Bab I
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Foraminifera adalah organisme bersel tunggal (protista) yang mempunyai
cangkang atau test (istilah untuk cangkang internal). Foraminifera dibedakan
menjadi dua yaitu : Foraminifera Plantonik dan Foraminifera Bentonic.
foraminifera ditemukan melimpah sebagai fosil, setidaknya dalam kurun waktu
540 juta tahun. Cangkang foraminifera umumnya terdiri dari kamar-kamar yang
tersusun sambung-menyambung selama masa pertumbuhannya. Bahkan ada yang
berbentuk paling sederhana, yaitu berupa tabung yang terbuka atau berbentuk
bola dengan satu lubang.
Radiolaria merupakan zooplankton yang tergolong dalam kelas Sarcodina,
filum Protozoa. Hewan ini umumnya mempunyai bentuk cangkang yang bulat,
dengan berbagai variasi struktur yang umumnya mempunyai simetri radial dan
memencar. Itu pula sebabnya ia dinamakan Radiolaria. Kerangka radiolaria
berupa jejaring yang membentuk pola geometri yang simetris menampilkan
bentuk yang sangat indah. Apalagi bahan pembentuk kerangkanya itu terbuat dari
bahan silika berupa kristal gelas opal. Namun bentuknya dalam jalinan yang
rumit nan indah itu detailnya hanya dapat dikagumi lewat mikroskop, karena
ukurannya sangat kecil. Ukuran sel radiolaria umumnya berkisar antara 30 m
hingga 2 mm.
Sebagaimana umumnya hewan Protozoa, radiolaria juga mempunyai kaki
semu (pseudopodia) yang merupakan bagian protoplasma yang dapat dijulurkan
untuk bergerak dan mencari makan. Makanan radiolaria sangat beragam, bisa
mencakup berbagai grup zooplankton seperti kopepod, larva krustasea, diatom,
dinoflagelat, tintinid, bakteri juga detritus organik. Seperti halnya pada
foraminera, radiolaria umumnya juga mempunyai simbion berupa mikroalga
dalam selnya, yang hidup bersimbiosis dengan hewan inangnya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah :
a. Apa yang dimaksud dengan foraminifera dan radiolaria?
b. Di mana habitat foraminifera dan radiolaria dapat di temukan?
c. Apa mamfaat dari foraminifera dan radiolaria dalam kehidupan manusia?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa tahu apa yang di maksud dengan Foraminifera dan radiolaria.
b. Mahasiswa tahu jenis-jenis spesies yang tergabung dalam ordo
foraminifera dan radiolaria.
c. Mahasiswa dapat membedakan mana spesies dari ordo foraminifera dan
spesies radiolaria.
d. Mahasiswa akan tahu mamfaat dari foraminifera dan radiolaria.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Foraminifera
adalah suatu organisme satu sel yang memiliki cangkang kalsit dan
merupakan salah satu organisme dari kingdom protista yang sering dikenal
dengan rhizopoda (kaki semu). Cangkang atau kerangka foraminifera
merupakan petunjuk dalam pencarian sumber daya minyak, gas alam dan
mineral. Foraminifera adalah kerabat dekat Amoeba, hanya saja amoeba tidak
memiliki cangkang untuk melindungi protoplasmanya.
Klasifikasi Foraminifera didasarkan atas komposisi, atas komposisi
dinding testnya dan dinding testnya
a. Subordo Allogromina: Dinding test Tectinous/Subordo Allogromina: Dinding
test Tectinous/Pseudokhitin.
b. Subordo Textulariina : Dinding test Agglutinated /Subordo Textulariina :
Dinding
test
Agglutinated
/Arenaceous
tersusun
oleh
butiran
2. Foraminifera Planktonik
Foraminifera planktonik adalah foraminifera yang cara hidupnya
mengambang atau melayang di air,Foraminifera planktonik jumlah genusnya
sedikit,tetapi jumlah spesiesnya banyak. Susunan kamar foraminifera
plankton dibagi menjadi :
a. Planispiral yaitu sifatnya berputar pada satu bidang, semua kamar terlihat
dan pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal sama. Contoh:
Hastigerina
b. Trochospiral yaitu sifat berputar tidak pada satu bidang, tidak semua
kamar terlihat, pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal tidak
sama. Contohnya : Globigerina.
c. Streptospiral yaitu sifat mula-mula trochospiral, kemudian planispiral
menutupi sebagian atau seluruh kamar-kamar sebelumnya. Contoh:
Pulleniatina.
