Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
Diera percepatan teknologi yang memberikan berbagai kemudahan bagi manusia,
namun memberikan dampak kerugian atau negative bagi manusia dalam menggunakan
teknologi baik secara langsung maupun tak langsung. Sehingga berdampak pada krisis
moral di seluruh belahan dunia umumnya dan diindonesia khususnya. Akan tetapi dalam
Kenyataannya, seolah-olah pendidikan agama kurang memberi kontribusi ke arah
perbaikan moral. Setelah ditelusuri, pendidikan agama menghadapi banyak kendala,
antara lain pendidikan agama lebih diajarkan sebagai konsep dan teori keagamaan,
sehingga kurang bermakna bagi peserta didik. Tambahan pula, waktu yang disediakan
hanya tiga jam pelajaran dengan muatan materi yang begitu padat dan memang penting,
namun kurang menukik pada pembentukan watak dan kepribadian peserta didik dan
berbeda jauh lebih dari tuntutan mata pelajaran lainnya. Sehingga memicu kurikulum
karakter secara tersembunyi.
Memang tidak adil menimpakan tanggung jawab atas munculnya kesenjangan
antara harapan dan kenyataan itu kepada pendidikan agama di sekolah, sebab pendidikan
agama di sekolah bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan tujuan
pendidikan agama peserta didik. Apalagi dalam pelaksanaan pendidikan agama tersebut
masih terdapat kelemahan-kelemahan yang mendorong dilakukannya penyempurnaan
terus menerus.Kelemahan lain, materi pendidikan agama Islam, termasuk bahan ajar
akhlak, lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam
pembentukan watak (afektif) serta pembiasaan (psikomotorik). Kendala lain adalah
kurangnya pelibatan guru dan mata pelajaran lain dalam memberi motivasi kepada
peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai agama dalam kehidupan keseharian sesuai
dengan bidang studi tersebut. Tambahan pula, lemahnya sumber daya guru dalam
pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif, minimnya berbagai sarana
pelatihan dan pengembangan, serta kurangnya peran serta orang tua peserta didik ikut
menghambat tercapainya tujuan Pendidikan Agama Islam.
Maka dalam makalah ini penulis akan mengulas mengenai Kurikulum Pendidikan
Agama Islampada tingkat sekolah dasar dan materi yang rancang pada pembelajaran
Pendiidikan Agama IslamSD serta meninjau singkronisasi antara kurikulum PAI SD
dengan materi yang di tampilkan pada buku pelajaran PAI SD.

BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani,
bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islamdari
sumber utamanya kitab suci Al Quran dan Hadits. Menurut Ditbinpaisun
pendidikan agama islam adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap
peserta didik agar nantinya setelah selesai daripendidikan dapat memahami apa
yang terkandung dalam islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud
serta tujuan yang pada akhirnya mengamalkannya.
Kegiatannya dilakukan melalui keteladanan, bimbingan, pengajaran, latihan,
pembinaan dan pembiasaan, serta penggunaan pengalaman. Selain itu Pendidikan
Agama Islamjuga harus menghasilkan rasa hormat menghormati, toleransi
(tasamuh) untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat sehingga terwujud kesatuan
dan persatuan bangsa. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islamitu keseluruhannya
terliput dalam lingkup: Al Quran dan Hadits, keimanan, akhlak, fiqh (ibadah),
dan peradaban. Sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan
Agama Islammencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan
hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk
lain, maupun lingkungannya (Hablun minallah wa hablun minannas).
A. Fungsi
Terdapat beberapa Fungsi Pendidikan Agama Islamdi SD yakni :
Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwan peserta didik
kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Sekolah
berfungsi untuk menumbuh kembangkannnya lanjutdalam diri siswa serta
memlalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan
tersebut dapat berkembang seccara optimal sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
Pendidikan Agama Islamdi SD berfungsi untuk menanamkan penguasaan
arah dan pedoman nilai-nilai etika dan spiritualitas peserta didik yang bersumber
dari ajaran Agama Islambahwa manusia memikul tanggung jawab sebagai
makhluk personal maupun sosial untuk sendiri-sendiri atau bersama-sama
mengabdi kepada Allah SWT dan membangun kerjasama mengembangkan harkat
dan martabat manusia.
B. Tujuan
Pendidikan Agama Islamdi sekolah, mulai SD, SMP/MTs, sampai
SMA/MA, bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan dalam

1.
2.
3.
4.
5.

1.

2.
3.
4.

bentuk kepercayaan dan kecintaan kepada Allah SWT, melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, keteladanan,
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islamsehingga menjadi manusia
muslim berakhlak mulia yaitu manusia yang produktif, bertoleransi (tasamuh),
menjaga harmoni secara personal dan sosial.
Pendidikan Agama Islampada Sekolah Dasar bertujuan Memberikan
kemampuan dasar kepada peserta didik tentang agama Islamuntuk
mengembangkan kehidupan beragama sehingga menjadi manusia muslim yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia sebagai pribadi,
anggota bermasyarakat dan warga Negara[3]
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islamdi SD adalah nilai etika yang
menekankan keserasian, keselarasan, keseimbangan, kejujuran, tanggung jawab,
dan toleran dalam:
1.
hubungan manusia dengan Allah Subhanahu Wa Taala (SWT);
2.
hubungan manusia sesama manusia;
3.
hubungan manusia dengan dirinya sendiri;
4.
hubungan manusia dengan alam sekitar (makhluk selain manusia) dan
lingkungan.
Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islamdi Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah terfokus pada aspek:
Al Quran;
Keimanan;
Akhlak/Tatakrama;
Fiqih (ibadah);
Sejarah dan Peradaban Islam.[4]
D. Standar Kompetensi Kecakapan Hidup
Standar kompetensi kecakapan hidup merupakan kompetensi yang
dibakukan tentang kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual,
dan kecakapan vokasional, untuk bekerja dan usaha mandiri.
Standar kompetensi kecakapan adalah sebagai berikut:
Kecakapan personal.Kecakapan ini meliputi kecakapan beriman kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berpikir rasional, memahami diri sendiri,
percaya diri, bertanggung jawab untuk memelajaran pribadi, dapat menghargai
dan menilai diri sendiri.
Kecakapan sosial. Kecakapan ini meliputi kompetensi bekerja sama dalam
kelompok, menunjukkan tanggung jawab sosial, mengendalikan emosi, dan
berinteraksi dalam masyarakat dan budaya lokal serta global.
Kecakapan intelektual. Kecakapan ini meliputi kompetensi menguasai
pengetahuan, menggunakan nalar rasional, mengembangkan kapasitas sosial, dan
berpikir strategis untuk belajar sepanjang hayat, serta berkomunikasi secara logis.
Kecakapan vokasional. Kecakapan ini berkaitan dengan suatu bidang
kejuruan/keterampilan yang meliputi keterampilan fungsional; keterampilan
bermata pencaharian seperti bertani, beternak, otomotif, menjahit; keterampilan
bekerja; kewirausahaan; dan keterampilan menguasai teknologi informasi dan
komunikasi.

E. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam


Standar kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Islamdi Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah berisi sekumpulan kemampuan minimal yang harus
dikuasai peserta didik selama menempuh pendidikan di SD. Kemampuan ini
berorientasi pada pembentukan watak dengan dukungan pengetahuan kognitif
dalam rangka memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, yang
memanifes dalam perilaku (kebiasaan, afektif, dan psikomotorik) sehari-hari yang
mencerminkan keimanan dan ketaqwaannya tersebut, sesuai dengan
perkembangan psikologis peserta didik. Kemampuan-kemampuan tersebut
tercantum dalam komponen Kemampuan Dasar dan merupakan penjabaran dari
kemampuan yang dimaksudkan oleh standar kompetensi yang harus dicapai di SD
yaitu:
1.
Beriman kepada Allah SWT dan rukun iman yang lain dengan mengetahui
fungsi serta terefleksi dalam sikap, perilaku, dan akhlak peserta didik dalam
dimensi vertikal maupun horizontal;
2.
dapat membaca Al Quran surat-surat (pendek) pilihan dengan benar,
menyalin dan mengartikannya; dan
3.
mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariat
Islam terutama ibadah mahdhah.
F. Rambu-Rambu
1.
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan Terpadu dalam Pendidikan Agama Islammeliputi: (a) Keimanan,
memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan pemahaman
adanya Tuhan sebagai sumber kehidupan makhluk sejagat ini; (b) Pengamalan,
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktekkan berbagai
bentuk ibadah dan merasakan hasil-hasil praktek ibadah dan berakhlak mulia
dalam menghadapi tugas-tugas dan masalah dalam kehidupan; (c) Pembinaan dan
pembiasaan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara konsisten
dan berkesinambungan menampilkan prilaku baik yang sesuai dengan ajaran
Islamdan budaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan; (d) Rasional,
usaha memberikan peranan pada rasio (akal) peserta didik dalam memahami dan
membedakan berbagai bahan ajar dalam standar materi serta kaitannya dengan
prilaku yang baik dan prilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi; (e)
Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati
perilaku yang sesuai dengan ajaran agama Islamdan budaya bangsa; dan (f)
Fungsional,menyajikan bentuk semua standar materi (Al Qur an, Keimanan,
Akhlak, Fiqih atau Ibadah, dan Peradaban/Tarikh), dari segi manfaatnya bagi
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas; (g) Keteladanan, yaitu
menjadikan figur guru agama dan non-agama, petugas sekolah lainnya, dan orang
tua peserta didik, sebagai cermin manusia berkepribadian agama.
2. Pendekatan Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap penguasaan kompetensi (sebagai hasil belajar)
peserta didik mengacu kepada kompetensi dasar sebagaimana tercantum dalam
standar kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Di samping
mengukur hasil belajar peserta didik sesuai dengan ketentuan kompetensi setiap
aspek mata pelajaran di masing-masing kelas, penilaian juga dilakukan untuk

mengetahui kedudukan atau posisi peserta didik dalam 8 level kompetensi yang
ditetapkan secara nasional.
Penilaian berbasis kelas harus memperlihatkan tiga ranah, pengetahuan
( koknitif ), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik), sesuai dengan
rumusan kompetensinya. Ketiga ranah ini semestinya dinilai secara proposional
sesuai dengan sifat bagian atau aspek mata pelajaranyang bersangkutan. Sebagai
contoh, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, penilaiannya harus
menyeluruh pada segenap aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan
mempertimbangkan tingkat perkembangan peserta didik serta bobot setiap aspek
standar isi mata pelajaran. Konkritnya, aspek kognitif meliputi seluruh materi
pembelajaran ( Al Qur an, Keimanan, Akhlak, Ibadah, dan Peradaban); aspek
afektif sangat dominan pada materi pembelajaran akhlak; dan aspek psikomotorik
dan pengamalan sangat dominan pada materi pembelajaran ibadah dan membaca
Al Quran dan aplikasinya dalam kehidupan. Kegiatan penilaian ini semestinya
dilaksanakan dalam kaitan langsung dengan proses pembelajaran dan tidak selalu
harus memerlukan tes atau prosedur asesmen yang bersifat khusus.
Penilaian dalam kelas ini dalam pendidikan agama Islamperlu
memperhatikan prinsip kontinyunitas, yaitu guru secara terus menerus mengikuti
pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan peserta didik. Penilaiannya tidak
saja merupakan kegiatan tes formal, melainkan juga:
1.
Perhatian terhadap peserta didik ketika duduk, berbicara, dan bersikap;
2.
Pengamatan ketika peserta didik berada di ruang kelas, di tempat ibadah, dan
ketika mereka bermain.
Dari berbagai pengamatan itu ada yang perlu dicatat secara tertulis terutama
tentang perilaku yang ekstrim/menonjol atau kelainan pertumbuhan yang
kemudian harus diikuti dengan langkah bimbingan. Penilaian terhadap
pengamatan dapat digunakan observasi, wawancara, angket, quesioner, skala
sikap, dan catatan anekdot.[5]
3. Pengorganisasian Materi
Pengorganisasian materi pelajaran pada hakekatnya adalah kegiatan
menyiasati proses pembelajaran dengan perancangan/rekayasa terhadap unsurunsur instrumental melalui upaya pengorganisasian yang rasional dan
menyeluruh. Kronologis pengorganisasian materi tersebut mencakup tiga tahap
kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Perencanaan terdiri dari
perencanaan per satuan waktu dan perencanaan per satuan bahan ajar.
Perencanaan per satuan waktu terdiri dari program tahunan dan program
semester/caturwulan. Perencanaan per satuan bahan ajar dibuat berdasarkan satu
kebulatan bahan ajar yang dapat disampaikan dalam satu atau beberapa kali
pertemuan. Pelaksanaan terdiri dari langkah-langkah pembelajaran di dalam atau
di luar kelas, mulai dari pendahuluan, penyajian, dan penutup.
Penilaian merupakan proses yang dilakukan terus menerus sejak
perencanaan, pelaksanaan, dan setelah pelaksanaan pembelajaran per pertemuan,
satuan bahan ajar, maupun satuan waktu. Dalam proses perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran hendaknya diikuti langkah-langkah strategis sesuai


