Anda di halaman 1dari 37

9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Teori Asam Urat


2.1.1.Pengertian Asam Urat
Gout (pirai) merupakan kelompok keadaan heterogenous yang
behubungan

dengan

defek

genetik

pada

metabolisme

purin

(hiperurisemia). (Suzanne C.Smeltzer, 2001)


Penyakit asam urat atau dikenal sebagai penyakit gout
merupakan suatu penyakit akibat terjadinya penimbunan kristal
monosodium urat di dalam tubuh sehingga menyebabkan nyeri sendi
(Gout Arthritis), benjolan pada bagian-bagian tertentu dari tubuh (tophi)
dan batu pada saluran kemih. (www.bintangmawar.net)
Gout atau asam urat adalah penyakit di mana terjadi
penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat
produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang
menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin. Gout
terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat yang kadarnya
tinggi.(dr Juandi Jo, 2007, www.wordpress.com)
Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang
merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan
nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat
pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh dan
dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari

10

tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) ataupun hewan (daging,


jeroan, ikan sarden). Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di
dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang
memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme
normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan,
dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Tubuh telah
menyediakan 85% senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini
berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15%.
(www.dechacare.com)

2.1.2.Etiologi Asam Urat


Berdasarkan penyebabnya, penyakit Asam Urat digolongkan
menjadi 2, yaitu:
2.1.2.1. Penyakit gout primer.
Penyebabnya kebanyakan belum diketahui (idiopatik). Hal ini
diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor
hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang
dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat. Atau
bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam
urat dari tubuh.
2.1.2.2. Penyebab penyakit gout sekunder :
2.1.2.2.1. Meningkatnya produksi asam urat karena pengaruh
pola makan yang tidak terkontrol, yaitu dengan
mengonsumsi makanan yang berkadar purin tinggi.

11

Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang


menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan
termasuk

dalam

kelompok

asam

amino,

yang

merupakan unsur pembentuk protein.


2.1.2.2.2. Produksi asam urat juga dapat meningkat karena
penyakit

pada darah

(penyakit

sumsum tulang,

polisitemia, anemia hemolitik), obat-obatan (alkohol,


obat-obat kanker, vitamin B12, diuretika, dosis rendah
asam salisilat).
2.1.2.2.3. Obesitas (kegemukan).
2.1.2.2.4. Intoksikasi (keracunan timbal).
2.1.2.2.5. Pada penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol
dengan baik. Dimana akan ditemukan mengandung
benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak)
dengan kadar yang tinggi. Kadar benda-benda keton
yang meninggi akan menyebabkan kadar asam urat
juga ikut meninggi.

2.1.3.Patofisiologi Asam Urat


Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada
pria dewasa kurang dari 7 mg/dL dan pada wanita kurang dari 6 mg/dL.
Dan apabila konsentrasi asam urat dalam serum lebih besar dari 7,0
mg/dl dapat menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat.
Serangan gout tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau

12

penurunan secara mendadak kadar asam urat dalam serum. Jika kristal
asam urat mengendap dalam sendi, akan terjadi respons inflamasi dan
diteruskan dengan terjadinya serangan gout. Dengan adanya serangan
yang berulang-ulang, penumpukan kristal

monosodium urat yang

dinamakan thopi akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari
kaki, tangan dan telinga. Akibat penumpukan asam urat yang terjadi
secara sekunder dapat menimbulkan Nefrolitiasis urat (batu ginjal)
dengan disertai penyakit ginjal kronis .
Gambaran kristal urat dalam dalam cairan sinovial sendi yang
asimtomatik menunjukkan bahwa faktor-faktor non-kristal mungkin
berhubungan dengan reaksi inflamasi. Kristal monosodium urat yang
ditemukan tersalut dengan immunoglobulin yang terutama berupa IgG.
Dimana IgG akan meningkatkan fagositosis kristal dan dengan
demikian dapat memperlihatkan aktifitas imunologik.

13

Gambar 2.1. Proses Terjadinya Asam Urat


Dikutip dari : http://cegahasamurat.blogspot.com

Perjalanan penyakit asam urat mempunyai 4 tahapan, yaitu :


2.1.3.1. Tahap 1 (Tahap Gout Arthritis Akut)
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan arthritis
yang khas untuk pertama kalinya. Serangan artritis tersebut
akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu sekitar 5-7
hari. Bila dilakukan pengobatan maka akan lebih cepat
menghilang. Karena cepat menghilang maka penderita sering
menduga kakinya hanya keseleo atau terkena infeksi, sehingga
tidak menduga terkena penyakit gout arthritis dan tidak

14

melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pada pemeriksaan


kadang-kadang tidak ditemukan ciri-ciri penderita terserang
penyakit

gout

arthritis.

