Modul 2 Skenario 1 Sesak Nafas A2
Modul 2 Skenario 1 Sesak Nafas A2
MATA KULIAH
SISTEM KEGAWATDARURATAN DAN
TRAUMATOLOGI
MODUL 2
SESAK NAPAS
KELOMPOK A-2
MATA KULIAH
SISTEM KEGAWATDARURATAN DAN
TRAUMATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2010
BAB I
SESAK NAPAS
SKENARIO 1
Seorang laki-laki usia 25 tahun dibawa ke
Puskesmas
dengan
keluhan
sesak
napas.
Non trauma
Pneumothorax
Asma
Hemothorax
Efusi pleura
Flail chest
ARDS
Bingung
b)
Gelisah
c)
Sensitif
d)
Gangguan mental
e)
Sianosis
f)Berkeringat berlebihan
g)
Takikardi
h)
Sakit kepala
i) Ngatuk
j) Sedasi
k)
l) Batuk
m) Dan
penggunaan
otot
pernafasan
tambahan.
PRIMARY SURVEY
Survei
ABCDE
(Airway,
Breathing,
B. Listen
penderita
tidak
mampu
membatukkannya.
Hal hal tersebut mengakibatkan jalan nafas
mudah mengalami sumbatan baik oleh karena
pangkal lidah yang jatuh kebelakang ataupun
benda asing.
Macam macam sumbatan jalan nafas:
Sumbatan dapat berupa cair atau padat yang
dapat mengakibatkan gangguan pada jalan
cara
yang
efektif
untuk
servikal.
Setelah
itu,
lakukan
listen,
dan
feel.
Bila
didapatkan
dapat
dilakukan
pemasangan
fasilitas
yang
memadai
dapat
jalan
napas
bebas
dan
Oropharyngeal
Nasopharyngeal airway
airway
Setelah
dilakukan
jalan
napas
immobilisasi
terjamin
servikal
maka
dengan
nafas
mengakibatkan
yang
tersumbat
gangguan
ventilasi
akan
maka
gangguan
ventilasi
yang
lain
mekanik
dan
menyebabkan
berakibat
timbulnya
Hiperkarbia
menyebabkan
tekanan
intra
nafas
terganggu
dan
Hipoksemia
semakin parah.
Seandainya fasilitas ada, maka :
Parameter ventilasi Pa CO2 ( N 35 65
mmHg )
ET CO2 ( N 25 35 mmHg )
Parameter oksigenasi
Pa O2 ( N 80
100 mmHg )
Sa O2 ( N 95 100 % )
Cara memeriksa tanda tanda gangguan
pernafasan :
Look :
ada
nafas,
hitung
frekwensi
dapat
berupa
bantuan
sederhana
dengan
flow
nilai
segera
frekwensi
Femoralis teraba, radialis tidak teraba tekanan sistole paling tidak 70 mmHg
Hanya karotis yang teraba - tekanan sistole
paling tidak 60 mmHg.
Bila karotis dalam 10 detik tidak teraba
denyut maka dikatakan jantung berhenti.
D Disability
Tingkat kesadaran penderita dapat diketahui
dengan cara memberikan rangsangan suara
atau nyeri.
Dengan menggunakan metode A (Alert), V
(Voice Responsive), P (Pain Responsive), U
(Unresponsive)
atau
penilaian
dengan
To pain
Nil
Localized
Abnormal flexion
Extention
Nil
Confused conversation
In appropriate word
In comprehensivable sound
Nil
ada
fasilitas
dapat
dilengkapi
Exposure :
Nilai
riwayat
trauma
dan
penyakit
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
PNEUMOTORAKS
Definisi
Pneumotoraks berarti adanya udara atau gas
lain dalam rongga pleura. Ini bisa terjadi tanpa
adanya penyakit paru tertentu (pneumotoraks
saja), atau mungkin terjadi sebagai akibat dari
beberapa
kelainan
toraks
atau
paru
di
atas
40
tahun,
dan
sering
Pneumotoraks sederhana
Pleura parietal dan viseral seharusnya
dipertahankan tetap berkontak karena ada
gabungan antara tekanan intrapleura yang
negatif dan tarikan kapiler oleh sejumlah
kecil oleh sejumlah kecil cairan pleura. Jika
udara memasuki ruang pleura, faktor-faktor
ini hilang. Peru di sisi cedera mulai kolaps,
dan oksigenasi menjadi terganggu..