dengan prinsip didaktik, antara lain:
dari mudah ke sulit;
dari sederhana ke komplek;
dari kongkrit ke abstrak.
4. Pengorganisasian Silabus
Rambu-rambu yang harus diperhatikan dalam pengorganisasian silabus mata
pelajara Pendidikan Agama Islammencakup membaca Al Quran, nilai-nilai,
aspek pembentukan sikap, ekstrakurikuler, dan keterpaduan. Kesemua rabu-rambu
tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.
a. Membaca Al Quran.
Membaca Al Quran atau hafalan-hafalan tertentu di awal setiap pelajaran selama
5 sampai 10 menit dengan tujuan untuk mengoptimalkan ketercapaian
kemampuan membaca/menghafal Al Quran secara baik dan benar.
b. Nilai-nilai.
Setiap materi yang diajarkan kepada peserta didik mengandung nilai-nilai yang
terkait dengan perilaku kehidupan sehari-hari, misalnya mengajarkan materi
ibadah yaitu Wudhu, selain keharusan menyampaikan air pada semua anggota
wudhu di dalamnya juga terkandung nilai-nilai bersih. Nilai-nilai inilah yang
harus ditanamkan kepada peserta didik dalam pendidikan agama (afektif).
c. Aspek Sikap.
Untuk unsur pokok akhlak misalnya, selain dikaji masalah yang bersangkutan
dengan aspek pengetahuan, aspek fungsionalnya diutamakan pada aspek sikap,
sehingga kelak Peserta didik bersikap sebagai seorang muslim yang berakhlak
mulia. Dan untuk mencapai tujuan tersebut, unsur akhlak juga didukung oleh
cerita-cerita Rasul yang berkaitan dengan sifat-sifat keteladanannya (uswatun
hasanah).
d. Ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islamdapat mendukung kegiatan
intrakurikuler, misalnya melalui kegiatan pesantren kilat, infaq Ramadhan,
peringatan hari-hari besar Islam, bakti sosial, salat Jumat, tahun baru Islam,
lomba baca tulis Al Quran (BTA), dan lain-lain.
e. Keterpaduan.
Pola pembinaan Pendidikan Agama Islamdikembangkan dengan menekankan
keterpaduan antara tiga lingkungan pendidikan, yaitu: lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Untuk itu guru Pendidikan Agama Islam(GPAI) perlu
mendorong dan memantau kegiatan Pendidikan Agama Islamyang dialami oleh
peserta didiknya di dua lingkungan lainnya (keluarga dan masyarakat), sehingga
terwujud keselarasan dan kesesuaian sikap dan perilaku tindak dalam pembinaan
peserta didik. [6]
5. Pemanfaatan Teknologi Komunikasi dan Informasi
Teknologi Komunikasi dan Informasi diperlukan untuk mewujudkan
kreativitas dan keterampilan agar hasil pembelajaran peserta didik dapat diketahui
oleh peserta didik lain atau orang lain. Pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi ditujukan untuk mendapatkan informasi-informasi terbaru dalam

A.

1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

rangka mencari gagasan untuk perancangan dan pembuatan benda-benda


keterampilan sebagai wujud dari kreativitas peserta didik.
Adapun pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi yang digunakan, antara
lain:
melihat hasil teman sekelas dan kelas lain;
melihat pameran keterampilan;
memamerkan hasil keterampilan di majalah dinding;
memamerkan hasil keterampilan ketika pembagian rapot semester, akhir tahun
dan awal tahun;
memasang gambar dan informasi hasil keterampilan di WEB sekolah, WEB
klub keterampilan;
mempublikasikan pada brosur sekolah, brosur khusus keterampilan;
melihat model-model keterampilan yang bermuatan teknologi melalui internet;
melihat tayangan media cetak (koran, majalah, leaflet, dan sebagainya) dan
elektronik (CD,VCD, Video, TV, dan Film)
Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar
Standar Kompotensi Dan Kompotensi Dasar Per Aspek Pokok Mata Pelajaran
Standar kompetensi dan kompetensi dasar tiap kelas yang tercantum dalam
Standar Nasional juga dikelompokkan ke dalam empat unsur pokok mata
pelajaran Pendidikan Agama IslamSD, yaitu : (1) Al Quran, (2) Keimanan; (3)
Akhlak; dan (4) Fiqih (Ibadah). Berdasarkan pengelompokan per aspek,
kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SD dijelaskan berikut.
Al Quran
Menghafal surat-surat pendek pilihan
Mengenal bacaan dan tulisan huruf-huruf dan ayat-ayat Al Quran
Membaca, menghafal, mengartikan, dan mengenalkan isi surat-surat pendek
pilihan
Keimanan
Mengenal enam rukun iman
Menunjukkan bacaan kalimat syahadat
Beriman kepada Allah dan mengenal Al Asmaul Al Husna
Beriman kepada Allah dan mengenal sifat-sifatNya
Beriman kepada Malaikat dan mengenal nama-namanya
Beriman kepada kitab suci dan mengenal nama-namanya
Beriman kepada Rasul
Beriman kepada Hari Akhir
Beriman kepada Qadha dan Qadar
Fiqih (Ibadah)
Mengenal lima rukun Islam
Mengerti tatacara bersuci
Mampu berwudhu
Mampu melaksanakan salat
Mampu melaksanakan salat fardhu
Mampu melaksanakan zikir dan doa setelah salat
Mampu Azan dan Iqamah

h.
i.
4.
a.
b.
c.
5.
d.
e.
f.

Mampu melaksanakan puasa wajib dan sunnat


Mampu mengenali kewajiban zakat
Akhlak
Mampu berperilaku terpuji
Mampu menghindari perilaku tercela
Mampu bertatakrama dalam kehidupan sehari-hari
Sejarah dan Peradaban
Mengenal warisan peradaban IslamNusantara
Mengetahui tokoh-tokoh dalam sejarah misalnya para Wali Songo
Mengenal berbagai institusi keagamaan seperti ulama, kiai, organisasi sosial
Islam, MUI
B.

