Anda di halaman 1dari 24

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM

A.

Definisi
Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhurektal di atas 38oC) yang
disebabkanoleh proses ekstrakranium (Ngastiyah, 1997:229).
Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal di atas 38 c) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium. Kejang demam sering juga disebut kejang demam tonikklonik, sangat sering dijumpai pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. Kejang
ini disebabkan oleh adanya suatu awitan hypertermia yang timbul mendadak
pada infeksi bakteri atau virus. (Sylvia A. Price, Latraine M. Wikson, 1995).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan kejang demam adalah
bangkitan kejang yang terjadi karena peningkatan suhu tubuh yang sering di
jumpai pada usia anak dibawah lima tahun.

B.

Etiologi
Bangkitan kejang pada bayi dan anak disebabkan oleh kenaikan suhu
badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh infeksi diluar susunan
syaraf pusa tmisalnya :tonsilitisostitis media akut, bronchitis, dll
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang demam
berulang yaitu diantaranya :

Usia < 15 bulan saat kejang demam pertama

Riwayat kejang demam dalam keluarga

Kejang demam terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu
sudah relatif normal

C.

Riwayat demam yang sering

Kejangpertamaadalah complex febrile seizure

Patofisiologi
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel / organ otak diperlukan
energi yang didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak
yang terpenting adalah glucose,sifat proses itu adalah oxidasi dengan perantara
pungsi paru-paru dan diteruskan ke otak melalui system kardiovaskuler.
Berdasarkan hal diatas bahwa energi otak adalah glukosa yang melalui
proses oxidasi, dan dipecah menjadi karbon dioksidasi dan air. Sel dikelilingi
oleh membran sel. Yang terdiri dari permukaan dalam yaitu limford dan
permukaan luar yaitu tonik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat
dilalui oleh ion NA + dan elektrolit lainnya, kecuali ion clorida.
Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi NA+
rendah. Sedangkan didalam sel neuron terdapat keadaan sebaliknya,karena itu
perbedaan jenis dan konsentrasi ion didalam dan diluar sel. Maka terdapat
perbedaan membran yang disebut potensial nmembran dari neuron. Untuk
menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan
enzim NA, K, ATP yang terdapat pada permukaan sel.

Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah dengan perubahan


konsentrasi ion diruang extra selular, rangsangan yang datangnya mendadak
misalnya mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya. Perubahan dari
patofisiologisnya membran sendiri karena penyakit/keturunan. Pada seorang
anak sirkulasi otak mencapai 65 % dari seluruh tubuh dibanding dengan orang
dewasa 15 %. Dan karena itu pada anak tubuh dapat mengubah keseimbangan
dari membran sel neuron dalam singkat terjadi dipusi di ion K+ maupun ion
NA+ melalui membran tersebut dengan akibat terjadinya lepasnya muatan
listrik.
Lepasnya muatan listrik ini sedemikian besarnya sehingga dapat meluas
keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang
disebut neurotransmitter sehingga mengakibatkan terjadinya kejang. Kejang
yang yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak
meninggalkan gejala sisa.
Tetapi kejang yang berlangsung lama lebih 15 menit biasanya disertai
apnea, NA meningkat, kebutuhan O2 dan energi untuk kontraksi otot skeletal
yang akhirnya terjadi hipoxia dan menimbulkan terjadinya asidosis

D.

Manifestasi Klinis
Serangan kejang biasanya terjadi 24 jam pertama sewaktu demam,
berlangsung singkat dengan sifat bangkitan kejang dapat berbentuk tonikklonik, tonik, klonik, fokal atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri.
Begitu kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun sejenak tapi setelah
beberapa detik atau menit anak akan sadar tanpa ada kelainan saraf.
Kriteria Livingstone dipakai sebagai pedoman membuat diagnosis
kejang demam sederhana, yaitu :

Umur anak ketika kejang antara 6 bulan dan 4 tahun

Kejang berlangsung tidak lebih dari 15 menit

Kejangbersifatumum

Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam

Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal

Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya satu minggu sesudah suhu


normal tidak menunjukkan kelainan

E.

