BAB II
KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PELAKSANAAN BADAN
PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)
A. Pengertian Kebijakan Dan Kebijakan Pemerintah
1.
Pengertian Kebijakan
Istilah kebijakan yang dipergunakan adalah identik dengan istilah
kebijaksanaan yang lazim dipergunakan sehari hari dalam arti yang sempit
dalam hal ini diartikan kebijakan sama dengan kebijaksanaan dikurangi
kebajikan atau kebijaksanaan sama dengan kebijakan ditambah kebajikan .
Seorang raja atau penguasa yang bijaksana adalah yang memiliki baik sifat
sifat yang berdasarkan pada kebijakan maupun kebajikan atau dengan kata lain ia
telah banyak menjelmakan kebijaksanaan dalam bentuk kebijakan dan kebajikan.
Istilah administrasi dipergunakan dalam arti administrasi negara.
Kebijakan dalam praktik mempunyai 2 (dua) arti, yaitu sebagai berikut :
a.
Kebijakan dalam arti kebebasan, yang ada pada subjek tertentu (atau yang
disamakan dengan subjek). Untuk memiliki alternatif yang diterima sebagai
yang terbaik berdasarkan nilai nilai hidup bersama atau negara terrtentu
dalam penggunaan kekuasaan tertentu yang ada pada subjek tersebut dalam
mengatasi problematik manusia dalam hubungan dengan hidup bersama
dalam negara tersebut. Dengan kata lain, kebijakan adalah ruang lingkup
kebebasan tertentu dalam pengambilan alternatif yang diterima sebagai yang
terbaik berdasarkan nilai nilai masyarakat atau negara tertentu dalam
18
Universitas Sumatera Utara
19
20
negara modern demokrasi, tidak ada tempat bagi kebajikan untuk administrasi,
kebajikan administrasi hanya ada dalam negara penguasa.
b) Dasar eksistensi
Kebajikan berdasar pada kedaulatan adalah putusan yang terpuji karena
menyenangkan yang dikenai putusan, yaitu rakyat yang adalah objek. Status
kebajikan adalah sebagai rahmat atau karunia (hadiah) bagi yang dikenai.
Kebijakan berdasar pada kedaulatan limpahan atau kewajiban limpahan
atau kewajiban sebagai materi hukum. Dengan kata lain, ia berdasar pada
moralitas atau hukum.
Kebajikan adalah kebijakan yang baik dilihat dari sudut yang dikenai
kebijakan, yang tidak berdasarkan pada non hukum atau materi hukum pada
waktu dan tempat tertentu melainkan berdasarkan semata mata pada kekuatan
faktual.
c) Pertanggungjawaban
Pada kebijakan selalu terkait dengan pertanggungjawaban,
yaitu
21
2.
circulaires
(surat
edaran),
resoluties
(resolusi
resolusi),
22
b.
c.
d.
e.
f.
Dalam praktik diberi format dalam berbagai bentuk dan jenis aturan, yakni
keputusan, intruksi, surat edaran, pengumuman dan lain lain, bahkan dapat
dijumpai dalam bentuk peraturan.15
______________________________________
15
Ridwan HR,Hukum Administrasi Negara,Edisi Revisi,PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta,2010,hal. 174-179
23
M. Solly Lubis Guru Besar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara, pemerintah diartikan dalam 2 (dua) pengertian, yaitu :
Pertama; pemerintah dalam arti luas dan sempit. Dalam arti luas pemerintah
adalah semua lembaga lembaga negara baik lembaga eksekutif, legislatif
maupun lembaga yudikatif. Dalam arti sempit pemerintah hanya lembaga
eksekutif saja.
Kedua; pemerintah dalam 3 (tiga) arti , yaitu :
1) Pemerintah adalah keseluruhan lembaga lembaga kekuasaan negara
2) Pemerintah diartikan lembaga eksekutif saja (Presiden - Republik), Raja
(Monorchie) dengan jajarannya/poros lurus.
3) Pemerintah dalam arti Top Administrator saja, seperti Vatikan Paus,
Soviet -
Parlementer.