Penyebaran Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Pada Setiap


Kelas Dan Semester
Kelas I &II ditampilkan pada analisis materi kurikulum dengan materi yang
ada pada buku pelajaran siswa merupakan focus dalam analisis materi. Adapun
kelas III, IV, V dan VI SKKDnya sebagai mana terlihat dibawah ini
Kelas III semester 1
Membaca Al Quran dengan tartil (Dilaksanakan pada setiap awal Pemebelajaran
Pendidikan
Agama Islamselama 5 10 menit)
ASPEK
STANDAR
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
Al-Quran
1. Kemampuan
1.1 peserta didikmengenali hurufmengenali dan
huruf al-Quran
melafalkan huruf1.2 Peserta didik melafalkan hurufhuruf al-Quran
huruf al-Quran
1.3 Peserta didik menulis huruf-huruf
al Quran
Akhlak
2. Kemampuanberpri
2.1 Peserta didik
laku terpuji
menunjukkan/menampilkan
prilaku percaya diri
2.2 Peserta didik
menunjukkan/menampilkan
prilaku tekun
2.3 Peserta didik
menunjukkan/menampilkan
prilaku hemat
Fiqih
3. Kemampuan
3.1 Peserta didik menghafalkan
melaksanakan salat
bacaan shalat dengan lancar
dengan tertib
3.2 Peserta didik
menunjukkan/menampilkan
keserasian gerakan dan bacaan
shalat
Sejarah & 4.
Kemampuan
4.1 Peserta didik mengenal walisongo
Peradaban
mengenal Warisan
4.2 peserta didik mengedentifikasi

IslamNusantara

Al-Quran

5.

Akhlak

6.

Fiqih

7.

Sejarah &
Peradaban

8.

tempat atau lokasi Sunan Ampel,


Sunan Giri dan Malik Ibrahim.
Kelas III Semester 2
Kemampuan
5.1 Peserta didik menulis huruf Al
menulis huruf-huruf
Quran
al-Quran
5.2 Peserta didik membaca huruf Al
Quran
Kemampuan
6.1 Peserta didik
berprilaku terpuji
menunjukkan/menampilkan perilaku
setiakawan
6.2 Peserta didik
menunjukkan/menampilkan perilaku
kerja keras
6.3 Peserta didik
menunjukkan/menampilkan perilaku
tidak berfoya-foya
Kemampuan
7.1 Peserta didik menjelaskan tatacara
melakukan
shalat
salat fardhu
fardhu
7.2 Peserta didik melakukan
(mendemostrasikan) salat fardhu
Kemampuan
8.1 Peserta didik mengenal Sunan
mengenal warisan
Kalijaga, Sunan Kudus, dan Sunan
IslamNusantara
Muria
8.2 Peserta didik mengenal Sultan
Iskandar Muda, Sultan Hasanuddin,
dan Pangeran Diponegoro

Kelas IV Semester 1
Membaca Al Quran dengan tartil (Dilaksanakan pada setiap awal pembelajaran
Pendidikan
Agama Islamselama 5 10 menit)
ASPEK
STANDAR
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
Al-Quran
1.
Kemampuan 1.1 Peserta didik membaca ayat-ayat Al
membaca dan
Quran
menulis ayat- 1.2 Peserta didik menulis ayat-ayat Al
ayat Al Quran
Quran
Keimanan
2.
Kemampuan 2.1 Peserta didik menyebutkan sifat-sifat
mengimani
wajib bagi Allah SWT
Allah
SWT 2.2 Peserta didik mengartikan sifat-sifat
melalui
wajib bagi Allah SWT
pengenalan
sifat-sifatNya
Akhlak
3.
Kemampuan 3.1 Peserta didik mengisahkan kisah Nabi
berprilaku
Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail

terpuji
Fiqih

4.

Sejarah
& Peradaban

5.

Al-Quran

6.

Keimanan

7.

Akhlak

8.

Fiqih

9.

AS
3.2 Peserta didik meneladani ketaatan
nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS
Kemampuan 4.1 Peserta didik menyebutkan rukunmengenali
rukun salat
ketentuan4.2 Peserta didik menyebutkan sunatketentuan
sunat salat
salat
4.3 Peserta didik menyebutkan syarat sah
dan syarat wajib salat
4.4 Peserta didik menyebutkan hal-hal
yang membatalkan salat
Kemampuan 5.1 Peserta didik mengenal Sunan
mengenal
Bonang, Sunan Gunung Jati, dan
Warisan
Sunan Drajat
IslamNusantar 5.2 Peserta didik mengenal Sultan
a
Malikus Saleh, Syech Yusuf Makassar
Kelas IV Semester 2
Kemampuan 6.1 Peserta didik (menyimak dan)
hafal
Al
melafalkan surat Al-Lahab dengan
-Quran suratlancar
surat pendek 6.2 Peserta didik melafalkan surat Anpilihan
Naas dan Al-Falaq secara hafalan
dengan lancar (menghafal surat AnNaas dan Al-Falaq dengan lancar) AlLahab dengan lancar (menghafal surat
Al-Ikhlas dengan lancar)
6.3 Peserta didik (menyimak dan)
melafalkan surat Al-Kafirun dengan
lancar
6.4 Peserta didik menghafal surat AlKafirun dengan lancar
Kemampuan 7.1 Peserta didik mengartikan malaikat
mengenali
7.2 Peserta didik mampu menyebutkan
nama-nama
nama-nama malaikat
malaikat
7.3 Peserta didik mampu menyebutkan
beserta
tugas-tugas malaikat
tugasnya
Kemampuan 8.1 Peserta
didik
menunjukkan/
berprilaku
menampilkan perilaku hormat dan
terpuji
santun kepada Guru
8.2 Peserta
didik
menunjukkan/
menampilkan perilaku sopan dan
santun kepada tetangga
Kemampuan 9.1 Peserta didik melakukan dzikir
melaksanakan
setelah salat

Sejarah
&
Peradaban

dzikir
dan 9.2 Peserta
didik
mempraktekkan
doa
berdoa setelah salat
10. Kemampuan 10.1 Peserta didik mengenal Nurruddin Ar
mengenal
Raniri, Adushomad Al Palembani,
tokoh-tokoh
Syech Arsyad Banjar
pejuang
10.2 Peserta didik mengenal Sultan Goa,
IslamNusantar
Sultan Tidore, dan Sultan Bima
a

