http://www.blh.baliprov.go.id/id/KAJIAN-LINGKUNGAN-HIDUP-STRATEGIS--KLHS-2
Saat ini pencemaran dan kerusakan lingkungan terus berlangsung karena instrumen lingkungan
yang ada saat ini belum memadai. AMDAL saat ini merupakan salah satu instrumen yang dikenal
untuk mengintegrasikan lingkungan hidup di dalam proses pembangunan. Namun AMDAL memiliki
keterbatasan di dalam mengupayakan keberlanjutan pembangunan, karena banyak permasalahan
lingkungan yang timbul diluar cakupan yang ada di dalam studi AMDAL. Hal ini terjadi karena dalam
penyusunan Kebijakan, Rencana dan Program (KRP) belum berwawasan pembangunan
berkelanjutan. Untuk itu, lahirlah aplikasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) atau Strategis
Environmental Assessment (SEA). KLHS merupakan instrumen untuk pengelolaan lingkungan
secara
berkelanjutan
melalui
intervensi
terhadap
kebijakan/rencana/program.
Landasan hukum pelaksanaan KLHS tercantum dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Menurut undang-undang tersebut, Kajian
Lingkungan Hidup Strategis adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
MENGAPA PERLU KLHS?
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan wilayah dan/atau KRP (UU
PPLH Pasal 15 ayat 1).
APA TUJUAN KLHS?
MEKANISME KLHS
Meningkatkan intensitas bencana banjir, longsor, kekeringan, dan atau kebakaran hutan
dan lahan khususnya di lahan kritis
Menurunkan mutu dan kelimpahan SDA terutama pada daerah yang telah tergolong kritis
Mendorong perubahan penggunaan dan atau alih fungsi kawasan hutan terutama pada
daerah yang kondisinya telah tergolong kritis