JOBSHEET 3
(DECODER-ENCODER)
Nama Matakuliah
Kode Matakuliah
: N612
SKS/JS
Nama Mhs :
NIM :
Prodi :
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi karakteristik dan prinsip kerja dari rangkaian DecoderEncoder.
2. Mahasiswa dapat membuat tabel kebenaran dari rangkaian Decoder-Encoder.
3. Mahasiswa dapat mendesain rangkaian Encoder dan Decoder dari gerbang-gerbang logika
dasar.
4. Mahasiswa dapat mengaplikasikan rangkaian Decoder-Encoder dalam rangkaian elektronika
digital.
5. Mahasiswa dapat menganalisis rangkaian Decoder-Encoder.
6. Mahasiswa dapat menyimpulkan fungsi dari rangkaian Decoder-Encoder..
B. Dasar Teori
Proses (data dan perintah) baik berupa angka, karakter, dan huruf dalam rangkaian
digital hanya dapat diproses dalam bentuk biner. Oleh karena itu perlu dilakukan pengkodean
pada data input agar data dapat diproses. Pengkodean ini dapat dilakukan dengan menggunakan
rangkaian logika kombinasi. Suatu sandi biner dengan n bit dapat mewakili m 2n unsur
informasi. Proses pengkodean sata input dilakukan oleh enkoder dan proses pendekodean data
1
DECODER-ENCODER
input dilakukan oleh dekoder. Pada Percobaan ini akan diminta membuat rangkaian decoder
bilangan binner menjadi bilangan BCD (Binnary Coded Decimal) pada percobaan pertama dan
diminta membuat rangkaian encoder pada percobaan kedua setelah mempraktekkan percobaan
pertama.
Decoder merupakan
suatu
rangkaian kombinasional
mengkodekan kembali kode pada proses input menjadi data pada outputnya. Decoder juga dapat
diartikan sebagai suatu rangkaian digital yang merubah bilangan biner menjadi bilangan decimal
dimana Rangkaian logika decoder menerima input-input dalam bentuk biner dan mengaktifkan
salah satu outputnya sesuai dengan urutan biner inputnya. Pada dasarnya decoder merupakan
kumpulan gerbang logika AND sehingga dapat digunakan sebagai pembangkit. Beberapa
rangkaian Decoder yang sering dijumpai adalah decoder 3x8 ( 3 bit input dan 8 output line),
decoder 4x16, decoder BCD to Decimal (4 bit input dan 10 output line), decoder BCD to 7
segment (4 bit input dan 8 output line).fungsi seperti yang ditunjukan Gambar 3.1 dan untuk
rangkaian decoder menggunakan IC 7447 dapat dilihat pada Gambar 3.2 sebagai berikut:
.
Gambar 3.1 Ilustrasi Digital Rangkaian Decoder 3x8
DECODER-ENCODER
Operasi pada decoder dapat dijelaskan lebih lanjut dari hubungan inputoutput, seperti pada Tabel 1.1. Amatilah pada variabel output yang mana, satu sama lainnya
saling eksklusif, karena ha nya ada satu output yang bernilai 1 pada satu waktu. Jalur
output ditunjukkan dengan minterm yang ekivalen dengan angka biner.
Tabel 1.1 Tabel Kebenaran Rangkaian Decoder 3x8
Dekoder dapat dibentuk dari susunan gerbang logika dasar atau menggunakan IC
dekoder yang telah ada dipasaran seperti 74LS48, 74LS154, 74LS138, 74LS155 dan sebagainya.
Dengan menggunakan IC dekoder yang telah ada dipasaran, perancang dapat merancang dekoder
dengan jumlah bit dan keluaran yang diinginkan. Contoh merancang sebuah dekoder 32 saluran
keluaran dengan IC dekoder 8 saluran keluaran. Dalam sistem digital, dekoder sangat sering
digunakan yaitu sebagai contoh: untuk dekoder matrik, seven segmen, pengontrol trafic light,
pengalamatan memori I/O dan sebagainya.
Encoder adalah rangkaian yang memiliki fungsi berkebalikan dengan dekoder. Encoder
berfungsi sebagai rangakain untuk mengkodekan data input mejadi data bilangan dengan format
tertentu. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi gerbang digital yang
memiliki input banyak dalam bentuk line input dan memiliki output sedikit dalam format
bilangan biner. Encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang aktif menjadi kode bilangan
biner. Perhatikan Gambar 3.3 yaitu merupakan salah satu contoh ilustrasi digital rangkaian
encoder dan Gambar 3.4 yang merupakan konfigurasi IC 74148.
DECODER-ENCODER
DECODER-ENCODER
dan B, sedangkan output C adalah 0. Untuk lebih lebih langkapnya dapat kita lihat pada Tabel
1.2
Tabel 1.2 pada dasarnya adalah tabel kebenaran dari rangkaian Encoder 83. Dalam tabel
kebenaran ini, terlihat sebuah alur yang yang menunjukkan bahwa pada bagian input pada tabel
kebenaran ini, hanya satu yang bernilai high (bernilai satu). Karena hal pokok inilah rangkaian
ini dapat berjalan sebagai encoder. Jadi, saat kita coba masukkan input dengan dua atau lebih
yang bernilai high, maka rangkaian ini tidak dapat berlaku sebagai encoder dengan benar.
DECODER-ENCODER
1 buah
2. IC 7447
1 Buah
3. IC 74148
1 Buah
1 Buah
5. Resistor
Secukupnya
6. LED
Secukupnya
7. Avometer
1 buah
8. Power Supply
1 buah
9. Kabel jumper
Secukupnnya
1 buah
DECODER-ENCODER
2. Gambar Rangkaian
DECODER-ENCODER
INPUTAN
4
OUTPUT
TAMPILAN
ANGKA
0
X
X
X
X
X
X
X
X
0
X
X
X
X
X
X
X
X
0
X
X
X
X
X
X
X
X
0
X
X
X
X
X
X
X
X
0
X
X
X
X
X
X
X
X
0
X
X
X
X
X
X
X
X
0
X
X
X
X
X
X
X
X
0
4. Kesimpulan
I. Daftar Rujukan
Petruzella, Frank. 1996. Elektronika Industri. Yogyakarta : Andi.
Tokheim, Roger. 2006. Elektronika Digital. Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Widodo, Thomas Sri.2007. Teknik Digital Digital Prinsip dan Aplikasi. Yogyakarta: GrahaIlmu