Ini

karena

serangan

pertama

berlangsung sangat singkat dan dapat sembuh dengan


sendirinya (self-limiting), maka penderita sering berobat ke
tukang urut dan pada saat penderita sembuh, penderita
menyangka hal itu dikarenakan hasil urutan/pijatan. Namun
jika dilihat dari teori, nyeri yang diakibatkan asam urat tidak
boleh dipijat ataupun diurut, tanpa diobati atau diurut
sekalipun serangan pertama kali ini akan hilang dengan
sendiri.
2.1.3.2. Tahap 2 (Tahap Gout Interkritikal)
Pada tahap ini penderita dalam keadaan sehat selama rentang
waktu tertentu. Rentang waktu setiap penderita berbeda beda.
Dari rentang waktu 1-10 tahun. Namun rata-rata rentang
waktunya antara 1-2 tahun. Panjangnya rentang waktu pada
tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa dirinya pernah
menderita serangan Gout Arthritis Akut. Atau menyangka
serangan pertama kali yang dialami tidak ada hubungannya
dengan penyakit Gout Arthitis.
2.1.3.3. Tahap 3 (Tahap Gout Arthritis Akut Intermiten)
Setelah melewati masa Gout Interkritikal selama bertahuntahun tanpa gejala, maka penderita akan memasuki tahap ini
yang ditandai dengan serangan artritis yang khas seperti diatas.

15

Selanjutnya

penderita

akan

sering

mendapat

serangan

(kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dengan


serangan berikutnya makin lama makin rapat dan lama
serangan makin lama makin panjang, dan jumlah sendi yang
terserang semakin banyak . Misalnya seseorang yang semula
hanya kambuh setiap setahun sekali, namun bila tidak berobat
dengan benar dan teratur, maka serangan akan makin sering
terjadi biasanya tiap 6 bulan, tiap 3 bulan dan seterusnya,
hingga pada suatu saat penderita akan mendapat serangan
setiap hari dan semakin banyak sendi yang terserang.
2.1.3.4. Tahap 4 (Tahap Gout Arthritis Kronik Tofaceous)
Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10
tahun atau lebih. Pada tahap

ini akan terbentuk benjolan-

benjolan disekitar sendi yang sering meradang yang disebut


sebagai Thopi. Thopi ini berupa benjolan keras yang berisi
serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal
monosodium urat. Thopi ini akan mengakibatkan kerusakan
pada sendi dan tulang disekitarnya. Bila ukuran thopi semakin
besar dan banyak akan mengakibatkan pederita tidak dapat
menggunakan sepatu lagi.

2.1.4.Faktor Risiko Terjadinya Asam Urat


Tidak semua orang dengan peningkatan asam urat dalam darah
(hiperuremia) akan menderita penyakit asam urat. Namun ada beberapa

16

kondisi yang dapat menyebabkan seseorang menderita penyakit asam


urat, diantaranya :
2.1.4.1. Pola makan yang tidak terkontrol. Asupan makanan yang
masuk ke dalam tubuh dapat mempengaruhi kadar asam urat
dalam darah. Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi
akan diubah menjadi asam urat.
2.1.4.2. Seseorang dengan berat badan berlebih (obesitas).
2.1.4.3. Suku bangsa tertentu. Menurut penelitian, suku bangsa di
dunia yang paling tinggi prevalensinya terserang asam urat
adalah orang Maori di Australia. Prevalensi orang Maori
terserang penyakit asam urat sangat tinggi. Sedangkan di
Indonesia prevalensi tertinggi pada penduduk pantai dan yang
paling tinggi di daerah Manado-Minahasa karena kebiasaan
atau pola makan ikan dan mengonsumsi alkohol.
2.1.4.4. Peminum alkohol. Alkohol dapat menyebabkan pembuangan
asam urat lewat urine ikut berkurang, sehingga asam urat tetap
bertahan di dalam darah.
2.1.4.5. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit
asam urat.
2.1.4.6. Seseorang kurang mengkonsumsi air putih.
2.1.4.7. Seseorang dengan gangguan ginjal dan hipertensi.
2.1.4.8. Seseorang yang menggunakan obat-obatan dalam jangka
waktu lama.
2.1.4.9. Seseorang yang mempunyai penyakit diabetes mellitus.

17

2.1.5.Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang ditimbulkan pada penyakit asam urat
antara lain adalah sebagai berikut :
2.1.5.1. Nyeri hebat pada malam hari, sehingga penderita sering
terbangun saat tidur.
2.1.5.2. Saat dalam kondisi akut, sendi tampak terlihat bengkak, merah
dan teraba panas. Keadaan akut biasanya berlangsung 3
hingga 10 hari, dilanjutkan dengan periode tenang. Keadaan
akut dan masa tenang dapat terjadi berulang kali dan makin
lama makin berat. Dan bila berlanjut akan mengenai beberapa
sendi dan jaringan bukan sendi.
2.1.5.3. Disertai pembentukan kristal natrium urat yang dinamakan
thopi.
2.1.5.4. Terjadi deformitas (kerusakan) sendi secara kronis.
2.1.5.5. Berdasarkan diagnosis dari American Rheumatism Association
(ARA), seseorang dikatakan menderita asam urat jika
memenuhi beberapa kriteria berikut :
2.1.5.5.1. Terdapat kristal MSO (monosodium urat) di dalam cairan
sendi.
2.1.5.5.2. Terdapat kristal MSO (monosodium urat) di dalam thopi,
ditentukan

berdasarkan

pemeriksaan

mikroskopik dengan sinar terpolarisasi.