Kelas V Semester 1
Membaca Al Quran dengan tartil (Dilaksanakan pada setiap awal pembelajaran
Pendidikan
Agama Islamselama 5 10 menit)
ASPEK
Al-Quran

STANDAR
KOMPETENSI
1. Kemampuan hafal
Al-Quran
suratsurat pendek pilihan

Keimanan

2. Kemampuan
mengenali
kitabkitab Allah SWT

Akhlak

3. Kemampuan
berperilaku terpuji

Fiqih

4. Kemampuan
mengumandangkan
azan & iqamah

Sejarah &
Peradaban

5. Kemampuan
mengenalinstitusi
keagamaan
IslamNusantara

KOMPETENSI DASAR
1.1 Peserta didik (menyimak dan) melafalkan
surat Al-Maun dengan lancar
1.2 Peserta didik menghafal surat Al-Maun
dengan lancar
1.3 Peserta didik (menyimak dan) melafalkan
surat Al-Fiil dengan lancar
1.4 Peserta didik menghafal surat Al-Fiil
dengan lancar
2.1 Peserta didik menyebutkan nama-nama
kitab Allah
2.2 Peserta didik menyebutkan nama-nama
rasul yang menerima kitab-kitab Allah SWT
2.3 Peserta didik menjelaskan bahwa Al
Quran adalah kitab suci umat Islam
3.1 Peserta didik mengisahkan kisah Nabi
Ayub AS
3.2 Peserta didik meneladani kesabaran Nabi
Ayub AS
3.3 Peserta didik menunjukkan/menampilkan
perilaku sabar
4.1 Peserta didik menghafal lafal azan dan
iqamah
4.2 Peserta didik mengumandangkan azan dan
iqamah
5.1 Peserta didik mengetahui organisasi massa
Islamantara lain NU dan Muhammadiyah
5.2 Peserta didik mengetahui tokoh-tokoh
organisasi massa Islammisalnya NU dan
Muhammadiyah

Al-Quran

Keimanan

Akhlak

Fiqih

Sejarah &
Peradaban

Kelas V Semester 2
6.
Kemampuan hafal 6.1 Peserta didik (menyimak dan) melafalkan
Al-Quran
suratsurat At-Takatsur dengan lancar
surat pendek pilihan
6.2 Peserta didik menghafal surat At-Takatsur
dengan lancar
7.
Kemampuan
7.1 Peserta didik menyebutkan nama-nama
mengenali
RasulRasul Allah SWT
Rasul Allah SWT
7.2 Peserta didik menyebutkan nama-nama
Ulul azmi daripara Rasul
7.3 Peserta didik membedakan antara Nabi
dan Rasul
8.
Kemampuan
8.1 Peserta didik menunjukkan/menampilkan
berperilaku terpuji
perilaku disiplin
8.2 Peserta didik menunjukkan/menampilkan
perilaku tolong menolong
9.
Kemampuan
9.1 Peserta didik menghindari perilaku
menghindari sikap
mencuri
tercela
9.2 Peserta didik menghindari perilaku lalai
10. Kemampuan
10.1 Peserta didik menyebutkan ketentuanmengenali
ketentuan puasa Ramadhan
puasa wajib
10.2 Peserta
didik
melakukan
puasa
ramadhan
11. Kemampuan
11.1 Peserta didik mengetahui lembaga
mengenal
institusi
pengulu keraton, mahkamah syariyah
keagamaan
Islam
IslamNusantara
11.2 Peserta didik mengetahui Persatuan
Ulama Aceh masa perjuangan, Al Irsyad, Al
Khairiyah

Kelas VI Semester 1
Membaca Al Quran dengan tartil (Dilaksanakan pada setiap awal pembelajaran
Pendidikan
Agama Islam selama 5 10 menit)
SPEK
STANDAR
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
Al-Quran
1.
Kemampuan
1.1 Peserta didik membaca dengan fasih
memahami dan
dan mengartikan surat Al-Fatihah
mengamalkan isi 1.2 Peserta didik membaca dengan fasih
Al-Quran suratdan mengartikan surat Al-Ikhlas
surat
pendek 1.3 Peserta didik mengamalkan isi surat
pilihan
Al-Fatihah dan Al-Ikhlas
Keimanan
2.
Kemampuan
2.1 Peserta didik menyebutkan namameyakini adanya
nama Hari Akhir
Hari Akhir
2.2 Peserta didik menjelaskan tandatanda Hari Akhir

Akhlak

3.

Kemampuan
berperilaku
Terpuji

Fiqih

4.

Kemampuan
mengenali puasa
sunat

5.

Sejarah
dan
Peradaban

Al-Quran

Keimanan

Akhlak

Fiqih

Sejarah &
Peradaban

3.1 Peserta didik mengisahkan kisah


Nabi Musa AS
3.2 Peserta didik meneladani
keberanian Nabi Musa AS
3.3 Peserta didik
menunjukkan/menampilkan perilaku
pemberani karena benar
4.1 Peserta didik menyebutkan puasa
sunat Senin-Kamis
4.2 Peserta didik melakukan puasa
sunat Senin-Kamis
5.1 Peserta didik mengetahui lembaga
Majelis UlamaIndonesia
5.2 Peserta didik mengetahui Persis,
Perti, Syarikat Islam

Kemampuan
mengenal
institusi
keagamaan
IslamNusantara
Kelas VI semester 2
6.
Kemampuan
6.1 Peserta didik membaca dengan fasih
memahami dan
dan mengartikan surat An-Nashr dan
mengamalkankan
surat Al-Ashr
isi Al- Quran
6.2 Peserta didik mengamalkan isi
surat-surat
surat An-Nashr dan surat Al-Ashr
pendek pilihan
dalam kehidupan
7.
Kemampuan
7.1 Peserta didik mengartikan Qadha
meyakini adanya
dan Qadar
Qadha dan Qadar
7.2 Peserta didik menunjukkan
hubungan Qadha dan Qadar
8.
Kemampuan
8.1 Peserta didik
berperilaku
menunjukkan/menampilkan perilaku
Terpuji
sikap suka bersilaturrahim
8.2 Peserta didik
menunjukkan/menampilkan perilaku
meminta dan atau memberi maaf
9.
Kemampuan
9.1 Peserta didik mengisahkan kisah
meneladani Nabi
Nabi Isa AS
Isa AS
9.2 Peserta didik meneladani ketaatan
Nabi Isa AS
10. Kemampuan
10.1 Peserta didik menyebutkan macammengenali
macam zakat
kewajiban zakat 10.2 Peserta didik menyebutkan
ketentuan zakat fitrah
11. Kemampuan
11.1 Peserta didik mengetahui tradisi
mengenal tradisi
kesenian Islamdi Nusantara misalnya
kesenian
sekaten, syamman Aceh
IslamNusantara

