Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

UMUM
Pada Pengadaan Pekerjaan Penataan Layout Blok Plan Area Pelabuhan
Tegal , setiap prosesnya dilaksanakan melalui tahapan persiapan,
perencanaan, pelelangan dan pelaksanaan konstruksi fisik.
Tahapan perencanaan sangat diperlukan sekali dalam proses tersebut
yang dalam pelaksanaannya diserahkan / ditugaskan kepada pihak
ketiga, yaitu Konsultan Perencana.
Konsultan Perencana akan merencanakan pekerjaan sebagaimana
tercantum

didalam

Pedoman

Operasional

(PO)

atau

Dokumen

Anggaran Satuan Kerja dari Kegiatan, dalam bentuk Gambar, Rencana


Kerja & Syarat-syarat (RKS), Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang
dipakai sebagai pedoman dalam Pelaksanaan Pelelangan maupun
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Fisik.
Secara Kontraktual Konsultan Perencana bertanggung jawab kepada
Pejabat

Pembuat

Komitmen/Kuasa

Pengguna

Anggaran.

Dalam

kegiatan operasionalnya, Konsultan Perencana akan mendapatkan


bantuan bimbingan dalam menentukan arah pekerjaan perencanaan
dari Pejabat Pembuat Komitmen/Kuasa Pengguna Anggaran beserta
para asistennya yang ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Pejabat
Pembuat Komitmen/Kuasa Pengguna Anggaran.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Pengarahan Penugasan ini dimaksud sebagai petunjuk bagi Konsultan
Perencana yang memuat masukan, azas, kriteria dan proses yang harus
dipenuhi atau diperhatikan dan diinterprestasikan dalam melaksanakan
tugas. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat
melakukan tugasnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang
dimaksud.

1.3.

LATAR BELAKANG

1.3.1. Untuk

menunjang

dipikirkan

perkembangan

bagaimana

memenuhi

penduduk,

kebutuhan

maka

penduduk

perlu
akan

Penataan Layout Blok Plan Area Pelabuhan Tegal. Hal ini merupakan
acuan program untuk untuk mengatasi kendala utama dimana
air tidak tersedia pada waktu yang diperlukan, air tidak tersedia
pada ruang / tempat yang dibutuhkan, air tidak tersedia dalam
jumlah yang diperlukan dan air tidak tersedia dalam mutu yang
syaratkan.
Menyadari ketergantungan tersebut manusia dituntut untuk selalu
dapat menyediakan air baku guna dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan. Bermacam teknologi dimanfaatkan untuk menghadirkan
air ditengah kehidupan manusia walaupun kondisi alam yang tidak
memungkinkan.
Masih banyak daerah di wilayah Kabupaten probolinggo yang
kesulitan dalam
hari.

Untuk

penyediaan air untuk berbagai keperluan sehari-

mengatasi

kesulitan

ini

salah

satu

alternatif

pemecahannya adalah dibangunnya tampungan-tampungan air


sungai

berupa

long storage

sehingga masalah kekurangan air

irigasi dan air untuk kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat dapat


tercukupi.
Guna mendukung kegiatan ini, Dinas Pekerjaan Umum Pengairan
Kabupaten

probolinggo,

melaksanakan

Investigasi dan Desain (SID)

pekerjaan

Survey

Embung Tigasan Wetan I ,

sebagai studi awal dari pekerjaan perencanaan.


1.3.2.

Pemegang mata anggaran adalah PT. Pelabuhan Indonesia III

(persero).
1.3.3.

Untuk

penyelenggaraan

kegiatan

termaksud,

dibentuk

Pengelola Kegiatan dimana Pejabat Pembuat Komitmen / Kuasa


Pengguna Anggaran ditunjuk berdasarkan SK Kepala SKPD.

1.4. LINGKUP KEGIATAN, LINGKUP PEKERJAAN & LINGKUP TUGAS


1.4.1.

Lingkup Kegiatan adalah Jasa Konsultasi Penataan Layout Blok

Plan Area Pelabuhan Tegal.


1.4.2.

Lingkup kegiatan Jasa Konsultan untuk pekerjaan Penataan Layout Blok

Plan Area Pelabuhan Tegal ini, mencakup hal-hal sebagai berikut :


a. Pekerjaan persiapan;
b. Identifikasi diatas peta
Melakukan identifikasi lokasi potensial diatas peta rupa bumi dan
tampungannya.
c.

Investigasi Pendahuluan Lapangan;


Investigasi lapangan dilakukan di calon lokasi meliputi:

Kondisi palabuhan
Pengaruh terhadap p e n a t a a n b l o k p l a n

Kondisi lapisan tanah pondasi.

d. Analisis (Analysis)

Analisis Umum yang meliputi analisis faktor utama dan penunjang


penataan blok plan, diantaranya analisis zona dan sirkulasi, serta
analisis fasilitas di area pelabuhan. Analisis ini dilandaskan pada
potensi, kendala, dan amenities yang ada pada tapak, ditinjau dari
tujuan pengembangannya sebagai kawasan penataan blok plan di
area pelabuhan Tegal.

Analisis ekonomi pada daerah tapak di area pelabuhan serta daerah


penerima manfaat pelabuhan.

e.

Sintesis (Synthesis)
Dari hasil analisis keseluruhan kawasan akan didapatkan hasil
berupa rekomendasi pengembangan area pelabuhan .

Sedangkan

dari

hasil

analisis

pada

lokasi

pengembangan

akan

dapat ditentukan pembagian ruang dalam bentuk block plan.


f.

Menyusun nota desain yang meliputi kriteria yang dipergunakan dalam menyusun
desainnya

1.4.3.

Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana

adalah sebagaimana tercantum dalam Peraturan Mentri Pekerjaan


Umum No. 45/PRT/M/2007 tgl 27 Desember 2007, diantaranya yang
harus dilakukan adalah sebagaimana berikut :
a. Persiapan Perencanaan.
b. Penyusunan Pra Rencana.
c. Penyusunan Rencana Pelaksanaan.
d. Penyusunan Rencana Gambar Detail dan penyusunan RKS serta RAB
e. Persiapan Pelelangan.
f. Pengawasan Berkala.
g. Penyusunan

Petunjuk

Penggunaan

Peralatan

Bangunan

dan

Perawatannya.
1.4.4.

Apabila

dipandang

oleh

pihak

proyek/kegiatan

bahwa

pekerjaan perencanaan tersebut dapat dilaksanakan dengan DESAIN


BERULANG, maka harus dipertegas secara eksplisit.
1.5. B I A Y A
Sumber Biaya dari keseluruhan pekerjaan dibebankan pada PT. Pelabuhan
Indonesia III (Persero)

1. 6. SISTEMATIKA PROPOSAL
Bab I

: Pendahuluan
Pada bagian ini diuraikan maksud pengadaan Jasa Konsultansi
untuk

Jasa

Konsultasi

Penataan

Layout

Blok

Plan

Area

Pelabuhan Tegal serta Sistematika Isi Dokumen Usulan Teknis.


Bab I

: Pengalaman Perusahaan
Daftar Pengalaman Perusahaan dalam melaksanakan pekerjaan
sejenis untuk 10 (sepuluh) tahun terakhir.

Bab III

: Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK)


Pada bagian ini diuraikan tentang pemahaman dan pengertian
terhadap tujuan proyek/kegiatan, lingkup Jasa yang diperlukan
serta pengenalan kondisi lapangan.

Bab IV

: Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK)


Pada bagian ini diuraikan tentang pemahaman dan pengertian
terhadap tujuan proyek/kegiatan, lingkup Jasa yang diperlukan
serta pengenalan kondisi lapangan.

Bab V

: Apresiasi dan Inovasi


Berisi hal-hal yang perlu mendapat penekanan pelaksanaan
dan solusi pemecahan pada proses pelaksanaan pekerjaan.

Bab VI

: Pendekatan dan Metodologi Pekerjaan


Pada bagian ini diuraikan tentang Pemahaman atas Jasa
Layanan berkaitan dengan tujuan proyek/kegiatan, lingkup dan
kondisi

lapangan

serta

analisis

masalah

dan

usulan

pemecahannya.
Bab VII

: Rencana Kerja
Berisi hal-hal tahapan kegiatan yang harus dilalui dalam proses
pelaksnaan pekerjaan

Bab VIII

: Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


Berisi tahapan dan durasi masing-masing kegiatan pada proses
pelaksanaan pekerjaan.

