Anda di halaman 1dari 7

Nurul Farha, Hubungan Pola Makan, Aktifitas Fisik, serta Pendapatan

Keluarga dengan Kejadian Overweight pada Anak Usia Sekolah Dasar


di SDN 030 dan SDN 031 Kota Pekanbaru Tahun 2015

2016

HUBUNGAN POLA MAKAN, AKTIFITAS FISIK, SERTA


PENDAPATAN
KELUARGA
DENGAN
KEJADIAN
OVERWEIGHT PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI SDN
030 DAN SDN 031 KOTA PEKANBARU TAHUN 2015
THE RELATION OF FOOD CONSUMPTION PATTERN,
PHYSICAL ACTIVITY, AS WELL AS FAMILY INCOME WITH
AN OCCURRENCE OVERWEIGHT ON CHILD PRIMARY
SCHOOL AGE IN SDN 030 AND SDN 031 PEKANBARU 2015
Mangapul Banjarnahor*, Nurul Farha **

* Dosen Program Studi (S1) Ilmu Kesehatan Masyarakat Stikes Hang Tuah Pekanbaru

** Mahasiswa Program Studi (S1) Ilmu Kesehatan Masyarakat Stikes Hang Tuah Pekanbaru

Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat


STIKes Hang Tuah Pekanbaru
ABSTRAK

Masalah gizi pada anak di Indonesia akhir-akhir ini cenderung menunjukkan


masalah gizi ganda yang berarti disamping masih terus berkutat dalam menghadapi gizi
kurang, dilain pihak pada golongan masyarakat tertentu di kota besar mulai menghadapi
gizi lebih atau obesitas. Karena gizi lebih atau overweight pada anak mempunyai
konsekuensi medis yang serius terutama untuk masa depan yang bersangkutan maupun
terhadap ketersediaan kualitas manusia Indonesia selanjutnya.
Tujuan Penelitian ini adalah diketahuinya hubungan pola makan, aktivitas fisik
serta pendapatan keluarga dengan kejadian kegemukan pada anak SDN 030 dan SDN 031
Pekanbaru.
Metode penelitian ini adalah penelitian analitik kuantitatif, dengan desain cross
sectional, respondennya adalah siswa kelas IV, V dan VI SDN 030 dan SDN 031
Pekanbaru pada bulan Juni. Sampel penelitian ini sebanyak 156 kelas IV, V dan VI SDN
030 dan SDN 031 Pekanbaru. Teknik pengambilan data adalah total sampling. Analisis
yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-square, alat ukur
yang digunakan adalah kuisioner dan pengolahan data menggunakan komputerisasi.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pola makan (p value
0,001, nilai POR=3,097), aktifitas fisik (p value 0,027, nilai POR=2,205), pendapatan
keluarga (p value 0,028, nilai POR, 2,095) dengan kejadian overweight.
Disarankan bagi SDN 030 dan SDN 031 dapat memberikan informasi kepada
siswa seputar pola makan yang baik serta seputar kegemukan (overweight), dengan cara
memasang poster-poster kesehatan di dinding-dinding sekolah.
Kata Kunci

: Overweight, Pola Makan, Aktifitas Fisik, Pendapatan


Keluarga

Nurul Farha, Hubungan Pola Makan, Aktifitas Fisik, serta Pendapatan


Keluarga dengan Kejadian Overweight pada Anak Usia Sekolah Dasar
di SDN 030 dan SDN 031 Kota Pekanbaru Tahun 2015

2016

ABSTRACT

The problem of nutrition for children in Indonesia recently tended to show


the problem of double meaning in nutrition are still traded in the face of
malnutrition, some other parties in certain groups in big cities began to face more
nutrition or obesity. Because more or overweight children in nutrition have
serious medical consequences for the future especially concerned and to the
availability of the quality of Indonesian human next.
The purpose of this research discovery is the relation of a pattern of
eating, physical activity and family income on child obesity by events and SDN
030 SDN 031 Pekanbaru.
A method of this research is quantitative analytic research, with the design
of cross sectional, fourth grade students respondent is IV , V and VI SDN 030
SDN 031 Pekanbaru in June .The sample as many as class IV, V and VI SDN 030
SDN 031 Pekanbaru. The data is a total of sampling techniques. The analysis
used is the analysis and bivariat univariat chi-square by test, a measuring
instrument used is quisioner and computerized data processing using.
The results of research shows there is the relation between diet value 0,001
(POR= 3,097 ) value , physical activity value 0,027 ( POR= 2,205 ) value, income
families 0,028 values of (POR= 2,095 ) with the incident overweight.
Advised for SDN 030 SDN 031 Pekanbaru can provide information to
students about the pattern of good eating as well as surrounding fatness by means
of put up posters of health in the walls of school.