Cara Perawatan Kejang Demam


Apabila anak kejang : (serangan pertama)

Telentangkan anak diatas karpet agar anak tidak jatuh kepalanya tidak
terbentur benda keras

Perlahan-lahan, lalu miringkan kepala anak untuk mencegah tersedak


(jangan masukkan apapun kedalam mulut, termasuk obat)

Tenangkan anak (buka kancing baju dan pakaian yang ketat, kenakan
pakaian yang tipis)

Biarkan anak tidur baru kemudian dibawa ke RS

Kompres dengan air suam kuku pada daerah ubun-ubun, dahi, tengkuk,
ketiak
Agar anak tidak jatuh kejang demam, maka bila anak demam, dapat
dilakukan:
Turunkan demam dengan kompres air hangat kuku pada daerah ubunubun, dahi, tengkuk, dan ketiak
Istirahatkan anak
Berikan pakaian longgar yang tipis dan menyerap keringat
Berikan banyak minum

Kunjungi pelayanan kesehatan bila :


Suhu tubuh anak > 38oC
Demam panas cenderung menderita kejang demam
Anak yang menderita penyakit auto imun dan demam rematik
Demam yang disertai malnutrisi

F.

Pemeriksaan Penunjang
1. Darah

Glukosa Darah : Hipoglikemia merupakan predisposisi kejang


BUN

: Peningkatan BUN mempunyai potensi kejang dan


merupakan indikasi nepro toksik akibat dari pemberian
obat.

Elektrolit

: K, Na

Ketidakseimbangan elektrolit merupakan predisposisi kejang


2. Cairan Cerebo Spinal

: Mendeteksi tekanan abnormal dari CCS tanda

infeksi, pendarahan penyebab kejang.


3. Skull Ray :

Untuk

mengidentifikasi

adanya

proses desak ruang dan adanya lesi


4. Tansiluminasi

: Suatucara yang dikerjakan pada bayi dengan UUB

masihterbuka (di bawah 2 tahun) di kamar gelap dengan lampu khusus


untuk transiluminasi kepala.
5. EEG: Teknik untuk menekan aktivitas listrik otak melalui tengkorak yang
utuh untuk mengetahui fokus aktivitas kejang, hasil biasanya normal.
6. CT Scan

: Untukmengidentifikasilesi cerebral infaik hematoma, cerebral

oedem, trauma, abses, tumordenganatautanpakontras.

G.

Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata/Identitas

Biodata anak mencakup nama, umur, jenis kelamin.

Biodata orang tua perlu dipertanyakan untuk mengetahui status

sosial anak meliputi nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan,


pekerjaan, penghasilan, alamat.
b. Riwayat Penyakit (DartoSuharso, 2000)
Riwayat penyakit yang diderita sekarang tanpa kejang ditanyakan :

Apakah betul ada kejang ?


Diharapkan ibu atau keluarga yang mengantar dianjurkan
menirukan gerakan kejang si anak

Apakah disertai demam ?


Dengan mengetahui ada tidaknya demam yang menyertai kejang,
maka diketahui apakah infeksi infeksi memegang peranan dalam
terjadinya bangkitan kejang. Jarak antara timbulnya kejang dengan
demam..

Lama serangan
Seorang ibu yang anaknya mengalami kejang merasakan waktu
berlangsung lama. Lama bangkitan kejang kita dapat mengetahui
kemungkinan respon terhadap prognosa dan pengobatan.

Pola serangan
Perlu diusahakan agar diperoleh gambaran lengkap mengenai pola
serangan apakah bersifat umum, fokal, tonik, klonik ?

Apakah serangan berupa kontraksi sejenak tanpa hilang kesadaran


seperti epilepsi mioklonik ?

Apakah serangan berupa tonus otot hilang sejenak disertai


gangguan kesadaran seperti epilepsi akinetik ?