Bab IX

: Tenaga Ahli dan Tanggung Jawabnya


Berisi tenaga ahli yang membidangi tahapan kegiatan dan
tanggung jawab penugasan masing-masing kegiatan pada
proses pelaksanaan pekerjaan.

Bab X

: Jadwal Penugasan Tenaga Ahli


Berisi jadwal alokasi penugasan tenaga ahli pada setiap
tahapan

kegiatan

dan

durasi

penugasan

masing-masing

kegiatan .
Bab XI

: Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan


Berisi bagan penugasan tenaga ahli dan alur penugasannya
serta hubungan antara team perancang perencana dengan
Pengguna Jasa dan Instansi teknis terkait.

Bab XII

: Laporan
Berisi laporan berupa buku atau dokumen gambar yang haru
diserahkan sebgai hasil produk dari proses kegiatan.

Bab XIII

: Staf Pendukung
Berisi Staf Pendukung yang membidangi tahapan kegiatan dan
tanggung jawab penugasan masing-masing kegiatan.

Bab XIV

: Fasilitas Pendukung
Berisi fasilitas yang dipergunkandalam rangka operasionalisasi
kegiatan perancangan

Bab XV

: Penutup

BAB II
PENGALAMAN PERUSAHAAN
2.1.

LATAR BELAKANG
CV.

PUTRI PERDANA

Surabaya

ENGINERING

CONSULTANT

didirikan di

, berdasarkan Akta perusahaan ini didirikan dengan maksud

untuk memberikan pelayanan jasa konsultasi dalam arti luas.


Berdasarkan bidang keahlian / disiplin ilmu, kegiatan perusahaan
meliputi bidang ilmu Teknik Arsitektur dan Sipil
Dengan

dukungan

tenaga-tenaga

ahli

dan

profesional

yang

berpengalaman dalam berbagai disiplin ilmu itu pula, Perusahaan ini


membentuk satu team kerja handal dengan pola pengelolaan manajemen
yang profesional dalam menangani setiap pekerjaan yang telah dan akan
diberikan kepada perusahaan.
CV.

PUTRI

keahlian,

PERDANA

profesionalisme

ENGINEERING
serta

CONSULTANT

pengalaman

dalam

memiliki

basis

menyelesaikan

pekerjaan sesuai bidangnya, sehingga dapat memberikan hasil karya yang


paripurna.
Mengacu pada hal tersebut diatas, Perusahaan ini senantiasa memberikan
pelayanan yang terpadu kepada semua mitra kerja, dan akan memberikan
produk kerja berdasarkan

pendekatan kerja multi disiplin, agar analisis

yang diberikan benar-benar dapat berdaya


semua pihak.

guna dan bermanfaat bagi

BAB III
PEMAHAMAN TERHADAP
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
3.1. LATAR BELAKANG
Usulan teknis ini disusun untuk memenuhi ketentuan dari Panitia
Pengadaan Jasa pada PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) yang tertuang
didalam

buku

Kerangka

Acuan

Kerja

(KAK)

untuk

pekerjaan

Jasa

Konsultasi Penataan Layout Blok Plan Area Pelabuhan Tegal yang


berlokasi di Jawa Tengah dan juga tertuang dalam penjelasan pekerjaan .
Dari Kerangka Acuan Kerja dapat diambil kesimpulan bahwa diperlukan
fasilitas berupa Penataan Blok Plan di Area Pelabuhan Tegal sehingga
menjadi tempat

yang lebih bagus dan representatif.

Kebutuhan ini

semata-mata untuk dapat mewadahi penduduk sekitar yang terus


berkembang dan meningkatnya kebutuhan akan tempa tinggal yang layak.
.
Keinginan-keinginan

diatas

merupakan

tantangan

bagi

Konsultan

Perencana untuk dapat menterjemahkannya dalam bentuk olahan rancang


bangun sedemikian rupa sehingga tercapai keserasian antara efektifitas
dan efisiensi yang optimal baik pada tingkat penyusunan rancangan,
pelaksanaan pembangunan / konstruksi dan operasionalisasi ataupun
perawatan / maintenancenya.
3.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan Tujuan Perencanaan


1) Maksud dan Tujuan Perencanaan adalah penataan layout blok plan
agar semua kebutuhan dan keinginan pengguna dapat ditampung
dan

diwujudkan

dalam

perencanaan

rancangan,

sehingga

kesalahan dan kekurangan penyediaan sarana dapat dikurangi atau


bahkan ditiadakan. Dengan adanya perencanaan / perancangan
yang matang akan dihindari adanya tambal sulam dalam penataan
layout blok plan.

2) Dan

dengan

adanya

komprehensif

perencanaan

dimungkinkan

dan

adanya

perancangan

pengembangan

yang

ataupun

penyesuaian fungsi yang flexible dikemudian hari dengan batasanbatasan tertentu yang sudah diketahui.
3.3. SASARAN
1) Membentuk wadah untuk menampung kegiatan dan peralatan bagi
pelaksanaan
diharapkan

masing-masing
akan

dapat

fungsi

menampung

yang
secara

direncanakan,

yang

menyeluruh

dalam

keterpaduan yang optimal.


2) Memanfaatkan

perlengkapan

bangunan

beserta

persyaratannya

(Equipment And Requirement) secara efisien dan efektif, sesuai dengan


system yang paling memungkinkan tanpa menimbulkan gangguan dan
pencemaran lingkungan disekitarnya.
3) Memanfaatkan tapak / site yang tersedia se-optimal mungkin, sehingga
lebih berfungsi serta lebih berpengaruh dalam meningkatkan kualitas
lingkungannya.
3.4. KEBUTUHAN JENIS DAN JUMLAH TENAGA AHLI
Didalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah disebutkan adanya persyaratan
akan jenis dan jumlah tenaga ahli yang dibutuhkan :
a. Tenaga yang utama diperlukan dalam perencanaan ini meliputi :

Tenaga Ahli Arsitektur dengan pendidikan S2

Asisten Tenaga Ahli Arsitektur dengan pendidikan S1

b. Tenaga Pendukung yang diperlukan :

Drafter/Juru Gambar

Administrasi/ Operator komputer

3.5. JENIS DAN SUBSTANSI LAPORAN


1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara
3. Laporan Akhir Perencanaan
4. Dokumen lelang
5. Laporan Hasil Karya Perencanaan :
6. Rencana Anggaran Biaya

Berisi Bill of Quantity yang terdiri dari item pekerjaan satuan dan
volume

Harga Satuan Bahan dan Upah

Analisa Harga Satuan

Anggaran Biaya sebagai perkalian akumulasi antara volume dan


harga satuan

7. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat


Berisi mengenai persyaratan administrasi dan teknis

Administrasi :
Persyaratan Pelelangan dan Kontrak

Teknis :

Persyaratan umum yang harus diikuti

Persyaratan prosedur, spesifikasi, cara pelaksanaan

8. Gambar Perencanaan
a. Pra Rencana
Dibuat dalam ukuran A3 ; Skala 1 : 200 berisi :

Site Plan

Layout Plan

Tampak Seluruh sisi

Potongan melintang dan membujur

b. Gambar Kerja
Dibuat dalam ukuran A3, Skala menyesuaikan :

Rencana dan Detail Arsitektur

Rencana dan Detail Struktur

Rencana dan Detail Mekanikal

Rencana dan Detail Landscape

BAB IV
TANGGAPAN TERHADAP
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Dengan adanya KAK dan penjelasannya sebagaimana yang disampaikan
pada

saat

Rapat

Penjelasan

Pekerjaan,

Konsultan

Perencana

dapat

menangkap semua keinginan dari Pengguna Jasa dan mengapresiasikannya


dalam kewajiban dan tugas-tugas serta kemampuan Konsultan Perencana
didalam memecahkan semua permasalahan yang mungkin timbul.
Pengguna Jasa menginginkan performance gedung baik secara bentuk
ataupun secara fungsi adalah merupakan hasil terbaik dari pemikiran
Konsultan Perencana. Faktor-faktor eksternal dan lingkungan sekitar yang
mempengaruhi perencanaan haruslah dapat diadopsi untuk kemudian
merupakan satu sinergi pemecahan yang terwujud dalam konsepsi-konsepsi
aplikasi desain.