Keywords

: Overweight, Eating Pattern, Physical Activity, Family


Income

Nurul Farha, Hubungan Pola Makan, Aktifitas Fisik, serta Pendapatan


Keluarga dengan Kejadian Overweight pada Anak Usia Sekolah Dasar
di SDN 030 dan SDN 031 Kota Pekanbaru Tahun 2015
PENDAHULUAN

Masalah gizi pada anak di


Indonesia akhir-akhir ini cenderung
menunjukkan masalah gizi ganda yang
bearti disamping masih terus berkutat
dalam menghadapi gizi kurang, dilain
pihak pada golongan masyarakat
tertentu
di
kota
besar
mulai
menghadapi gizi lebih atau obesitas.
Karena gizi lebih atau overweight pada
anak mempunyai konsekuensi medis
yang serius terutama untuk masa depan
yang bersangkutan maupun terhadap
ketersediaan
kualitas
manusia
Indonesia selanjutnya (Subardja, 2004)
World Health Organization
(WHO) melaporkan bahwa pada tahun
2008, sekitar 1,4 milyar orang dewasa
usia 20 tahun ke atas mengalami
overweight, dengan prevalensi sebesar
10% pada pria dan 14% pada wanita.
Angka ini mengalami peningkatan 2
kali lipat bila dibandingkan dengan
tahun 1980 (5% pada pria dan 8% pada
wanita). Prevalensi tertinggi masih
terjadi di negara maju, seperti di
Amerika
maupun
Eropa
yang
mengalami overweight 62% dan 26%
obesitas. Di Asia Tenggara, angka
overweight mencapai 14% dan 3%
obesitas (WHO, 2008). Prevalensi
obesitas di dunia pada anak-anak usia
6-11 tahun mengalami peningkatan dari
7% menjadi 19% dan 5% menjadi 17%
pada usia 12-19 tahun selama masa
periode dari tahun 1980-2004 (Ogden
et al, 2006).
Prevalensi
kegemukan
meningkat dari tahun ketahun, baik di
negara maju maupun negara yang
sedang berkembang. Berdasarkan data
kementrian kesehatan tahun 2007,
prevalensi kegemukan pada anak-anak
usia 8 dan 14 tahun mencapai 9,5%
untuk pria, sedangkan pada perempuan
mencapai 6,4%. Kondisi ini meningkat

2016

dari tahun 1990-an yang berkisar 4%


(Riskesdas 2007).
Menurut Riskesdas (2010)
secara nasional masalah kegemukan
pada anak umur 6-12 tahun masih
tinggi yaitu 9,2% atau masih diatas
5,0%. Prevalensi kegemukan pada anak
laki-laki umur 6-12 tahun lebih tinggi
dari prevalensi pada anak perempuan
yaitu berturut-turut sebesar 10,7% dan
7,7%. Berdasarkan tempat tinggal
prevalensi kegemukan lebih tinggi di
perkotaan
dibandingkan
dengan
prevalensi di pedesaan yaitu berturutturut sebesar 10,4% dan 8,1%.
Berdasarkan Penelitian yang di
lakukan Keti (2013) di Bengkalis yang
dilakukan pada anak SDN 02 Bantan
Tua
Kabupaten
Bengkalis
menunjukkan bahwa adanya hubungan
pola makan dengan kejadian obesitas
sebesar 27,0%, sayur 27,5%, buahbuahan 22,9% dan hubungan kejadian
obesitas dengan fastfood sebanyak
32,1%. Sedangkan hubungan aktivitas
fisik yang dilakukan oleh anak dengan
obesitas adalah sebesar 29,9%.
Penelitian
yang
dilakukan
Rendy (2013) di Manado yang
dilakukan pada anak SDN 08 Manado
menunjukkan
proporsi
keluarga
berpendapatan tinggi yang memiliki
anak obesitas sebesar 55,9 % dan pada
keluarga berpendapatan rendah yang
memiliki anak obesitas sebesar 25 %.
Provinsi Riau termasuk 10
provinsi yang memiliki prevalensi
kegemukan diatas target nasional yaitu
9,5%. Kota Pekanbaru merupakan ibu
kota Provinsi Riau. Kota Pekanbaru ini
adalah salah satu kota yang masuk
dalam kategori kota maju yang
berkemungkinan prevalensi kegemukan
pada
anak
sekolah
cenderung
meningkat. Menurut data dari Dinas
Kesehatan Pekanbaru
persentase
kegemukan dan obesitas Siswa SD / MI

Nurul Farha, Hubungan Pola Makan, Aktifitas Fisik, serta Pendapatan


Keluarga dengan Kejadian Overweight pada Anak Usia Sekolah Dasar
di SDN 030 dan SDN 031 Kota Pekanbaru Tahun 2015
pada tahun 2013 sebesar 1,21%. Salah
satu Kecamatan yang terdapat di kota
Pekanbaru ini adalah Kecamatan Lima
Puluh. Kecamatan Lima Puluh sendiri
memiliki angka prevalensi sebesar
1,18%. Tergambar dari selisih angka ini
menunjukkan bahwa kegemukan dan
obesitas masih menjadi masalah yang
serius. Salah satu sekolah yang terdapat
di kecamatan Lima Puluh adalah SDN
030 dan SDN 031.
Dari survei pendahuluan oleh
peneliti dengan antroprometri IMT/U
pada siswa SDN 030 dan SDN 031
kota Pekanbaru angka kegemukan
sebesar 106 (28,05%). Pengetahuan
anak mengenai gizi seimbang tergolong
rendah yaitu 7 orang 46,6% diantara
15 orang yang ditanyai tentang gizi
seimbang, serta yang memiliki
prevalensi pola makan yang tidak baik
yaitu 8 orang sebesar 53,3 % Makanan
cepat saji dan berminyak menjadi
kegemaran anak Sekolah Dasar.
Kegiatan sehabis pulang sekolah
berupa aktifitas fisik sebanyak 73,3%
anak yang . Dan prevalensi pendapatan
keluarga yang cukup sebesar 73,3 %,
Survei ini dilakukan pada siswa dari
kelas III dan V.
Tujuan penelitian ini adalah
apakah ada hubungan pola makan,
aktivitas fisik serta pendapatan
keluarga dengan kejadian kegemukan
pada anak SDN 030 dan SDN 031
Kelas III, IV, dan V Kota Pekanbaru
tahun 2015.
METODE

Jenis penelitian ini yaitu


penelitian
observasional
analitik
dengan desain cross sectional study
yaitu penelitian yang pengukuran atau
pengamatannya dilakukan dengan
sekali pengamatan pada suatu saat
tertentu untuk mengetahui pola makan,

2016

aktifitas fisik, serta pendapatan


keluarga terhadap overweight pada
siswa SDN 030 dan SDN 031 Kota
Pekanbaru Tahun 2015. Lokasi
penelitian ini penelitian ini dilakukan
di SDN 030 dan SDN 031 Kota
Pekanbaru pada bulan Juni tahun
2015.
Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa/ siswi Sekolah Dasar Negeri 030
dan Sekolah Dasar Negeri 031. Sampel
dalam penelitian ini adalah sebagian
siswa/siswi SDN 030 dan 031 kelas
III, IV dan V Kecamatan Limapuluh
Kota Pekanbaru.
Teknik
pengambilan sampling yang digunakan
adalah acak sederhana (proporsional
random sampling). Uji statistik yang
digunakan yaitu uji chi-square,
menggunakan nilai CI (confident
interval)=95%dan=0,05.
HASIL

Hasil uji bivariat terhadap 4


variabel, terdapat 3 variabel yang
mempunyai hubungan yang signifikan
pola
makan
dengan
kejadian
overweight (P value = 0,004) Dari
hasil analisis diperoleh nilai POR =
3,097 (CI 95% = 1,598-6,001), artinya
siswa yang mempunyai pola makan
tidak baik, berpeluang 3,097 kali lebih
beresiko mengalami overweight dari
pada siswa yang mempunyai pola
makan baik, aktivitas fisik dengan
kejadian overweight (P value = 0,027) .
Dari hasil analisis diperoleh nilai POR
= 2,205 (CI 95% = 1,144-4,250),
artinya siswa yang mempunyai
aktivitas fisik ringan, berpeluang 2,205
kali lebih beresiko mengalami
overweight dari pada siswa yang
mempunyai aktivitas fisik sedang,
pendapatan keluarga dengan kejadian
overweight (P Value = 0,028) Dari

