka tentukan periode
kehamilannya :
Trimester I : usia kehamilan 0 12 minggu
Trimester II : usia kehamilan 13 27 minggu

14

Menentukan Diagnosa

Trimester III : usia kehamilan 28 40 minggu


D. MEMBEDAKAN

ANTARA

KETIDAKNYAMANAN

DALAM

KEHAMILAN DAN KEMUNGKINAN KOMPLIKASI

E. MENGIDENTIFKASI TANDA DAN GEJALA MENYIMPANGAN


DARI KEADAAN NORMAL
Interpretasi data untuk menegakkan diagnosa merupakan
langkah kedua dari manajemen kebidanan. Pada langkah ini
dilakukan identifikasi terhadap suatu diagnosa atau masalah
berdasarkan informasi yang akurat dan data-data yang telah
dikumpulkan. Dari data tersebut dapat ditentukan kehamilan
berada dalam kondisi normal atau tidak, serta dengan
membedakan antara ketidaknyamanan yang umum terjadi
pada ibu hamil dengan kemungkinan terjadinya komplikasi
pada kehamilan.
F. MENGIDENTIFIKASI

KEMUNGKINAN

KEBUTUHAN

BELAJAR
Kebutuhan belajar dapat diidentifikasi berdasarkan tanda dan
gejala penyimpangan dari keadaan normal, dan hal-hal yang
menjadi kebutuhannya.
Hal-hal yang perlu diketahui dan diperhatikan oleh ibu hamil
selama masa kehamilan adalah :
1. Makanan (diet ibu hamil)

15

Menentukan Diagnosa

Makanan ibu hamil harus diperhatikan karena berguna


untuk :
a. Mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan
b. Pertumbuhan janin
c. Cadangan makanan pada masa laktasi
Nutrisi yang diperlukan adalah protein, karbohidrat, lemat,
zat besi (Fe), vitamin, dan mineral.
2. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak terlalu perlu terutama
pada trimester I dan II. Ada obat yang teratogenik yang
dapat memberikan kelainan organik pada janin, misalnya
talidomide.
3. Gerak badan atau olahraga
Olah raga ringan dan latihan pernafasan serta relaksasi
akan

membantu

mempertahankan

kebugaran

tubuh,

secara bertahap hingga 20 menit perhari. Salah satu


olahraga yang baik bagi ibu hamil dan dapat menunjang
proses persalinan adalah senam hamil.
4. Pakaian
Baju yang dikenakan hendaknya yang longgar dan mudah
dipakai, sepatu atau alas kaki dengan tumit yang tinggi
hendaknya jangan dipakai, karena titik berat wanita hamil
berubah sehingga mudah jatuh atau tergelincir. Payudara
yang membesar juga membutuhkan BH yang lebih besar
dan cukup menopang payudara. Disarankan untuk mulai
menggunakan BH menyusui.
5. Istirahat

16

Menentukan Diagnosa

Wanita hamil dianjurkan untuk istirahat secara teratur


khususnya seiring dengan kemajuan kehamilan. Posisi
miring ke kiri sangat dianjurkan untuk meningkatkan
perfusi

uterus

dan

oksigenasi

dengan

mengurangu

tekanan pada vena cava inferior.


6. Kebersihan tubuh
Kebersihan tubuh dapat mengurangi kemungkinan infeksi
dari kuman-kuman.
Perawatan gigi juga sangat penting, karena gigi yang baik
akan menjamin pencernaan yang sempurna. Bila terjadi
kerusakan

gigi

dan

tidak

diperhatikan

maka

akan

mengakibatkan komplikasi yang menyebar kemana-mana.


7. Kesehatan jiwa (psikologis)
Selain fisik, kesehatan jiwa harus diperhatikan. Ketakutan
menghadapi kehamilan maupun persalinan adalah hal
yang fisiologis. Tugas bidan bukan untuk menghilangkan
takut tetapi membantu ibu mengatsinya dan memberikan
dukungan emosional.
8. Perawatan payudara
Pemeriksaan

payudara

dilakukan

untuk

memeriksa

ketidaknormalan puting susu. Jika puting terlalu kecil dan


terbenam akan menyulitkan bayi untuk menghisap pada
masa laktasi.
Persiapan

menyusui

pada

masa

kehamilan

penting

dilakukan sejak dini agar lebih siap menyusui bayinya.