Sehingga untuk dapat menciptakan fasilitas Bangunan embung Tigasan


Wetan I yang lengkap baik dipandang dari sudut fungsi, keamanan dan
kenyamanan perlu diperhatikan faktor-faktor atau hal-hal sebagai berikut :
4.1. KRITERIA UMUM
a. Fungsi

Fungsi Fisik, Fungsi Fisik Ruang dan Bangunan perlu didiskripsikan


terlebih dahulu dengan jelas agar tidak tumpang tindih ataupun
berhimpitan antara satu dengan yang lain.
Fungsi yang sama perlu dikelompokkan dalam satu zoning / area
yang sama. Sedang fungsi yang berbeda harus jelas pembatasnya,
agar kalau fungsi tersebut saling mengganggu maka penempatan
agar dibuat berjauhan dan apabila fungsi yang satu dengan yang
lain

perlu

interaksi

yang

intens

dan

saling

bergantung

mempengaruhi maka perletakannya perlu saling didekatkan.

Fungsi Estetis, Fungsi Estetis adalah fungsi yang menjadi perhatian


utama bagi para perancang. Dimana seolah-olah fungsi estetis
menjadi

primadona

didalam

menentukan

keberhasilan

dalam

perencanaan bangunan.
Padahal kesesuaian antara fungsi estetis dan fungsi fisik harus
berjalan dengan serasi dan seimbang. Sehingga mensinergikan
antara fungsi estetis dan fungsi fisik merupakan kata kunci yang
paling pokok.
b. Keamanan
Keamanan dalam bangunan ditampilkan dengan cara mengatur dalam
pengolahan diluar masa bangunan secara makro dan mengatur dalam
pengolahan didalam masa bangunan secara mikro.
Keamanan dalam hal ini dimaksudkan sebagai kemampuan dari
bangunan untuk secara fisik mampu melindungi dirinya sendiri
terhadap :

Kerusakan / kegagalan bangunan dari beban sendiri

Kerusakan /kegagalan bangunan dari pengaruh luar (angin ribut,


gempa, banjir dan sebagainya)

Kemampuan

pencegahan

terhadap

bahaya

kebakaran

serta

memudahkan evaluasi bagi penghuni

Gangguan

massa

(demonstrasi,

pengursakan)

sehingga

para

penghuni dapat dengan mudah keluar melalui jalur aman


c. Kenyamanan
Bahwa suatu bangunan direncanakan :

Agar mudah dicapai oleh penghuni / pemakainya

Suasana yang menyenangkan

Desain letak dan pencapaian yang argonomis

Sirkulasi vertikal dan horisontal haruslah mudah dan nyaman

Termasuk akses jalan masuk dan keluar lokasi embung.

Dari ketiga kriteria diatas yang perlu diperhatikan adalah penentuannya


haruslah didasarkan atas peraturan teknis dalam rekayasa rancang
bangun dan peraturan daerah setempat.

4.2. ASPEK-ASPEK TEKNIS


1. Tapak
a. Aspek perkotaan
Perancangan bangunan perlu memperhatikan antara lain :

Peraturan daerah yang berlaku

Hubungan

bangunan

yang

baru

dengan

bangunan

existing serta Masterplan yang ada

Sirkulasi

pencapaian

maupun dari dalam


b. Aspek lingkungan

(transportasi),

baik

dari

luar

Perancangan bangunan perlu memperhatikan antara lain :


Keadaan alur kerja, serta prosedur pelayanan.
Sistem drainage lingkungan.
c. Aspek lahan

Perletakan bangunan ditentukan dalam Masterplan.

Kemiringan tanah (topografi)

Muka air tanah

Polusi lalu lintas

Arah peredaran matahari


2. Bangunan
a. Penataan masa bangunan
Hubungan antara bangunan baru dengan bangunan existing yang
menuntut keamanan, keselamatan dan kenyamanan
Sistem parkir dan sirkulasi yang optimal
Pengembangan bangunan di masa yang akan datang sesuai
dengan kebutuhan
Memperhatikan ruang kerja sebagai faktor utama kenyamanan
penghuni

b. Penampilan
Dapat beradaptasi dengan lingkungan dan meningkatkan kualitas
lingkungan
Bila memungkinkan dapat menampilkan ciri dari khusus dari
bangunan ini.
c. Material
Diusahakan menggunakan material yang mudah didapat

Kemudahan untuk perawatan


Memenuhi persyaratan teknis untuk bertingkat tinggi
d. Sirkulasi
Memperhitungkan sirkulasi karyawan dan tamu sehingga dapat
tertib dan teratur.
Memperhitungkan waktu beban puncak sirkulasi sedemikian rupa
sehingga beban jaringan sirkulasi lancar.
e. Penataan ruang
Pola penempatan dan pengelompokan ruang harus selaras dengan
aktivitasnya sehinggga tercapai kemudahan dalam hal :
Kebutuhan ruang kerja dan ruang pelayanan
Kontrol dan monitoring
Pemeliharaan atau perawatan

4.3. LINGKUP PENUGASAN


Didalam pelaksanaan proses pekerjaan perancangan Pengguna Jasa
menghendaki agar penyelenggaraannya dapat terlaksana dengan efektif,
efisien, ekonomis dan tertib sesuai dengan tanggung jawab masingmasing.
Lingkup penugasan yang dimaksud untuk lebih mempertegas tingkat
fungsi dan bidang disiplin pekerjaan yang harus dapat dipenuhi oleh pihak
Konsultan

Perencana, sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab

yang harus dilaksanakan.


Adapun skope / lingkup layanan dan pekerjaan dapat dibagi sebagai
berikut :

1.

Lingkup Pelayanan (Scope of Service)

Lingkup

pelayanan

untuk

pelaksanaan

pekerjaan

Konsultan

Perencanaan Pembangunan ini adalah melaksanakan tugas konsultansi


di

bidang

perencanaan

pembangunan

dalam

rangka

membantu

Pengelola Proyek melaksanakan pengadaan dokumen pelaksanaan


konstruksi.
2.

Lingkup Pekerjaan (Scope of Work)


Tugas dan kewajiban Konsultan Perencana dalam kaitannya dengan
proyek selama masa pelelangan dan pelaksanaan adalah sebagai
berikut :
a. Menyusun rencana pelaksanaan dan alokasi tenaga.
b. Mengumpulkan

data-data

lapangan

dan

lingkungan

serta

mengadakan penyelidikan tanah dengan cara sondir dan boring


yang

dapat

dipertanggung

jawabkan

untuk

type

bangunan

bertingkat.
c. Membuat rencana tapak dan perletakannya, pra rencana atau
rencana awal (untuk pengurusan mendapatkan ijin pendahuluan)
serta membuat hasil penelitian dan pengujian anggaran untuk
pelaksanaan konstruksi fisik.
d. Membuat gambar-gambar lengkap sebagai gambar bestek / gambar
pelaksanaan / gambar kerja yang meliputi rencana arsitektur,
struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal dengan penjelasan
dan perhitungan-perhitungannya.
e. Membuat gambar-gambar detail, rencana kerja dan syarat-syarat,
rencana volume dan biaya, program pelaksanaan dan rencana
pelelangan.
f.

Memberikan penjelasan pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik pada


waktu penyelenggaraan proses pelelangan, membantu penyusunan
dokumen pelaksanaan serta mengadakan pengawasan berkala pada
saat pelaksanaan konstruksi fisik.
Secara umum isi dari KAK cukup jelas dan dapat dimengerti serta

dipahami. Kalaupun ada hal-hal yang dirasa masih kurang sesuai dapat
dijustifikasi pada masa pelaksanaan pekerjaan perancangan nantinya.
Yang jelas dengan waktu pelaksanaan pekerjaan perancangan yang
sangat singkat dengan melihat skope pekerjaan yang begitu besar, maka

Konsultan perlu menyikapi hal ini dengan memobilisasi team yang lengkap
dengan jumlah dan komposisi yang tepat.
Aransemen item / macam pekerjaan dengan plotting durasi/item serta
mensinergikan dengan item-item yang lain merupakan perhatian awal yang
memerlukan kepiawaian dan pengalaman dari konsultan.
Sementara harapan ini akan pupus kalau tidak diimbangi dengan
peran Pengguna Jasa, Instansi terkait, user didalam kecepatan dan
ketepatan memberikan respon yang diminta oleh konsultan didalam konteks
pelaksanaan pekerjaan perancangan.
Sehingga dalam proses ini, semua unsur, semua pihak merupakan satu
mata rantai yang saling berkaitan dan mempengaruhi didalam proses.
Sehingga tidak ada satu unsur / pihakpun yang lebih penting dari yang lain.