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

ANALISIS BAHAN AJAR BUKU PAI SD DENGAN KURIKULUM PAI SD


Seperti yang diketahui jenis jenis bahan ajar dalam sebuah pembelajaran
sangat banyak baik secara tertulis maupun secara tidak tertulis (pengamatan)
dalam analisis materi Pembelajaran pendidikan Agama Islam SD ini penulis
mengambil bahan ajar tertulis yang berupa buku cetak pelajaran PAI SD.
Seyogyanya bahan ajar yang akan digunakan harus dianalisis terlebih
dahulu, agar dapat diketahui kelebihan dan kelemahannya. Analisis dilakukan
terhadap ketersediaan, kesesuaian dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Cara
menganalisisnya adalah menginventarisasi ketersediaan bahan ajar yang dikaitkan
dengan kebutuhan. Oleh karena itu menganalisis bahan ajar merupakan suatu
proses yang sistematis dalam menguraikan suatu objek atau subjek penelitian
yang selanjutnya disusun dan diberikan penilaian berdasarkan segala bentuk
bahan ajar yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan
pembelajaran dikelas. Menurut Krumm ada beberapa criteria dalam menganalisis
bahan ajar yaitu :
Susunan bahan ajar
Tampilan
Kesesuaian dengan rencana pembelajaran
Isi atau pokok
Bahasa
Tata bahasa
Latihan latihan
Pandangan atau wawasan siswa
Sehubungan dengan penulisan yang menganalisis materi berupa bahan cetak
maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan susunan tampilan, bahasa yang
mudah, menguji pemahaman, stimulant , kemudahan dibaca dan materi yang
intruksional

BAB III
PENUTUP
Dengan analisis materi yang sudah dipaparkan pada pembahasan di muka
dapat disimpulkan bahwasannya materi yang ditampilkan sudah dapat dikatakan
singkron dengan SKKD kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Namun perlu adanya perhatian guru dan penulis buku untuk dapat
mengkritisi waktu dengan materi dan psikologi siswa dalam pembelajaran dalam
memilih materi karena seperti halnya pada analisi dimuka tidak termasuknya
beberapa kompetensi dasar yang ada pada kurikulum SKKD kedalam buku
pelajaran, ini menunjukkan materi yang lebih besar dari pada alokasi yang ada
pada kurikulum sekolah yang disediakan. Ataukah SKKD dibuat untuk diadakan
seleksi dipilih yang mana terbaik?

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pendidikan Dasar Garis-Garis Besar Program Pengajaran Sekolah Dasar
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam tahun 1993/1994
F.J Monks , Knoers dan Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan Pengantar
Dalam Berbagai Bagiannya, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 2006
http:// www.docstoc.com/docs/2864110/5-PANDUAN -PENGEMBANGAN-BAHANAJAR 270208
http://nenggelisfransori.wordpress.com/2010/01/27/menganalisis-kwalitas-buku-teksberdasarkan-cara-penilaian-buku-teks-dengan-10-kriteria-greene-dan-petty/
Muhammad Abid Maksum, Khazanah Pendidikan Agama Islam Kelas I Sekolah
Dasar,Jakarta: Tiga Serangkai 2007
Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Dasar, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
Zakiah Daarajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2011

[1] Zakiah Daarajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, hal
88
[2] Direktorat
Pendidikan Dasar Garis-Garis
Besar
Program
Pengajaran Sekolah Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islamtahun
1993/1994 hal 1
[3] Direktorat Pendidikan Dasar Garis-Garis Besar.., hal.3
[4] Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam
Di Sekolah Dasar, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2008
[5] Ibid.,
[6] Ibid.,
[7] http:// www.docstoc.com/docs/2864110/5-PANDUAN
-PENGEMBANGAN-BAHAN-AJAR 270208

[8] F.J Monks , Knoers dan Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan
Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada,
2006, hal. 226
[9] http://nenggelisfransori.wordpress.com/2010/01/27/menganalisiskwalitas-buku-teks-berdasarkan-cara-penilaian-buku-teks-dengan-10-kriteriagreene-dan-petty/

Materi Pendidikan Agama Islam SD Kelas IV Semester 1

Materi Pokok : Surah Al Fatihah

Kelas/Semester : 4/1
Standart Kompetensi
Membaca surat-surat Al Quran
Kompetensi Dasar
Membaca surat Al Fatihah dengan lancar
Para pembaca yang dirahmati Allah suhanahu wataala, setiap hari umat Islam
menjalankan ritual shalat yang merupakan salah satu bentuk peribadahan kepada
Allah suhanahu wataala. Setiap kita melaksanakan shalat, kita diperintah untuk
membaca surat Al Fatihah sebagai salah satu rukun shalat. Rasulullah shalallahu
alaihi wasallam bersabda:

Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Fatihatul Kitab (Al Fatihah).
(HR. Abu Dawud no. 297 dan At Tirmidzi no. 230 dari shahabat Abu Hurairah
dan

Aisyah)

Surat ini termasuk deretan surat Makkiyah (yang turun sebelum hijrah) dan terdiri
dari tujuh ayat.
Nama Lain Surat Al Fatihah Surat Al Fatihah memiliki banyak nama. Di
antaranya; Fatihatul Kitab (pembuka kitab/Al Quran). Karena Al Quran, secara
penulisan dibuka dengan surat ini. Demikian pula dalam shalat, Al Fatihah
sebagai

pembuka

dari

surat-surat

lainnya.

