Anda di halaman 1dari 17

PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

2016

II). PERHITUNGAN BEBAN GEMPA


Data-Data Geometris Gedung Untuk Gempa :

Tinggi lantai dasar 6 m


Tinggi tipikal lantai di atasnya 6 m;
Tinggi Total Bangunan = 12 m
Panjang dan lebar bangunan; 13,5 m dan 16 m;
Taksiran dimensi kolom untuk semua lantai 40 x 40 cm;
Taksiran dimensi balok untuk semua lantai 30 x 40 cm;
Tebal pelat lantai 13 cm, dan Tebal pelat atap 12 cm
Kuat tekan beton, fc = 20 Mpa; Ec = 22044,95 Mpa
Kuat tarik baja, fy = 400 Mpa
Data-data pembebanan lihat di peraturan pembebanan PPPURG
Kondisi Tanah Sedang
Bangunan terdiri dari 2 ( Dua ) lantai
Percepatan tanah Ss = 1,5 2,0 g Di Wilayah Irian Jaya Papua SNI Gempa 2012
Percepatan tanah S1 = 1,0 1,2 g Di Wilayah Irian Jaya Papua SNI Gempa 2012
Rangka Beton Pemikul Momen (SRPMB)

1. Mencari Berat Total Bangunan (Wt)


Bangunan ini menggunakan satu batu bata,
DL (Dead Load) adalah berat beban mati dari Dinding, Plafon, Mekanikal
Elektrikal, Spesi dan Keramik diambil = 450 Kg/m2, PPURG 1987
LL (Live Load) untuk gedung kantor = 150 Kg/m2 dikalikan 30% sesuai PPURG 1987
(Lampiran Tabel 6) dan HAKI.
DL (Dead Load) untuk atap diambil = 50 Kg/m2

47

PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG


2016

Gambar 2.1 Koefisien reduksi beban hidup gempa

48

PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG


2016

Gambar 2.2 Koefisien DL ( Dead Load )


Berikut perhitungan Berat Lantai 1 pada bangunan perkantoran :
a) BERAT LANTAI 1
Kolom

= 20 kolom x 0,4 m x 0,4 m x 9 m x 2400 kg/m3

= 69120 Kg

Balok H 4,5 m

= 15 balok x 0,3 m x 0,4 m x 4,2 m x 2400 kg/m3

= 18144 Kg

Balok V 4 m

= 16 balok x 0,3 m x 0,4 m x 3,7 m x 2400 kg/m3

= 17049,6 Kg

Pelat

= 0,12 m x 13,5 m x 16 m x 2400 kg/m3

= 62208 Kg

DL

= 13,5 m x 16 m x 450 kg/m2

= 97200 Kg

LL

= 13,5 m x 16 m x 250 kg/m2 x 30 %

= 16200 Kg

Berat Total Lantai 1 ( Wt1 )


b)

= 279921,6 Kg

BERAT LANTAI ATAP ( LANTAI 2 )


Kolom

= 20 kolom x 0,4 m x 0,4 m x 3 m x 2400 kg/m3

Balok H 4,5 m

= 15 balok x 0,3 m x 0,4 m x 4,2 m x 2400 kg/m3 = 18144 Kg

Balok V 4 m

= 16 balok x 0,3 m x 0,4 m x 3,7 m x 2400 kg/m3

= 17049,6 Kg

Pelat

= 0,11 m x 13,5 m x 16 m x 2400 kg/m3

= 57024 Kg

DL

= 13,5 m x 16 m x 50 kg/m2

= 10800 Kg

LL

= 13,5 m x 16 m x 100 kg/m2 x 30 %

= 16200 Kg

Berat Total Lantai Atap ( Wt2 )

= 142257,6 Kg

Jadi Berat Total Bangunan adalah

= 23040 Kg

= Wt1 + Wt2

Wtot

= 279921,6 Kg + 142257,6 Kg

Wtot

= 422179,2 Kg

Wtot

= 4221,79 KN

49

PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG


2016

1.) Beban Geser Rencana


(berdasarkan Standart Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa SNI 2012)
F.S
V = F . S DS
.W
V = R DS .W
R

atau V = Cs . W

atau V = Cs .

