Anda di halaman 1dari 16

Tugas Kelompok

Mata Kuliah

: Evaluasi Hasil Belajar Matematika

Dosen Pengampu

: Juliana R. Untayana S.Pd., M.Pd


REABILITAS

Oleh:

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tim penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan karunia-Nya sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan
makalah kelompok ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Makalah kelompok ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Evaluasi Hasil Belajar Matematika..
Pada kesempatan ini, tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya makalah ini, terutama
kepada ibu Juliana R. Untayana S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Evaluasi
Hasil Belajar Matematika yang telah memberi banyak saran, petunjuk, dan
dorongan dalam menyelesaikan tugas ini.
Tim penyusun sangat menyadari makalah ini masih belum sempurna,
oleh karena itu sangat diharapkan saran dan kritik yang membangun jika
terdapat kesalahan atau kekeliruan demi perbaikan makalah ini dan untuk
pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa yang
akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun sendiri
maupun bagi pembaca pada umumnya.

Merauke, 05 April 2016

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar belakang masalah.................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Reliabititas..................................................................................3
B. Jenis- Jenis Reliabilitas.................................................................................4
C. Cara-cara mencari besarnya reliabilitas........................................................5
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Reliabilitas...............................8
BAB III PENUTUP................................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Reliabilitas sebetulnya merupakan sifat yang ada pada data atau skor
yang dihasilkan oleh instrumen, namun untuk memudahkan reliabilitas dapat
dikatakan merupakan sifat dari insrumen juga reliabilitas bukanlah bersifat
dikotomis, tetapi merupakan rentangan yang biasnya dinyatakan dengan
bentuk angka 0 (0) sampai 1 (satu). Dengan demikian kurang tepat kiranya
kalau dipertanyakan apakah suatu instumen itu memiliki reliabilitas atau
tidak, akan tetapi tepatnya adalah suatu instrumen dapat menghasilkan data
atau skor yang memiliki tingkat reliabilitas yang memadai atau tidak. Suatu
instrumen memiliki tingakat reliabilitas yang tinggi, sedang, atau rendah.
Hampir sama dengan pengertian tersebut, bahwa keberadaan reliabilitas
tiada semata-mata brupa dua pilihan, reliabel atau kah tidak reliabel, akan
tetapi merupakan rentang yang berjenjang dari tingkat yang paling tinggi
sampai tingkat yang palinng rendah. Reliabilitas tingkat paling tinggi yang
secara statistik ditulis sebagai 1,00 yang menandakan adanya keajegan
mutlak tanpa perbedaan dan penyimpangan sedikitpun. Karena pentinganya
reliabilitas dalam evaluasi maka pemakalah mencoba akan mengambil judul
reliabilitas.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan reliabilitas?
2. Apa jenis-jenis reliabilitas?
3. Bagaimana cara mencari besarnya reliabilitas?
4. Apa sajakah yang mempengaruhi Tingkat reliabilitas suatu instrumen
atau tes?

C. Tujuan
Sebagai pedoman bagi maha siswa dan menambah wawasan
pengetahuan mengenai realibilitas suatu instrument.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Reliabititas
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia yang digunakan saat ini,
sebenarnya diambil dari kata reliability dalam bahasa Inggris dan berasal dari
kata reliable yang artinya dapat dipercaya,keajegan, konsisten, keandalan,
kestabilan. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika tes tersebut menunjukkan
hasil yang dapat dipercaya dan tidak bertentangan.
Menurut Sugiono (2005) Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran
atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang
dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reabilitas tes
adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes
dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah
walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Sedangkan Sukadji
(2000) mengatakan bahwa reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat
tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan
dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi berarti
reliabilitas tinggi.
Menurut

Nursalam

(2003)