Tegasnya pemerintah (government) adalah alat kelengkapan negara untuk
mencapai tujuan negara. Oleh karenanya, pemerintah seringkali menjadi
personifikasi sebuah negara.16
______________________________________
16
M.Solly Lubis,Diktat Kuliah Teori Hukum, Program Magister Ilmu Hukum Universitas
Sumatera Utara,2006,hal 28
24
d.
menjalankan
kebijakan
pemerintah
dikenal
tiga
sumber
Atribusi
Kekuasaan pemerintah yang langsung diberikan undang undang disebut
______________________________________
17
Irfan Fachruddin,Pengawasan Peradilan Administrasi Terhadap Tindakan
Pemerintah,Cetakan Pertama, PT Alumni, Bandung, 2004,hal. 27-28
25
Delegasi
Delegasi menurut H.D Van Wijk adalah penyerahan wewenang
pemerintahan dari suatu badan atau pejabat pemerintah kepada badan atau pejabat
pemerintah yang lain. Setelah wewenang diserahkan, pemberi wewenang tidak
mempunyai wewenang lagi.
26
c.
Mandat
Wewenang yang diperoleh melalui atribusi maupun delegasi dapat
pemerintahan
sebagai
kumpulan
kesatuan
kesatuan
______________________________________
18
Ibid, hal. 49-53
19
Ridwan HR,op cit, hal. 125
27
jadinya hanya memiliki wewenang jika dia diberikan suatu wewenang yang
secara emplisit (jelas) disahkan menurut hukum publik.
b.
Badan badan hukum menurut hukum perdata yang sesuai dan berdasarkan
hukum telah didirikan dan oleh karena itu harus dianggap sebagai termasuk
dalam pihak pemerintah (jawatan umum). Maka badan badan hukum ini
mempunyai wewenang untuk atas nama negara melaksanakan tindakan
tindakan hukum menurut hukum sipil. Selanjutnya yang dikategorikan dalam
pihak pemerintahan para pegawai negeri yang telah diangkat oleh negara
secara resmi dan para pekerja kontrak yang denganya pihak pemerintah telah
menandatangani kontrak kerja.20
telah
berjalan
dan
dimungkinkan
untuk
membentuk
badan
______________________________________
20
Philipus M.Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Cetakan Kesembilan,
Gadjah Mada University Press,Yogyakarta,2005,hal. 10
28
______________________________________
21
Asih Eka Putri,Loc.cit.
29
30
2. Menyiapkan pengalihan aset dan liabilitas, pegawai, serta hak dan kewajiban
Persero kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS);
3.
______________________________________
23
Undang Undang Nomor 24 Tahun 2011.Op.Cit. Pasal 56 dan Pasal 61
24
Undang Undang Nomor 40 Tahun 2004.Op.Cit.Pasal 52 ayat (1 dan 2)
31
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai
kekuatan hukum mengikat.
Mahkamah Konstitusi (MK) berpendapat bahwa Pasal 5 ayat (2), ayat (3)
dan ayat (4) Undang Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menutup
peluang Pemerintah Daerah untuk mengembangkan suatu sub sistem jaminan
sosial nasional sesuai dengan kewenangan yang diturunkan dari ketentuan Pasal
18 ayat (2) dan ayat (5) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Selanjutnya, Mahkamah Konstitusi berpendapat bahwa Pasal 52 ayat
(2) Undang - Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) tidak bertentangan
dengan Undang Undang Dasar Tahun 1945. Namun Pasal 52 ayat (2) hanya
berfungsi untuk mengisi kekosongan hukum setelah dicabutnya Pasal 5 ayat (2),
ayat (3) dan ayat (4) Undang Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
dan menjamin kepastian hukum karena belum ada Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) yang memenuhi persyaratan agar Undang - Undang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) dapat dilaksanakan.
Dengan dicabutnya ketentuan Pasal 5 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4)
Undang - Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan hanya bertumpu
pada Pasal 52 ayat (2) maka status hukum PT (Persero) JAMSOSTEK, PT
(Persero) TASPEN, PT (Persero) ASABRI, dan PT ASKES Indonesia (Persero)
dalam posisi transisi. Akibatnya, keempat Persero tersebut harus ditetapkan
kembali sebagai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dengan sebuah
Undang - Undang sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 5 ayat (1) Undang
Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN): Badan Penyelenggara Jaminan
32
33
Jaminan Sosial (BPJS) mengatur organ dan tata kelola Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS). Undang - Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) menetapkan modal awal Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan;
masing - masing paling banyak Rp2.000.000.000.000,00 (dua triliun rupiah) yang
bersumber dari APBN. Modal awal dari Pemerintah merupakan kekayaan Negara
yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham. Undang - Undang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menangguhkan pengalihan program program yang diselenggarakan oleh PT Asabri (Persero) dan PT Taspen (Persero)
ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan paling lambat
hingga tahun 2029.
a.