Plankton ini dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
geologi, antara lain :
a. Sebagai fosil petunjuk
b. Korelasi
c. Penentuan lingkungan pengendapan
Foraminifera plankton tidak selalu hidup di permukaan laut, tetapi
pada kedalaman tertentu ;
a. Hidup antara 30 50 meter
b. Hidup antara 50 100 meter
c. Hidup pada kedalaman 300 meter
d. Hidup pada kedalaman 1000 meter
Ada golongan foraminifera plankton yang selalu menyesuaikan diri
terhadap temperatur, sehinggapa diwaktu siang hari hidupnya hampir di dasar
laut, sedangkan di malam hari hidup di permukaan air laut. Sebagai contoh
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Plantonik
Globigerina bulloides
Globigerina falconensis
Globigerinella callida
Globigerinoides conglobatus
Globigerinoides cyclostomus
Globigerinoides fistulosus
Globigerinoides ruber
Globigerinoides sacculifer
Globoquadrina pseudofoliata
Globorotalia bermudezi
Globorotalia menardii
Globorotalia pseudopumilio
Globorotalia puncticulata
Globorotalia seiglei
Globorotalia trucatulinoides
Globorotalia tumida
Globorotalia ungulata
Neogloboquadrina blowi
Neogloboquadrina humerosa
Orbulina universa
Pulleniatina finalis
Pulleniatina obliqueloculata
Pulleniatina praecursor
Pulleniatina primalis
Spheroidinella dehiscens
-
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
Marginophora vertebralis
Loxostomum amygdalaeformis
Lecticulina sp.
Lecticulina elegans
Lecticulina cultrate
Hoglundina elegans
Heterostegina depressa
Eponides repandus
Eponide umbonatus
Elphidium macellum
Elphidium crispum
Elphidium craticulatum
Elphidium advenum
Discorbina sp
Discorbina mira
Cibicides praecinctus
Cancris oblongus
Calcarina calcar
Bolivina schwagerina
Bolivina earlandi
Baculogypsina sphaerulata
Anomalinella rostata
Amphistegina quoyii
Amphistegina lessonii
Ammonia umbonata
Ammonia beccarii
3. Manfaat foraminifera
Mamfaat dari Foraminifera bagi kehidupan manusia yaitu :
a. Foraminifera memberikan data umur relatif batuan sedimen laut
Foraminifera mengalami perkembangan secara terus-menerus, dengan
demikian spesies yang berbeda diketemukan pada waktu (umur) yang
berbeda-beda. Foraminifera mempunyai populasi yang melimpah dan
penyebaran horizontal yang luas, sehingga diketemukan di semua lingkungan
laut. Alasan terakhir, karena ukuran fosil foraminifera yang kecil dan
pengumpulan atau cara mendapatkannya relatif mudah meskipun dari sumur
minyak yang dalam.
1920-an
industri
perminyakan
memanfaatkan
jasa
penelitian
B. Pengertian Radiolaria
Radiolaria merupakan zooplankton yang tergolong dalam kelas
Sarcodina, filum Protozoa. Hewan ini umumnya mempunyai bentuk
cangkang yang bulat, dengan berbagai variasi struktur yang umumnya
mempunyai simetri radial dan memencar. Itu pula sebabnya ia dinamakan
Radiolaria.
10
a. Habitat Radiolaria
Radiolaria terdapat luas di lautan, tetapi lebih banyak ditemui di
perairan tropis, biasanya di perairan lepas pantai dengan salinitas di atas
30 psu. Hewan ini banyak dijumpai di laut lapisan teratas hingga
kedalaman beberapa ratus meter, meskipun ada juga dilaporkan yang
hidup di lapisan yang lebih dalam. Sebaran geografiknya, baik di
permukaan maupun di bawah permukaan, banyak dipengaruhi oleh
beberapa faktor oseanografi setempat, seperti suhu, salinitas dan arus.
b. Ciri Biologi Radiolaria
Radiolaria yang dikenal hidup di laut umumnya bersel tunggal,
walaupun ada yang hidup berkoloni seperti beberapa Spumellaria. Koloni
tersebut terdiri dari banyak sekali individu yang diperkuat oleh skeletonskeleton, hingga kadang-kadang dapat mencapai ukuran beberapa cm.