kimiawi

dan

18

2.1.5.5.3. Didapatkan 6 dari 12 kriteria di bawah ini :


2.1.5.5.3.1. Terjadi serangan arthritis akut lebih dari satu kali.
2.1.5.5.3.2. Terjadi peradangan secara maksimal pada hari
pertama gejala atau serangan datang.
2.1.5.5.3.3. Merupakan arthritis monoartikuler (hanya terjadi di
satu sisi persendian).
2.1.5.5.3.4. Sendi yang terserang berwarna kemerahan.
2.1.5.5.3.5. Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki)
terasa sakit atau membengkak.
2.1.5.5.3.6. Serangan nyeri unilateral (di salah satu sisi) pada
sendi metatarsophalangeal.
2.1.5.5.3.7. Serangan nyeri unilateral pada sendi tarsal (jari
kaki).
2.1.5.5.3.8. Adanya thopi (deposit besar dan tidak teratur yang
berasal dari natrium urat) di kartilago artikular
(tulang rawan sendi) dan kapsula sendi.
2.1.5.5.3.9. Terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah
(lebih dari 7,5 mg/dL).
2.1.5.5.3.10.

Pada

gambaran

radiologis

tampak

pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi


tubuh saja).
2.1.5.5.3.11.

Pada gambaran radiologis tampak kista


subkortikal tanpa erosi.

19

2.1.5.5.3.12.

Hasil kultur cairan sendi menunjukkan


nilai negative

2.1.6.Penatalaksanaan
Penatalaksanaan asam urat secara umum,dapat diatasi dengan
menggunakan pengobatan modern (kimia) atau pun pengobatan
tradisional. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing pengobatan
tersebut :
2.1.6.1. Pengobatan Modern (Kimia)
Pengobatan

modern

ini

bisa

diperoleh

dengan

menggunakan resep dokter. Obat-obatannya antara lain :


2.1.6.1.1. Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang
berfungsi untuk mengatasi nyeri sendi akibat proses
peradangan.
2.1.6.1.2. Kortikosteroid, yang berfungsi sebagai obat anti
radang dan menekan reaksi imun. Obat ini dapat
diberikan dalam bentuk tablet atau suntikan dibagian
sendi yang sakit.
2.1.6.1.3. Imunosupresif, yang berfungsi untuk menekan
reaksi imun. Obat ini jarang digunakan karena efek
sampingnya cukup berat yaitu dapat menimbulkan
penyakit kanker dan bersifat racun bagi ginjal dan
hati.

20

2.1.6.1.4. Suplemen antioksidan yang diperoleh dari asupan


vitamin

dan

mineral

yang

berkhasiat

untuk

mengobati asam urat. Asupan vitamin dan mineral


dapat diperoleh dengan mengkonsumsi buah atau
sayaran segar yang berwarna hijau atau orange,
seperti wortel.
Selain obat-obat tersebut, pengobatan secara medis
dapat juga dilakukan melalui program rehabilitasi. Rehabilitasi
ini berfungsi untuk mengembalikan kemampuan penderita
seperti semula sehingga dapat menjalankan kehidupan seharihari dengan lancar. Caranya adalah dengan mengistirahatkan
sendi yang sakit, melakukan pemanasan atau pendinginan, dan
memanfaatkan arus listrik untuk meningkatkan ambang rasa
sakit.
2.1.6.2. Pengobatan Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara
traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman.

(Peraturan

Menteri

kesehatan

Nomor

246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1).


Obat tradisional yang berasal dari tanaman / tumbuhan
memiliki efek samping yang jauh lebih rendah dibandingkan
dengan obat-obatan kimia, selain itu murah dan mudah

21

diperoleh. Hal ini disebabkan efek dari tanaman obat yang


bersifat alami dan tidak sekeras efek dari obat-obatan kimia.
Tubuh manusia pun lebih mudah beradaptasi dengan obat dari
bahan tanaman dibandingkan dengan obat kimia (Muhlisah,
2008). Untuk itu penggunaan obat tradisional perlu dicoba.
Mengatasi asam urat dengan tanaman obat sangat
sederhana dan dapat dilakukan sendiri oleh penderita. Berbagai
jenis tanaman obat dapat digunakan untuk mengobati asam
urat. Di samping itu, tanaman obat juga dapat mencegah cacat
sendi akibat tertimbunnya kristal asam urat atau mencegah
terjadinya

komplikasi

pada

ginjal

dan

organ

tubuh

lainnya.Penggunaan tanaman obat biasanya dikonsultasikan ke


dokter terlebih dahulu, sehingga jika terjadi ketidakcocokan
dapat segera diantisipasi.
Pengobatan tradisional untuk asam urat dapat berupa
akar-akaran

ataupun

tanaman.

