PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Brem
Brem merupakan salah satu makanan tradisional hasil fermentasi yang enak
dan bergizi yang banyak diusahakan di Indonesia. Ada 2 macam brem yang
banyak dikenal yaitu brem padat dan brem cair atau brem Bali. Brem padat dapat
diperoleh dengan cara mengolah air tape ketan yang terbentuk selama fermentasi
dan dilanjutkan dengan proses pemanasan, pengadukan, dan pencetakan.
Brem adalah makanan yang berasal dari sari ketan yang dimasak dan
dikeringkan, merupakan hasil dari fermentasi ketan hitam yang diambil sarinya
saja yang kemudian diendapkan dalam waktu sekitar sehari semalam. Kata brem
merupakan pemikiran filsafat masyarakat Bali pada zaman dahulu.
Sejarah brem dapat dikaitkan dengan perjalanan sejarah agama Hindu di Bali.
Brem pada zaman dahulu merupakan cairan yang dipakai sebagai pengganti
4
Brem cair dibuat melalui proses fermentasi. Zat pati yang terdapat dalam
bahan baku akan dihidrolisis menjadi glukosa oleh enzim amilase yang
dikeluarkan oleh kapang tertentu yang terdapat dalam ragi tape. Selanjutnya
glukosa tersebut akan diubah menjadi alkohol dalam proses fermentasi yang
dilakukan oleh khamir yang terdapat dalam ragi tape.
Tape ketan yang digunakan dalam pembuatan brem cair diletakkan pada
wadah yang dirancang secara khusus pada bagian dasarnya, sehingga air tape
yang dihasilkan dapat dikumpulkan. Air tape dihasilkan pada fermentasi hari ke-2
hingga ke-4. Ampas tape yang tersisa digunakan sebagai bahan baku pembuatan
makanan kecil.
Air tape yang telah terkumpul kemudian didiamkan selama tujuh bulan.
Selama kurun waktu tersebut, padatan yang terdapat dalam air tape akan
mengendap, sehingga brem menjadi jernih. Cairan brem jernih kemudian dituang
secara hati-hati ke dalam botol untuk dipasarkan. Modifikasi pembuatan brem bali
dilakukan dengan mencampurkan daun kayu manis (Sauropus androgynus)
dengan beras ketan selama proses pengukusan. Tujuan proses tersebut untuk
menambah warna hijau dan agar diperoleh aroma produk yang harum.
keberadaan macam mikrobia dalam starter mempengaruhi efisiensi fermen
tasi alkohol. Mikrobia yang sering dijumpai dalam fermentasi ini adalah Rhizopus
oryzae, Aspergillus oryzae dan Saccharomyces cerevisiae. Perbaikan proses dapat
dilakukan dengan memperhatikan titik titik kritisnya seperti jumlah air yang
digunakan untuk perendaman dan perebusan, waktu pengukusan dan penggunaan
kultur murni. Alkohol yang tinggi umumnya diperoleh jika menggunakan beras
ketan dengan kadar alkohol 12 hingga 13,3%.
makanan
yang
dalam
pengolahannya
membutuhkan
brem dan dua di antaranya berbentuk padat. Jenis pertama brem Madiun, berwama
putih kekuningan dengan rasa manis-asam. Bentuknya menyerupai blok dengan
ukuran 0,5 X 5 sampai 7 cm. Jenis kedua brem Wonogiri, berwarna putih dengan
rasa manis dan sangat mudah larut. Bentuknya bulat tipis dengan diameter sekitar
5 cm. Jenis yang ketiga brem Bali, yaitu minuman beralkohol yang sudah terkenal
dan diproduksi di Bali. Semua jenis brem ini dibuat dari air tape ketan.
Ini merupakan minuman tradisional yang mengandung alkohol (etil
alkohol), sehingga apabila diminum terlalu banyak dapat menyebabkan mabuk.