Dimana :
-

Cs = Koefisien Respon seismik

W = Berat Struktur efektif / berat total seismik bangunan struktur

R = Faktor Modifikasi Gempa

V = Gaya Lateral Equivalen


2
S DS = . F A . S S
3
2
S D 1= . F V . S 1
3

Dimana :
Fa = 1,00 , (Untuk Situs Tanah Sedang)
berdasarkan SNI-2012 Gempa
Ss = 1,5 2,0 , diambil 1,75 (berdasarkan dari Peta Zona Ss SNI Gempa 2012)
S1 = 1,0 1,20 , diambil 1,10 (berdasarkan dari Peta Zona S1 SNI Gempa 2012)
SDS = Parameter Respon Spektral
FV = 1,5 (Untuk Situs Tanah Sedang) di dapat melalui cara interpolasi linear dalam
aplikasi Ms. Excel (untuk Situs Tanah Sedang) Kelas Situs SD

Sumber : RSNI Gempa 1726-20012 Hal.22

50

PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG


2016

a). Perhitungan Parameter Respon Spektral Periode Pendek


2
S DS = . F A . S S
3
2
S DS = . 1,00. 1, 75
3
= 1,17 (Kategori Risiko Desain D)
Berdasarkan Tabel yang tertera di bawah :

Sumber : RSNI Gempa 1726 -2012


b). Perhitungan SD1 (Parameter Respon Spektral periode 1 detik)
2
S D 1= . F V . S 1
3
2
S D 1= . 1,5. 1,10
3
= 1,1 (Kategori Risiko Desain D)

51

PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG


2016

Sumber : RSNI Gempa 1726 -2012


Kesimpulan :
Berdasarkan hasil nilai Kategori Risiko Desain di dapat nilai S D1 berada di Kategori
Risiko D, sedangkan untuk parameter SDS di Kategori Risio D, dapat ditarik kesimpulan
gedung di Kota Irian Jaya Papua berada di Kategori Risiko D.
Menurut Riset yang dilakukan Bapak Prof. DR. Ir. Bambang Budiono, M.E, suatu
gedung yang berada dalam Kategori Risiko D harus menggunakan SRPMK (Struktur Rangka
Pemikul Momen Khusus), sedangkan untuk Kategori Risiko C menggunakan SRPMM
(Struktur Rangka Pemikul Momen Menengah) dan untuk Kategori Risiko A,B menggunakan
SRPMB (Struktur Rangka Pemikul Momen Biasa).
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Perencanaan Gedung ini menggunakan SRPMK
untuk Desain Bangunan Gedung Tahan Gempa.
Sumber : SNI Gempa 2012 Ie( Faktor Keutamaan ) hal 15
c). Perhitungan Periode Puncak Getar Fundamental

Tabel Nilai Koefisien Ct dan X

Ta = Ct . Hnx
(Sumber : RSNI Gempa 1726 2012 halaman 55)
Ta = Ct . Hnx
= 0,0466a x 160,90 = 0,00127
Dimana :
Ta = Periode Puncak Getar Fundamental
Ct = Koefisien pada Tabel Nilai Koefisien Ct dan X
X = Koefisien pada Tabel Nilai Koefisien Ct dan X
H = Tinggi Bangunan Total
a = 1,0 untuk SRPMK

(0,0466)
(0,90)

d). Perhitungan Periode TS dan To


S
Ts= D 1 (Sumber : RSNI Gempa 1726 2012 halaman 23)
S DS

52

PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG


2016

Ts=

1,10
1,00

= 1,10

1,10

To = 0.2 x 1,00 = 0,22

Syarat : Ta = Ct . Hnx 0,8 . Ts


= 0,00127 0,8 . 0,22
= 0,00127 0,176 .......... (OK !)
e). Perhitungan Periode T
T = C . H3/4
= 0,0731 . 123/4
= 0,4713
Dimana :
C = 0,0731
untuk Beton Bertulang
C = 0,0488
untuk Struktur Lain Dinding Geser
C = 0,0853

untuk Struktur Baja (berdasarkan SNI 2002 - Gempa)

f). Perhitungan Koefisien Seismik Geser


S
S DS
Cs= DS
R
R

.T
Ie
Ie

(( )) (( ) )

Berdasarkan tabel di bawah ini :

Sumber : SNI Gempa 1726 2012 halaman : 36

53

PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG


2016

Sumber : Ie(Faktor Keamanan) SNI Gempa 2012 halaman 15


Dari Tabel di atas diperoleh nilai ; R = 3 ; g = 3 dan Cbd = 2,5 ; Ie = 1 (Kantor)
1,00
1,00
Cs=
3
3
Maka ,