BAB V
APRESIASI INOVASI
Didalam Kerangka Acuan Kerja belum disinggung mengenai beberapa
item dibawah ini yang perlu mendapat dukungan dan penyelesaian
implementasi lebih jauh.
5.1. PERKIRAAN KEBUTUHAN FASILITAS BANGUNAN
Dalam

perencanaan

suatu

bangunan

air

hal

penting

untuk

dipertimbangkan adalah penataan fungsi bangunan, karena kebutuhan


suatu bangunan air merupakan pemikiran awal dari program ruang .
Dengan

adanya

analisis

kebutuhan

ruang

akan

membantu

dalam

merancang komposisi ruang sehingga dapat diharapkan akan sesuai dengan


yang diinginkan oleh Pengguna Jasa dan User.
Dalam urutan perencanaan suatu program ruang, diusulkan untuk dibentuk
suatu forum yang dapat menampung seluruh keinginan pengguna jasa,
para calon user, sehingga dapat menghasilkan fungsi ruang yang optimal.
Yang tak kalah pentingnya adalah organisasi ruang, hubungan ruang dan
zonasi ruang perlu pula mendapat perhatian khusus didalam mendapatkan
pola rancangan ruang yang optimal.
Hal-hal yang telah disepakati didalam penentuan program ruang ,organisasi
ruang, hubungan ruang dan zonasi ruang dijadikan materi yang merupakan

guidance pokok dan utama didalam menentukan luasan bangunan dan


perletakan ruang didalam bangunan, termasuk fasilitas-faslitas utama dan
pendukung (service) yang dibutuhkan.
Proses

diskusi,

koordinasi

pembuatan

dokumen

perencanaan

dapat

digambar sesuai dengan bagan alur atau flowchart tersebut dibawah ini :

Pengguna
Pengguna Jasa
Jasa dan
dan
Para
Para Calon
Calon Pemakai
Pemakai (USER)
(USER)
Konsep
Konsep Rancangan
Rancangan
DiskuPenataan
DiskuPenataan
Standard
Standard Kebutuhan
Kebutuhan

Ruang
Ruang dan
danAlat
Alat

PRA
PRARancangan
Rancangan
DEFINITIVE
DEFINITIVE

Dan
Dan
Pra
Pra Syarat
Syarat Dimensi
Dimensi

Perlu penyesuaian

5.2. PERENCANAAN TATA TAPAK


Bangunan yang akan didirikan adalah terletak Tata Tapak yang telah
tersedia diperuntukkan sebagai bangunan Embung, sehingga apa yang
diharapkan bisa diwujudkan, perkiraan luas bangunan akan disesuaikan
luas lahan yang tersdia sesuai dengan Site Plan, suatu area luasan lahan
yang cukup sebagai lahan yang disediakan untuk bangunan yang
direncanakan.
Secara umum penataan tapak

harus

mengupayakan lebih tersedianya

lahan parkir dan lahan hijau. Dalam pengaturan penempatan bangunan,


diusahakan sedemikian sehingga bangunan yang direncanakan dapat
dijadikan pusat orientasi visual komplek.
Untuk memberikan kenyamanan dan rasa aman pada petugas/ karyawan
dan pengunjung pasar, pencapaian dibuat dari arah depan dan sirkulasi

kendaraan dan pejalan kaki dibuat terpisah. Olahan tata tapak juga
merupakan paduan karakter yang cenderung langsung dan lugas dengan
karakter tapak daerah.
5.3. PERENCANAAN LANSEKAP
Perencanaan lansekap merujuk juga pada tata tapak yang menempatkan
bangunan ini sebagai elemen pengembangan utama dimana bentuk,
ukuran dan orientasi sangat menentukan. Untuk mendukung tujuan ini
pepohonan disekitar bangunan dilakukan untuk melunakkan efek visual
dari massa bangunan yang besar dan juga dapat memberi perlindungan
antara bangunan dan lingkungan sekitar. Selain itu pepohonan sesuai
dengan

karakternya

dirancang

sebagai

pengarah,

pembatas

tapak,

penghalang visual (bufferzone) antara parkir dan bangunan serta area


lain.
Sistem sirkulasi dapat dirancang dengan sistem sirkulasi tertentu sesuai
karakter tapak (misal jalan lingkar luar) yang digabung dengan jalur pejalan
kaki yang menekankan pada kenyamanan pejalan kaki sehingga pencapaian
relatif cepat,mudah dan tidak membingungkan serta mudah dicapai dari
segala

arah.

Perencanaan

sirkulasi

keselamatan dan kenyamanan dengan

secara

umum

diarahkan

pada

adanya zoning keselamatan yang

meliputi pusat area sampai ke area parkir untuk mengantisipasi apabila ada
kekacauan yang terjadi (crowd control). Demikian juga pemanfaatan
pelataran disekitar bangunan dapat berfungsi sebagai zona keselamatan
pengunjung dan zona kontrol sehingga menunjang keamanan pada kondisi
panik.

Perencanaan

fasilitas

transportasi

publik

mendukung keseluruhan sistem sirkulasi intern.

direncanakan

dapat

BAB VI
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
6.1. APRESIASI UMUM TERHADAP PROYEK
Didalam rangka memenuhi akan kebutuhan pendidikan bagi masyarakat
Sidoarjo

yang lebih memadai, dimana bangunan yang sudah ada dan

tersedia tidak cukup lagi untuk mewadahi kegiatan pendidikan yang terus
berkembang, maka Dinas PU Pengairan Kab. Probolinggo berencana
membuat Bangunan Embung untuk menampung kebutuhan air di Kab.
Probolinggo.
Karena program ini menghendaki hasil akhir bangunan yang lebih nyaman
dan lebih representatif maka perlu terlebih dahulu ditentukan penempa
tan bangunan pada lokasi

lahan yang sesuai untuk maksud diatas,

dimana lokasi tersebut sudah memenuhi kriteria :

Assesibilitas yang mudah

Secara visual mudah dilihat / dikenal

Sesuai land use / peruntukannya

Memenuhi total luasannya

Secara fisik memudahkan penyelesaian land development

Sedangkan untuk kriteria bangunannya adalah :

Representatif sebagai bangunan penampungan air dimana merupakan


wadah untuk meningkatkan mutu hasil pertanian di Kab. Probolinggo.

Fungsional, efisien, menarik tetapi tidak berlebihan.

Tidak menimbulkan gangguan dan pencemaran pada lingkungan


sekitar.

Bangunan harus dengan desain sedemikian rupa sehingga dapat


dilaksanakan

secara

bertahap

dan

atau

dapat

dimanfaatkan

secepatnya.
Karena

kriteria-kriteria

diatas,

maka

perlu

dibuat

Perencanaan SID Pembangunan Embung Tigasan

suatu

Proyek

Wetan I Kab.

Probolinggo.
Didalam rangka pelaksanaan Proyek ini perlu dipilih suatu Perusahaan Jasa
Konsultan yang memenuhi syarat untuk melaksanakan tugas konsultansi
dalam bidang perencanaan bangunan air , baik kualifikasi klasifikasinya
maupun sesuai dengan persyaratan dan peraturan yang berlaku.
Sehingga untuk memenuhi persyaratan Perusahaan Konsultan yang
dimaksud tulisan Usulan / Proposal ini dibuat.
6.2. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
6.2.1.

Aspek Materi :

Didalam melaksanakan pekerjaan perencanaan terdapat beberapa aspek


yang perlu diinventarisasi baik isi / komponennya, peralatannya serta cara
pelaksanaannya.
Sehingga dengan mengenali semua aspek ini tidak akan terdapat hal-hal
yang terlewati / terlampaui didalam perjalanan proses perencanaan
nantinya.
Sehingga dengan demikian pekerjaan perencanaan ini dapat berjalan
dengan baik dan dengan hasil sesuai yang diharapkan oleh semua fihak.