KESIMPULAN

17

Menentukan Diagnosa

1. Gambaran diagnosis kehamilan normal antara lain :


Ibu sehat
Tidak ada riwayat obstetri yang buruk
Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
Pemeriksaan fisik dan laboratorium normal
Identifikasi
terhadap
suatu
diagnosa
atau

2.

masalah

berdasarkan informasi yang akurat dari data data yang telah


dikumpulkan. Dari data tersebut dapat ditentukan kehamilan
berada

dalam

kondisi

normal

atau

tidak,

serta

dengan

membedakan antara ketidaknyamanan yang umum terjadi pada


ibu hamil dengan kemungkinan terjadinya komplikasi pada
kehamilan.
3.
Kebutuhan belajar diidentifikasi berdasarkan adanya tanda
dan gejala penyimpangan dari keadaan normal, dan hal hal
yang menjadi keluhan ibu, serta sesuai dengan kebutuhannya.

CONTOH KASUS
Kasus 1
Ibu N, 28 tahun, datang ke klinik tanggal 17 10 2010 untuk
kunjungan antenatal pertamanya. Dari hasil anamnesa didapatkan
bahwa HPHT ibu tanggal 02 08 2010. PP test positif, ibu belum
merasakan gerakan janin, sering mual dan muntah di awal
kehamilan tetapi sekarang tidak. Ibu merasa khawatir karena sering
sekali buang air kecil terutama pada malam hari. Ibu tidak pernah
mengalami perdarahan pervaginam. Ini adalah kehamilan ibu yang
kedua, anak pertamanya berusia 1 tahun, saat lahir berat badan
anaknya 2900 gr, persalinan dibantu oleh bidan tidak ada

18

Menentukan Diagnosa

komplikasi.

Tidak

ada

riwayat

penyakit

jantung,

hipertensi,

diabetes, STDs, HIV dan malaria. Dari hasil pemeriksaan fisik


didapatkan :
Tanda vital :
Tekanan darah

: 120/80 mmHg

Nadi

: 88 x/menit

Pemeriksaan payudara :

BB : 60 kg
TB : 152 cm

payudara

teraba

keras,

ada

hiperpigmentasi pada
areola.
Pemeriksaan abdomen : tinggi fundus teraba 3 jari di atas simfisis
pubis, DJJ
belum terdengar
Pemeriksaan ekstremitas

: tidak ada oedema dan varices.

Apakah diagnosa dari kasus diatas?


Jawaban :
Diagnosis : G2P1A0 gravida 11-13 minggu dengan keluhan fisiologis.

G2P1A0 :

Ini merupakan kehamilan

yang kedua, ibu sudah pernah melahirkan 1 kali dan ibu tidak
pernah mengalami keguguran

Gravida 11-13 minggu: usia kehamilan


dihitung dari HPHT, pp test positif.

Keluhan fisiologis : mual dan muntah,


sering buang air kecil dimalam hari merupakan keluhan fisiologis
pada kehamilan trimester I.

Kasus 2

19

Menentukan Diagnosa

Ny. I usia 32 tahun datang ke bidan tanggal 17 Oktober 2010. Dari


hasil anamnesa didapatkan bahwa ini adalah kehamilan ke-tiga,
sebelumnya ibu pernah mengalami keguguran 1 kali. Ibu sangat
menantikan kehamilan ini. Ibu mengatakan bahwa HPHTnya adalah
tanggal 05 06 2010. Ibu mengeluh kakinya bengkak bengkak,
tetapi hilang segera setelah diistirahatkan. Ibu juga mengeluhkan
sakit kepala, tetapi tidak berat hingga mengganggu aktivitas ibu.
Tidak ada riwayat hipertensi, diabetes, jantung, IMS dan TBC atau
penyakit lainnya. Anak pertama lahir normal di bidan dengan berat
badan 3100 gr tetapi meninggal karena sakit saat berusia 1 tahun.
Gerakan anak sudah dirasakan oleh ibu sejak 1 minggu yang lalu.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan :
Tanda tanda vital :
Tekanan Darah

: 130/80 mmHg

Respirasi

20

x/menit
Nadi

: 84 x/menit

BB

: 63 kg

TB

: 156 cm

Pemeriksaan payudara :

payudara

teraba

keras,

ada

hiperpigmentasi pada
areola.
Pemeriksaan abdomen : tinggi fundus teraba 3 jari di bawah pusat,
teraba
ballotement DJJ : 148 x/menit, reguler
Pemeriksaan ekstremitas

: oedema (+) di kedua kaki

Apakah diagnosa dari kasus diatas?


Jawaban :

20

Menentukan Diagnosa

Diagnosis : G3P1A1

gravida 19-21 minggu janin tunggal hudup

dengan keluhan fisiologis.

G3P1A1 : Ini merupakan kehamilan yang ketiga, ibu sudah pernah


melahirkan 1 kali dan ibu pernah mengalami keguguran 1 kali.

Gravida 19-21 minggu : usia kehamilan dihitung dari HPHT.

Janin tunggal hidup : terdengar DJJ 1.