Apakah serangan dengan kepala dan tubuh mengadakan flexi


sementara tangan naik sepanjang kepala, seperti pada spasme
infantile?

Apakah penderita mengalami kejang sebelumnya, umur berapa


kejang terjadi untuk pertama kali, dan berapa frekuensi kejang per
tahun. Prognosa makin kurang baik apabila kejang timbul pertama
kali pada umur muda dan bangkitan kejang sering timbul.

Sebelum kejang perlu ditanyakan adakah aura atau rangsangan


tertentu yang dapat menimbulkan kejang, misalnya lapar, lelah,
muntah, sakit kepala dan lain-lain. Dimana kejang dimulai dan
bagaimana menjalarnya. Sesudah kejang perlu ditanyakan apakah
penderita segera sadar, tertidur, kesadaran menurun, ada paralise,
menangis dan sebagainya ?

c. Riwayat penyakit sekarang yang menyertai


Apakah muntah, diare, truma kepala, gagap bicara (khususnya pada
penderita epilepsi), gagal ginjal, kelainan jantung, DHF, ISPA, OMA,
Morbili dan lain-lain.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelum penderita mengalami serangan kejang ini ditanyakan apakah
penderita pernah mengalami kejang sebelumnya, umur berapa saat kejang
terjadi untuk pertama kali ?
Apakahadariwayat trauma kepala, radangselaputotak, KP, OMA dan lainlain.

e. Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Kedaan ibu sewaktu hamil per trimester, apakah ibu pernah mengalami
infeksi atau sakit panas sewaktu hamil. Riwayat trauma, perdarahan per
vaginam sewaktu hamil, penggunaan obat-obatan maupun jamu selama
hamil. Riwayat persalinan ditanyakan apakah sukar, spontan atau dengan
tindakan ( forcep/vakum ), perdarahan ante partum, asfiksi dan lain-lain.
Keadaan selama neonatal apakah bayi panas, diare, muntah, tidak mau
menetek, dan kejang-kejang.
f. RiwayatImunisasi
Jenis imunisasi yang sudah didapatkan dan yang belum ditanyakan serta
umur mendapatkan imunisasi dan reaksi dari imunisasi. Pada umumnya
setelah mendapat imunisasi DPT efek sampingnya adalah panas yang
dapat menimbulkan kejang.
g. Riwayat Perkembangan
Ditanyakan kemampuan perkembangan meliputi :

Personal sosial (kepribadian/tingkah laku sosial) : b/d kemampuan


mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Gerakan motorik halus : b/d kemampuan anak untuk mengamati


sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil dan memerlukan koordinasi
yang cermat, misalnya menggambar, memegang suatu benda, dan lainlain.

Gerakan motorik kasar : b/d pergerakan dan sikap tubuh.

Bahasa : kemampuan memberikan respon terhadap suara, mengikuti


perintah dan berbicara spontan.

h. Riwayat kesehatan keluarga.


Adakah anggota keluarga yang menderita kejang (+ 25 % penderita kejang
demam mempunyai faktor turunan). Adakah anggota keluarga yang
menderita penyakit syaraf atau lainnya ? Adakah anggota keluarga yang
menderita penyakit seperti ISPA, diare atau penyakit infeksi menular yang
dapat mencetuskan terjadinya kejang demam.
i. Riwayat sosial
Untuk mengetahui perilaku anak dan keadaan emosionalnya perlu dikaji
siapakah yanh mengasuh anak ?
Bagaimana hubungan dengan anggota keluarga dan teman sebayanya ?
j. Pola kebiasaan dan fungsi kesehatan
Ditanyakan keadaan sebelum dan selama sakit bagaimana ?
Pola kebiasaan dan fungsi ini meliputi :

Pola persepsi dan tatalaksanaan hidup sehat

Gaya hidup yang berkaitan dengan kesehatan, pengetahuan tentang


kesehatan, pencegahan dan kepatuhan pada setiap perawatan dan
tindakan medis ?