Adapun aspek dimaksud adalah :


a. Aspek Persiapan.
b. Aspek Pelaksanaan Pekerjaan.
c. Aspek Koordinasi.
6.2.1.1.

Pekerjaan Persiapan

Untuk menunjang kelancaran kegiatan proyek diperlukan


administrasi yang baik antara pemberi kerja dengan konsultan.
Pekerjaan persiapan di mulai segera setelah Konsultan menerima surat
perintah mulai kerja (SPMK) dengan beberapa kegiatan antara lain :
a.

Pengumpulan Data Awal


Data-data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder
yang sesuai dengan kebutuhan dalam penyusunan pekerjaan ini
dan tidak keluar dari kriteria atau pedoman-pedoman yang
digunakan.

b.

Survey Pendahuluan
Tujuan survai pendahuluan ini adalah untuk mengetahui kondisi
dan permasalahan yang ada di daerah survai dalam rangka
penyiapan pelaksanaan survai lapangan :
-

Menghubungi instansi terkait di daerah pada lokasi yang


ditinjau berkaitan dengan kebijaksanaan Pemerintah Daerah
dan Rencana Umum Tata Ruang Daerah setempat.

Melakukan inventarisasi kondisi fisik dan penilaian tingkat


kelayakan terhadap rencana lokasi embung

Menentukan referensi pengukuran.


Memanfaatkan peta rupa bumi topografi dengan skala 1 :
50.000 dan peta geologi regional untuk mengetahui daerah
studi.

Segala hal tersebut di atas harus diasistensikan


kepada Direksi serta
mendapat persetujuan
dalam Laporan

dari

Direksi

dan

dituangkan

Pendahuluan, sebagai dasar untuk pelaksanaan pekerjaan


selanjutnya.

6.2.1.2.

Aspek Pelaksanaan Pekerjaan.


Aspek pelaksanaan pekerjaan juga terbagi menjadi 5 (lima)
komponen yakni :

Tahap Pelaksanaan dilapangan

Tahap Pelaksanaan distudio

Tahap Pelaksanaan Pelelangan Konstruksi

Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

Konsultansi / Koordinasi

a. Tahap Pelaksanaan di Lapangan :


Pelaksanaan di lapangan dalam proses perencanaan
adalah selalu merupakan proses awal. Tanpa dilakukan
proses pelaksanaan di lapangan terlebih dahulu maka
proses selanjutnya tentu tidak akan bisa di lanjutkan.
Terdapat 2 (dua) proses yang diperlukan :

Menghimpun data untuk keperluan perencanaan fisik.

Menghimpun

data

untuk

keperluan

penyusunan

biaya.
a.1. Data untuk keperluan perencanaan fisik.
Dalam hal ini dilakukan 2 (dua) macam pekerjaan :
survey

lokasi

dan

survey

Peraturan

Daerah

setempat.

Survey lokasi :
Survey

lokasi

dilakukan

dengan

cara

pengamatan, pendataan dan pengukuran lokasi


serta lingkungan sekitar, penentuan titik ikat,
penyelidikan struktur tanah

Survey Perda setempat :


Survey

dilakukan

setempat

untuk

pada

Pemerintah

mendapatkan

daerah

peraturan-

peraturan Daerah yang berlaku baik berkaitan


dengan

peraturan-peraturan

yang

berkaitan

dengan

pembangunan,

instalasi

ataupun

peraturan keselamatan.
a.2. Data untuk keperluan penyusunan biaya.
Survey ini dilakukan dengan mencari informasi
pada :

Instansi / Dinas PU yang mengeluarkan standar /


patokan harga satuan bahan / upah dan harga
satuan pekerjaan.

Toko / penyalur / agen yang mengeluarkan


patokan harga satuan bahan yang diperlukan.

b. Tahap Pelaksanaan di Studio.


Pelaksanaan

di

studio

untuk

proses

pekerjaan

perencanaan adalah proses terlama dari proses-proses


yang lain.
Proses ini meliputi :

Persiapan

Pembuatan konsep

Pembuatan perhitungan

Pembuatan perancangan

Pembuatan penggambaran

Pembuatan spesifikasi

Pembuatan BQ dan RAB

Penggandaan

b.1. Persiapan
Persiapan meliputi, pengumpulan :

Data-data

peraturan

yang

diperlukan

dalam

proses perencanaan.

Data-data dari leteratur, buku-buku yang sesuai


pekerjaan ini.

Referensi perencanaan yang pernah dilakukan


oleh perusahaan konsultan sendiri, konsultan
lain

atau

pengalaman

tenaga

ahli

yang

dilibatkan.
b.2. Pembuatan konsep
Perencanaan yang baik selalu didasari oleh konsep
perencanaan yang baik yang meliputi :

Konsep asesibilitas

Konsep pengelolaan tapak

Konsep pengolahan masa dan bentuk bangunan

Konsep penataan struktur dan formasi ruang

Konsep penyelesaian-penyelesaian :

Arsitektur

Struktur

Interior

Akustik

Mekanikal

Elektrikal

Lansekap

b.3. Pembuatan perhitungan


Kebutuhan akan performance produk perencanaan
yang didasari atas azas : fungsi, kenyamanan,
keamanan dan keselamatan perlu didasari atas
perhitungan yang sesuai dan tepat.
Perhitungan yang sesuai dan tepat serta optimum
adalah

untuk

menghindari

over-dimensi

yang

selanjutnya akan berakibat adanya pemborosan dan


ketidak efiesienan.
b.4. Pembuatan perancangan terdiri dari.

Proses Pra - Rancangan


Pembuatan

perencanaan

yang

data-data,

konsep-konsep

didasari

dan

oleh

perhitungan-

perhitungan garis besar yang merupakan dasar


dari proses pengembangan perancangan.
Pra Rancangan harus sudah mengakomodasi
kebutuhan keinginan dari proyek, sudah dapat
diperkirakan besarnya anggaran yang diperlukan
secara garis besar, serta memberikan gambaran
spesifikasi teknis secara makro.
Pra Rancangan ini harus sudah disetujui oleh
Pengguna Jasa dan user dan secara prinsip
sudah

dapat

selanjutnya

dilanjutkan
yakni

ke

Tahap

dalam

tahap

Pengembangan

Rancangan.
Sebab

kalau

proses

ini

belum

mendapat

persetujuan, utamanya dari user dikhawatirkan


akan timbul permasalahan dikemudian hari yang
menyebabkan proses perancangan harus feedback dan menyebabkan penundaan pekerjaan
yang berakibat pada perpanjangan waktu masa
perancangan.

Penundaan

penyelesaian

pekerjaan perencanaan menyebabkan timbulnya


pengaruh

pada

jadwal

pelaksanaan

proyek

secara keseluruhan.

Proses Pengembangan Rancangan

Pembuatan

pengembangan

Rancangan

adalah merupakan proses kelanjutan dari Pra


Rancangan

pada

tahap

pembuatan

rencana-rencana

ini

dilakukan

arsitektur,

struktur,

mekanikal

elektrikal,

akustik,

interior dan lansekap.

Pembuatan

konsep

rancangan

dan

perhitungan yang diperlukan.

Pembuatan Draft Rancangan Anggaran Biaya


dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat.

Proses Pembuatan Rencana Detail

Rancangan Teknis Bangunan lengkap, Final


Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Final
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Bill of
Quantities (BQ).

Laporan Rancangan secara keseluruhan dan


perhitungan yang diperlukan.

Pembuatan

Model

dari

Bangunan

hasil

rancangan berupa gambar 3 Dimensi


b. 5. Pembuatan penggambaran.
Penggambaran yang dilakukan di studio meliputi :

Penggambaran data lokasi atas hasil survey.

Penggambaran perancangan.

Penggambaran pengembangan perancangan dan


detail.

b.6. Pembuatan spesifikasi.


Pembuatan spesifikasi sebagaimana diuraikan pada
tahap pembuatan perancangan adalah menentukan
performance:

Mutu standard yang dikehendaki.

Cara-cara / prosedur-prosedur untuk mencapai


mutu yang dikehendaki

b.7. Pembuatan RAB dan BQ.


Secara teknis Pembuatan Rencana Anggaran Biaya
(RAB) dan Bill of Quantities (BQ) didasarkan atas

gambar dan spesifikasi yang telah ditentukan. Dari


item-item tersebut dihasilkan :
a. Macam / jenis pekerjaan
b. Volume pekerjaan (BQ)
c

Satuan volume pekerjaan

survey

harga

serta

data-data

lain-lain

dapat

ditentukan :
a. Macam dan harga satuan bahan.
b. Macam dan harga satuan upah.
c

Faktor-faktor konversi inflasi dan resiko

Dan factor-faktor ini akhirnya didapat harga satuan


pekerjaan. Bill of Quantities (BQ) yang sudah
disusun

apabila

dikombinasikan

satuan

pekerjaan

akan

dengan

menghasilkan

harga

Rencana

Anggaran Biaya (RAB).


6.2.1.3. Aspek Koordinasi
Aspek koordinasi terbagi dalam 2 komponen :

Aspek kedalam.

Aspek keluar.

a. Aspek kedalam :
Adalah untuk mengkoordinasikan dan menstabilasikan
seluruh

personil

yang

dilibatkan

dalam

alur

kerja

organisasi perencanaan yang telah disusun.


Sehingga seluruh perencanaan dapat dihasilkan dengan
mutu dan waktu yang baik dan tepat.
b. Aspek keluar :

Adalah

untuk

melaporkan

mengkonsultasikan

progress dan permasalahan yang mengkin timbul


dalam

proses

perencanaan

yang

membutuhkan

penanganan semua fihak terkait baik Pengguna Jasa


atau instansi Teknis atau instansi-instansi terkait.

Dilakukan secara periodik sesuai tahap-tahap yang

nantinya disepakati bersama antara Pengguna Jasa


dan Konsultan.

6.3.

PENDEKATAN KONSEP SID- PEMBANGUNAN EMBUNG TIGASAN


WETAN I - DINAS PU PENGAIRAN KAB. PROBOLINGGO.
6.3.1.Sistem Perancangan
Sebagaimana yang telah dilakukan dalam perencanaan gedung
sebagai simbol kebanggaan suatu tempat, selalu didekati dengan
adanya bentuk-bentuk khas dan spesifikasi dimana adakalanya
dapat ditempuh dengan mengambil dan memasukkan unsur-unsur
bentuk suatu langgam Arsitektur daerah. Oleh karena itu sejak awal
perancangan harus dicari suatu kecirian yang dapat dipakai sebagai
tanda pengenal, tetapi tidak mengganggu fungsi dari gedung itu
sendiri, serta karakter lingkungan Sekolah pada umumnya.
Perancangan

merupakan suatu hasil pemikiran dari berbagai

disiplin ilmu yang terintegrasi dengan baik dan solid yakni;


arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal serta pendukung-pendukung
yang lain.
Berhasil tidaknya suatu karya perancangan gedung sangat
bergantung pada berhasil tidaknya cara bekerja sama secara
terpadu dan simultan, terkoordinasi sejak awal serta memposisikan
semua komponen pada suatu sistem yang saling tergantung dengan
derajat

fungsional

yang

sama.

Karena

hal

ini

menyangkut

pembeayaan, maka penggunaan beberapa ahli dengan disiplin yang


berbeda-beda tersebut haruslah efektip. Sehingga perlu disini
menentukan organisasi perancangan terlebih dulu.
Ada tidaknya suatu disiplin ilmu serta mana yang lebih

awal

bekerja, atau yang lebih menentukan ataupun yang lebih penting


dari disiplin yang lain dapat dilihat dari organisasi dan proses desain

tersebut. Menjadi hal yang terpenting adalah bagaimana cara


menganalisa dengan memandang peran berbagai disiplin menjadi
suatu satu kesatuan yang utuh sehingga merupakan satu sistem
yang tepat, efisien, ekonomis, aman dan estetis.

6.3.2.Standarisasi
Standard adalah suatu patokan harga/mutu dasar dari suatu hasil /
keluaran.

Standard juga dipakai sebagai suatu kesamaan bahasa

didalam menilai suatu hasil atau didalam menentukan proses yang


harus dilalui untuk mencapai suatu hasil.

Standard dipakai pula

sebagai acuan mutu minimal didalam memilih / menentukan


bahan

meterial

yang

akan

dipakai

baik

sebagal

material

konstruktif ataupun finishing.


Dalam perancangan kita memakai Standard Nasional yang sudah
ada yang dikeluarkan oleh Dewan Standard Nasional Indonesia
(SNI). Sehingga dengan mengadopsi standard yang dikeluarkan dan
mengkombinasikan dalam kondisi dilapangan, bahkan Arsitektur
setempat, akhirnya dapat dipakai sebagai acuan dalam menentukan
suatu proses perancangan
Sementara itu pihak Pengguna Jasa mengeluarkan pula standard
bangunan air, luasan, finishing minimal yang harus dipakai didalam
menentukan pola rancangan embung ini.

6.3.3.Batasan Rancangan Bangunan


Ada 4 hal yang mempengaruhil rancangan bangunan dalam tapak yakni :
a.

Peraturan Daerah Setempat


Perancangan harus sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah
yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat, utamanya

yang

mempengaruhi

letak,

ketinggian,

luas

bangunan

diantaranya:

Garis sempadan pagar.

Garis sempadan bangunan.

Koefisien Kepadatan Bangunan (Building Coverage).

Koefisien luas lantai dengan luas tapak yang menjadi tolok


ukur tinggi bangunan (Floor Area Ratio).

b.

Peraturan Bangunan
Keamanan dalam suatu bangunan ditampilkan dengan cara
pengolahan pada masa bangunan, baik penampilan fisik luar
bangunan maupun rasa aman bagi para penduduk dan Korps
Institusi

tanpa

memenuhi

meninggalkan

peraturan

yang

faktor

kenyamanan,

diberlakukan

untuk

serta

bangunan

embung.
c.

Dampak Lingkungan
Beberapa hal yang memerlukan analisa lebih lanjut antara lain.,
adanya limbah buangan air hujan yang dapat mempengaruhi
lingkungan, dan pencapaian, penempatan area parkir serta jalan
lingkungan perlu pula mendapat perhatian.

d.

Arsitektur
Pertimbangan yang sangat dominan dalam arsitektur kota
utamanya

adalah

"efek

visual"

Pertimbangan-pertimbangan

tersebut anatara lain :


1. Jarak pandang dan kesan ruang harus berada dalam satu
kesatuan lingkungan.
2. Dengan melihat potensi ruang luar yang ada serta jarak
pandang yang cukup menolong,

utamanya apabila

dilihat

dari sudut lokasi strategis kota, maka bentukan ataupun


perletakan bangunan dalam tapak akan saling mendukung
dan menunjang..

3.

Pembentuk identitas.
Embung harus dapat dikenali segera dari jauh baik dari segi
bentuk ataupun dari segi yang lain.

4. Memperkaya Komplek.
Dengan mengolah embung sedemikian rupadan diupayakan
agar olahan bangunan embung mempunyai nilai/ karakter
tersendiri,maka dengan hasil olahan tersebut bangunan
mempunyai nilai tambah dan menjadikan bangunan tersebut
menjadi suatu unsur yang memperkaya Komplek Lingkungan
sekitar

6. 4. KONSEP RENCANA DAN RANCANGAN SID PEMBANGUNAN EMBUNG


TIGASAN WETAN I DINAS PU PENGAIRAN KAB. PROBOLINGGO
1. Dasar-Dasar Pemikiran
Bangunan ini merupakan suatu sistem yang sangat komplek karena
banyaknya variabel yang saling terkait. Untuk pendekatannya , maka
dituntut

agar seluruh variabel tersebut saling terkait serta saling

mempengaruhi. Dengan demikian

apa yang terjadi disuatu bagian

akan memberikan pengaruh kepada bagian yang lain. Dampak suatu


tindakan dalam sebuah sistem mempunyai akibat positip atau
negatip, sehingga mempengaruhi dalam kegiatan jual - beli ini
merupakan sesuatu hal yang penting, karena memberikan dampak
keberhasilan suatu pedangan.
Pada dasarnya bentuk penampilan dari bangunan embung merupakan
optimalisasi

dari

pertimbangan

setempat

yang

menyangkut

menyangkut 3 aspek yang harus dipenuhi :


1.a. Aspek Teknis.
Hal yang menyangkut aspek Teknis dari embung harus terpenuhi
karena merupakan persyaratan yang sangat terukur. Termasuk
dalam aspek Teknis adalah semua hal yang terkait dengan

dampak

kesehatan,

keselamatan,

(peneyelesaian bentuk)

keamanan

dan

tampilan

dalam building systemnya. Antara lain,

Fire safety, Struktur, sanitasi (termasuk disini adalah plumbing),


kekuatan struktur / serta daya tahan bangunan, akustik maupun
sistem pencahayaan (penerangan) buatan atau alami.
1.b. Aspek Fungsi.
Hal yang menyangkut aspek Fungsi dari embung harus terpenuhi,
dan

memiliki

kesesuaian

dengan manajemen

yang

dipakai.

Akibatnya adalah sistem ketepatan hubungan antar ruang dan


bangunan akan sesuai dengan aktivitas serta manajemen yang
ada. Misalnya yang menyangkut operational serta efisiensi waktu,
organisasi kerja , alur kerja, serta hasil produktivitas yang tinggi.

1.c. Aspek behavioral


Aspek behavioral adalah semua aspek yang menyangkut dengan
persepsi

serta

kebutuhan

psikologis

dari

para

pengguna

bangunan, serta bagaimana interaksi tersebut terjadi dalam


embung. Aspek ini menyangkut hal-hal ke-nyamanan bagi
semuanya, pilihan bentuk-bentuk bangunan yang beralasan,
symbolisme, interaksi sosial bangunan terhadap lingkungannya,
ukuran-ukuran ruangan, serta kepadatan atau kelayakan luasan
lantai sehubungan dengan kapasitas / daya tampung.

2.

Pengembangan Rancangan
Didalam pengajuan untuk mendapatkan persetujuan atas disain yang
dikembangkan,

Konsultan

harus

melakukan

beberapa

kali

penyanmpaian usulan rancangan sehingga tercapai bentuk terakhir


yang mendekati sempurna. , sehingga segala permasalahan akibat
pentahapan yang mungkin timbul akan terdeteksi lebih awal dan dapat
teratasi dengan tuntas.

3. Konsep Rencana dan Rancangan Arsitektural


3.a.

Konsep Tapak Dan Lansekap


Karena lahan embung belum ditentukan maka dianggap bangunan
berada dlam suatu lahan yang cukup luas dan berada dalam
komplex,

maka

konsep

rancangan

diusahakan

untuk

mengutamakan menangkap dan memanfaatkan dari potensi ruang


luar yang ada. Tapak yang relatif luas menyebabkan pembuatan
pintu masuk gerbang utama satu-satunya hanya dari arah jalan
utama , dengan pertimbangan bahwa jalan tersebut merupakan
jalan utama. Pemilihan arah pencapaian dan orientasi bangunan
seperti tersebut, menyebabkan penampilan sosok bangunan dan
detail-detail pada entrance utama dan tampak depan bangunan
harus memberikan kesan yang menarik.
Pola sirkulasi di dalam tapak diupayakan agar dapat memudahkan
penataan parkir bagi kendaraan karyawan dan tamu.

Disamping

itu pola ruang luar lepas yang mengelilingi disisi utara dan timur
bangunan dapat diaransir sebagai elemen estetis lansekap, antara
lain

juga

dimaksudkan

untuk

memudahkan

fasilitas

mobil

pemadam kebakaran untuk mencapai bangunan tersebut.


Lantai diletakkan diatas permukaan jalan relatif cukup tinggi
walaupun

demikian

untuk

para

penyandang

cacat

yang

menggunakan kursi roda, dapat mencapainya dengan mudah


karena disediakan slope ramp. Penyelesaian / pembuatan slope
ramp dipadukan dengan penataan daerah terbuka hijau akan
men-support gedung itu sendiri menjadi lebih anggun, mudah
terlihat dan berwibawa.

3.b. Konsep Masa Embung


Pola masa yang diambil adalah pola grid memanjang (persegi
panjang) dengan pertimbangan :

Memungkinkan tapak atas fungsi-fungsi dan tahap- tahap


pembangunan secara optimum, efisien dan logis, sesuai alur
kerja.

Mempunyai efisiensi penggunaan ruang yang tinggi.

Dengan

kerangka-kerangka

bangunan

untuk

memberikan

kesan bangunan yang luas dan lega.


Konsep rencana blok massa bangunan terdiri dari gubahan massa
sebagai massa tunggal, terdiri dari 3 lapis, dengan pertimbangan
pentahapan menyesuaikan dana yang tersedia, namun tidak
meninggalkan pertimbangan keamanan, optimasi lahan, efisiensi
/ keterpaduan sistem kerja, dan kecepatan pelayanan.
3.c. Konsep Keamanan Sistem Pengawasan
Persyaratan perancangan SID Pembangunan Embung Tigasan
Wetan I Dinas PU Pengairan Kab. Probolinggo mencakup aspekaspek arsitektur, struktur / konstruksi, bahan bangunan, utilitas,
sistem pengamanan dan sistem pengawasanya.
Lingkungan lokasi harus memiliki pengamanan sesuai dengan
peraturan-peraturan yang amanan, menyangkut keselamatan dan
kesehatan
Ukuran ruang minimum tergantung pada

ukuran peralatan,

keamanan dan kenyamanan yang diperlukan. Untuk ruang-ruang


tertentu agar dipenuhi persyaratan ketinggian jendela secara
minimum, lantai harus mudah dibersihkan, persyaratan lapisan
pintu yang kedap suara.
Persyaratan teknis / struktur yang harus dipenuhi berkenaan
dengan pondasi bangunan, gaya gempa, mutu beton, baja
tulangan, pasangan bata dan tebal dinding. Bahan bangunan
dipilih yang mudah dibersihkan, halus, keras. Dan tidak porous,
tahan terhadap pengaruh zat kimia, tidak bereaksi secara kimiawi
dan memenuhi persyaratan SNl.

4.

Rencana
Secara

keseluruhan

apabila

sudah

selesai

dengan

SID

Pembangunan Embung Tigasan Wetan I Dinas PU Pengairan Kab.


Probolingo

BAB VII
RENCANA KERJA
7.1. RENCANA WAKTU KERJA
a

Tahapan perencanaan yang harus dilalui adalah :


1) Survey / pengumpulan data.
2) Pembuatan Pra Rancangan.
3) Pembuatan Pengembangan Rancangan/ Detail.
4) Penyusunan RAB dan RKS.

5) Koordinasi / konsultasi / legalisasi.


6) Reproduksi.
a.1 Survey / pengumpulan data

Pengumpulan data existing baik gambar yang ada (rencana)


ataupun gambar sesudah pelaksanaan (as built drawing)
perlu didapat / dikumpulkan untuk mengetahui secara garis
besar tentang letak lahan dan jalur / jejaring jalan serta utilitas
yang ada
Apabila data yang didapat kurang lengkap ataupun bahkan
tidak ada, maka perlu dilakukan pendataan di lapangan (survey
lapangan).

Survey
Survey dilakukan untuk mengetahui secara tepat letak lahan
jalur jalan dan utilitas di lapangan atas data yang ada dari
gambar serta untuk mendata hal-hal baru ataupun hal-hal yang
ada di lapangan tetapi tidak ditemui di gambar atau kurang
jelas disebutkan di gambar / data-data tertulis lainnya.

a.2 Pembuatan Pra Rancangan


Untuk menyusun Pra Rancangan harus didasari :
a. Data lapangan / lokasi.
b. Data

peraturan-peraturan

yang

mendukung

perencanaan,

literatur, referensi perencanaan.


c. Konsep

yang

mendasari

mempertimbangkan :

Efisiensi sistem

Pola operasional

Aspek maintenance

d. Perhitungan yang menyangkut :

Fungsi

Kehandalan

Keamanan / keselamatan

Besaran

perancangan

yang

a.3 Pembuatan gambar rencana


Gambar rencana akan terdiri dari gambar :

Lay out keseluruhan

Jaringan jalan.