2.
Tension pneumotoraks
saat ekspirasi,
sedemikian
mediastinum
tinggi
terdorong
ke
sehingga
sisi
yang
secara
signifikan
yang
Tension
pneumotoraks
adalah
kedaan
pleura
pada
setiap
pernapasan
Pneumotoraks sederhana
Tension pneumotoraks
yang
terdeteksi
dengan
palpasi leher.
- Pergeseran jantung ke isi berlawanan yang
terdeteksi dengan perkui dan auskultasi
dada.
- Syok. Syok dengan distnsi vena leher
memberi
dugaan
pneumothoraks
kuat
jika
tension
bunyi
akan
Pneumotoraks terbuka
merupakan
tanda
nyata
pneumotoraks.
(a) Tepi paru tampak jelas sebelaah medial
pleura parietal.
ada
fraktur
tulang
belakang
dan
terlentang
karena
udara
akan
membentuk
lapisan
di
atas
seluruh
permukaan paru.
(4) Petunjuk-petunjuk tentang pneumotoraks
berikut
mungkin
terdeteksi
ada
foto
terlentang:
-
Satu
lapangan
paru
lebih
lusen
HEMOTHORAX
Definisi
Akumulasi darah di dalam dada, atau
hemothorakx adalah masalah yang relative,
paling
sering
akibat
cedera
ke
struktur
Etiology
Penyebab hemotorax adalah:
Trauma
o Trauma tumpul
o Penetrasi trauma (termasuk iatrogenic)
Nontrauma atau spontan
o Neoplasia (primer atau metastatic)
o Dyscrasias darah, termasuk komplikasi
dari anticoagulasi
o Emboli paru dengan infark
o Adhesi torn pleura yang berkaitan
dengan pneumothorax spontan
o Emphysema bullous
o Infeksi Necrotizing
o Tuberculosis
o Pulmonary arteriovenous fistulae
o Telangiektasis hemoragic heredeitar
o Patologi
Nonpulmonary
intrathoracic
abdominal
pancreatic
hemoperitoneum)
(misalnya,
pseudocyst,
o Catamenial
Pathophysiology
Pendarahan ke dalam ruang pleural dapat
terjadi pada hampir setiap gangguan pada sel-sel
dari dinding dada dan selaput paru-paru atau
intrathoracic struktur. Respon Faal terhadap
hemothorax adalah bemanifestasi dalam 2
bidang utama yaitu : hemodynamic dan
pernapasan. Tanggapan sudut hemodynamic
ditentukan oleh jumlah dan kecepatan hilangnya
darah. Gerakan normal
pernafasan mungkin
kasus
oxygenation
trauma,
Mei
abnormalities
ventilasi
dan
dari
hasilnya,
dada.
Dalam
beberapa
kasus
dan
terbatasnya
jumlah
physiologic
Hemodynamic.
bervariasi,
response
Perubahan
tergantung
pada
hemodynamic
jumlah
dan
tidak
menyebabkan
perubahan
dalam
menyebabkan
individu
gejala
yang
awal
sama
akan
shock,
yakni
terjadi
pendarahan
exsanguinating
yang
menempati
menempati
ruang
yang
rongga
pleural
akan
mengisi
akan menyebabkan
pasien
nafas
untuk
sesak
dan
dapat
yang
berkembang
di
hemothorax
seperti
untuk
menghasilkan
respon
.Dua
Pathologi
yang
terkait
fibrothorax.
Empyema
hasil
dari
paru-paru
dan
penurunan
fungsi
memerlukan
intervensi
operasi.
ruptur
diafragma
traumatik.
menerus,
eksplorasi
bedah
herus
dipertimbangkan.
EFUSI PLEURA
DEFENISI
Efusi Pleura adalah pengumpulan cairan di
dalam
rongga
pleura.