Adapun

tanaman

obat

tradisional yang dapat digunakan dalam pengobatan asam urat


antara lain :
2.1.6.2.1. Sidaguri (Sida rhombifolia L)
Sidaguri merupakan tumbuhan perdu liar
yang tumbuh tegak bercabang. Tinggi tumbuhan ini
mencapai 1-2 meter, biasanya tumbuh di daerah
tropis yang berketinggian 1.400 meter di atas
permukaan laut. Tanaman ini tumbuh subur dengan

22

sinar matahari yang cukup. Dalam pengobatan


tradisional, bagian yang digunakan adalah seluruh
bagian

tumbuhan dengan kondisi

segar

atau

dikeringkan.
Sidaguri digunakan untuk pengobatan asam
urat dan rematik. Selain itu sidaguri juga bermanfaat
untuk mengobati flu, demam, malaria, radang
amandel, radang usus, disentri, sakit perut, sakit
kuning, kencing batu, bisul, radang kulit bernanah,
dan eksim.
Sidaguri mempunyai kandungan kimiawi di
dalamnya, antara lain alkaloid, kalsium oksalat,
tanin, saponin, fenol, asam amino, minyak terbang,
dan zat philegmatic. Pada batangnya mengandung
tanin dan kalsium oksalat. Pada akarnya pun
terdapat kaloid, steroid dan efedrine.
Pada pemakaian luar, tumbuhan Sidaguri
digunakan segar dan dihaluskan untuk selanjutnya
diborehkan pada sendi yang sakit. Pada pemakaian
dalam, tumbuhan Sidaguri direbus baik dalam
keadaan segar atau kering dan dicampur dengan
bahan lainnya. Gunakan 60 gram tumbuhan Sidaguri
direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc,
kemudian disaring lalu airnya diminum.

23

2.1.6.2.2. Daun Salam (Syzygium plyanthum)


Daun

salam

berkhasiat

sebagai

peluru

kencing (diuretik) dan penghilang rasa nyeri


(analgetik).

Sebagai

diuretic,

salam

mampu

memperbanyak produksi urine sehingga dapat


menurunkan kadar asam urat dalam darah. Sebagai
analgetik, salam mampu menghilangkan rasa sakit
ketika berjalan.
Daun
pengobatan

salam
kolesterol

dapat

digunakan

untuk

kencing

manis,

tinggi,

tekanan darah tinggi, sakit maag, asam urat, rematik,


dan diare. Kandungan kimia yang terdapat dalam
daun salam antara lain, minyak asiri (sitral,
eugenol), tanin dan flavonoid. Cara Pemakaian Daun
Salam Pada Penyakit Asam Urat Cuci 7 lembar daun
salam segar sampai bersih. Tambahkan 2 gelas air
putih, lalu rebus sampai mendidih hingga tersisa 1
gelas. Diminum pada pagi dan sore.
2.1.6.2.3. Sambiloto (Andrographis peniculata)
Pohon sambiloto berbentuk terna dengan
tinggi mencapai 35-95 cm. daunnya memenjang dan
berwarna hijau tua. Bunganya berukuran kecil dan

24

berwarna putih keunguan. Buahnya berukuran kecil,


berbentuk silindris dan berwarna hijau kekuningan.
Sambiloto memiliki rasa pahit. Seluruh bagian
tanaman yang telah kering dapat dimanfaatkan
sebagai bahan ramuan obat. Tanaman ini berkhasiat
sebagai antiradang, penghilang nyeri atau analgetik
dan penawar racun.
Tanaman sambiloto ini mengandung laktone
seperti deoksiandrografolid, andrografolid yang
merupakan

zat

pahit,

didehidroandrografolid,

14-deoksi-11,

12-

neoandrografolid

dan

homoandrografolid. Selain itu, sambiloto juga


mengandung flavonoid, alkane, keton, aldehid dan
beberapa mineral seperti kalium, natrium dan
kalsium. Kandungan lainnya berupa asam kersik dan
damar.
2.1.6.2.4. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)
Temulawak

merupakan

tanaman

terna

menahun, berbatang semu dan tingginya dapat


mencapai 2-2,5 meter. Temulawak banyak tumbuh
di hutan. Tanaman ini tumbuh merumpun dengan
berbagai anakan. Setiap tanaman biasanya memiliki
2-9 helai daun yang berbentuk panjang dan lebar.
Umbi temulawak berupa rimpang. Rimpang inilah

25

yang dapat dimanfaatkan sebagai obat, baik rimpang


segar maupun kering. Tanaman ini memiliki rasa
sedikit pahit. Tanaman ini berkhasiat sebagai
antiradang, antisembelit, tonikum dan diuretic.
Rimpang

tamanan

ini

mengandung

pati,

kurkuminoid dan minyak asiri seperti felandren dan


turmerol.
2.1.6.3. Yang juga perlu diperhatikan untuk mencegah dan mengatasi
nyeri yang ditimbulkan penyakit asam urat antara lain:
2.1.6.3.1. Mengenali

makanan

yang

dikonsumsi.

Kemungkinan flare-up dapat dikurangi dengan


meminimalkan
mengandung

konsumsi
purin

melalui

makanan

yang

pengeturan

diet.

Penggolongan makanan berdasarkan kandungan


purin:
2.1.6.3.1.1. Golongan A: Makanan yang mengandung purin
tinggi (150-800 mg/100 gram makanan) adalah
hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jeroan,
udang, remis, kerang, sarden, ekstrak daging
(abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta
makanan dalam kaleng.
2.1.6.3.1.2. Golongan B: Makanan yang mengandung purin
sedang (50-150 mg/100 gram makanan) adalah
ikan yang tidak termasuk golongan A, daging

26

sapi, kerang-kerangan, kacang-kacangan kering,


kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur,
daun singkong, daun pepaya, kangkung.
2.1.6.3.1.3. Golongan C: Makanan yang mengandung purin
lebih ringan (0-50 mg/100 gram makanan)
adalah keju, susu, telur, sayuran lain, buahbuahan.