Bagaimana pandangan terhadap penyakit yang diderita, pelayanan


kesehatan yang diberikan, tindakan apabila ada anggota keluarga yang
sakit, penggunaan obat-obatan pertolongan pertama.

k. Pola nutrisi

Untuk mengetahui asupan kebutuhan gizi anak. Ditanyakan


bagaimana kualitas dan kuantitas dari makanan yang dikonsumsi oleh
anak ?

l. Pola Eliminasi :
BAK : ditanyakan frekuensinya, jumlahnya, secara makroskopis
ditanyakan bagaimana warna, bau, dan apakah terdapat darah?
BAB : ditanyakan kapan waktu BAB, teratur atau tidak ? Bagaimana
konsistensinya lunak,keras,cair atau berlendir ?
m. Pola tidur/istirahat
Berapa jam seharitidur ?Berangkattidur jam berapa ?Banguntidur jam
berapa ?Kebiasaansebelumtidur, bagaimanadengantidursiang ?
n. PemeriksaanFisik

Kepala
Adakah tanda-tanda mikro atau makrosepali? Adakah dispersi bentuk
kepala? Apakah tanda-tanda kenaikan tekanan intrakarnial, yaitu ubunubun besar cembung, bagaimana keadaan ubun-ubun besar menutup
atau belum ?

Rambut
Dimulai warna, kelebatan, distribusi serta karakteristik lain rambut.
Klien dengan malnutrisi energi protein mempunyai rambut yang jarang,

kemerahan

seperti

rambut

jagung

dan

mudah

dicabut

tanpa

menyebabkan rasa sakit pada pasien.

Muka/ Wajah.
Paralisis fasialis menyebabkan asimetri wajah; sisi yang paresis
tertinggal bila anak menangis atau tertawa, sehingga wajah tertarik ke
sisi sehat. Adakah tanda rhisus sardonicus, opistotonus, trimus ? Apakah
ada gangguan nervus cranial ?

Mata
Saat serangan kejang terjadi dilatasi pupil, untuk itu periksa pupil dan
ketajaman penglihatan. Apakah keadaan sklera, konjungtiva ?

Telinga
Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-tanda adanya
infeksi, keluar cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran.

Hidung
Apakah ada pernapasan cuping hidung? Polip yang menyumbat jalan
napas? Apakah keluar sekret, bagaimana konsistensinya, jumlahnya ?

Mulut
Adakah tanda-tanda sardonicus? Adakah cynosis? Bagaimana keadaan
lidah? Adakah stomatitis? Berapa jumlah gigi yang tumbuh? Apakah
ada caries gigi ?

Tenggorokan
Adakah tanda-tanda peradangan tonsil ? Adakah tanda-tanda infeksi
faring, cairan eksudat ?

Leher
Adakah tanda-tanda kaku kuduk, pembesaran kelenjar tiroid ? Adakah
pembesaran vena jugulans ?

Thorax
Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak pernapasan,
frekwensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi Intercostale ? Pada
auskultasi, adakah suara napas tambahan ?

Jantung
Bagaimana keadaan dan frekwensi jantung serta iramanya ? Adakah
bunyi tambahan ? Adakahbradicardiatautachycardia ?

Abdomen
Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada abdomen ?
Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus ? Adakah tanda
meteorismus? Adakah pembesaran lien dan hepar ?

Kulit
Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun warnanya? Apakah
terdapat oedema, hemangioma ? Bagaimana keadaan turgor kulit ?

Ekstremitas
Apakah terdapat oedema, atau paralise terutama setelah terjadi kejang?
Bagaimana suhunya pada daerah akral ?

Genetalia
Adakah kelainan bentuk oedema, sekret yang keluar dari vagina, tandatanda infeksi ?