Keberadaan minuman ini di Bali selain sebagai minuman, tuak juga tidak terlepas
dari upacara keagamaan. Rasa manis pada brem cair disebabkan karena adanya
gula-gula reduksi seperti dextrose, fruktosa, dan sukrosa. Rasa manis lamakelamaan akan hilang atau akan berkurang karena gula yang terdapat dalam
minuman tersebut akan segera difermentasi oleh mikroorganisme menjadi alkohol
dan karbondioksida. Hal inilah yang menyebabkan rasanya menjadi keras.
Pembuatan brem Bali ini tidak terlepas dari proses fermentasi. Fermentasi
adalah suatu proses penghasilan energi utama dari berbagai mikroorganisme yang
hidup dalam keadaan anaerob Dalam keadaan anaerob asam piruvat tidak dirubah
menjadi Asetil-KoA tetapi akan dirubah menjadi etanol (etil alcohol) dalam 2
langkah. Langkah pertama dengan melepaskan CO2 dari piruvat, yang diubah
menjadi senyawa asetal dehida berkarbon 2. Dalam langkah kedua, asetal dehida
direduksi oleh NADH menjadi etanol. Hal ini bertujuan untuk meregenerasi
pasokan NAD yang dibutuhkan untuk glikolisis.
Enzim yang mengkatalisis adalah karboksilase dan dehidrogenase. Dalam
fermentasi glukosa menjadi alkohol hanya dihasilkan 2-ATP. Respirasi dilakukan
secara anaerob yang secara umum dikatakan sebagai fermentasi seperti yang telah
diungkap diatas bahwa kandungan tuak dan wujud dalam keadaan cair sangat baik
untuk pertumbuhan mikroba. Saccharomyces dalam keadaan anaerob akan
mengubah gula menjadi senyawa etanol dan karbondioksida. Oleh bakteri
Acetobacter etanol akan dirubah menjadi asam cuka dan air dalam keadaan aerob.
Minuman beralkohol tinggi seperti brem identik dengan orang mabuk dan
pelaku tindak kriminal. Padahal, beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
alkohol juga bermanfaat bagi kesehatan. Meskipun belum memiliki bukti ilmiah
secara pasti, brem dipercaya sebagai makanan yang penting untuk menstimulasi
sistem peredaran darah sehingga mencegah stroke.
Dr. Henk FJ. Hendriks dari TNO Nutrition and Food Research, Belanda,
menyatakan konsumsi alkohol dalam ukuran rata-rata akan menaikkan kadar
hormon, yang diyakini dapat membantu arteri darah. Banyak studi sebelumnya
yang menunjukkan bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah tertentu akan
mengurangi risiko penyakit jantung.
Konsumsi alkohol dalam takaran tertentu akan menurunkan risiko
tersumbatnya saluran arteri darah dari peradangan, pembekuan darah, dan
sejumlah asam lain yang ada pada darah. Alkohol juga dapat meningkatkan
DHEAS (dehydroepiandrosterone) yang bermanfaat memperlancar aliran darah.
Tingkat DHEAS di dalam tubuh seseorang biasanya terkait dengan faktor usia,
yaitu menurun dengan bertambah tuanya usia.
Penelitian Dr. Hendriks menunjukkan bahwa konsumsi alkohol selama
tiga pekan oleh sembilan perempuan postmenopause yang tidak punya kebiasaan
merokok ataupun mengonsumsi alkohol, dapat meningkatkan kadar DHEAS di
dalam darah hingga 17 persen. Selain itu, tingkat kolesterol HDL (kolesterol balk)
juga meningkat hingga 12 persen.
Konsumsi alkohol yang tidak berlebihan juga berdampak positif terhadap
bakteri dan virus. Riset ilmuwan dari Amerika Serikat, Dr. Nedo Belloc dan Dr.
Lester Breslow, menunjukkan bahwa konsumsi alkohol dapat membunuh bakteri
dan virus hingga 76 persen.
2.4 Produksi Brem Cair
Dalam pembuatan brem cair ataupun tape sering digunakan bahan dari
beras ketan. penggunaan beras biasa masih belum lazim bagi masyarakat kita.