Gambar 2.2. Diet Sehat Penderita Asam Urat


Dikutip dari :
http://cegahasamurat.blogspot.com
2.1.6.3.2. Mengunakan sepatu yang nyaman. Perhatikan sepatu
agar tidak terlalu ketat atau teralu longgar.
Upayakan agar ibu jari kaki dapat digerakkan

27

dengan mudah. Trauma ringan pada ibu jari kaki


dapat memicu terjadinya nyeri.
2.1.6.3.3. Mengurangi berat badan. Kelebihan berat badan
sangat berkaitan dengan kadar asam urat dalam
darah. Penurunan berat badan dapat mengurangi
flare-up. Namun waspadai penurunan yang terlalu
cepat, karena penurunan yang terlalu cepat juga
dapat memicu serangan gout.
2.1.6.3.4. Mengenali obat yang dikonsumsi. Beberapa obat
penurun tekanan darah dapat meningkatkan kadar
asam urat. Yang juga perlu diperhatikan adalah
beberapa obat untuk gout tidak dapat bekerja dengan
baik apabila diminum bersamaan dengan obat lain.
2.1.6.3.5. Perhatikan pola istirahat yang teratur. Paling tidak
istirahatkan sendi yang terkena. Bila ibu jari yang
terkena, lepaskan sepatu, upayakan ibu jari selalu
pada posisi terangkat.
2.1.6.3.6. Menggunakan kompres dingin saat sendi sedang
bengkak

merah

dan

terasa

panas,

menggunakan kompres panas.


2.1.6.3.7. Hindarkan memijat daerah yang bengkak.

2.2. Praktik Perawatan Asam Urat

hindari

28

Apabila diketahui salah satu anggota kelurga mempunyai riwayat


penyakit

asam

urat,

sering

mengkonsumsi

makanan

yang banyak

mengandung purin secara tidak terkontrol, begitu pula pada orang yang
kelebihan berat badan, peminum alcohol berat, dan orang-orang yang
menpunyai riwayat penyakit diabetes mellitus, ginjal dan hipertensi serta
orang yang mengunakan obat-obatan dalam jangka waktu lama perlu
mewaspadai terkena penyakit asam urat. Asam urat terjadi akibat
penumpukan purin di dalam darah, dimana kadar normalnya di dalam darah
adalah 7 mg/dl pada pria dan 6 mg/dl pada wanita. Serangan gout
berhubungan dengan peningkatan atau penurunan secara mendadak kadar
asam urat dalam darah.
Praktik perawatan yang dimaksud disini adalah bagaimana cara
seseorang yang belum menderita asam urat untuk dapat mencegahnya,
sedangkan untuk orang-orang yang sudah menderita asam urat dapat
mencegah agar tidak berkembang ke tingkat yang lebih parah. Dan untuk
praktik perawatan sehari-hari pada penderita maupun orang-orang yang
belum menderita asam urat yang mempunyai factor risiko seperti yang telah
disebutkan diatas, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
2.2.1. Untuk penderita asam urat, pengobatan rutin perlu dilakukan. Ini agar
jika nyeri yang ditimbulkan oleh penyakit asam urat muncul dapat
diringankan dengan meminun obat. Obat-obatan yang dapat dikonsumsi
antara lain : OAINS(Obat Anti Inflamasi Non Steroid), Kortikosteroid,
Imunosupresif, dan Suplemen antioksidan.

29

2.2.2. Penderita asam urat juga dapat menggunakan obat-obatan tradisional


untuk mengatasi nyeri akibat penyakit asam urat. Obat tradisional
biasanya mempunyai efek samping yang jauh lebih rendah dari pada
obat-obatan kimia. Untuk itu penderita asam urat dapat mencoba
menggunakan obat tradisional tersebut.
2.2.3. Untuk penderita asam urat, sangat perlu membatasi makanan yang
mengandung banyak purin. Karena dapat memicu terjadinya nyeri
akibat penumpukan asam urat di dalam darah. Begitu pula pada orangorang yang belum menderita asam urat perlu menjaga pola makan,
mengurangi makanan yang mengandung banyak purin, agar terhindar
dari penyakit ini.
2.2.4. Menjaga berat badan agar tetap ideal. Dapat dilakukan dengan
berolahraga secara teratur, memenuhi kebutuhan gizi tubuh, dan
istirahat yang cukup.
2.2.5. Jika penderita asam urat mengalami nyeri, mengistirahatkan sendi yang
terkena perlu dilakukan untuk memberikan rasa nyaman pada sendi
tersebut. Selain itu perlu juga dilakukan pengompresan saat sendi
sedang bengkak. Lakukan kompres menggunakan air dingin, dan
hindari menggunakan kompres panas. Begitu pula dengan pemijatan
pada sendi yang bengkak harus dihindarkan.
2.2.6. Untuk penderita asam urat, hindari menggunakan sepatu yang terlalu
ketat atau terlalu longgar, agar memudahkan jari kaki untuk digerakkan.
Karena trauma ringan pada jari kaki dapat memicu terjadinya nyeri.