Ciri khas yang paling mencolok adalah rangka tubuhnya, yang
telah mengalami spesialisasi ke tingkat tinggi. Organisme umum tubuh
axopodia dihubungkan dengan heliozodia, tetapi bentukan kapsul pusat
yang ada memisahkan zona dalam dan luar protoplasma yang
menyebabkan perbedaan. Kapsul pusat berada pada lapisan yang berbeda,
biasanya tunggal namun terkadang ganda dan dapat dideteksi dengan
mudah kecuali pada Actipylina. Kapsul tersebut mungkin berbentuk bulat,
bulat telur atau bercabang, dan tersusun atas kitin, pseudokitin, atau
tektin. Kapsul dapat diserap dalam kadar yang tinggi maupun rendah
tergantung spesiesnya, diperlukan dalam peningkatan diameter seiring
11
kaki
umumnya
semu
hewan
(pseudopodia)
Protozoa,
yang
radiolaria
merupakan
juga
bagian
yang
12
13
Gambar 2.7.a
Gambar 2.7.b
Subordo 1. Actipylina
Pusat kapsul, kadang berbentuk berbentuk lubang, sekalipun
susunan pori-pori di permukaannya sering diketahui. Kerangka tersebut
terdiri dari beberapa batang utama yang bagian tengahnya berlubang di
pusat kapsul dan biasanya menunjukkan susunan yang disebutkan oleh
hukum Mullers. Biasanya terdiri dari dua puluh (suatu saat kelipatan dua
puluh) batang yang membentuk pola tertentu. Kelompok yang sama
muncul dari tubuh 90o dari kutub, dan dua kelompok lain muncul pada 45 o
di atas dan bawah garis ekuator. Rangka dasar ini sesekali dimodifikasi
dengan pertumbuhan batang secara lateral yang membentuk lubang pada
14
keduanya. Kulit kisi-kisi mungkin hanya satu, atau pada beberapa family
memiliki banyak bentuk konsentris.
Subordo 3. Monopylina
Dinding tebal pada pusat kapsula yang mungkin tersusun radial
atau simetri bilateral, menunjukkan satu lempeng pori besar atau lebih,
seringnya satu permukaan dari pori kecil dengan dinding yang menebal.
Psoudopodia sering muncul berlawanan dari permukaan ini. Kerangka
bersili tersusun dari elemen padat, menunjukkan 3 bagian (tripod,
kapitulum, dan cincin). Bentuk dasar tripod menunjukkan nama dari
strukturnya (Gambar 2.8.a). Cincin, jika ada berdempet dengan tripod
(Gambar 2.8.b). Tumbuh dari tripod dan cincin mungkin menghasilkan
kulit berbentuk helm, yaitu Capitulum (Gambar 2.8.c). Modifikasi dari
ketiga elemen dasar tersebut, dengan pengurangan atau penambahan dari
anggota tubuh dan dekorasi, memunculkan variasi kerangka.
15
Gambar 2.8.a
Gambar 2.8.b
Gambar 2.8.c
Subordo 4. Tripylina
Pusat kapsul memiliki satu atau dua asesori yang terbuka, yang
bagian belakang biasanya berada di arah berlawanan. Tipe khas astropil
tertutup dengan lempeng
c. Reproduksi Radiolaria
Meskipun reproduksi telah dilacak pada spesies relatif sedikit, fisi
terjadi pada spesies dengan unsur-unsur kerangka yang sederhana. Kapsul
pusat dibagi, dan setiap elemen rangka diteruskan ke organisme yang
sama. Fisi kerangka berbentuk helm tripilina tertentu. Satu organisme
mempertahankan shell tua, dan lain dan mengembangkan yang baru.
Menurut Brandt, Thallophysidae tertentu dapat menjalani plasmotomi
rumit yang berbeda dari induknya, dan menghasilkan sejumlah organisme
kecil, masing-masing dengan beberapa inti.
Bukti untuk fenomena seksual pada Radiolarida di literatur
dijelaskan mengenai gamet. Namun, syngamy belum diamati, dan chatton
menyimpulkan bahwa beberapa flagelata jelas tidak dinoflagellates dan
mereka menunjukkan kemiripan gamet dari Foraminiferida.
d. Manfaat Radiolaria
Mamfaat dari Radiolaria bagi kehidupan manusia yaitu :
a. Radiolaria yang mati akan mengendap yang disebut lumpur
radiolarian yang digunakan sebagai bahan peledak yaitu achantometron
dan collosphaera.
b. Cangkang dari silikon
(Radiolaria)
dan
Kalsium
Karbonat
16
17
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini tentunya banyak sekali kekurangan
maupun kesalahan yang tidak kami sadari, maka dari itu kami sangat
berharap kepada pembaca lebih khusunya dosen pengemban mata kuliah
ini ( Ir. S. Haumahu, M.Si. ) agar memberikan sanggahan kritikan yang
bersifat membangun, supaya untuk kedepannya kami dapat menulis
makalah dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Pringgopawiro H, 1984. Diktat Mikropaleontolgi Lanjut, Laboratorium
Mikropaleontologi Jur. T Geologi, ITB, Bandung
Subandrio, A. 1994. Study Paleobathimetry Cekungan Sumatera Utara,
Subcekungan Jambi dan Cekungan Barito, Thesis ITB, Bandung
Blow, W.H. 1969. Late Middle Eocene to Recent Planktonic Foraminifera
Biostratigraphy Cont. Planktonic Microfossil, Geneva, 1967, Pro.
Leiden, E.J Bull v.
http://biologi.um.ac.id/wp-content/uploads/2011/12/bab-ii.pdf
Encyclopedia.
2005.
(http://www.encyclopedia.com/topic/
Sarcodina.
(online)