Beras yang rendah amilosa sebenarnya telah digunakan di Jepang untuk produksi
sake dan beer di Amerika. beras biasa rendah amilosa di rendam pada suhu 65 0C
dan di kukus pada 1350C untuk produksi mirin di Jepang.
pengukusan,
peragian
dan
fermentasi,
pengepresan,
pemekatan,
2. Pengukusan
Proses pengukusan dapat mensterilkan bahan baku sehingga dapat
mengontrol tahap fermentasi lebih baik. Beras yang masak atau tanak
dapat diperoleh dari pengukusan selam 30- 60 menit dihitung saat uap air
mulai terpenetrasi ke dalam bahan. Selam pengukusan beras akan
menyerap air 7 12% dari berat awal pengukusan. Total penyerapan air
sebanyak 35 40% dapat menghasilkan beras tanak yang baik untuk
difermentasikan.
Gelatinisasi pati adalah proses pembengkakan granula pati yang
bersifat irreversibble. Apabila suspensi pati dalam air dipanaskan akan
terjadi tiga tahapan pengembangan granula. Tahap pertama terjadi di air
dingin, garnula pati akan menyerap air sebanyak 25-30% dari beratnya.
Tahap ini bersifat reversibble. Tahap kedua terjadi pemanasan sampai suhu
650C. Pada tahap ini mulai terjadi pembengkakan granula yang bersifat
10
5. Pengepresan
Pengeprasan dimaksudkan untuk mendapatkan air/ sari tape. Pengepresan
dilakukan secara perlahan- lahan sehingga filtrat yang keluar akan lebih
banyak. Ekstraksi cairan tape dengan cara pengepresan ditujukan untuk
mendapatkan cairan tape sebanyak-banyaknya dengan cara mengambil air
tape dengan memeras tape menggunakan kain tipis. Ampas tape yang
sudah tidak terpakai dapat digunakan sebagai pakan ternak.
11
6. pengadukan
air tape yang sudah disaring diaduk kurang lebih 15 menit.Proses
pengadukan bertujuan untuk memperoleh kristal-kristal yang baik,
pengadukan yang kuat pada larutan pekat akan menimbulkan kristal-kristal
kecil dengan tekstur halus. Apabila larutan tersebut mencapai titik jenuh
maka kristal akan terbentuk karena adanya tenaga yang menyebabkan
bergabungya komponen-komponen terlarut membentuk inti kristal.
7. Rebuslah air tape hingga menjadi sedikit lebih kental.
8. Tambahkan gula pasir hingga mendapatkan tekstur yang lebih kental.
9. Dinginkan brem cair yang sudah jadi selama 1 hari.
10. Pengemasan. Masukkan kedalam wadah dan brem cair siap dinikmati.
2.5 Positif Jika Tidak Berlebihan
Kandungan alkohol tinggi seperti brem identik dengan orang mabuk dan
pelaku tindak kriminal. Padahal, beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
alkohol juga bermanfaat bagi kesehatan. Meskipun belum memiliki bukti ilmiah
secara pasti, brem dipercaya sebagai makanan yang penting untuk menstimulasi
sistem peredaran darah sehingga mencegah stroke. Dr. Henk FJ. Hendriks dari
TNO Nutrition and Food Research, Belanda, menyatakan konsumsi alkohol
dalam ukuran rata-rata akan menaikkan kadar hormon, yang diyakini dapat
membantu arteri darah. Banyak studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa
konsumsi alkohol dalam jumlah tertentu akan mengurangi risiko penyakit jantung.
Konsumsi alkohol dalam takaran tertentu akan menurunkan risiko
tersumbatnya saluran arteri darah dari peradangan, pembekuan darah, dan
sejumlah asam lain yang ada pada darah. Alkohol juga dapat meningkatkan
DHEAS (dehydroepiandrosterone) yang bermanfaat memperlancar aliran darah.
Tingkat DHEAS di dalam tubuh seseorang biasanya terkait dengan faktor usia,
yaitu menurun dengan bertambah tuanya usia.