. 0,4713
1
1

( ( ) ) (( ) )

Cs

= 0,333

0,7273 ......................... (OK !)

g). Perhitungan Beban Geser Rencana


Di halaman sebelumnya telah diterangkan rumus untuk menghitung nilai beban geser
rencana :
F . S DS
1,1 x 1,17
V=
.W =
x 4250,016 kN
R
3,0
= 1740,66 kN
Keterangan :

h). Perhitungan Gaya gaya Equivalen Lateral SNI 2012


Fx = Cvx . V ..................................... (berdasarkan SNI 2012 Gempa Hal. 57)
Untuk menghitung nilai Cvx digunakan rumus :
W i . h ki
C vx
= W . h k .................................. (berdasarkan SNI 2012
i
i
Gempa Hal.57)
Dimana :
Cvx = Faktor distribusi vertikal
V
= Gaya lateral desain total seismik geser
Wi = Bagian berat seismik efektiftotal struktur dari berat lantai ke-i
Hi
= Tinggi dari dasar struktur dari lantai ke-i
k
= Nilai faktor eksponen yang terkait berdasarkan nilai T (Periode) struktur, jika
T = 0,5 s , nilai k = 1 , dan jika k antara 0,51 sampai 2,5 dapat dicari melalui
interpolasi, T yang di dapat = 0,5848 maka k = 1,042
Perhitungan Gaya Gempa Lateral SNI 2012 :
Lantai

hi k ( m )

Wi ( KN )

Wi . hik ( KNm )

121.042

1422,58

18948,9

54

PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG


2016

61.042

2799,22

JUMLAH

18108,01
37056,91 kNm

Fx

W i . h ki
= W . hk
i
i

.V

Gaya gaya di masing masing Lantai 1, dan 2 :

F2 =

18948 , 9
x 1740 ,66 kN
= 890,079 kN/m
37056,91

F1=

18108 , 01
x 1740 ,66 kN
= 850,580 kN/m
37056 , 91

F2 = 7988,5
6.0

F1 = 7597,14
6.0

4.5

4.5

4.5

Kesimpulan : Bahwa gaya gempa maksimum yang terjadi pada Lantai 1 dengan nilai
7988,50 kN/m.

55

PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG


2016

56

PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG


2016

PETA ZONA GEMPA INDONESIA BERDASARKAN SNI 2002

Kesimpulan :
Medan
Wilayah gempa Irian Jaya Papua
berada di posisi ; Wilayah Gempa V, dimana posisi
percepatan puncak batuan 0,25 g

i). Perhitungan Beban Gempa Berdasarkan SNI Tahun 2002


Mencari Faktor Respon Gempa
Parameter untuk Desain Gempa :
-

Lokasi Gedung berada di Wilayah Gempa V (di Peta Lokasi Gempa SNI 2002)

Kondisi tanah berada di Tanah Lokasi Sedang

Percepatan puncak di batuan dasar = 0,25 g

57

PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG


2016

Percepatan puncak di muka tanah Ao = 0,32 g

Tabel 1. Percepatan Puncak Muka Tanah

- Tc = 0,6 detik (untuk Tanah Sedang)


Tabel 2. Penentuan Nilai Am dan Ar
-

- Am =0,83
- H (Tinggi Total Gedung) = 12 meter

Tabel 3. Jenis Jenis Tanah (berdasarkan SNI 2002 Gempa)

58

PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG


2016

Menghitung Periode Natural (Waktu Getar Alami)


1. Arah Utara Selatan
Arah Utara Selatan menggunakan rangka dengan sistem rangka dengan
menggunakan Struktur Beton Bertulang, sehingga :
T = C . H3/4
= 0,0731 . 123/4
= 0,4713 detik
Pembatasan Waktu Alami Fundamental
T1 = ] . n
untuk Wilayah Gempa V (Irian Jaya Papua) , ] = 16