Reliabilitas

adalah

kesamaan

hasil

pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau
diamati berkalikali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur
atau mengamati samasama memegang peranan penting dalam waktu yang
bersamaan.
Menurut Arifin (1991), suatu tes dapat dikatakan andal (reliable) jika tes
tersebut mempunyai hasil yang taat asas (konsisten). Sedangkan Sudjana
(2004) mengatakan bahwa reliabilitas suatu tes adalah ketepatan atau kejegan

tes tersebut dalam menilai apa adanya, artinya kapan pun tes tersebut
digunakanakan memberikan hasil yang sama atau relatif sama.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang reliabilitas di atas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa reliabilitas adalah suatu pengukuran terhadap
suatu tes yang melihat apakah tes tersebut dapat mengukur apa yang
seharusnya di ukur.
B. Jenis- Jenis Reliabilitas
Salah satu syarat agar hasil suatu tes dapat dipercaya adalah tes tersebut
harus mempunyai reliabilitas yang memadai. Oleh karena itu Jaali dan Pudji
(2008) membedakan reliabilitas menjadi 2 macam, yaitu :

Reliabilitas Konsistensi tanggapan, dan

Reliabilitas konsistensi gabungan item

1. Reliabilitas Konsistensi Tanggapan


Reliabilitas ini selalu mempersoalkan mengenai tanggapa responden atau
objek terhadap tes tersebut apakah sudah baik atau konsisten. Dalam
artian apabila tes yang telah di cobakan tersebut dilakukan pengukuran
kembali terhadap obyek yang sama, apakah hasilnya masih tetap sama
dengan

pengukuran

sebelumnya.

Jika

hasil

pengukuran

kedua

menunjukkan ketidakonsistenan, maka hasil pengukuran tersebut tidak


mengambarkan keadaan obyek yang sesungguhnya. Untuk mengetahui
apakah suatu tes atau instrument tersebut sudah mantap atau konsisten,
maka tes/instrument tersebut harus diuji kepada obyek ukur yang sama
secara berulang-ulang.
Ada tiga mekanisme untuk memeriksa reliabilitas tanggapan responden
terhadap tes (Jaali ; 2008) yaitu :

Teknik test-retest ialah pengetesan dua kali dengan menggunakan


suatu tes yang sama pada waktu yang berbeda.

Teknik belah dua ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan


dengan dua kelompok item yang setara pada saat yang sama.

Bentuk ekivalen ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan


dengan menggunakan dua tes yang dibuat setara kemudian
diberikan kepada responden atau obyek tes dalam waktu yang
bersamaan.

2. Reliabilitas Konsistensi Gabungan Item


Reabilitas ini terkait dengan konsistensi antara item-item suatu tes atau
instrument.. Apabila terhadap bagian obyek ukur yang sama, hasil
pengukuran melalui item yang satu kontradiksi atau tidak konsisten
dengan hasil ukur melalui item yang lain maka pengukuran dengan tes
(alat ukur) sebagai suatu kesatuan itu tidak dapat dipercaya. Untuk itu
jika terjadi hal demikian maka kita tidak bisa menyalahkan obyek ukur,
melainkan alat ukur (tes) yang dipersalahkan, dengan mengatakan bahwa
tes tersebut tidak reliable atau memiliki reliabilitas yang rendah.
Koefisien reliabilitas konsistensi gabungan item dapat dihitung dengan
menggunakan 3 rumus (Jaali 2008), yakni :

Rumus Kuder-Richardson, yang dikenal dengan nama KR-20 dan


KR-21.

Rumus koefisien Alpha atau Alpha Cronbach.

Rumus reliabilitas Hoyt, yang menggunakan analisis varian.

C. Cara-cara mencari besarnya reliabilitas


Ada dua hal yang di gunakan untuk mengetahui ketetapan, yaitu yang
berada di luar tes dan pada tes itu sendiri.
a. Metode bentuk paralel (equivalent)
Yaitu dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran,
susunan, tetapi butir-butir soalnya berbeda. Dua tes tersebut dicobakan
kepada kelompok siswa yang sama, setelah itu baru hasil dari kedua tes
tersebut di korelasikan. Adapun kelemahan dari metode ini yaitu pekerjaan
pengetesan mandiri menjadi berat karena harus menyusun dua seri tes dan
juga harus tersedianya eaktu yang lama untuk mencobakan dua kali tes
tersebut.
b. Metode tes ulang (test-retest method)
Metode ini dilakukan untuk menghindari penyusunan dua seri tes.
Pengetesan hanya memiliki satu seri tetapi dicobakan dua kali. Cara ini
kurang