30

2.3.

Konsep Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui pancaindra manusia yakni : indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh oleh mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku disadari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan.
Penelitian Rogers 1974, dalam Soekidjo Notoatmodjo 2003, mengungkapkan
bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri seseorang
tersebut terjadi proses yang berurutan, antara lain:
2.3.1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2.3.2. Interest (rasa ketertarikan) terhadap stimulus atau objek tesebut.
2.3.3. Evaluation (menimbang) terhadap baik atau tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya.
2.3.4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
2.3.5. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan
bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut.

31

Apabila penerimaan parilaku baru atau adopsi perilaku didasari oleh


pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif makan perilaku tersebut akan
bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama.
2.3.6. Menurut Notoatmodjo (2005), dari berbagai macam cara yang telah
digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang
sejarah, dapat dikelompokkan manjadi dua, yaitu :
2.3.6.1. Cara Tradisional atau non ilmiah
2.3.6.1.1. Cara coba salah (Trial and Error)
Cara
menggunakan

coba-coba

ini

kemungkinan

dilakukan
dalam

dengan

memecahkan

masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak


berhasil, dicoba kemungkinan yang lain, apabila
kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba
kembali dengan kemungkinan ketiga, dan apabila
kemungkinan

ketiga

gagal

dicoba

kemungkinan

keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat


terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut
metode trial and error.
2.3.6.1.2. Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak
sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi yang dilakukan
oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang
dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan

32

ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke


generasi berikutnya. Sumber pengetahuan tersebut
dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik
formal maupun informal, ahli agama, pemegang
pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada
otoritas

atau

kekuasaan,

baik

tradisi,

otoritas

pemerintah, otoritas pemimpin agama maupun ahli


ilmu

pengetahuan.

Pada

prinsipnya,

orang

lain

menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang


mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau
membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta
empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri.
2.3.6.1.3. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang terbaik, pepatah
ini

mengandung

maksud

bahwa

pengalaman

merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman


merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali

pengalaman

yang

diperoleh

dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa


yang lalu.
2.3.6.1.4. Melalui jalan pikiran

33

Sejalan

dengan

perkembangan kebudayaan

umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut


berkembang.

Dari

menggunakan

sini

manusia

penalarannya

telah

dalam

mampu

memperoleh

pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh


kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan
jalan pikirannya.
2.3.6.2. Cara Modern atau Ilmiah
Cara

baru

atau

modern

dalam

memperoleh

pengetahuan pada dewasa ini lebih bersifat sistematis, logis


dan ilmiah. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yaitu :
2.3.6.2.1. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang
muncul pada saat dilakukan pengamatan.
2.3.6.2.2. Segala sesuatu yang negative, yakni gejala tertentu
yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.
2.3.6.2.3. Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu
gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi tertentu.
Berdasarkan hasil pencatatan-pencatatan ini kemudian
ditetapkan cirri-ciri atau unsur-unsur yang pasti ada pada
suatu gejala selanjutnya, hal tersebut dijadikan dasar
pengmbilan keputusan atau kesimpulan atan generalisasi.
2.3.6.3. Pengetahuan

yang

dicakup

mempunyai 6 tingkatan, yakni :


2.3.6.3.1. Tahu (Know)

dalam

domain

kognitif

34

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi


yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam
pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu tahu ini adalah merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah.
2.3.6.3.2. Memahami (Comrehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui
dan dapat menginterpretasikan materi itu secara benar.
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
dapat

menjelaskan,

menyebutkan

contoh,menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya


terhadap objek yang dipelajari.
2.3.6.3.3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai pengetahuan untuk
mengetahui materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukun,
rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks
atau situasi yang lain.
2.3.6.3.4. Analisis (Analysis)

35

Analisis
menjabarkan

adalah

materi

suatu

atau

kemampuan

suatu

objek

untuk

kedalam

komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu


struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya
satu sama lain.
2.3.6.3.5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan
untuk meletakkan atau menghubungngkan bagianbagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi-formulasi yang ada.
2.3.6.3.6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan
untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap
suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteri-kriteria yang sudah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi
yang ingin diukur dasi subjek penelitian atau responden.
Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur
disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatasnya.

2.4. Konsep Masyarakat

36

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau


dengan istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat continue
dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. (Kontjaraningrat 1990, dalam
buku Nasrul Effendy 1998)
Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat
yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batasbatas tertentu, dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih
besar dari anggota-anggotanya dibandingkan dengan penduduk di luar batas
wilayahnya. (Soerdjono soekanto 1982, dalam buku Nasrul Effendy 1998)
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami teritorial
tertentu dan adanya sifat-sifat tertentu yang saling tergantung, adanya
pembagian kerja dan kebudayaan bersama. (Mac Laver 1957, dalam buku
Nasrul Effendy 1998)
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah cukup lama
hidup dan bekerja sama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berpikir
tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
(Linton 1936, dalam buku Nasrul Effendy 1998)
Di Indonesia terdapat beberapa tipe-tipe masyarakat. Menurut Gilin
and Gilin masyrakat dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
2.4.1.Dilihat dari sudut perkembangannya :
2.4.1.1. Cresive Institution
Lembaga masyarakat yang paling primer, merupakan
lembaga-lembaga yang secara tidak disengaja tumbuh dari

37

adat-istiadat masyarakat misalnya yang menyangkut : hak


milik, perkawinan, agama dan sebagainya.