Keluhan

fisiologis

Kaki

bengkak,

tetapi

hilang

ketika

diistirahatkan dan sakit kepala, tetapi tidak berat hingga


menggangu aktivitas ibu merupakan keluhan fisiologis pada
kehamilan trimester II.
Kasus 3
Ibu N, 29 tahun, datang ke klinik tanggal 20 10 2010 untuk
kunjungan antenatal kelima. Dari hasil anamnesa didapatkan bahwa
HPHT ibu tanggal 01 03 2010. Ibu mengeluh susah buang air
besar, padahal ibu sudah mengkonsumsi cukup sayuran. Ibu juga
merasa ada keputihan, tetapi tidak berbau, berwarna bening dan
tidak gatal. Ibu juga mengeluhkan sering pusing terutama jika
bangun dari tempat tidur. Ini adalah kehamilan ibu yang kedua dan
ibu tidak pernah mengalami keguguran, anak pertamanya berusia 3
tahun, saat lahir berat badan anaknya 2750 gr, persalinan dibantu
oleh bidan tidak ada komplikasi. Tidak ada riwayat penyakit
jantung, hipertensi, diabetes, STDs, HIV dan malaria. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan :
Tanda vital :
Tekanan darah
Nadi

21

: 110/70 mmHg
: 88 x/menit

BB : 70 kg
TB : 161 cm

Menentukan Diagnosa

Pemeriksaan payudara :

payudara

teraba

keras,

ada

hiperpigmentasi pada
areola.
Pemeriksaan abdomen
TFU

: 30 cm

Leopold I

: teraba bagian bulat, lunak dan tidak melenting

Leopold II

: teraba bagian keras memanjang di kanan ibu

Leopold III : teraba bagian bulat lunak dan melenting


Leopold IV : teraba konvergen
BJA

: 142 x/menit, reguler

Pemeriksaan ekstremitas : tidak ada oedema dan varices.


Apakah diagnosa yang dari kasus diatas?
Jawaban :
Diagnosis : G2P1A0 gravida 33-35 minggu janin tunggal hidup
intrauterin dengan keluhan fisiologis.

G2P1A0 : Ini merupakan kehamilan yang kedua, ibu sudah pernah


melahirkan 1 kali dan ibu tidak pernah mengalami keguguran.

Gravida 33-35 minggu : usia kehamilan dihitung dari HPHT dan


kesesuaian TFU dengan usia kehamilan.

Janin tunggal hidup intrauterin : hanya terdengar 1 DJJ reguler


dan gerakan janin dirasakan oleh ibu.

Keluhan fisiologis : susah buang air besar, keputihan tidak


berbau, berwarna jernih dan tidak gatal merupakan keluhan
fisiologis pada kehamilan trimester I.

Kasus 4 :
22

Menentukan Diagnosa

Tanggal 20 Oktober bidan memeriksa Ny. N usia 23 tahun, hamil


pertama, tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya. HPHT :
10 Maret 2010. Ini adalah kehamilan yang direncanakan. Ibu
mengeluh sering buang air kecil terutama pada malam hari, pola
istirahat cukup, tidak mengkonsumsi obat obatan dan gerakan
janin dirasakan aktif. Berencana melahirkan pervaginam dan
menyusui bayinya. Nenek dari ibu menderita diabetes yang
dikontrol dengan diet dan obat obatan. Paman dan bibi dari suami
memiliki riwayat kembar.
Hasil pemeriksaan : Keadaan umum baik, TD : 120/80 mmHg, Nadi :
80 x/menit, BB sebelum hamil 50 kg, BB saat ini 61 kg. Perut
sebelah kanan terdapat parut bekas apendictomy, TFU : 30 cm.
Pada fundus teraba bulat dan tidak melenting, punggung janin
teraba di sebelah kiri. DJJ : 136 x/menit, regular.
Apakah diagnosa dari kasus diatas?
Jawaban :
Diagnosis : G1P0A0 gravida 32-34 minggu janin tunggal hidup
intrauterin dengan keluhan fisiologis.
G1P0A0 :

Ini

merupakan kehamilan

yang pertama, ibu belum pernah melahirkan dan ibu tidak


pernah mengalami keguguran.
Gravida

32-34

minggu

usia

kehamilan dihitung dari HPHT dan kesesuaian TFU dengan usia


kehamilan.
Janin tunggal hidup intrauterin : hanya terdengar 1 DJJ reguler
dan gerakan janin dirasakan oleh ibu.

