Anda di halaman 1dari 2

ETIKA

Dalam satu tahun ini, situasi politik di Kalimantan Utara mulai hangat, ya sehangat-hangat air buat memandikan sang
bayi.Hasrat dan gagasan beberapa masyarakat mulai menyentuh kisi2 dan menebar aroma menyengat sosok Calon
Gubernur Kalimantan Utara.
Usulan,celetukan,pujian bahkan sindiran terhadap figur telah menjadi tulisan dan lisan yang mengrafis dan
beresonansi dimana-dimana, baik di media sosial, warung kopi,terminal,pelabuhan bahkan di kantor pemerintahan.
Di Media sosial sendiri telah banyak muncul grup2 diskusi tentang Calon Gubernur provinsi termuda ini. Ada yang
anggota grupnya yang puluhan ribu namun ada juga yang masih satuan. Ada grup yang terbuka, ada komunitas dan
ada juga yang tertutup hanya untuk keluarganya saja.
Saat ini, Masyarakat telah memiliki ruang yang luas untuk menumpahkan hansrat dan gagasannya baik di kehidupan
sosial maupun media sosial. Hasrat dan gagasan ini bisa saja sebagai wujud kepedulian untuk mengkampanyekan
pentingnya memunculkan pemimpin yang berkualitas atau hanya sekedar partisipasi mewakilkan kepentingannya
terhadap figur tertentu.
Dalam aktivitas kerja,belajar dan sosial masyarakat mulai nampak hasrat dan gagasan perlahan-lahan berorientasi
pada hal-hal yang sifatnya politis.
Di Pemerintahanpun tidak dipungkiri,pejabat birokrasi terpancing dan tergoda untuk mensupport Kepala daerahnya.
Meski pun orientasi tersebut tidak praktis atau vulgar dan terbuka tapi tetap saja seringkali situasi ini dikait-kaitkan
kepentingan politis figur calon Gubernur kaltara. Contoh, kegiatan kunjungan kerja, peresmian proyek dan rapat
-rapat koordinasi. Penyelenggara kegiatan biasanya merayu Kepala daerah agar bisa hadir, dengan penjelasan
bahwa kegiatan tersebut dapat dimanfaatkan untuk lebih dekat dengan masyarakat.
Dan yang penting karena pemdanya punya kontrak halaman dengan media, maka kegiatan itu dapat dijadikan
sebagai publikasi sang kepala daerah kepada masyarakat. Bahasa kerennya sekarang " Pencitraanlah".
Nah, Kebetulan dari beberapa nama-nama yang muncul sebagai calon gubernur ada satu yang masih menjabat
sebagai kepala daerah saat itu, Budiman Arifin.
Tentu, sebagai kepala daerah akses untuk diminta menyampaikan sambutan dan hadir sebagai pejabat utama baik
dikegiatan pemerintahan maupun masyarakat sangatlah besar.
Sebenarnya,situasi ini wajar dan sah-sah saja bagi kepala daerah untuk menghadiri acara-acara dan sambutan tidak
saja acara pemerintah, namun juga di masyarakat. Mereka memang semestinya harus hadir apapun kondisi dan
situasinya, tapikan si penyelanggara kegiatan yang biasanya punya ide dan gagasan yang saya katakan di atas
sering mengait-ngaitkan dengan kepentingan suksesi calon Gubernur Kaltara. Kepala daerahnya tenang aja ehh
malah dia yang kalang kabut.
Untuk Budiman Arifin ada cerita menarik, saat teman ingin melaksanakan Musyawarah Organisasi Daerah Se Kaltara
pada bulan Maret lalu, Kebetulan pengurusnya kenal dengan Pak Budiman, maka timbul hasrat untuk meminta
Budiman Arifin membuka acara tersebut dengan tujuan untuk membantu Publikasi dan komunikasi dengan peserta.

Apa jawaban Pak Budiman," Saya tidak enak, sekaligus untuk menjaga etika. Setiap kegiatan yang tingkatannya
provinsi Kaltara saya tidak bersedia, karena itu bagian dan domainnya Gubernur Kaltara. Jika lingkup Kabupaten
Bulungan, bisalah saya hadir. Yang jelas saya support kegiatan ini". Kata Pak Budiman saat itu.
Jawaban yang sama juga disampaikan pak Budiman ketika salah satu Pengurus cabang olahraga provinsi
melaksanakan kejuaraan tingkat provinsi bulan Februari lalu dan meminta Pak Budiman untuk membuka acara dan
memberikan sambutan. Demikian juga saat salah satu komunitas mahasiswa di luar daerah ingin membentuk
Himpunan mahasiswa Kaltara di.....( rahasia), Pak Budiman, sesuai komitmennya untuk menjaga etika tidak
berkenan dan mempersilahkan penyelenggara meminta pj Gubernur kaltara yang hadir..
Padahal, jika ia mau tentu secara politis menguntungkan dirinya yang ingin maju sebagai calon Gubernur Kaltara,
karena komunitas, masyarakat,atlet yang hadir tersebut berasal dari semua daerah yang ada di Kaltara, dengan
demikian pencitraannya malah lebih murah dan efektif. Namun, itulah kelebihan Budiman Arifin yang selalu menjaga
etika dan komitmen.
Intinya, apa yang dilakukan oleh Pak Budiman Arifin bisa menjadi inspirasi kita semua, terutama pemimpin lain.
bagaimana kita menjaga etika dan komitmen apa yang menjadi bagian dan porsi kita. Tidak mencuri kesempatan dan
memanfaatkan milik orang lain untuk kepentingan kita. Demikian salam Pro Kaltara.
Penulis: Tim Kerja Pro Kalimantan Utara

Anda mungkin juga menyukai