2.4.1.2. Enacted institution


Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk
memenuhi tujuan tertentu misalnya yang menyangkut :
lembaga utang-piutang, lembaga perdagangan, pertanian dan
pendidikan yang kesemuanya berakar pada kebiasaankebiasaan

masyarakat.

Pengalama-pengalaman

dalam

melaksanakan kebiasaan-kebiasaan tersebut disistematisasi,


yang kemudian dituangkan ke dalam lembaga-lembaga yang
disahkan oleh negara.
2.4.2.

Dari sudut sistem nilai yang diterima oleh masyarakat


2.4.2.1. Basic institution
Merupakan lembaga kemasyarakatan yang sangat
penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib
dalam masyarakat, diantaranya keluarga, sekolah-sekolah yang
dianggap sebagai institusi dasar yang pokok.
2.4.2.2. Subsidiary institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan ynag muncul tetapi
dianggap kurang penting, karena untuk memenuhi kegiatankegiatan tertentu saja. Misalnya pembentukan panitia rekreasi,
pelantikan atau wisuda bersama dan sebagianya.

2.4.3.

Dari sudut penerimaan masyarakat

38

2.4.3.1. Approved atau social sanctioned institution


Adalah lembaga yang diterima oleh masyarakat seperti
sekolah, perusahaan, koperasi dan sebagainya.
2.4.3.2. Unsanctioned institution
Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh
masyarakat, walaupun kadang-kadang masyarakat tidak dapat
memberantasnya, misalnya kelompok penjahat, pemeras,
pelacur, gelandangan dan pengemis dan lain-lain
2.4.4.

Dari sudut penyebarannya


2.4.4.1. General institution
Merupakan lembaga masyartakat didasarkan atas factor
penyebarannya. Misalnya agama karena dikenal hampir semua
masyarakat di dunia.
2.4.4.2. Restricted institution
Merupakan lembaga-lembaga agama yang dianut oleh
masyarakat tertentu saja misalnya, Budha banyak dianut oleh
Muangthai dan Vietnam. Kristen Katolik banyak dianut oleh
masyarakat Italia dan Prancis. Islam oleh masyarakat Arab dan
sebagainya

2.4.5.

Dari sudut fungsi


2.4.5.1. Operative institution
Merupakan lembaga masyarakat yang menghimpun
pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan
keluarga yang bersangkutan seperti keluarga industri.

39

2.4.5.2. Regulative institution


Merupakan lembaga yang bertujuan mengawasi adatistiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak
daripada lembaga itu sendiri, misalnya lembaga hukum
diantaranya kejaksaan, pengadilan dan sebagainya.
2.4.6.Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia dibagi
dalam tiga kategori, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
2.4.6.1. Masyarakat Desa
2.4.6.1.1. Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat.
2.4.6.1.2. Hubungan didasarkan kepada adat-istiadat yang kuat
sebagai organisasi sosial.
2.4.6.1.3. Percaya kepada kekuatan-kekuatan gaib.
2.4.6.1.4. Tingkat buta huruf relative tinggi.
2.4.6.1.5. Berlaku hukum tidak tertulis yang intinya diketahui dan
dipahami oleh setiap orang.
2.4.6.1.6. Tidak

ada

lembaga

pendidikan

khusus

dibidang

teknologi dan ketrampilan diwariskan oleh orang tua


langsung kepada keturunannya.
2.4.6.1.7. Sistem ekonomi sebagian besar ditunjukkan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagian kecil dijual
dipasaran untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Dan uang
berperan sangat terbatas.
2.4.6.1.8. Semangat gotong-royong dalam bidang sosial dan
ekonomi sangat kuat.

40

2.4.6.2. Masyarakat Madya


2.4.6.2.1. Hubungan keluarga masih sangat kuat, dan hubungan
kemasyarakatan mulai mengendor.
2.4.6.2.2. Adat-istiadat masih dihormati, dan sikap masyarakat
mulai terbuka dari pengaruh luar.
2.4.6.2.3. Timbul

rasionalitas

pada cara

berpikir, sehingga

kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan gaib mulai


berkurang dan akan timbul kembali apabila telah
kehabisan akal.
2.4.6.2.4. Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat
terutama pendidikan dasar dan menengah.
2.4.6.2.5. Tingkat buta huruf sudah mulai menurun.
2.4.6.2.6. Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
2.4.6.2.7. Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada
produksi pasaran, sehingga menimbulkan deferensiasi
dalam struktur masyarakat karenanya uang semakin
meningkat penggunaanya.
2.4.6.2.8. Gotong-royong tradisional tinggal untuk keperluan sosial
dikalangan keluarga dan tetangga. Dan kegiatan-kegiatan
umum lainnya didasarkan upah.
2.4.6.3. Masyarakat Modern
2.4.6.3.1. Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingankepentingan pribadi.