Penelitian Dr. Hendriks menunjukkan bahwa konsumsi alkohol selama
tiga pekan oleh sembilan perempuan postmenopause yang tidak punya kebiasaan
merokok ataupun mengonsumsi alkohol, dapat meningkatkan kadar DHEAS di
dalam darah hingga 17 persen. Selain itu, tingkat kolesterol HDL (kolesterol balk)
juga meningkat hingga 12 persen. Konsumsi alkohol yang tidak berlebihan juga
12
berdampak positif terhadap bakteri dan virus. Riset ilmuwan dari Amerika Serikat,
Dr. Nedo Belloc dan Dr. Lester Breslow, menunjukkan bahwa konsumsi alkohol
dapat membunuh bakteri dan virus hingga 76 persen.
2.6 Penyebab Penyakit Jantung, Kanker, dan Kematian
Konsumsi minuman beralkohol (sepert brem) hendaknya tidak berlebihan.
Indikator terbaik untuk efek minuman beralkohol adalah kandungan alkohol
dalam darah. Indikator ini sering digunakan polisi lalu lintas di beberapa negara
untuk menilang sopir yang mabuk. Ketika kandungan alkohol darah mencapai 5
persen (5 bagian alkohol per 100 bagian cairan darah), si peminum akan
mengalami sensasi positif, seperti perasaan rileks dan kegembiraan (euforia).
Jika kandungan alkohol darah melebihi 5 persen, si petninum akan merasa
tidak enak dan secara bertahap akan kehilangan kendali bicara, keseimbangan,
dan emosi. Tak heran, pelaku pemerasan sering mendatangi korban dalam keadaan
setengah mabuk. Dalam kondisi tersebut, si pelaku menjadi lebih berani gara-gara
sudah kehilangan emosi.
Jika kandungan alkohol dalam darah dinaikkan sebesar 0,1 persen, si
peminum akan mabuk total. Jika dinaikkan lagi sebesar 0,2 persan, beberapa
orang akan menjadi pingsan. Jika kenaikan mencapai 0,3 persen, sebagian orang
akan mengalami koma, dan bila 0,4 persen, si peminum kemungkinan besar akan
tewas.
Beberapa penyakit yang diyakini berasosiasi dengan kebiasaan minum
alkohol antara lain sirosis hati, kanker, penyakit jantung, dan saraf. Sebagian besar
kasus sirosis hati (liver cirrhosis) dialami oleh peminum berat yang kronis.
Sebuah studi memperkirakan, konsumsi 210 gram alkohol setara dengan minum
sepertiga botol minuman keras (liquor) setiap hari selama 25 tahun, akan
menyebabkan sirosis hati.
Untuk kanker, terdapat bukti yang konsisten bahwa alkohol meningkatkan
risiko kanker di beberapa bagian tubuh tertentu, termasuk mulut, kerongkongan,
tenggorokan, laring, dan hati. Alkohol memicu terjadinya kanker melalui berbagai
mekanisme. Salah satunya, alkohol mengaktifkan enzim-enzim tertentu yang
13
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu:
1. Brem adalah makanan yang berasal dari sari ketan yang dimasak dan
merupakan hasil dari fermentasi ketan hitam yang diambil sarinya saja
yang kemudian diendapkan dalam waktu sekitar sehari semalam.
2. Enzim yang mampu mengubah glukosa menjadi alkohol
dan
3.2 Saran
Industri fermentasi tradisional perlu dikembangkan menjadi industri yang
lebih maju. Melalui perbaikan standardisasi pada mikroorganisme, proses dan
produk, diharapkan dapat dikembangkan industri G-I, dan industri G-II dan G-III
yang berbasis pada makanan fermentasi tradisional. Perkembangan teknologi
fermentasi dan bioteknologi khususnya rekayasa genetika diharapkan dapat
14
DAFTAR PUSTAKA
Hasruddin dan Rifnatul Husna. 2014. Mini Riset Mikrobiologi Terapan. Graha
Ilmu: Yogyakarta
15
16
17