Nurul Farha, Hubungan Pola Makan, Aktifitas Fisik, serta Pendapatan


Keluarga dengan Kejadian Overweight pada Anak Usia Sekolah Dasar
di SDN 030 dan SDN 031 Kota Pekanbaru Tahun 2015
hasil analisi diperoleh nilai POR =
2,249 (CI 95% = 1,144-4,420), artinya
siswa yang mempunyai pendapatan
keluarga cukup, berpeluang 2,249 kali
lebih beresiko mengalami overweight
dari pada siswa yang mempunyai
pendapatan keluarga kurang.
PEMBAHASAN

a.
Hubungan Pola Makan dengan
Kejadian Overweight pada Anak Usia
Sekolah Dasar di SDN 030 Dan SDN
031 Kota Pekanbaru Tahun 2015
Dari uji statistik didapatkan nilai
p = 0,001 (p < 0,05), artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara pola
makan dengan kejadian overweight
pada anak di SDN 030 dan SDN 031
Pekanbaru. Nilai POR= 3,097 artinya
bahwa siswa yang pola makan tidak
baik mempunyai peluang 3,097 kali
untuk
mengalami
overwegiht
dibandingkan dengan siswa yang pola
makan baik.
Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rompas (2014)
tentang hubungan pola makan dengan
kejadian overweight pada Anak usia 810 tahun di SD Katolik 03 Frater Don
Bosco Manado, menunjukkan nilai p
value = 0,007 berarti nilai p value<=
0,05 sehingga dapat disimpulkan ada
pengaruh pola makan dengan kejadian
overweight.
Menurut
Sulistyoningsih
(2011), pola makan didefinisikan
sebagai karakteristik dari kegiatan yang
berulang kali dari individu dalam
memenuhi
kebutuhannya
akan
makanan,
sehingga
kebutuhan
fisiologis, sosial dan emosionalnya
dapat terpenuhi.
Menurut asumsi peneliti, siswa
jaman sekarang lebih banyak makan
makanan instan, makanan cepat saji,

2016

minuman yang mengandung tinggi gula


serta makanan cemilan yang sudah
diproses yang tinggi kalori dan lemak
namun
rendah
vitamin
lainnya
dibandingkan makanan sehat dan segar
seperti
sayur
dan
buah-buahan
sehingga hal ini yang menjadi
penyebab terjadinya overweight pada
siswa.

Hubungan Aktivitas Fisik dengan


Kejadian Overweight pada Anak Usia
Sekolah Dasar di SDN 030 Dan SDN
031 Kota Pekanbaru Tahun 2015
Dari uji statistik didapatkan
nilai p= 0,027 (p < 0,05), artinya
terdapat hubungan yang signifikan
antara aktifitas fisik dengan kejadian
overweight pada anak di SDN 030 dan
SDN 031 Pekanbaru. Nilai POR=
2,205 artinya bahwa siswa yang
mempunyai aktivitas fisik ringan
mempunyai peluang 2,205 kali untuk
mengalami overweight dibandingkan
dengan siswa yang mempunyai
aktivitas fisik sedang.
Hal
ini
sejalan
dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ardila
(2014) tentang hubungan pola makan,
aktifitas fisik, serta pengetahuan ibu
dengan kejadian kegemukan pada anak
SDN 02 Bantan Tua Kabupaten
Bengkalis tahun 2014, menunjukkan
nilai P value = 0,003 berarti nilai P
value < = 0,05 sehingga dapat
disimpulkan ada pengaruh aktifitas
fisik dengan kejadian overweight.
Menurut Nurmalina dalam Umi
(2013) aktifitas fisik dalah kegiatan
yang dilakukan seseorang mulai dari
bangun sampai tidur kembali. Aktifitas
fisik dapat mencakup kegiatan seharihari seperti perkerjaan rumah tangga
termasuk didalamnya bermain.
Data WHO dalam Paramitha
(2013) menyatakan bahwa salah satu