41

2.4.6.3.2. Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka


dalam suasana saling pengaruh mempengaruhi.
2.4.6.3.3. Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat
ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2.4.6.3.4. Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan
keahlian yang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam
lembaga-lembaga ketrampilan dan kejuruan.
2.4.6.3.5. Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata.
2.4.6.3.6. Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang
kompleks.
2.4.6.3.7. Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar yang
didasarkan atas penggunaan uang dan alat pembayaran
lainnya.
2.4.6.4. Masyarakat Sehat
2.4.6.4.1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.
2.4.6.4.2. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak.
2.4.6.4.3. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama
penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu
lingkungan hidup.

42

2.4.6.4.4. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan


peningkatan status sosial ekonomi masyarakat.
2.4.6.4.5. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai
sebab dan penyakit.

2.5. Penelitian Terkait


2.5.1.Penelitian yang dipublikasikan di The New England Journal of
Medicine pada tanggal 8 Maret 2004 memuat artikel hasil karya dr
Choi dan rekannya, yang berjudul Purine-Rich Foods, Dairy and
Protein Intake, and the Risk of Gout in Men. dr Choi dan rekannya
melakukan penelitian ini selama 12 tahun terhadap populasi tenaga
kesehatan laki-laki di Amerika Serikat, yang meliputi dokter gigi,
optometris, osteopath, ahli farmasi, podiatrist, dan dokter hewan.
Populasi tersebut berusia antara 40 sampai 75 tahun pada tahun 1986,
saat penelitian mulai dilakukan. dr Choi dan rekannya melakukan
pemeriksaan secara prospektif terhadap hubungan antara faktor risiko
diet dan kasus gout baru. Mereka menggunakan kriteria gout
berdasarkan American College of Rheumatology. Diet dari setiap
responden dinilai ulang setiap empat tahun dengan menggunakan
kuesioner. Dari 47.150 responden selama 12 tahun penelitian diperoleh
730 kasus gout baru. Mereka menemukan peningkatan risiko gout
ketika responden mengkonsumsi daging atau seafood dalam jumlah
banyak. Akan tetapi, tidak ditemukan peningkatan risiko gout ketika
mengonsumsi protein hewani maupun nabati atau sayur-sayuran kaya

43

purin dalam jumlah banyak. Tim tersebut juga menemukan bukti bahwa
adanya hubungan terbalik yang kuat antara konsumsi produk susu,
terutama yang rendah lemak, dan kejadian gout.
2.5.2.Penelitian Rahayu Wijayanti tahun 2009 yang berjudul Faktor yang
mempengaruhi terjadinya penyakit atritis gout di wilayah kerja
Puskesmas Mojo, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mempelajari faktor yang mempengaruhi
terjadinya penyakit artritis gout. Penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian komparasi dan observasional dengan pengumpulan data
secara

cross sectional.

Komparasi dilakukan pengamatan dan

pengapuran variabel utama dan pengganggu. Sampel penelitian ini


adalah pasien yang melakukan pemeriksaan atau berkunjung di
Puskesmas Mojo, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya pada bulan Maret
sampai dengan bulan April 2008. Pengambilan sampel dilakukan secara
Simple Random Sampling pada pasien yang melakukan pemeriksaan
atau berkunjung di Puskesmas Mojo. Data primer diperoleh melalui
wawancara, dengan bantuan kuesioner serta data sekunder diambil dari
Puskesmas Mojo. Hasil uji statistic dengan menggunakan uji chi square
diketahui bahwa dengan menggunakan = 0,05 menunjukkan ada
hubungan antara umur dan tingkat konsumsi purin hewani responden
dengan Atritis Gout. Sedangkan variabel lain seperti jenis kelamin,
pendidikan, pengetahuan, pendapatan, kebiasaan olahraga, pola
konsumsi dan tingkat konsumsi karbohidrat, lemak, protein dan purin
nabati tidak berhubungan. Sedangkan dengan menggunakan uji regresi

44

logistik dengan metode Backwald-LR diketahui bahwa umur dan


protein mempunyai nilai p < 0,05, artinya umur dan tingkat konsumsi
protein berpengaruh terhadap terjadinya penyakit artritis gout.
Sedangkan variabel lain seperti jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan,
pendapatan, kebiasaan olahraga, pola konsumsi dan tingkat konsumsi
karbohidrat, lemak, protein dan purin nabati tidak berpengaruh terhadap
ter adinya atritis gout.

45

2.6. Kerangka Teori


Bagan 2.1. Kerangka Teori

Faktor Predisposisi :
1. Karakteristik individu
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Tingkat pendidikan
d. Status pekerjaan
e. Mempunyai riwayat keluarga asam
urat
f. Mampunyai riwayat keluarga DM
g. Menderita gangguan ginjal
h. Menggunakan obat dalam jangka
Faktor Pemungkin :
1. Penyuluhan kesehatan
2. Keterpaparan media
3. Tenaga kesehatan
Faktor Penguat :
1. Kebijakan pemerintah tentang praktik
pencegahan dan perencanaan
perawatan asam urat
2. Dukungan masyarakat
3. Dukungan keluarga

Praktik masyarakat tentang


pencegahan dan perencanaan
perawatan asam urat

Anda mungkin juga menyukai