mengena

jika

tes

digunakan

untuk

mengungkap

pengetahuan(ingatan) dan pemahaman, karana tercoba akan masih ingat


butir-butir soalnya. Tenggang waktu tentu menjadi faktor yang
berpengaruh terhadap reliabilitas. Metode ini juga disebut korelasi diri
sendri karena mengkorelasikan hasil dari tes yang sama,
c. Metode belah dua atau split-half method
Metode ini mengatasi kelemahan-kelemahan pengunaan metode bentuk
paralel dan metode tes ulang. Dalam metode ini, pengetesan hanya
menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali. Untuk mengetahui
reliabilitas seluruh tes, digunakan rumus Spearman-Brown berikut:
2r1 1
2 2
r11
(1 r1 1 )
2 2

Dimana :
r1

1
2 2

r11

korelasi antara skor-skor setiap belahan tes


koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan.

Berikut beberapa rumus selain rumus ganjil-genap dan awal-akhir yang


dapat digunakan untuk mencari reliabilitas dalam suatu tes :
a. Rumus Flanagan :

S2 S2
r11 2 1 1 2 2
St

Dimana :

r11 reliabilit as tes


S12 var ians belahan pertama (1) yang dalam hal ini var ians skor item ganjil.
S 22 var ians belahan kedua (2) yaitu var ians skor item genap /
S t2 var ians total yaitu var ians skor total

b. Rumus Rulon
S d2
r11 1 2
St
Dimana :
S d2 var ians beda
d difference yaitu perbedaan antara skor belaha pertama (awal ) dengan skor
belahan kedua (akhir )
c. Rumus K-R.20 :
n
r11

n 1

S 2 pq

Dimana :

S2

r11

reliabilit as tes sec ara keseluruhan

proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q 1 p )

pq

jumlah hasil perkalian antara p dan q

banyaknya item

s tan dar devinisi dari tes ( s tan dar devisi adalah akar var iasi )

d. Rumus K-R.21 :

n 1

r11

Dimana :

M (n M )

nst2

M mean atau rata rata skor nilai

e. Rumus Hoyt :

r11 1

Vs
Vr

r11

atau

Vr V s
Vr

Dimana :
r11 reliabilit as seluruh soal
Vr var ians responden
Vs var ians sisa
Mencari Relibilitas Tes Bentuk Uraian
Penjelasan yang sudah diuraikan diatas merupakan cara relibilitas tes
bentuk objektif, yaitu yang terdiri dari butir-butir soal yang dinilai
hanya benar atau salah. Uraian keperluan mencari reliabilitas
soal keseluruhan perlu juga dilakukan analisis butir soal seperti
halnya soal bentuk objektif. Adapun skor untuk masing-masing butir
soal dicantumkan pada kolam item menurut apa adanya. Rumus
yang digunakan adalah rumus alpha sebagai brikut :
t2
n

r11
1

t2
n 1
Dimana :
r11 reliabilit as yang dicari

2
t

jumlah var ians skor tiap tiap item

t2 var ians total


D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Reliabilitas
1. Faktor butir tes
Jumlah butiran soal.
Banyaknya soal pada instrument ilut mempengruhi derajat
reliabilitas, sebagaimana dinyatakan dalam rumus Sperman,
Brown. Hubungan antara jumlah butir dengan reliabilitas dapat
dilihat pada keadaan berikut:
jumlah butir soal

reliabilitas

0,20

10
20
40
80
160
320
640

0,33
0,50
0,67
0,80
0,89
0,94
0,97

Gambaran diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat


reliabilitas instrument, semakin sedikit peningkatan yang terjadi

akibat pelipat gandaan butirnya.


Homogenitas soal tes
Soal yang memiliki homogenitas tinggi cenderung mengarah
kepada tingginya tingkat reliabilitas. Dua buah tes yang sama
jumlah butir-butirnya akan tetapi berbeda isinya, missal yang satu
mengukur pengetahuan kebahasaan dan yang lainnya mengukur
kemampuan fisiska, akan menghasilkan tingkat reliabilitas yang
berbeda. Tes fisika cenderung menghasilkan tinfkat reliabilitas
yang lebih tinggi daripada tes kebahasaan karena dari segi isi
kemampuan menyelesaikan soal fisika lebih homogeny daripada

pengetahuan kebahasaan.
Waktu yang diperlukan untuk menyelesikan tes.
Semakin terbatasnya waktu dalam mengerjakan tes, maka akan
mendorong tes untuk cenderung memiliki reliabilitas yang tinggi.
Hal ini terutama apabila reliabilitas diperoleh dengan cara split halt
(belah dua)