2. Diagnosa Keperawatan
a.
b.
c.
d.
e.

Hipertermia b/d peningkatan metabolisme


Resiko cedera b/d kejang
Ansietas b/d ancaman pada status kesehatan
Defisit Pengetahuan b/d keterbatasan kognitif

3. Intervensi

N
O
1.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hipertermia b/d peningkatan
metabolisme
d/d

TUJUAN/ KRITERIA HASIL

INTERVENSI

NOC : Thermoregulation
NIC :
Setelah dilakukan tindakan
Fever treatment
keperawatan selama x 24 jam suhu Monitor suhu sesering mungkin
DS :
tubuh turun sampai batas normal
Monitor IWL
dengan kriteria hasil:
Monitor warna dan suhu kulit
Ibu mengatakan anak gelisah
Suhu tubuh dalam rentang
Monitor tekanan darah, nadi dan RR
Ibu mengatakan anak susah
normal
Monitor penurunan tingkat kesadaran
tidur
Nadi dan RR dalam rentang
Badan anaknya panas
Monitor WBC, Hb, dan Hct
normal
Monitor intake dan output
Tidak ada perubahan warna kulit
DO:
Berikan anti piretik
dan tidak ada pusing, merasa
Sadar sampai penurunan
Berikan pengobatan untuk mengatasi
nyaman
kesadaran
penyebab demam
Bibir kering
Selimuti pasien
Kenaikan suhu tubuh diatas
Lakukan tapid sponge
rentang norma
Berikan cairan intravena
kulit kemerahan
Kompres Klien pada lipat paha dan aksila
pertambahan RR
Tingkatkan sirkulasi udara
takikardi
Berikan pengobatan untuk mencegah
saat disentuh kulit terasa
terjadinya menggigil
hangat
Temperature regulation
Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Rencanakan monitoring suhu secara

kontinyu
Monitor TD, nadi, dan RR
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda hipertermi dan
hipotermi
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Selimuti
Klien
untuk
mencegah
hilangnya kehangatan tubuh
Ajarkan pada Klien cara mencegah
keletihan akibat panas
Diskusikan
tentang
pentingnya
pengaturan suhu dan kemungkinan efek
negatif dari kedinginan
Beritahukan tentang indikasi terjadinya
keletihan dan penanganan emergency
yang diperlukan
Ajarkan indikasi dari hipotermi dan
penanganan yang diperlukan
Berikan anti piretik jika perlu

Vital sign Monitoring

Monitor TD, nadi, suhu, dan RR

Catat adanya fluktuasi tekanan darah

Monitor VS saat Klien berbaring,

duduk, atau berdiri

Auskultasi TD pada kedua lengan dan


bandingkan

Monitor TD, nadi, RR, sebelum,


selama, dan setelah aktivitas

Monitor kualitas dari nadi


Monitor
pernapasan

frekuensi

dan

irama

Monitor suara paru

Monitor pola pernapasan abnormal

Monitor suhu, warna, dan kelembaban


kulit

Monitor sianosis perifer


Monitor adanya cushing triad (tekanan
nadi
yang
melebar,
bradikardi,
peningkatan sistolik)

Resiko cedera b/d kejang

NOC
Risk Kontrol

Identifikasi penyebab dari perubahan


vital sign

NIC :
Environmental Management safety
Sediakan lingkungan yang aman untuk
Setelah dilakukan
asuhan
pasien
keperawatan selama x 24 jam :
Identifikasi kebutuhan keamanan pasien,
Keluarga mampu :
sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi
Menjelaskan cara / metode untuk
kognitif Klien dan riwayat penyakit
mencegah cedera
terdahulu pasien
Memodifikasi gaya hidup untuk
Menghindarkan
lingkungan
yang
mencegah cedera
berbahaya (misalnya memindahkan
Mengenali perubahan status
perabotan)
kesehatan
Memasang side rail tempat tidur
Mengidentifikasi lingkungan
Menyediakan tempat tidur yang nyaman
yang aman
dan bersih
Terbebas dari cedera
Menempatkan saklar lampu ditempat
yang mudah dijangkau pasien.
Membatasi pengunjung
Memberikan penerangan yang cukup
Menganjurkan keluarga untuk menemani
pasien.
Mengontrol lingkungan dari kebisingan
Memindahkan barang-barang yang dapat

