A. Pengertian Interaksi
Interaksi adalah suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih objek
mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua arah ini penting
dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah pada sebab akibat.
Kombinasi dari interaksi-interaksi sederhana dapat menuntun pada suatu fenomena
baru yang mengejutkan. Dalam berbagai bidang ilmu, interaksi memiliki makna
yang berbeda.
B. Interaksi Manusia dengan Lingkungan
Lingkungan alam (natural environment) adalah lingkungan yang terbentuk
secara alamiah tanpa campur tangan manusia. Lingkungan alam mencakup semua
benda hidup dan tak hidup yang terjadi secara alamiah di bumi. Lingkungan alam
berbeda dengan lingkungan buatan yang terdiri atas area dan komponen alam yang
telah dipengaruhi manusia. Lingkungan alam dapat berbentuk sungai, danau, laut,
gunung, rawa, hutan dan lain-lain.
Lingkungan alam terdiri atas komponen abiotik dan biotik. Komponen
abiotik adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan yang bukan makhluk hidup.
Sebaliknya Lingkungan biotik adalah segala benda hidup yang ada di lingkungan.
Contoh lingkungan abiotik adalah batuan, tanah, air, udara, suhu, hujan, dan energi
matahari, sedangkan contoh lingkungan biotik adalah berbagai jenis tumbuhan dan
hewan. Dalam lingkungan alam terjadi interaksi antara lingkungan abiotik dengan
lingkungan biotik atau sebaliknya. Bahkan, antar komponen lingkungan biotik dan
antar komponen lingkungan abiotik juga terjadi saling keterkaitan. Berikut contohcontoh interaksi tersebut : Contoh interaksi antara komponen abiotik dengan biotik
adalah tanah, suhu dan curah hujan yang memengaruhi jenis tanaman yang tumbuh
suatu daerah. Suhu yang tinggi dan curah hujan yang besar serta tanah yang subur
memungkinkan tumbuhnya beragam tumbuhan tropis. Tanaman tropis tidak dapat
tumbuh dengan baik di daerah gurun yang kering dan suhu yang tinggi atau di
daerah lintang sedang dengan empat musim.Lingkungan biotik juga dapat
memengaruhi lingkungan abiotik. Contohnya daerah yang banyak tumbuhannya
akan membuat suhu udara menjadi lebih sejuk. Antara komponen abiotik dengan
komponen abiotik lainnya juga dapat terjadi saling pengaruh. Contohnya, curah
hujan yang besar dapat menimbulkan pengikisan terhadap tanah yang juga lebih
besar. Suhu yang tinggi dapat menimbulkan penguapan yang tinggi pulaSaling
pengaruh juga terjadi antara komponen biotik dengan komponen biotik lainnya.
Contohnya adalah beragamnya jenis tumbuhan atau flora di suatu wiayah juga
diikuti oleh beragamnya jenis hewan atau fauna yang hidup di wilayah tersebut.
Karena itu, di daerah hutan hujan tropis seperti Indonesia selain sangat beragam
jenis floranya juga beragam jenis faunanya.
Pada awalnya manusia memanfaatkan alam hanya sebatas untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya (makan dan minum serta pakaian). Namun, saat ini manusia
mengolah sumber daya yang ada di alam untuk beragam kebutuhan atau sekedar
memenuhi gaya hidupnya. Akibatnya, sebagian lingkungan alam telah mengalami
kerusakan seperti pencemaran air dan udara.
Pada masa sekarang manusia cenderung melakukan upaya mengambil
sumber daya alam dengan menggunakan bantuan teknologi. Namun demikian, pada
hal tertentu sampai saat ini manusia juga beradaptasi dengan alam, misalnya
manusia menyesuaikan waktu tanam dengan musim penghujan, waktu untuk
berlayar menyesuaikan dengan keadaan cuaca, menghindari tinggal di daerah rawan
bencana alam, dan lain-lain.
Ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat manusia lebih dominan
dalam interaksinya dengan alam. Manusia mampu membuka lahan pertanian dan
perkebunan yang sangat luas. Gergaji mesin mampu memotong pohon besar dalam
waktu singkat, traktor mampu mengolah lahan dengan cepat, sehingga lahan
pertanian dan hasilnya bertambah dengan cepat pula.
C. Hakikat Interaksi Manusia dengan lingkungan
Semua manusia di muka bumi ini hidup dalam lingkungan tertentu. Dalam
skala luas, manusia hidup dalam negara yang berbeda-beda, kota yang berbedabeda, sampai pada lingkungan terkecil seperti lingkungan rumah tangga yang pasti
berbeda-beda pula.
lingkungan abiotik,
lingkungan biotik,
lingkungan sosial dan budaya.
Lingkungan abiotik adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas benda-
benda tidak hidup, seperti tanah, air, pasir, udara, bebatuan dan lain-lain.
Lingkungan biotik adalah lingkungan hidup yang terdiri atas makhluk hidup,
seperti manusia, tumbuhan dan hewan. Lingkungan sosial adalah lingkungan yang
dibuat oleh manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam
perilaku sebagai makhluk hidup.
Pada awalnya, interaksi manusia dan lingkungan lebih bersifat alami dan
mencakup komponen-komponen seperti, abiotik, biotik, dan sosial budaya. Dengan
berkembangnya peradaban manusia, kita dikelilingi oleh berbagai bentuk artefak,
peralata, kendaraan dan benda-benda lain hasil karyanya. Benda-benda tersebut
selanjutnya menjadi bagian dari lingkungan secara keseluruhan. Bahkan di daerah
perkotaan, lingkungan didominasi oleh komponen-komponen kehidupan perkotaan
seperti jalan, jembatan, gedung bertingkat, permukiman, perkantoran, hotel, dan
lain-lain. Lingkungan alam telah diganti atau diubah secara besar-besaran oleh
lingkungan buatan atau binaan manusia.
Interaksi manusia dan lingkungannya berlangsung melalui dua cara.
Pertama, manusia dipengaruhi oleh lingkungan. Kedua, manusia memiliki
kemampuan untuk mengubah lingkungan.
Karakteristik interaksi manusia dan lingkungan berbeda antara satu daerah
dengan daerah lainnya, begitu juga satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Pada masyarakat yang tradisional, ada kecenderungan lingkungan lebih dominan
dalam memengaruhi kehidupan manusia seperti halnya dalam lingkungan
masyarakat pedesaan. Sedangkan pada daerah yang masyarakatnya memiliki
tingkat peradaban yang lebih maju, manusia cenderung dominan sehingga
lingkungannya telah banyak berubah dari lingkungan alam menjadi lingkungan
binaan hasil karya manusia.
D. Identifikasi Modifikasi Lingkungan Alam.
Aktivitas manusia tidak hanya bergantung dan dipengaruhi oleh lingkungan
alam, namun juga dapat mempengaruhi dan menyebabkan modifikasi lingkungan
alam, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Dalam mata pelajaran ini, yang
dimaksud dengan modifikasi sebagai akibat aktivitas manusia bukanlah perubahan
suhu atau punahnya flora-fauna tertentu (Bradsawdan Weaver 1993:488-489).
Melainkan semua perubahan bentuk relief bumi atau permukaan tanah, baik sebagai
akibat adanya konstruksi maupun ada gejala atau kenampakan fisik lainnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, gajala atau kenampakan akibat aktivitas
manusia tersebut kadang-kadang tidak disadari kehadirannya. Lebih-lebih bila,
tidak terkonsentrasi pada situs-situs arkeologi. Oleh karena itu, gejala tersebut
menjadi pokok bahasan salah satu cabang dalam arkeologi.
Dalam hal ini, pengetahuan, pengalaman , dan kecermatan sangat
diperlukan untuk dapat melakukan identifikasi segala kenampakan di permukaan
tanah. Melalui pengamatan yang seksama gejala atau kenampakan yang terbentuk
sacara alamiah yang biasa dipelajari dalam geomorfologi (Bradsaw dan Weaver
1993: 264)
Bekas aktivitas di suatu lahan kadang tidak diketahui keberadaannya, karena
telah tertimbun tanah dalam kurun waktu lama atau tertutup tanaman yang rimbun
dan tidak diketahui oleh pengguna lahan yang baru. Dalam kasus seperti ini hasil
interpretasi terhadap foto udara membantu mengungkap keberadaan bekas aktivitas
tersebut.
1.
Indikasi Modifikasi
b.
Interpretasi yang didasarkan pada hasil perekaman data, sumber tertulis, gambar,
Distribusi Artefak
Selain contoh-contoh yang telah dikemukakan, banyak situs arkeologi yang dapat
diidentifikasi keberadaannya melalui adanya konsentrasi temuan artefaktual di
permukaan tanah, seperti fragmen-fragmen gerabah atau serpih-serpih batu beserta
calon-calon beliung.
Sebagaimana gejala-gejala lainnya, himpunan artefak di suatu lokasi dapat mengubah
relief permukaan tanah sebagai contoh keberadaan timbunan-timbunan tata batu pada
areal seluas kurang lebih 6.000 hektar, yang dikenal sebagai bengkel pembuatan beliung
persegi dan mata panah di wilayah gunung, kabupaten pacitan, Jawa timur.
Dalam hal ini aktivitas alam, seperti aliran tidak dipungkiri ikut andil sebagai factor
penyebab terjadinya transformasi atau akumulasi data arkeologi. Namun melalui
pengamatan terhadap serpihan-serpihan batu limbah produksi beliung dan artefak yang
ada, dapat dipastikan bahwa timbunan-tinbunan batu tersebut bukan sekedar hasil
aktivitas alam, melainkan bekas aktivitas komunitas manusia ynag pernah tinggal di
wilayah yang sekarang lebih dikenal sebagai wilayah yang tandus tersebut.
3.
Bangunan Monumental
Keberadaan konstruksi bangunan, baik masih dalam kondisi utuh maupun reruntuhan,
paling mudah diketahui kehadirannya bila dibandingkan dengan jenis data arkeologis
lainnya. Jenis data arkeologis ini, yang memang bentuknya sangat menonjol bila
dibandingkan dengan gejala lainnya. Benar-benar mengubah relief permukaan .
permukaan tanah yang terbentuk secara alamiah. Namun demikian, aktivitas alam yang
tidak henti-hentinya, seperti meletusnya gunung berapi, banjir-banjir lahar, juga
berpengaruh terhadap tersembunyi atau terkuaknya tinggalan arkeologis berupa
bangunan monumental.
Kalau sekarang kita dapat menyaksikan kemegahan candi-candi di sekitar Yogaykarta
dan Jawa Tengah , seperti candi Prambanan, dan Borobudur, sebenarnya tidak demikian
halnya dengan candi-candi tersebut puluhan tahun yang lalu.
2.5
Pencemaran Lingkungan
karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila
lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila :
1.
2.
3.
1.
sebagai efek rumah kaca Partikel SOZ dan NO2. Kedua partikel ini bersama dengan
partikel cair membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang dapat mengganggu
pernapasan. Partikel padat, misalnya bakteri, jamur, virus, bulu, dan tepung sari juga
dapat mengganggu kesehatan . Batu bara yang mengandung sulfur melalui pembakaran
akan menghasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida bersama dengan udara serta oksigen
dan sinar matahari dapat menghasilkan asam sulfur. Asam ini membentuk kabut dan
suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang disebut hujan asam. Hujan asam dapat
menyebabkan gangguan pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Misalnya gangguan
pernapasan, perubahan morfologi pada daun, batang, dan benih. Sumber polusi udara
lain dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah peledakan
nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi. materi radioaktif
ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia. Efek
pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan
mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian Pencemaran udara
dinyatakan dengan ppm (part per million) yang artinya jumlah cm3 polutan per m3
udara.
1.2. Pencemaran air
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut:
Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik,
misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO,
dapat terakumulasi dan bersifat racun. Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri
menyebabkan 02 di air berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme
air .Fosfat hasil pembusukan bersama h03 dan pupuk pertanian terakumulasi dan
menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral yang menyebabkan pertumbuhan
yang cepat pada alga (Blooming alga). Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat
berfotosintesis karena sinar matahari terhalang. Salah satu bahan pencemar di laut ada
lah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi.
Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan karenanya. (Untuk membersihkan
kawasan tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang
mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara
ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut. Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi
akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin
meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar.
1.3.Pencemaran tanah
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini :
Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis,
pecahan kaca, dan kaleng.Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit
diuraikan)Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.
1.4. Pencemaran suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru
mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu
pendengaran.
2.
Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu
(lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan
tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain. Misalnya gas buangan
kendaraan bermotor yang
menyebabkan mata pedih. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal
tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa) di
Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi cacat.
Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga menimbulkan
gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan. Misalnya pencemaran nuklir.
b.
Parameter Pencemaran
Dengan mengetahui beberapa parameter yang ads pads daerah/kawasan penelitian akan
dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu sudah terkena
pencemaran atau belum. Paramaterparameter yang merupakan indikator terjadinya
pencemaran adalah sebagai berikut :
1.
Parameter kimia
Parameter kimia meliputi C02, pH, alkalinitas, fosfor, dan logam-logam berat.
2.
Parameter biokimia
Parameter fisik
Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kekeruhan, dan radioaktivitas.
4.
Parameter biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya mikroorganisme, misalnya, bakteri coli,
virus, bentos, dan plankton.
c.
Penanggulangan Pencemaran
1.
lingkungan. Misalnya, pabrik pembat lemari es, AC dan sprayer tidak boleh
menghasilkan produk yang menggunakan gas CFC sehingga dapat menyebabkan
penipisan dan berlubangnya lapisan ozon di stratofer.
b.
Industri harus memiliki unit-unit pengolahan limbah (padat, cair, dan gas)
menentukan mutu suatu lingkungan. Untuk lingkungan air ditentukan baku mutu air ,
sedangkan untuk lingkungan udara ditentukan baku mutu udara. Dalam buku mutua air,
antara lain tercantum batasan kadar bahan pencemar logam berat, misalnya fosfor dan
merkuri. Didalam buku mutu udara, antara lain tercantum batasan kadar bahan
pencemar, misalnya gas CO2 dan CO. Pemerintah akan memberikan sanksi kepada
pabrik yang menghasilkan limbah dengan bahan pencemar yang melebihi standar baku
mutu.
2.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan uraian tadi, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Aktifitas manusia sangat berpengaru terhadap lingkungan.
Aktifitas manusia tidak hanya tergantung dan dipengaruhi oleh lingkungan alam, namun
juga dapat mempengaruhi dan menyebabkan modifikasi lingkungan alam, baik secara
sengaja maupun tidak sengaja.
Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar
manusia.
Selain itu juga manusia juga mempengaruhi lingkungan budaya, karena manuia adalah
makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi yaitu sebagai makhluk biologis dan
makhluk sosial.
Keadaan lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Di dalam
lingkungan yang sesuai. Penyebab penyakit dapat dipelihara dan ditularkan dari
manusia ke manusia, dari hewan ke hewan, atau dari manusia ke hewan.
3.2 Saran
Ada beberapa saran yang ingin kami sampaikan pada penulisan ini yaitu:
a.
b.
c.
tersebut. Lingkungan itu sangat luas, oleh karenanya seringkali dikelompokkan untuk
mempermudah pemahamannya.
Klasifikasi Lingkungan
Tergantung kebutuhan, lingkungan dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara
sebagagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.