23

Menentukan Diagnosa

Keluhan fisiologis : sering buang air kecil merupakan salah satu


keluhan fisiologis pada kehamilan TM III.
Kasus 5 :
Tanggal 20 Oktober 2010 Ibu Dina usia 23 tahun datang ke bidan
Yani untuk memeriksakan kehamilannya. HPHT 8 Februari 2010.
Berat badan ibu sebelum hamil adalah 42 kg, sekarang berat badan
ibu Dina 46 kg.Ibu mengatakan bahwa makan ibu tidak teratur
selain itu sebelum hamil ibu Dina merupakan seorang perokok aktif.
Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital semuanya dalam
batas normal. Ini merupakan kehamilan kedua ibu dan ibu tidak
pernah mengalami keguguran. Setelah dilakukan pemeriksaan
Leopold kepala janin belum masuk PAP.
Pemeriksaan abdomen
TFU

: 28 cm

Leopold I

: teraba bagian bulat, lunak dan tidak melenting

Leopold II

: teraba bagian keras memanjang di kanan ibu

Leopold III : teraba bagian bulat lunak dan melenting


Leopold IV : teraba konvergen
BJA

: 120 x/menit, reguler

Diagnosis apa yang dapat Anda buat pada kasus ini?


Jawaban :
Diagnosis : G2P1A0 gravida 36-38 minggu janin tunggal hidup
intrauterin dengan IUGR

G2P1A0 : Ini merupakan kehamilan yang kedua, ibu sudah pernah


melahirkan 1 kali dan ibu tidak pernah mengalami keguguran.

24

Menentukan Diagnosa

Gravida

36-38

minggu

usia

kehamilan dihitung dari HPHT

Janin tunggal hidup intrauterin : hanya


terdengar 1 DJJ reguler dan gerakan janin dirasakan oleh ibu.

IUGR : wanita perokok, penambahan


berat

badan

yang

sangat

sedikit,

faktor

nutrisi,

dan

ketidaksesuaian TFU dengan usia kehamilan merupakan faktor


risiko terjadinya IUGR.
Kasus 6 :
Ibu Sany datang ke BPS untuk periksa hamil tanggal 26 September
karena

mengeluh

diistirahatkan.

sakit

Selain

itu

kepala
ibu

menetap

Sany

walaupun

mengatakan

sudah

terkadang

penglihatan ibu kabur. Setelah dilakukan pemeriksaan tekanan


darah didapatkan hasilnya adalah 140/90 mmHg, ballotemen
positif, DJJ 138 x/menit reguler, bidan tersebut juga melakukan
pemeriksaan protein urin dan hasilnya adalah +1. Ini merupakan
kehamilan yang pertama dan ibu mengatakan tidak pernah
keguguran, sampai saat ini ibu masih merasakan gerakan janinnya.
HPHT 6 Mei 2010. Diagnosis apa yang dapat Anda berikan pada ibu
Sany?
Jawaban :
Diagnosis : G1P0A0 gravida 20-22

minggu janin tunggal hidup

dengan preeklamsia ringan

G1P0A0 :

Ini

merupakan kehamilan

yang pertama, ibu belum pernah melahirkan dan ibu tidak


pernah mengalami keguguran.
25

Menentukan Diagnosa

Gravida

20-22

minggu

usia

kehamilan dihitung dari HPHT.

Janin tunggal hidup : hanya terdapat 1


DJJ.

Preeklamsia ringan : Tekanan darah:


140/90 mmHg, protein urin +1 , pandangan kabur dan nyeri
kepala menetap walaupun sudah diistirahatkan merupakan
tanda gejala preeklamsia ringan.

Kasus 7 :
Pada tanggal 24 Oktober 2010 bidan Lina memeriksa seorang ibu
hamil yang mengeluh keluar darah sedikit di celana dalam ibu
seminggu yang lalu, setelah seminggu kemudian kejadian tersebut
berulang sehingga ibu tersebut memutuskan untuk datang ke bidan
Lina. Sebelum hamil ini ibu mengatakan pernah mengalami
keguguran dan ibu mempunyai satu orang anak berusia 3 tahun.
Ibu juga mengeluh terkadang nyeri dipunggung dan nyeri perut
ringan. PP test positif, setelah dilakukan pemeriksaan dalam didapat
fluksus sedikit, ostium uteri internum tertutup dan besarnya uterus
sesuai dengan umur kehamilan. HPHT 6 Agustus 2010. Diagnosis
apa yang harus bidan Lina buat ?
Jawaban :
Diagnosis : G3P1A1 gravida 9-11 minggu dengan abortus iminens.

G3P1A1

: Ini merupakan kehamilan

yang ketiga, ibu sudah pernah melahirkan 1 kali dan ibu pernah
mengalami keguguran 1 kali.

26

Menentukan Diagnosa

Gravida 9-11 minggu: dihitung dari


HPHT, pp test positif

Abortus

iminens

fluksus

sedikit,

ostium uteri internum tertutup dan besarnya uterus sesuai


dengan usia kehamilan adalah tanda dan gejala dari abortus
iminens.

27

Anda mungkin juga menyukai