Jika terjadi gangguan satu fasa ke tanah yang bukan merupakan hubung ke
hantaran netral dan selalu mengandung resistansi gangguan
Rf , maka hantaran
V NE =
R NE
V 5
R NE + R f
di mana :
saluran.
Untuk keadaan khusus, misalnya JTR dengan transformator dengan kapasistas
kecil (maksimum 50 kVA fasa-tunggal atau 150 kVA fasa-tiga), dengan jumlah
konsumen yang masih sedikit dan resistans jenis tanahnya sehingga sukar
pembumian
yang
harus
diterapkan
pada
instalasi
listrik
yang
R E 2=
50
IA
di mana :
RE2
IA
k In
lebih
dalam waktu maksimum 5 detik, dalam ampere
k
= suatu faktor yang nilainya bergantung pada karakteristik gawai pengaman arus
lebih. Untuk pengaman lebur, nilai k berkisar antara 2,5 dan 5, sedangkan
untuk gawai pengaman lainnya antara 1,25 dan 3,5 jadi nilai k tergantung pada
jenis gawai pengaman dan spesifikasi pabrik pembuatnya.
ln
Pada
sistem
Pengaman
Pembumian (PP)
rel/terminal
pengamannya
tidak
Keterangan :
RE1 = resistans pembumian di trafo distribusi
RE2 = resistans pembumian di konsumen
RL
RN
sistem PP (lihat gambar III.5., dengan asumsi tahanan sumber diabaikan, maka rangkaian
ekivalennya dapat terlihat pada gambar III.6.
If=
V
R E 1+ R E 2 + R L
di mana :
RE1
RL
V s=I f RE 2
Tegangan sentuh yang memenuhi persyaratan adalah sesuai dengan tabel III.1.
Tegangan sentuh yang kurang dari 50 volt adalah tidak berbahaya untuk waktu yang tak
terbatas. Untuk tegangan sentuh sebesar 50 volt dibatasi sampai 5 detik dan tegangan
sentuh sebesar 75 volt dibatasi untuk 1 detik dan seterusnya.
Jadi dalam hal ini besarnya tegangan sentuh yang dipersyaratkan tidak hanya
dibatasi oleh besarnya tegangan yang timbul, tetapi dibatasi pula oleh waktu pemutusan dari
alat pemutus arus (sekring) yang dipergunakan.
Kegagalan isolasi menyebabkan adanya tegangan pada badan peralatan, tetapi
masih sesuai atau di bawah batas yang diterapkan pada tabel III.1. Pada kasus ini tegangan
sentuh akan dibagi menjadi dua kategori:
a. 1. Memenuhi persyaratan dan sekring putus
2. Memenuhi persyaratan dan sekring tidak putus
b. 1. Tidak memenuhi persyaratan dan sekring putus
2. Tidak memenuhi persyaratan dan sekring tidak putus
RE 2
If
50 50
50
3,33
I A kxln 2,5 x6
V
220
39,1A
RE1 RE 2 RL 2 0,3 3,33
Tegangan sentuh :
Tegangan sentuh sebesar 130 volt adalah cukup berbahaya, tetapi arus gangguan
yang terjadi yaitu 39,1 A, ini menyebabkan sekring putus, waktu yang diperlukan
bila keadaan standar dengan 6,5 x ln sekring akan putus dalam waktu 0,1 detik.
Dari tabel III.1 dengan tegangan sentuh 130 volt dan waktu pemutusan 0,1 detik
masih dalam batas yang aman.
2. Resistans pembumian yang diterapkan sesuai dengan persyaratan yaitu R E2 =
3,33, tetapi gangguan yang terjadi tidak langsung melainkan ada suatu nilai yang
menyebabkan tegangan sentuh Vs = 50 volt, dan sekring putus dalam waktu 5
detik.
a.2. Memenuhi persyaratan dan sekring tidak putus
Dimungkinkan terjadi dimana resistans pembumian memenuhi syarat yaitu RE2 = 3,33.
Gangguan yang terjadi tidak langsung, tetapi mempunyai nilai resistans yang cukup
tinggi sehingga arus yang mengalir relatif kecil (kurang k x ln), bahkan arus
gangguannya kurang dari 1,7 In (minimum fusing current) sehingga sekring tidak putus
dan tegangan sentuh kurang dari 50 volt.
b.1. Tidak memenuhi persyaratan dan sekring putus
Misalkan resistans pembumian di konsumen tidak memenuhi persyaratan yaitu R E2 =
10, maka :
If
V
220
17,9 A
RE1 RE 2 RL 2 0,3 10
Tegangan sentuh :
If
V
220
5,2 A
R E1 R E 2 R L 2 0,3 40
Tegangan sentuh :
Arus di bawah minimum fusing current menyebabkan sekring tidak putus, sementara
tegangan sentuh mencapai 208 volt yang menurut tabel III.1. harus putus kurang dari
0,1 detik. Dari contoh a.1. dan a.2. tersebut di atas dapat dilihat bahwa tegangan sentuh
dan waktu pemutusannya tidak melampaui tabel III.1.
Disini dapat diuraikan bahwa semakin besar arus gangguan yang terjadi, maka
semakin besar tegangan sentuhnya, dan seiring dengan hal itu waktu pemutusan
sekringnya juga akan semakin cepat.
Lebih lanjut dapat dibuktikan bahwa jika sekring yang dipakai adalah sekring yang
memenuhi persyaratan standar, maka berapapun arus gangguan yang mungkin terjadi,
tegangan sentuh dan waktu pemutusannya tidak akan melampau tabel III.1.
Dari contoh-contoh tersebut di atas jelaslah bahwa sistem Pembumian Pengaman
(PP), yang sesuai persyaratan tersebut di atas tidak hanya sekedar sekring harus putus
melainkan tegangan sentuh yang akan terjadi dan waktu pemutusannya tidak melebihi
batas-batas tertentu yang berbahaya.
Perhitungan Resistans Penghantar
Resistans suatu penghantar akan berubah jika suhu pengantar berubah. Perubahan
ini disebut dengan koefisien temperature dari resistans (). Nilai dibuat dalam tabel yang
diukur pada temperatur 0C yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
Rt 2=R t 1 [ 1+ t 1 ( t 2t 1) ]
di mana :
Rt 2
t2
Rt 1
t1
t1
di mana :
t1
1
T0 t1
atau
T0
1
t1
t1
maka,
Rt 2
T0 t 2
xRt1
T0 t1
T0
1
t1
t1
T0
1
20
0,00403
T0 228,1C
Persyaratan yang sering dilanggar adalah tercapainya pemenuhan persyaratan nilai
resistans pembumian. Banyak instalasi mempunyai nilai resistans yang tinggi sehingga
dapat menimbulkan tegangan sentuh yang tinggi (di atas 50 V). Di Indonesia, banyak
terdapat daerah tidak memungkinkan tercapainya nilai resistans yang rendah. Pada daerah
ini dapat digunakan sistem dengan saklar pengaman arus sisa (ELCB).
Sistem pengaman dengan ELCB adalah pengamanan yang menggunakan saklar
yang peka terhadap arus sisa yang dapat memutuskan secara otomatis.
Apabila terjadi kegagalan isolasi, maka arus bocor akan mengalir melalui elektroda
bumi dan besarnya arus bocor ini tergantung dari sistem pembumiannya.