membahayakan
Berikan penjelasan pada Klien dan
keluarga atau pengunjung adanya
perubahan status kesehatan dan penyebab
penyakit.
Ansietas b/d ancaman pada status NOC
NIC
kesehatan d/d
Anxiety control
Anxiety Reduction (penurunan
DS:
Coping
keAnsietasan)
Keluarga mengatakan cemas Setelah dilakukan tindakan
Gunakan pendekatan yang menenangkan
keperawatan selama x 24 jam
terhadap penyakit anaknya
Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
tidak terjadi ansietas dengan kriteria
DO:
pelaku pasien
hasil
Klien tampak gelisah
Jelaskan semua prosedur dan apa yang
Keluarga mampu
Klien tampak ketakutan
dirasakan selama prosedur
mengidentifikasi
dan
Kekhawatiran
Temani Klien untuk memberikan
mengungkapkan gejala Ansietas
keamanan dan mengurangi takut
Mengidentifikasi,
Berikan informasi faktual mengenai
mengungkapkan dan
diagnosis, tindakan prognosis
menunjukkan tehnik untuk
Dorong keluarga untuk menemani anak
mengontol Ansietas
Lakukan back / neck rub
Vital sign dalam batas normal
Dengarkan dengan penuh perhatian
Postur tubuh, ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas Identifikasi tingkat keAnsietasan
Bantu Klien mengenal situasi yang
menunjukkan berkurangnya
menimbulkan keAnsietasan
keAnsietasan
Dorong Klien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, persepsi
Instruksikan Klien menggunakan teknik

Defisit Pengetahuan b/d


keterbatasan kognitif d/d
DS:
Keluarga mengatakan tidak
taahu tentang penyakitnya
Keluarga menanyakan tentang
penyakitnya
DO:
Keluarga tampak bingung

NOC
Kowlwdge : disease process
Kowledge : health Behavior
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama . X24 jam
klien menunjukkan pengetahuan
tentang proses penyakit dengan
kriteria hasil:
Keluarga menyatakan
pemahaman tentang penyakit,
kondisi, prognosis dan program
pengobatan
Keluarga mampu melaksanakan
prosedur yang dijelaskan secara
benar
Keluarga mampu menjelaskan
kembali apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya

relaksasi
Barikan obat untuk mengurangi
keAnsietasan
NIC
Teaching : disease Process
Berikan penilaian tentang tingkat
pengetahuan Klien tentang proses
penyakit yang spesifik
Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
tepat.
Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
muncul pada penyakit, dengan cara yang
tepat
Gambarkan proses penyakit, dengan
cara yang tepat
Identifikasi kemungkinan penyebab,
dengna cara yang tepat
Sediakan informasi pada Klien tentang
kondisi, dengan cara yang tepat
Hindari harapan yang kosong
Sediakan bagi keluarga informasi
tentang kemajuan Klien dengan cara
yang tepat
Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah

komplikasi di masa yang akan datang


dan atau proses pengontrolan penyakit
Diskusikan
pilihan
terapi
atau
penanganan
Dukung Klien untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan second opinion
dengan
cara
yang
tepat
atau
diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
Rujuk Klien pada grup atau agensi di
komunitas lokal, dengan cara yang tepat
Instruksikan Klien mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara yang
tepat

4. Discharge Planning
a. Ajarkan pada orang tua mengenal tanda tanda kekambuhan dan laporkan
dokter /perawat
b. Instruksikan untuk memberikan pengobatan sesuai denga dosis dan waktu
c. Ajarkan bagaimana mengukur suhu tubuh dan intervensi
d. Instruksikan untuk kontrol ulang
e. Jelaskan factor penyebab demam dan menghindari factor pencetus

DAFTAR PUSTAKA

Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta.


Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta.
M. Nurs, Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan pada bayi dan anak. Salemba
Medika. Jakarta.
Ngastiyah (1995), Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Doenges, Marilynn E, dkk, (2000), Penerapan Proses Keperawatan dan
Diagnosa Keperawatan, EGC ; Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai