Disusun:
Nama : Muhamad Jefri Ananta
Nim : 120710101177
Kelas : A
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengingat semakin merajalelanya tindakan kriminal, dari skala kecilsampai skala besar,
seakan-akan warga negara Indonesia ini begitu tidak gentar menghadapi hukum. Pejabat
kebal hukum, rakyat bebal hukum. Ya,tampaknya seperti itulah karakteristik orang
Indonesia.Hukum menjadi semacam alat untuk bermain bagi pihak-pihak tertentu. Terang
saja, tindakan kriminal skala kecil dibesar-besarkansedangkan tindakan kriminal skala besar
dikecil-kecilkan.Untuk tindakan kriminal skala besar, banyak pihak yang ingin agarpelakunya
diganjar hukuman mati agar menciptakan efek takut bagi orang lain dalam hal ini berarti
bernilai preventif . Namun, ada pihak-pihak tertentu yang tidak menyetujuinya bersamaan
dengan adanya HAM. Adayang mengatakan hukuman mati bukan cara irasional, tidak
manusiawi, tidak bijaksana, hanya merupakan hak Tuhan. Tetapi ada juga yang
mengatakanbahwa tindakan ini tegas dan bisa menjaga wibawa negara.Dalam kesempatan
ini, saya akan mencoba mengulas bagaimanakahsebaiknya tentang hukuman mati dikaji
dengan dengan filsafat hukum dansistem hukum.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah sebaiknya penerapan hukuman mati dalam sistemhukum di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Hukum
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan danpemikiran manusia
secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.1 Berkaitan dengan hukum, beberapa ahli
mendefinisikan filsafat hukumsebagai berikut:
1 http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat
Menurut Soetikno:
Filsafat hukum adalah mencari hakekat dari hukum, dia ingin mengetahuiapa yang
ada di belakang hukum, mencari apa yang tersembunyi di dalamhukum, dia menyelidiki
kaidah-kaidah hukum sebagai pertimbangan nilai,dia memberi penjelasan mengenai nilai,
postulat (dasar-dasar) sampai padadasar-dasarnya, ia berusaha untuk mencapai akar-akar dari
hukum.
Menurut Satjipto Raharjo:
Filsafat hukum mempelajari pertanyaan-pertanyaan dasar dari hukum.Pertanyaan
tentang hakekat hukum, tentang dasar bagi kekuatan mengikat dari hukum, merupakan
contoh-contoh pertanyaan yang bersifat mendasaritu. Atas dasar yang demikian itu, filsafat
hukum bisa menggarap bahanhukum, tetapi masing-masing mengambil sudut pemahaman
yang berbedasama sekali. Ilmu hukum positif hanya berurusan dengan suatu tata
hukumtertentu dan mempertanyakan konsistensi logis asa, peraturan, bidang sertasistem
hukumnya sendiri.
Menurut Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto:
Filsafat hukum adalah perenungan dan perumusan nilai-nilai, kecuali itufilsafat hukum juga
mencakup
penyerasian
nilai-nilai,
misalnya
penyelesaianantara
ketertiban
dengan
2 http://kuliahade.wordpress.com/2009/11/22/pengertian-filsafat-hukummenurut-para-ahli/
Ilmu yang mempelajari hukum secara filosofis, jadi objek filsafat hukumadalah
hukum, dan objek tersebut dikaji secara mendalam sampai pada intiatau dasarnya, yang
disebut dengan hakekat.
Secara garis besar filsafat hukum berupa suatu ilmu yang mengkajihukum secara
mendalam, penuh kebijaksanaan, berjangka panjang danfleksibel sehingga hukum itu sendiri
menjadi selaras (keserasian nilai-nilai)dengan karakteristik masyarakat. Kajian filsafat hukum
sendiri tentumembutuhkan cabang-cabang ilmu lain yang berkaitan dengan hukum,seperti:
antropologi hukum, sosiologi hukum, psikologi hukum dansebagainya. Dengan demikian
kajian filsafat hukum akan mampu mencakupsemua aspek dalam masyarakat.
B. Hukuman Mati dalam Sistem Hukum Indonesia
Pada dasarnya sistem hukum di Indonesia terdiri dari tiga jenis sistemhukum. Yaitu hukum
Eropa, hukum agama dan hukum adat. Dari ketiganya baik pidana maupun perdata sebagian
besar hukum di Indonesia bersistemhukum Eropa.Sedangkan sistem hukum agama dan adat
biasanya berlakupada urusan perkawinan, kewarisan dan kekerabatan.
Namun kembali pada salah satu asas berlakunya undang-undangyaitu: Undang-undang
yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggimempunyai derajat yang lebih tinggi, sehingga
apabila ada dua macamundang-undang yang tidak sederajat mengatur objek yang sama dan
salingbertentangan, maka hakim harus menerapkan undang-undang yang lebih tinggi dan
menyatakan bahwa undang-undang yang lebih rendah tidak mengikat (lex superior derogat
legi inferiori). Ini berarti apabila hukumanmati diberlakukan oleh negara, maka hukum adat
perda
tidak
berhak
menentang.
Sebaliknya,
jika
hukum
adat
atau
perda
memberlakukanhukuman mati tetapi negara tidak, maka tidak boleh ada hukuman mati.
Jika ditinjau dari segi hukum agama, faktanya terdapat beberapa agama yang
mengindikasikan adanya hukuman mati termasuk bagian yangtidak mendukungnya. Berikut
saya sampaikan indikasi pro dan kontrahukuman mati dari berbagai agama
1. Agama Hindu
Di dalam kitab hukum Hindu salah satunya Manawa Dharmastra memuat tentang
tindakan yang dilarang beserta sanksinya. Beberapaayat memuat hukuman mati untuk bentuk
kejahatan tertentu.Namun dalamnti Parva (Mahbharta) ada sebuah percakapanantara
pangeran Satyavan dengan raja Dyumatsena sebagai berikut:
Pangeran Satyavan : Terkadang kebajikan membuat kita mengetahuidosa dan dosa membuat
kita mengetahui bentuk kebajikan. Dan tidak akan pernah mungkin membinasakan manusia
dapat dianggap suatuperbuatan yang bijak.
Raja Dyumatsena: Apabila mengecualikan mereka yang harusdibunuh adalah bijak, apabila
perampok dikecualikan, Satyavan, makaperbedaan antara kebajikan dan perbuatan dosa akan
samar.
Pangeran Satyavan : Tidak dengan membinasakan seorang pelakukejahatan, seorang Raja
hendaknya menghukum dia sebagaiseseorang yang ditakdirkan berdasarkan Kitab. Seorang
Rajahendaknya tidak berbuat sebaliknya, mengabaikan moral untuk merendahkan martabat
pelaku kejahatan. Dengan membunuh seorangpelanggar, Raja membunuh banyak orang tidak
berdosa. Denganmembunuh seorang perampok tunggal, istri, ibu, bapa dan anak
yangbersangkutan semuanya ikut terbunuh. Ketika dirugikan oleh seorangpelaku kejahatan,
Raja oleh karenanya harus merenungkan persoalanpenghukuman. Terkadang orang jahat
terlihat meniru kebaikan dariorang baik. Hal tersebut mencerminkan anak yang baik berasal
dariketurunan orang jahat. Maka dari itu sebaiknya orang jahat tidak dimusnahkan.
Pemusnahan
seorang
jahat
tidak
sesuai
dengan
hukumkeabadian
dalam
agama
Hindu.Percakapan ini menjadi landasan bahwa hukuman mati tidak diperlukan dalam agama
Hindu.
2. Agama Kristen
Kalangan Kristen dari umat biasa sampai pendeta baik dari KristenKatolik maupun
Kristen Protestan memiliki pandangan yang berbedamengenai hukuman mati.Surat Paulus
kepada Jemaat di Roma bab13 ayat 1-4 tentang keharus-patuhan rakyat terhadap
pemerintahmenjadi landasan berlakunya hukuman mati. Namun bagi kalanganKristen yang
menentang, mereka berlandaskan Exodus bab 20 ayat 13, yang menuliskan: Kamu tidak
boleh melakukan pembunuhan..Kemudian dalam Surat Yesaya ayat 5 dijelaskan: Beginilah
firman Allah, Tuhan yang menciptakan langit dan membentangkannya, yangmenghamparkan
bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberi nafas kepada umat manusia yang
mendudukinya dan nyawa kepadamereka yang hidup di atasnya, Kesimpulannya dalam
Kristen ada ayat (dalam surat Exodus) yangmenyatakan dengan tegas bahwa tidak boleh
membunuh.
3. Agama Islam
Bentuk peraturan dalam ajaran Islam terdiri darihudud (suatu bentuk peraturan yang bentuk
pelanggaran dan sanksinya sudah di atursecara pasti dan tazir suatu bentuk peraturan yang
bentuk pelanggarannya sudah di atur tetapi bentuk sanksinya di serahkankepada
negara).Dalam agama Islam dikenal apa yang dinamakan kisas (memberikanperlakuan yang
sama kepada pelaku pidana sebagaimana iamelakukannya terhadap korbanDasar berlakunya
kisas ini adalahberdasarkan firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah, yakni surat kedua
dari Al-Quran, ayat 178 yang artinya: Hai orang-orang yangberiman, diwajibkan atas kamu
qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang
merdeka, hambadengan hamba dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yangmendapat
pemaafan dari saudaranya, hendaklah yang memaafkanmengikuti dengan cara yang baik, dan
hendaklah yang diberi maaf membayar diat kepada yang memberi maaf dengan cara yang
baik pula. Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamudan suatu rahmat.
Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu,maka baginya siksa yang sangat pedih..
Dalam penjelasannyaditerangkan bahwa, diat adalah suatu ganti rugi yang dibayarkankepada
ahli waris korban. Dalam hukum Islam hukuman mati dapat diganti dengan pembayaran ganti
rugi kepada ahli waris korbanapabila sebelumnya ahli waris korban telah memaafkan
pelakukejahatan pembunuhan atas apa yang dilakukannya. Selanjutnya dalam ayat 179 Allah
SWT berfirman: Dan dalam kisas itu adajaminan kelangsungan hidup bagimu, hai orangorang yang berakal,supaya kamu ber- taqwa. Dalam Kitab Suci umat Islam ini terdapat
surat yang isinya sangat jelas menunjukan bahwa Islam sejalan dengan teori absolut, yakni
surat Al- Maaidah ayat 45 yang artinya: Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di
dalamnya bahwasanya jiwa dibalas dengan jiwa,mata dengan mata, hidung dengan hidung,
telinga dengan telinga, gigidengan gigi, dan luka-luka pun ada qishaashnya. Barangsiapa
yang melepaskan hak qishaashnya, maka melepaskan hak itu menjadipenebus dosa baginya.
Barangsiapa tidak memutuskan perkaramenurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu
adalah orang-orang yang zalim.. Surat ini dan surat -surat sebelumnya menunjukanbahwa
Allah SWT menetapkan bahwa hukuman mati merupakan hukuman yang setimpal bagi
tindak pidana pembunuhan karenabegitu beratnya akibat dari pembunuhan tersebut.Adapun
untuk diberlakukannya kisas terdapat beberapa syarat, yaitu:
a. Pelaku seorang mukalaf, yaitu sudah cukup umur dan berakal.
b. Pembunuhan itu dilakukan dengan sengaja.
c. Unsur kesengajaan dalam pembunuhan itu tidak diragukan lagi.
Sikap Amrozi yang tampak tidak peduli sepanjang pengadilannya membuatnya sering
dijuluki media massa The Smiling Assassin (Pembunuh yang Tersenyum). Amrozi dihukum
mati pada hari Minggu, 9 November 2008 dini hari.
Pelaksanaan hukuman mati Walaupun vonis hukuman mati telah berlaku tetap semenjak
2003, pelaksanaan hukuman tertunda berkali-kali karena tim pengacara mereka berusaha
mengajukan sejumlah keberatan. Pertama kali yang dilakukan adalah melakukan Peninjauan
Kembali (PK) atas kasus ini. Setelah ditolak pada tahun 2008 awal, kembali tim pengacara
mengajukan uji terhadap keputusan MA ke Mahkamah Konstitusi. Usaha terakhir adalah
dengan mengajukan uji terhadap pelaksanaan hukuman mati, karena ketiga terpidana tidak
menginginkan dihukum mati dengan ditembak, melainkan dengan dihukum pancung sesuai
syariat Islam. Usaha ini ditolak kembali oleh Mahkamah Konstitusi.
Sebelum pelaksanaan hukuman tim pengacara sempat menyatakan akan membawa
masalah ini ke Mahkamah Internasional. Semula dinyatakan, pelaksanaan eksekusi dilakukan
sebelum bulan Ramadan tahun 2008, namun kemudian ditunda, diduga dengan alasan belas
kasihan. Pelaksanaan menjadi jelas sejak tanggal 5 Nopember 2008 setelah ketiganya
dipindah ke ruang pengamanan maksimum dan diberitahu bahwa paling lama dalam 3 kali 24
jam akan segera dieksekusi.
Dalam seluruh proses mereka meminta agar mata mereka tidak ditutup. Tidak ada
perlawanan yang mereka lakukan. Iring iringan mobil mulai berangkat dari LP Batu, Nusa
Kambangan sejak pukul 23.15 WIB menuju lokasi eksekusi di bekas LP Nirbaya, sekitar 6km
ke arah selatan Lapas Batu. Ketiganya dinyatakan meninggal sekitar pukul 00.15 WIB.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sampai saat ini hukuman mati masih berlaku di Indonesia yang salahsatunya
sebagaimana termuat di dalam Pasal 36 UU No. 26 Tahun 2000: Setiap orang yang
melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalamPasal 8 huruf a, b, c, d, atau e dipidana
dengan pidana mati atau pidanapenjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 25 (dua
puluh lima)tahun dan paling singkat 10 (sepuluh) tahun.
Dilihat dari aspek agama, hukuman mati tidak mutlak ditentang.Begitu juga dalam
beberapa hukum adat. Namun demikian, beberapa pihak tertentu ingin agar hukuman mati
berhenti diberlakukan di Indonesia.Setelah memaparkan beberapa kajian mengenai tentang
hukuman mati, darisegi agama sosial dan adat, maka saya akan mengemukakan
beberapakesimpulan. Apakah hukuman mati perlu ditidiadakan?Apabila hukuman mati
dihapus dari sistem hukum di Indonesia laludigantikan dengan hukuman kurungan penjara
dan pemiskinan, jika dikajisecara filosofis, jika terdakwa yang melakukan kejahatan berskala
besarmisalnya terorisme, maka besar kemungkinan ia akan membunuh lebihbanyak lagi.
Dengan pertimbangan ini, hukuman mati perlu diberlakukanagar tidak ada korban yang
berjatuhan lagi. Tetapi hukuman mati bisa sajaditiadakan apabila aparat penegak hukum
mampu menjamin untuk memberantas tuntas seluruh jaringan yang terkait dalam kasus
itu.Kenyataannya, seorang terdakwa bandar narkoba masih bisamelakukan akses dan
menguasai jalur transaksi penjualan narkoba berskalabesar di dalam lapas. Apabila sulit
mengawasi oknum lapas yang terlibat,maka hukuman mati perlu diberlakukan. Hukuman
mati bisa ditiadakan apabila terjamin bahwa tardakwa bandar narkoba tidak bisa berkutik
sama sekali di lapas di mana pegawai lapas benar-benar bertanggung jawab.Alasan HAM dan
otoritas Tuhan mengenai hukuman mati, juga tidak sepenuhnya benar. Jika membunuh
terdakwa sebagai hukuman dikatakanmelanggar HAM, lalu mengapa militer membunuh
penjajah
tidak
dikatakanmelanggar
HAM?
Padahal
keduanya
sama-sama
B. Saran
Bagaimanapun juga negara belum tentu bisa menjamin bahwa setiapaparat penegak
hukum dapat bertanggung jawab sepenuhnya ataskewajibannya. Bagi terdakwa kasus luar
biasa yang tidak dihukum mati,melainkan dihukum penjara beberapa tahun atau seumur
DAFTAR PUSTAKA
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat
2. http://kuliahade.wordpress.com/2009/11/22/pengertian-filsafat-hukum-menurut-paraahli/
3. http://www.badilag.net/data/ARTIKEL/Filsafat%20Hukum%20dan%20Perannya
%20dalam%20Pembentukan%20Hukum%20di%20Indonesia.pdf
4. http://www.jambilawclub.com/2011/03/tinjauan-agama-hindu-atas-hukumanmati.html
5. http://www.jambilawclub.com/2011/03/tinjauan-agama-kristen-atas-hukuman.html
6. http://www.jambilawclub.com/2011/03/tinjauan-agama-islam-atas-hukumanmati.html
7. http://www.jambilawclub.com/2011/03/tinjauan-agama-budha-atas-hukumanmati.html
8. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=11254823