Variabiliatas skor.
Instrument yang menghasilkan rentangan skor yang lebih luas atau
lebih tinggi variabilitasnya, akan memiliki tingkat reliabilitas yang
lebih sempit, seperti bentuk pilihan ganda cenderung menghasilkan
tingkat reliabilitas yang lebih tinggi daripada bentuk benar-salah.

2.

Faktor Individu
Keseragaman kondisi pada saat tes di berikan.

Kondisi pelaksanaan tes semakin seragam akan memunculkan


reliabilitas yang semakin tinggi.
Kecocokan tingkat kesukaran terhadap peserta tes.
Bahwa soal-soal dengan tingkat kesukara sedang, cenderung lebih
reliable dibandingkan dengan soal-soal yang sangat sukar maupun
yang sangat mudah.
Heteroginitas kelompok.
Bahwa semakin heterogen suatu kelompok dalam pengerjaan tes,
maka tes tersenut semakin cenderung untuk menunjukkan tingkat
reliabilitas yang tinggi.
Motivasi individu.
Motivasi masing-masing

individu

dalam

mengerjakan

suatu

instrument akan mempengaruhi tingkat reliabilitas. Perbedaan


motivasi

antarindividu

dalam

kelompok

akan

menimbulkan

kesalahan acak pada pengukurannya, karena individu yang tidak


memiliki motivasi tidak akan mengerjakan instrument tersebut
secara sungguh-sungguh sehingga jawaban yang diberikan tidak
akan mencerminkan kenyataan yang sebenarnya.

10

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Reliabilitas suatu instrumen berhubungan dengan masalah ketetapan
hasil tes dari instrumen tersebut dan seberapa besar derajat instrumen untuk
mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Dengan kata lain, reliabilitas
adalah sejauh mana pengukuran dari suatu uji coba yang dilakukan tetap
memiliki hasil yang sama meskipun dilakukan secara berulang-ulang
terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Reliabilitas
1. Faktor butir tes
2. Faktor Individu
Metode pengujian reliabilitas instrument ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara,yaitu sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Metode Belah Dua (Spilit Half Method)


Metode Kuder Richardson-20 (KR-20)
Metode KR-2
Metode Koefisien Alfa
Metode antar penilai
Metode Perkiraan

B. Saran
Demi kelancaran kegiatan belajar mengajar kami berharap kelengkapan
sarana dan prasana yang menunjang untuk memudahkan kami dalam
melaksanankan tugas pembelajaran. Dan kami berharap laporan atau makalah
yang kami susun ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

11

DAFTAR PUSTAKA

https://mihwanuddin.wordpress.com/2011/01/13/makalah-reliabilitas/
http://makalahpendidikanislamismail.blogspot.co.id/2015/06/reliabilitas-tesevaluasi-pembelajaran.html
Drs.M. Ngalim Purwanto,M-P, Prinsip-prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran
(bandung:

remaja

rosdakarya,

2002)

Athok Fuadi, Sistem Pengembangan Evaluasi (ponorogo press, 2006)


Dr. Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (bandung: remaja
rosdakarya, 1995)
Arifin, Zaenal, Evaluasi Instruksional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:
Bumi Aksara, 2008.
Djali, dan Muljono, Puji, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. PT. Gramedia :
Jakarta, 2008.
http://mihwanuddin.wordpress.com/2011/01/13/makalah-reliabilitas diakses pada
tanggal 03 November 2012
Marnat, Gary Growth. Handbook of Psychological Assessment. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009.
Rasyid, Harun dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Wacana Prima,
2008
Sekaran, U. Metode Riset Bisnis. Jakarta : Salemba Empat, 2006.
Sudijono, Anas. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012.

12

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


Rosdakarya, 1995.
Sudjana, D, Manjemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan Nonformal dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung : Falah Production, 2004.
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2005.
Sukadji, S, Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta : UI-Press,
2000.

13

Anda mungkin juga menyukai