Al Fatihah dikenal juga dengan sebutan As Sabul Matsani (tujuh yang diulangulang). Disebabkan surat ini dibaca berulang-ulang pada setiap rakaat dalam
shalat.
Dinamakan juga dengan Ummul Kitab. Karena di dalamnya mencakup pokokpokok Al Quran, seperti aqidah dan ibadah.
Keutamaan surat Al Fatihah Surat Al Fatihah memiliki berbagai macam
keutamaan dan keistimewaan dibanding dengan surat-surat yang lain. Di
antaranya adalah; Al Fatihah merupakan surat yang paling agung. Al Imam Al
Bukhari meriwayatkan dari shahabat Abu Said Al Mualla, bahwasanya
Rasulullah

shalallahu

alaihi

wasallam

bersabda

(artinya):

Sungguh aku akan ajarkan kepadamu surat yang paling agung dalam Al Quran
sebelum engkau keluar dari masjid? Lalu Rasulullah shalallahu alaihi wasallam
memegang tanganku. Disaat Beliau shalallahu alaihi wasallam hendak keluar dari
masjid, aku bertanya: Ya Rasulullah! Bukankah engkau akan mengajariku
tentang surat yang paling agung dalam Al Quran? Maka Rasulullah shalallahu
alaihi wasallam berkata: Ya (yaitu surat)


Ia adalah As Sabu Al Matsani dan Al Quranul Azhim (Al Quran yang Agung)
yang diwahyukan kepadaku. (HR. Al Bukhari no. 4474)
Al Fatihah merupakan surat istimewa yang tidak ada pada kitab-kitab terdahulu
selain Al Quran. Dari shahabat Ubay bin Kaab radhiallahu anhu, bahwasanya
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berkata kepadanya: Maukah engkau aku
beritahukan sebuah surat yang tidak ada dalam kitab Taurat, Injil, Zabur, dan
demikian pula tidak ada dalam Al Furqan (Al Quran) surat yang semisalnya?
Kemudian Rasulullah shalallahu alaihi wasallam memberitakan surat itu adalah
Al Fatihah. (HR. At Tirmidzi no. 2800)
Al Fatihah sebagai obat dengan izin Allah suhanahu wataala. Al Imam Al
Bukhari meriiwayatkan dari shahabat Abu Said Al Khudri radhiallahu anhu
tentang kisah kepala kampung yang tersengat kalajengking. Lalu beberapa
shahabat Nabi shalallahu alaihi wasallam meruqyahnya dengan membacakan
surat Al Fatihah kepadanya. Dengan sebab itu Allah suhanahu wataala
menyembuhkan penyakit kepala kampung itu. Terkait dengan shalat sebagai rukun
Islam yang kedua, Al Fatihah merupakan unsur terpenting dalam ibadah itu.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:



Barang siapa shalat dalam keadaan tidak membaca Al Fatihah, maka shalatnya
cacat (Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mengulanginya sampai tiga kali)
tidak sempurna. (HR. Muslim no. 395, dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu
anhu)

Bahkan membaca Al Fatihah termasuk rukun dalam shalat, sebagaimana riwayat


diatas.Tafsir Surat Al Fatihah Pembaca yang dirahmati Allah suhanahu wataala,
berikut ini merupakan ringkasan tafsir dari surat Al Fatihah:

Segala puji bagi Allah Rabbul alamin.
Segala pujian beserta sifat-sifat yang tinggi dan sempurna hanyalah milik Allah
suhanahu wataala semata. Tiada siapa pun yang berhak mendapat pujian yang
sempurna kecuali Allah suhanahu wataala. Karena Dia-lah Penguasa dan
Pengatur segala sesuatu yang ada di alam ini. Dia-lah Sang Penguasa Tunggal,
tiada sesuatu apa pun yang berserikat dengan kuasa-Nya dan tiada sesuatu apa pun
yang luput dari kuasa-Nya pula. Dia-lah Sang Pengatur Tunggal, yang mengatur
segala apa yang di alam ini hingga nampak teratur, rapi dan serasi. Bila ada yang
mengatur selain Allah suhanahu wataala, niscaya bumi, langit dan seluruh alam
ini akan hancur berantakan. Dia pula adalah Sang Pemberi rezeki, yang
mengaruniakan nikmat yang tiada tara dan rahmat yang melimpah ruah. Tiada
seorang pun yang sanggup menghitung nitmat yang diperolehnya. Disisi lain, ia
pun tidak akan sanggup membalasnya. Amalan dan syukurnya belum sebanding
dengan nikmat yang Allah suhanahu wataala curahkan kepadanya. Sehingga
hanya Allah suhanahu wataala yang paling berhak mendapatkan segala pujian
yang sempurna.

Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang.
Ar Rahman dan Ar Rahim adalah Dua nama dan sekaligus sifat bagi Allah
suhanahu wataala, yang berasal dari kata Ar Rahmah. Makna Ar Rahman lebih
luas daripada Ar Rahim. Ar Rahman mengandung makna bahwa Allah suhanahu
wataala mencurahkan rahmat-Nya kepada seluruh makhluk-Nya, baik yang
beriman atau pun yang kafir. Sedangkan Ar Rahim, maka Allah suhanahu wataala
mengkhususkan rahmat-Nya bagi kaum mukminin saja. Sebagaimana firman
Allah suhanahu wataala: Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang
yang beriman. (Al Ahzab: 43)

Yang menguasai hari kiamat.


Para ulama ahli tafsir telah menafsirkan makna Ad Din dari ayat diatas adalah
hari perhitungan dan pembalasan pada hari kiamat nanti. Umur, untuk apa
digunakan? Masa muda, untuk apa dihabiskan? Harta, dari mana dan untuk apa
dibelanjakan? Tiada seorang pun yang lepas dan lari dari perhitungan amal
perbuatan yang ia lakukan di dunia. Allah suhanahu wataala berfirman (artinya):
Tahukah kamu apakah hari pembalasan itu? Sekali lagi, tahukah kamu apakah
hari pembalasan itu? (Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikitpun
untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan
Allah. (Al Infithar: 17-19)

Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami mohon
pertolonga.
Secara kaidah etimologi (bahasa) Arab, ayat ini terdapat uslub (kaidah) yang
berfungsi memberikan penekanan dan penegasan. Yaitu bahwa tiada yang berhak
diibadahi dan dimintai pertolongan kecuali hanya Allah suhanahu wataala
semata. Sesembahan-sesembahan selain Allah itu adalah batil. Maka sembahlah
Allah suhanahu wataala semata.
Sementara itu, disebutkan permohonan tolong kepada Allah setelah perkara
ibadah, menunjukkan bahwa hamba itu sangat butuh kepada pertolongan Allah
suhanahu wataala untuk mewujudkan ibadah-ibadah yang murni kepada-Nya.
Selain itu pula, bahwa tiada daya dan upaya melainkan dari Allah suhanahu
wataala. Maka mohonlah pertolongan itu hanya kepada Allah suhanahu wataala.
Tidak pantas bertawakkal dan bersandar kepada selain Allah suhanahu wataala,
karena segala perkara berada di tangan-Nya. Hal ini sebagaimana firman Allah
suhanahu wataala (artinya):
Maka sembahlah Dia dan bertawakkallah kepada-Nya. (Hud: 123)


Tunjukkanlah kami ke jalanmu yang lurus.Yaitu jalan yang terang yang
mengantarkan kepada-Mu dan jannah (surga)-Mu berupa pengetahuan (ilmu)
tentang jalan kebenaran dan kemudahan untuk beramal dengannya.