ETIOLOGI
Bisa terjadi dua jenis efusi yang berbeda,
yaitu;
1. Efusi pleura transudativa, biasanya
disebabkan oleh suatu kelainan pada tekanan
normal di dalam paru-paru.Jenis efusi
transudativa yang paling sering ditemukan
adalah gagal jantung kongestif 4. Kandungan
protein pada cairan pleura <30 g/dL dan
pemakaian
alat
sewaktu
tindakan
Analisis
cairan
efusi
dapat
2.
Terjadi peningkatan;
- Permeabilitas kapiler (peradangan,
neoplasma)
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang paling sering ditemukan (tanpa
menghiraukan jenis cairan yang terkumpul
ataupun penyebabnya) adalah sesak nafas dan
nyeri dada (biasanya bersifat tajam dan semakin
memburuk jika penderita batuk atau bernafas
dalam). Kadang beberapa penderita tidak
menunjukkan gejala sama sekali4. Gejala sesak
napas timbul pada efusi dengan jumlah yang
sangat banyak3. Sesak pada efusi pleura berjalan
DIAGNOSIS
Adapun upaya penegakan diagnosis pada
efusi pleura, yaitu1 ;
1.
Klinis
Cairan pleura yang kurang dari 300 cc tidak
memberi tanda fisik yang nyata. Bila lebih
fisik
seperti
penurunan
Radiologi
Cairan yang kurang dari 300cc, pada
flouroskopi maupunfoto toraks PA tidak
tampak. Mungkin kelainan yang tampak
hanya
berupa
kostophrenikus.
penumpulan
Pada
efusi
sinus
pleura
Untuk
memastikan
dapat
Laboratorium
Analisa cairan pleura dengan cara uji kimia
klinik1. Pemeriksaan khusus untuk mencari
penyebab efusi adalah dengan membedakan
kandungan protein tinggi atau rendah, yaitu
apakah efusi berupa eksudat atau transudat3 .
4.
Patologi Anatomi
Didapatkan dari hasil biopsi pleura maupun
cairan pleura1.
PENATALAKSANAAN
Pengelolaan efusi pleura ditujukan pada
pengobatan penyakit dasar dan pengosongan
cairan (torakosintesis) 1.
Jika jumlah cairannya sedikit, mungkin
hanya perlu dilakukan pengobatan terhadap
penyebabnya. Jika jumlah cairannya banyak,
sehingga menyebabkan penekanan maupun
sesak nafas, maka perlu dilakukan tindakan
drainase
(pengeluaran
terkumpul).Cairan
bisa
cairan
yang
dialirkan
melalui
maka
dimasukkan
sebuah
selang
untuk
melakukan
torakosintesis
adalah1;
a.Menghilangkan
sesak
napas
yang
torakosintesis
menyebabkan
Dapat
menimbulkan
pleura (empiema)
c.Dapat terjadi pneumotoraks
infeksi
rongga
PENCEGAHAN
Lakukan pengobatan yang adekuat pada
penyakit-penyakit
dasarnya
yang
apat
Defenisi
Sindrom distres respirasi dewasa, atau adult
respiratory distress syndrome (ARDS) adalah
gangguan fungsi paru akibat kerusakan alveoli
yang difus, ditandai dengan kerusakan sawar
membran kapiler-alveoli sehingga menyebabkan
terjadinya edema alveoli yang kaya protein
disertai dengan adanya hipoksemia. Kelainan ini
umumnya timbul mendadak pada pasien tanpa
kelainan paru sebelumnya dan disebabkan
dengan berbagai macam keadaan antara lain
trauma
yang
berat,
pankreatitis
dan
Etiologi
Berdasarkan
maka
penyakit
mekanisme
dasar
yang
patogenesisnya
menyebabkan
Trauma multipel
Penyalahgunaan obat
Patofisiologi
Sindrom distres respirasi dewasa selalu
berhubungan dengan penambahan cairan dalam
paru. Mula-mula terjadi kerusakan membran
kapiler alveoli, kemudian terjadi peningkatan
permeabilitas endotel kapiler paru dan epitel
alveoli yang mengakibatkan edema alveoli dan
intersisial. Pada keadan normal, membran
kapiler alveoli relatif tidak permeabel, tidak
mudah ditembus partikel-partikel. Tetapi dengan
adanya
cidera
maka
terjadi
perubahan
dan
kelenturan
paru
(compliance)
normal,
pirau
intrapulmonal
ini
terjadi
menyebabkan
pertukaran
terjadinya
gas
sehingga
ketidakseimbangan
refleks
vasokontriksi
akibat
mempengaruhi
organ-organ
nitrit
yang
dapat
vasodilatasi
yang
menyebabkan
terjadinya
menyebabkan
persisten
sehingga
gangguan
fugsi
dan
mudah
tersinggung.