Nurul Farha, Hubungan Pola Makan, Aktifitas Fisik, serta Pendapatan


Keluarga dengan Kejadian Overweight pada Anak Usia Sekolah Dasar
di SDN 030 dan SDN 031 Kota Pekanbaru Tahun 2015
faktor penyebab peningkatan global
kejadian overweight dan obesitas anak
adalah
meningkatnya
perilaku
sedentary dan berkurangnya aktivitas
fisik. Perilaku sedentary misalnya
seperti menonton TV, penggunaan
komputer, bermain video game sering
menggantikan aktivitas fisik pada anak.
Anak-anak biasa menghabiskan ratarata 369 menit/hari atau lebih dari 6
jam untuk kegiatan sedentary diluar
jam tidur.
Menurut
asumsi
peneliti,
overweight pada anak disebabkan oleh
perilaku sedentary misalnya menonton
TV yang juga sangat berkaitan erat
dengan kebiasaan makan makanan
ringan
(snacking)
yang
akan
memberikan asupan energi yang tinggi
pada anak. Sehingga apabila tingkat
aktivitas
fisik
tidak
seimbang
dibandingkan dengan masukan energi,
maka hal ini dapat menjadi salah satu
faktor yang menyebabkan terjadinya
obesitas pada anak.
Hubungan Pendapatan Keluarga
dengan Kejadian Overweight pada
Anak Usia Sekolah Dasar di SDN
030 Dan SDN 031 Kota Pekanbaru
Tahun 2015
Dari uji statistik didapatkan
nilai p= 0,028 (p < 0,05), artinya
terdapat hubungan yang signifikan
antara pendapatan keluarga dengan
kejadian overweight pada anak di SDN
030 dan SDN 031 Pekanbaru. Nilai
POR= 2,249 artinya bahwa siswa yang
mempunyai
pendapatan
keluarga
kurang mempunyai peluang 2,249 kali
untuk
mengalami
overwegiht
dibandingkan siswa yang mempunyai
pendapatan keluarga cukup.
Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Mayulu
(2013) tentang hubungan pendapatan

2016

keluarga dengan kejadian obesitas pada


anak sekolah dasar dikota Manado
tahun 2013, menunjukkan nilai P value
= 0,000 berarti nilai P value<=0,05
sehingga dapat disimpulkan ada
pengaruh pendapatan keluarga dengan
kejadian overweight.
Menurut
Harry
(2010),
kecenderungan daya beli masayarakat
terhadap makanan memang berkaitan
erat dengan kondisi ekonomi dan hal
ini tidak hanya terjadi di Amerika saja,
melainkan di belahan dunia lainnya.
Orang yang lebih tua dan lebih kaya
mengkonsumsi
makanan
yang
berkualitas, lebih sehat, dan lebih
bervariasi dengan proporsi yang tinggi
terhadap daging berkualitas baik,
seafood, sayuran, dan buah-buahan.
Tidak perlu dipungkiri lagi bahwa hal
ini memang terjadi secara ilmiah
bahwa pemilihan makanan dibentuk
berdasarkan
rasa,
harga
serta
kenyamanan. Bukan karena gizi dalam
makanan
tersebut,
manfaat
kesehatannya atau variasi makanan.
Menurut
asumsi
peneliti,
peningkatan pendapatan juga dapat
mempengaruhi pemilihan jenis dan
jumlah makanan yang dikonsumsi.
Peningkatan
kemakmuran
di
masyarakat
yang
diikuti
oleh
peningkatan
pendidikan
dapat
mengubah gaya hidup dan pola makan
tradisional ke pola makan makanan
praktis dan siap saji yang dapat
menimbulkan mutu gizi yang tidak
seimbang. Pola makan praktis dan siap
saji terutama di kota-kota besar di
Indonesia, dan jika dikonsumsi secara
tidak rasional akan kelebihan masukan
kalori yang akan menimbulkan obesitas
.
KESIMPULAN
Berdasarkan

uraian

pada

hasil

Nurul Farha, Hubungan Pola Makan, Aktifitas Fisik, serta Pendapatan


Keluarga dengan Kejadian Overweight pada Anak Usia Sekolah Dasar
di SDN 030 dan SDN 031 Kota Pekanbaru Tahun 2015
penelitian dan pembahasan, maka
dengan
ini
peneliti
mengambil
kesimpulan sebagai berikut:

1. Adanya hubungan yang bermakna


antara pola makan dengan kejadian
overweight di SDN 030 dan SDN
031 Pekanbaru Tahun 2015.
2. Adanya hubungan yang bermakna
antara aktifitas fisik dengan kejadian
overweight di SDN 030 dan SDN
031 Pekanbaru Tahun 2015.
3. Adanya hubungan yang bermakna
antara pendapatan dengan terhadap
kejadian overweight di SDN 030
dan SDN 031 Pekanbaru Tahun
2015.
UCAPAN TERIMA KASIH

2016

Anda mungkin juga menyukai