Al Imam Ahmad dalam Musnadnya meriwayatkan dari shahabat An Nawas bin


Saman radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam
bersabda: Allah memberikan permisalan ash shirathul mustaqim (jembatan yang
lurus), diantara dua sisinya terdapat dua tembok. Masing-masing memiliki pintupintu yang terbuka, dan di atas pintu-pintu tersebut terdapat tirai-tirai tipis dan di
atas pintu shirath terdapat seorang penyeru yang berkata: Wahai sekalian
manusia masuklah kalian seluruhnya ke dalam as shirath dan janganlah kalian
menyimpang. Dan ada seorang penyeru yang menyeru dari dalam ash shirath, bila
ada seseorang ingin membuka salah satu dari pintu-pintu tersebut maka penyeru
itu berkata: Celaka engkau, jangan engkau membukanya, karena jika engkau
membukanya, engkau akan terjungkal kedalamnya. Maka ash shirath adalah Al
Islam, dua tembok adalah aturan-aturan Allah, pintu-pintu yang terbuka adalah
larangan-larangan Allah. Penyeru yang berada di atas ash shirath adalah
Kitabullah (Al Quran), dan penyeru yang berada didalam ash shirath adalah
peringatan Allah bagi hati-hati kaum muslimin.

Yaitu jalannya orang-orang yang engkau beri kenikmatan. Siapakah mereka itu?
Meraka adalah sebagaimana yang dalam firman Allah suhanahu wataala: Dan
barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah yaitu: Nabi-nabi, para
shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka
itulah sebaik-baik teman. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah dan Allah
cukup mengetahui. (An Nisaa: 69-70

Dan bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalan orangorang

yang

sesat.

Orang-orang yang dimurkai Allah suhanahu wataala adalah orang-orang yang


mengetahui kebenaran akan tetapi enggan mengamalkannya. Mereka itu adalah
kaum Yahudi. Allah suhanahu wataala berfirman berkenaan dengan keadaan
mereka

(artinya):

Katakanlah Wahai Muhammad: Maukah Aku beritakan kepadamu tentang orang-

orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah,
yaitu orang-orang yang dikutuk dan dimurkai oleh Allah. (Al Maidah: 60)
Adapun jalan orang-orang yang sesat adalah bersemangat untuk beramal dan
beribadah, tapi bukan dengan ilmu. Akhirnya mereka sesat disebabkan kebodohan
mereka. Seperti halnya kaum Nashara. Allah suhanahu wataala memberitakan
tentang

keadaan

mereka:

Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat
dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan
kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus. (Al Maidah:
77)
At Tamin Pembaca yang dirahmati Allah suhanahu wataala, At Tamin adalah
kalimat Amin yang diucapkan setelah selesai membaca Al Fatihah dalam shalat
dan bukan merupakan bagian dari surat tersebut, yang mempunyai arti Ya Allah
kabulkanlah

doa

kami.

Diriwayatkan dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwasanya


Rasulullah shalallahu alaihi wasallam ketika membaca:

maka Beliau shalallahu alaihi wasallam mengucapkan Amin sampai orang-orang


yang di belakangnya dari shaf pertama mendengar suaranya. (HR. Abu Dawud
dan

Ibnu

Majah)

Barang siapa yang taminnya bersamaan dengan tamin malaikat, maka Allah
suhanahu wataala menjanjikan ampunan bagi dia. Sebagaimana hadits yang
diriwayatkan shahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwasanya Rasulullah
shalallahu alaihi wasallam bersabda: Jika imam mengucapkan amin maka
ikutilah, karena barang siapa yang taminnya bersamaan dengan tamin malaikat,
niscaya ia diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaqun alaih)
Kandungan surat Al Fatihah Pembaca yang dirahmati Allah suhanahu wataala,
surat ini memiliki kandungan faidah yang banyak dan agung, berikut ini beberapa
di antaranya yang dapat kami sebutkan:
1. Surat ini terkandung di dalamnya tiga macam tauhid:

Tauhid Rububiyyah, yaitu beriman bahwa hanya Allah suhanahu wataala yang
menciptakan, mengatur dan memberi rizqi, sebagaimana yang terkandung di
dalam penggalan ayat: Rabbul alamin .
Tauhid Asma wa Shifat, yaitu beriman bahwa Allah suhanahu wataala
mempunyai nama-nama serta sifat-sifat yang mulia dan sesuai dengan keagunganNya. Diantaranya Ar Rahman dan Ar Rahim.
Tauhid Uluhiyyah, yaitu beriman bahwa tiada sesembahan yang berhak
disembah kecuali Allah suhanahu wataala semata. Adapun sesembahan selain
Allah suhanahu wataala adalah batil. Diambil dari penggalan ayat: Hanya
kepada-Mu kami menyembah dan memohon pertolongan.
2. Penetapan adanya hari kiamat dan hari pembalasan, sebagaimana potongan ayat:
Penguasa hari pembalasan.
3. Perintah untuk menempuh jalan orang-orang yang shalih.
4. Peringatan dan ancaman dari enggan untuk mengamalkan ilmu yang telah
diketahui. Karena hal ini mendatangkan murka Allah suhanahu wataala.
Demikian pula, hendaklah kita berilmu sebelum berkata dan beramal. karena
kebodohan akan mengantarkan pada jalan kesesatan.
Penutup
Demikianlah ringkasan dari tafsir surat Al Fatihah. Semoga dapat mengantarkan
kita kepada pemahaman yang benar di dalam menempuh agama yang diridhai
oleh Allah suhanahu wataala ini. Amin, Ya Rabbal Alam

Anda mungkin juga menyukai