BPJS Kesehatan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan
hukum publik
yang
PT. Askes (Persero) dinyatakan bubar tanpa likuidasi dan semua aset dan
liabilitas serta hak dan kewajiban hukum PT Askes (Persero) menjadi aset
______________________________________
25
Undang Undang Nomor 24 Tahun 2011.Op.Cit.Pasal 7 ayat (1dan 2) dan Pasal 9 ayat
(1)
34
dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan;
2.
3.
Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham
mengesahkan laporan posisi keuangan penutup PT. Askes (Persero) setelah
dilakukan audit oleh kantor akuntan publik;
4.
______________________________________
26
Ibid.pasal 60 ayat (3)
35
3.
b.
BPJS Ketenagakerjaan
Badan
Penyelenggara
Jaminan
Sosial
Ketenagakerjaan
(BPJS)
2.
Semua aset dan liabilitas, serta hak dan kewajiban PT Jamsostek (Persero)
dialihkan
kepada
Badan
Penyelenggara
Jaminan
Sosial
(BPJS)
menjadi
pegawai
Badan
Ketenagakerjaan.
3.
Semua
pegawai
PT
Jamsostek
(Persero)
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selaku Rapat Umum Pemegang
Saham mengesahkan laporan posisi keuangan penutup PT Jamsostek
(Persero) setelah dilakukan audit oleh kantor akuntan publik.
______________________________________
27
Ibid.pasal 60 ayat (2)
28
Ibid.pasal 7 ayat (1 dan 2) dan pasal 9 ayat (2)
36
5.
Penyelenggara
Jaminan
Sosial
(BPJS)
Ketenagakerjaan
37
Dewan Pengawas
Dewan Pengawas terdiri atas 7 (tujuh) orang profesional yang
b.
c.
d.
Salah seorang dari anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebagai Ketua Dewan
Pengawas oleh Presiden. Anggota Dewan Pengawas diangkat untuk jangka waktu
5 (lima) tahun dan dapat diusulkan untuk diangkat kembali untuk satu kali masa
jabatan berikutnya.
Dewan Pengawas berfungsi melakukan pengawasan atas pelaksanaan
tugas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Dalam melaksanakan fungsi
tersebut, Dewan Pengawas bertugas untuk :
______________________________________
29
ibid, pasal 20
38
a.
b.
c.
d.
b.
c.
Mengakses
data
dan
informasi
mengenai
penyelenggaraan
Badan
2.
Direksi
Direksi terdiri atas paling sedikit lima orang anggota yang berasal dari
39
Anggota Direksi diangkat untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diusulkan
untuk diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
Direksi berfungsi melaksanakan penyelenggaraan kegiatan operasional
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang menjamin peserta untuk
mendapat manfaat sesuai dengan haknya.
Dalam melaksanakan fungsi tersebut Direksi bertugas untuk :
a.
b.
c.
a.
b.
Menetapkan struktur organisasi beserta tugas pokok dan fungsi, tata kerja
organisasi, dan sistem kepegawaian;
c.
d.
40
e.
Menetapkan ketentuan dan tata cara pengadaan barang dan jasa dalam rangka
penyelenggaraan tugas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dengan
memperhatikan prinsip transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan efektifitas;
f.
g.
h.
1.
Undang
Undang
Sistem
Jaminan
Sosial
Nasional
(SJSN)
41
Badan
Penyelenggara
Jaminan
Sosial
(BPJS)
berfungsi
melaksanakan
fungsi
sebagaimana
tersebut
diatas
Badan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
3.
b.
Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka
panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas,
42
d.
e.
f.
g.
h.
43
4.
b.
c.
d.
e.
44
f.
Memberikan
informasi
kepada
peserta
mengenai
prosedur
untuk
h.
i.
j.
k.
l.
5.
45
b.
penyelenggaraan
program
jaminan
sosial.
Perbaikan