Maka, T1 = 0,16 x 5 = 0,80 detik


Ternyata T < T1 ,
Syarat : - Jika T < T1 gunakan T ; Jika T > T1 gunakan T1
0,4713 detik < 0,80 detik
Jadi gunakan T = 0,80 detik ; Tc = 0,6 (Tanah Sedang)
Syarat : - Jika T1 > Tc gunakan T1 ; Jika T1 < Tc gunakan Tc
Jadi gunakan Tc = 0,60 detik < T1 = 0,80 detik
Sehingga koefisien percepatan gempa :
Ar = Am x Tc
= 0,83 x 0,6 = 0,498
A r 0,498
C
=
=
US
Maka,
T 1 0,80

= 0,622 detik

2. Arah Timur Barat

59

PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG


2016

Arah Timur Barat menggunakan rangka dengan sistem rangka dengan


menggunakan Struktur Beton Bertulang, sehingga :
T = C . H3/4
= 0,0731 . 123/4
= 0,4713 detik
Pembahasan Waktu Alami Fundamental
T1 = ] . n
untuk Wilayah Gempa 5 (Irian Jaya Papua) , ] = 16

Maka, T1 = 0,16 x 5 = 0,80 detik


Ternyata T < T1 ,
Syarat : - Jika T < T1 gunakan T ; Jika T > T1 gunakan T1
0,4713 detik < 0,80 detik
Jadi gunakan T1 = 0,80 detik ; Tc = 0,6 (Tanah Sedang)
Syarat : - Jika T1 < Tc gunakan Tc ; Jika T1 > Tc gunakan T1
Jadi gunakan Tc = 0,60 detik < 0,80 detik
Sehingga koefisien percepatan gempa :
Ar = Am x Tc
= 0,83 x 0,6 = 0,498
A r 0,498
C
=
=
TB
Maka,
T 1 0,80

= 0,622 detik

Kesimpulan :
Nilai CTB dan CUS di dapat dengan nilai yang sama, nilai tersebut sama karena Struktur
yang mendukung arah-x dan y adalah Struktur Rangka Beton Bertulang
j). Perhitungan Beban Geser Dasar Normal (V)
Perbandingan tinggi total bangunan terhadap panjang daerah bangunan dalam arah
Utara Selatan = 8,00/16,00 = 0,5 <, maka tidak perlu ada aplikasi beban horizontal terpusat
sebesar 0,1 V di lantai paling atas.
Dengan data data di atas, maka beban geser dasar nominal (V) adalah :

60

PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG


2016

Dimana : I = Faktor Keamanan = 1,0


R = Struktur Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB) = 3,0
C = Ada 2 yaitu CUS dan CTB
Arah US dan TB :
0,622 x 1,0
V=
425 0,016 kN /m=881,17 kN
3,0
k). Perhitungan Gaya Gaya Lateral berdasarkan SNI-2002
Lantai

Zx (m)

Wx (kN)

Wx . Zx (kNm)

12

1436,67

17240,26

2813,33

16879,98

JUMLAH

34120,24 kNm

61

PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG


2016

Rumus :
Untuk menentukan rumus Perhitungan Gaya Gaya Lateral (berdasarkan SNI 2002)

Dimana :

Wi

= Berat Bangunan di Lantai ke i

Zi

= Lantai ke-i dengan Perhitungan ( i + i1 )

Wi. Zi = Jumlah Wi. Zi

F2 =

17240,26
x 881,17 kN
= 445,237 kN/m
34120,24

F1=

16879,98
x 881,17 kN
= 435,933 kN/m
34120,24

F2 = 445,237
6.0

F1 = 435,933
6.0

4.5

4.5

4.5

Gambar Bentuk Gaya Gempa yang terjadi


Kesimpulan : Bahwa gaya gempa maksimum yang terjadi pada Lantai 1 dengan nilai
435,933 kN/m. Perhitungan gempa pada SNI 2002. Sedangkan pada SNI
2012 adalah 7597,14kN/m.letak penambahan nilai k pada perhitungan
beban nya. Perhitungan SNI 2002 menggunakan SRPMB dan SNI 2012

62

PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG


2016

menggunakan SRPMK penggunaan ini dilakukan untuk melihat perbedaan


nilai Fx (Gaya Gempa di masing-masing titik)
Perhitungan SPT, dimana Data Uji SPT berupa Kedalaman (m) dan Ni (Nilai SPT per
Lapisan) sebagai berikut :

Nilai N rata rata akan menentukan jenih tanah, sebagai berikut :

Nilai N rata rata ditentukan dengan rumus :

N=

30
=29,27(Kondisi Tanah Sedang)
1,025

63

Anda mungkin juga menyukai