Anda di halaman 1dari 2

QA

Akuntan Forensik Sektor Publik


Akuntansi forensik sektor publik di Indonesia lebih menonjol daripada akuntansi forensik sektor
privat. Di Indonesia terlihat peran-peran penting para akuntan forensik dari BPKP, BPK, dan
aparat pengawasan internal pemerintah yang dalam APIP. Secara terinci dan dengan data
statistik, penulis membahas peran mereka di buku Menghitung Kerugian Keuangan Negara
dalam Tindak Pidana Korupsi.
Tabel 2.2
Perbandingan Akuntansi Sektor Publik dan Sektor Swasta
DIMENSI

Sektor Publik

Sektor Swasta

Landasan penugasan

Amanat undang-undang

Penugasan tertulis secara


spesifik

Imbalan

Lazimnya tanpa imbalan

Fee dan biaya

Hukum

Pidana umum dan khusus,


hukum administrasi negara.

Perdata, arbitrase,
administratif, aturan intern
perusahaan

Ukuran Keberhasilan

Memenangkan perkara
pidana dan memulihkan
kerugian.

Memulihkan kerugian

Pembuktian

Dapat melibatkan instansi


lain di luar lembaga yang
bersangkutan

Bukti intern, dengan bukti


ekstern yang terbatas.

Teknik audit Investigatif

Sangat bervariasi karena


kewenangan relatif besar

Relatif lebih sedikit


dibandingkan di sektor
publik, kreativitas dalam
pendekatan lebih
menentukan.

Akuntansi

Tekanan pada kerugian


negara dan keuangan
negara

Penilaian bisnis

Adakah kode etik akuntansi forensik? Dan dapatkah anda memberikan contohnya?
Kode Etik Akuntansi Forensik

Kode etik mengatur hubungan antara anggota profesi dengan sesamanya, dengan pemakai
jasa dan stakeholder lainnya, dan dengan masyarakat luas. Kode etik berisi nilai nilai luhur
(virtues) yang amat penting bagi eksistensi profesi. Profesi bisa eksis karena ada integritas
(sikap jujur walaupun tidak diketahui orang lain), rasa hormat dan kehormatan (respect dan
honour), dan nilai nilai luhur lainnya yang menciptakan rasa percaya (trust) dari pengguna
stakeholder lainnya.
Dalam contoh kasus, kode etik KPK dapat di pakai karena perumusannya sangat relevan untuk
mengatur prilaku akuntansi forensic .
Kode etik KPK :
1. Nilai nilai dasar pribadi sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 dilaksanakan dalam
bentuk sikap, tindakan, prilaku, dan ucapan pimpinan KPK
2. Pimpinan KPK wajib menjaga kewenangan luar biasa yang dimilikinyademi martabat
KPK dan martabat pimpinan KPK dengan prilaku, tindakan, sikap, dan ucapan
sebagaimana dirumuskan dalam kode etik
3. Kode etik diterapkan tanpa toleransi sedikitpun atas penyimpangannya, dan
mengandung sanksi tegas bagi mereka yang melanggarnya
4. Perubahan atas kode etik pimpinan KPK menurut keputusan ini akan segera dilakukan
berdasarkan tanggapan dan masukan dari masyarakat dan ditetapkan oleh pimpinan
KPK

Anda mungkin juga menyukai