Ronkhi
Gambaran Radiologis
Mula-mula tidak ada kelainan jelas pada
foto toraks. Setelah 12-24 jam tampak infiltrat
tanpa batas-batas yang tegas (soft, fluffy, cotton
wool) pada hampir seluruh lapangan paru, tanpa
tanda-tanda pembesaran jantung dan tanda
bendungan lainnya. Infiltrat tersebut biasanya
meluas dengan cepat dan simetris dalam
beberapa hari/jam sehingga mengenai seluruh
lapangan paru tetapi kedua sinus kostofrenikus
masih tetap normal (bilateral white-out). Infiltrat
bisa juga berjalan lambat dan asimetris.
Laboratorium
didapatkan
adanya
alkalosis
relatif
resisten
terhadap
pemberian
pirau
selanjutnya,
intrapulmonal.
akan
terjadi
pada
tahap
gangguan
dengan
menentukan
perbedaan
digunakan
adalah
dengan
menggunakan
2.
3.
Pengobatan
Pengobatan sindrom ini, lebih efektif bila
pengobatan
dilakukan
dalam
masa
laten
Tujuan
walaupun
pengobatan
etiologinya
adalah
berbeda
sama
yaitu
gas
jaringan
darah
arteri
yang
untuk
adekuat,
diberikan
cukup
untuk
dapat
mengurangi
diberikan
dalam
dosis
besar,
b.
ketokenazol
Surfaktan
bermanfaat
untuk
FLAIL CHEST
Definisi
Flail chest terjadi ketika segmen dinding
dada tidak lagi mempunyai kontinuitas dengan
dinding dada secara keseluruhan. Hal ini
disebabkan oleh adanya fraktur iga multiple
pada dua atau lebih tulang iga dengan dua atau
lebih garis fraktur. Adanya segmen yang
mengambang (flail chest) ini menyebabkan
gangguan pada pergerakan dinding dada.
Patofisiologi
hebat
yang
mengakibatkan
gerakan
Diagnosis
Falil chest mungkin tidak terlihat pada
awalnya, karena splinting (terbelat) dengan
dinding dada. Gerakan pernapasan menjadi
buruk dan toraks bergerak secara asimetris dan
tidak terkoordinasi. Palpasi gerakan pernapasan
yang abnormal dan krepitasi iga atau fraktur
tulang rawan membantu diagnosis. Dengan foto
toraks akan lebih jelas karena akan terlihat
fraktur
iga
yang
multiple,
akan
tetapi
hipoksia
akibat
kegagalan
awal
yang
diberikan
adalah
dilembabkan.
Pencegahan
hipoksia
lengkap.
Tapi
tidak
semua
penderita
cairan.
Pengukuran
yang
lebih
definitif
mengembangkan
ditujukan
paru-paru
dan
untuk
berupa
Nyeri
harus
pernapasan
dihilangkan
yang
untuk
menjamin
atau
mencegah
baik
pada
mengganggu
penderita.
Bidai
pengembangan
ini
akan
rongga
dada,
pneumonia,
pneumotoraks,
dan
pneumotoraks
dan
hemotoraks
cedera
pleura
visceralis
menyebabkan
hemotoraks
dan/atau
pneumotoraks.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Buku ajar
a.American college of surgeons. 2004.
Advance Trauma Life Support Program
for
Doctors,
7th
edition.
USA
b.
c.Alsagaff,
Hood
dan
Mukty Abdul
PDSPDI.
2006.
Ilmu
Penyakit
GIGI
DASAR
PUSDIKLAT KESEHATAN)
g.
Medicine
clerkship,
3.
www.emedicine.com
4.
www.medlinux.blogspot.com