Gambar detail yang diperlukan

a.4 Penyusunan RAB dan RKS

Penyusunan RAB dimulai dengan tahap menyusun daftar / item


pekerjaan untuk proyek ini. Kemudian volume (BQ / Bill of
Quantity) yang harus diperhitungkan dari setiap item. Harga
Satuan per item pekerjaan dapat dihitung melalui Analisa
Harga Satuan ataupun dari harga lumpsum / item. Didalam
penyusunan RAB ini dicermati
pekerjaan

yang

diperkirakan

pula bagian /
akan

mampu

komponen
dan

dapat

dilaksanakan.

Penyusunan RKS untuk bidang TEKNIS didasarkan atas Kualitas


yang

dikehendaki

dari

masing-masing

item

pekerjaan.

Persyaratan mengenai tahapan pelaksanaan / pemasangan


masing-masing item / komponen.

a.5 Sedangkan penyusunan RKS untuk bidang ADMINISTRASI harus


menyebutkan Nama Proyek, Pemberi Tugas, Alamat Proyek, Skope
Pekerjaan.
mengajukan

Cara-cara

dan

penawaran.

kelengkapan
Hal-hal

materi

tata

cara

untuk

dapat

pelaksanaan,

pembayaran dan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ataupun


hal-hal yang tidak teduga.

a.6 Koordinasi / Konsultasi / Legalisasi


Pada tahapan ini, selama Dokumen Perencanaan disusun ataupun
setelah Dokumen selesai harus dikonsultasikan dengan Pemberi

Tugas sehingga harapan dan tujuan proyek dapat dicapai dan tidak
menyimpang dari aturan.
Setelah Dokumen selesai sebagai aspek legalitasnya Dokumen ini
akan ditanda tangani oleh Pemimpin Proyek dan Fihak-fihak yang
harus terkait bidang Teknis.
a.7 Reproduksi
Reproduksi dilakukan setelah semua proses dilampaui. Untuk
kemudian

disiapkan

memasuki

proses

selanjutnya

yakni

pelelangan pekerjaan fisiknya.


7. 2.WAKTU YANG DISYARATKAN
Waktu yang diberikan oleh Proyek untuk merencanakan pekerjaan ini
adalah selama 90 ( sembilan puluh ) hari kalender adalah waktu yang
perlu dicermati dan disikapi dengan baik mengingat banyak aspek-aspek
perencanaan yang harus dikerjakan dengan berbagai macam dan sudut
pertimbangan.
Yang perlu mendapat pertimbangan pula adalah total dana yang tersedia
dihubungkan dengan kondisi harga yang relatif labil saat ini dan
perhitungan inflasi untuk tahun depan. Sehingga kemungkinan adanya
proses kilas balik (flash back) pada proses awal / sebelumnya akan
menyebabkan penggunaan waktu yang lebih banyak, sehingga dengan
demikian waktu yang diberikan jelas-jelas menjadi sangat singkat.
Tahapan-tahapan diatas serta alokasi perkiraan waktu yang diperlukan
akan terlihat jelas pada bagan skedul terlampir. Sebab susunan waktu
yang dibutuhkan setiap kegiatan apabila disusun secara serie akan
melampui waktu yang disyaratkan .
Untuk itu diperlukan cara penyesuaian penyusunan tata waktu dengan
penggeseran masa awal dan akhir satu tahap pekerjaan sehingga antara
tahap yang satu dengan yang lain akan diperlukan tumpang tindih (over
lap).

BAB VIII
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

8.1. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Tahapan jadwal pelaksanaan pekerjaan terdiri dari 7 total keseluruhan
tahapan adalah 3 bulan (90 hari).

Kegiatan
1
1
2

Minggu Ke.
I

II

III

IV

Keterangan
XII

10

11

12

13

14

Pekerjaan Persiapan
Survey, Pengukuran Lokasi dan
Pengumpulan Data Lapangan

Pengembangan Detailed Design

Detailed Design Pekerjaan


Rancangan Gambar Detail dan

Penyusunan RKS, BQ dan RAB


untuk Tahap I
Rancangan Gambar Detail dan

Penyusunan RKS, BQ dan RAB


Secara Lengkap

BAB IX
TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWABANYA

15

9.1. KOMPONEN TENAGA AHLI


9.1.1. Komponen

Tenaga

Ahli,

Sub

Tenaga

Ahli

dan

Tenaga

Pendukung
a) Komponen Tenaga Ahli

Team Leader

Tenaga Ahli Bidang Geodesi

Tenaga Ahli Bidang Sipil Pengairan

b) Komponen Sub Tenaga Ahli


Susunan dari Sub Tenaga Ahli yang dilibatkan adalah :

Asisten Tenaga Ahli Sipil Pegairan

Asisten Tenaga Ahli Geodesi

c) Komponen Tenaga Pendukung


Susunan dari Tenaga Pendukung yang dilibatkan adalah :

Drafter/Juru Gambar

Surveyor/Juru Ukur

Administrasi/Operator Komputer

Mengingat waktu perencanaan yang diberikan terbatas dan masalah


yang harus dihadapi cukup komplek maka penggunaan komposisi
tingkat senioritas dan jumlah tenaga ahli ataupun tenaga teknis
serta tenaga pendukung akan direncanakan sedemikian rupa
sehingga

team

ini

akan

kompak

dan

tangguh

didalam

external

dibidang

melaksanakan pekerjaan perencanaan ini.


9.1.2. Tanggung jawab masing-masing personil :
Team Leader
a. Melakukan

koordinasi

dan

konsultasi

dibidang administrasi teknis dan teknis pelaksanaan isi


kontrak dengan Pengguna Jasa
b. Menyertai Pengguna Jasa dalam berkoordinasi berkonsultasi
dengan Pihak-Pihak terkait dalam proyek ini.

c. Merupakan pimpinan operasi pengelolaan pelaksanaan isi


kontrak dalam bidang teknis.
d. Menyiapkan dan memantau jadwal, alokasi tenaga dan
peralatan

serta

mematuhi

target-target

yang

telah

ditentukan.
e. Sebagai koordinator semua disiplin tenaga ahli yang terlibat
dalam team perancangan ini.
f.

Bertanggung jawab secara internal kepada Project Director.

Tenaga Ahli SIPIL PENGAIRAN


a. Melakukan

konsultasi

dengan

disiplin

lain

didalam

pelaksanaan proses perancangan dengan melakukan start


awal terlebih dahulu.
b. Melakukan koordinasi dengan team Juru Ukur/ surveyor, juru
gambar/ draftman.
c. Melakukan koordinasi dengan Tenaga Ahli Estmasi Biaya/ Cost
estimator
d. Sebagai leading dicipline, maka Tenaga Ahli Arsitektur harus
selalu

berinisiatif

melakukan

usulan

koordinasi

dengan

anggota Team apabila ditemui permasalahan-permasalahan


yang menyangkut proses perancangan.
e. Memberikan pemahaman serta kemampuan penyelesaian
yang terbaik atas design arsitektur. Karena keberhasilan
rancangan gedung tertumpu semuanya pada Tenaga Ahli
Arsitektur. Semakin peka seorang arsitek terhadap problem
yang dihadapi dan semakin tanggap terhadap persoalan yang
akan timbul, maka solusi persoalan berupa kreasi design
yang dihasilkannya akan semakin baik.
f.

Bertanggung

jawab

langsung

sesuai

bidangnya

kepada

Project Director.
Tenaga Ahli Sipil GEODESI
a. Melakukan konsultasi dengan disiplin lain utamanya dengan
Tenaga Ahli Arsitektur serta memberikan masukan-masukan
yang

berkaitan

dengan

proses

penyelesaian

rancangan

struktur.
b. Melakukan koordinasi dengan team Juru Ukur/ surveyor, juru
gambar/ draftman.
c. Mempelajari, mengkaji, melakukan perhitungan atas segala
persoalan yang ada atau yang akan timbul dibidang struktur
dan memberikan solusinya sehingga hasil design struktur
secara mandiri merupakan product design yang sudah handal
dan dapat dipertanggung jawabkan baik dari segi kekuatan
ataupun penekanan pada unsur biaya.
d. Melakukan koordinasi dengan Tenaga Ahli Estmasi Biaya/ Cost
estimator
e. Bertanggung jawab langsung sesuai bidangnya kepada Team
Leader.
Tenaga Ahli Mekanika Tanah
a. Melakukan konsultasi dengan disiplin lain utamanya dengan
Tenaga Ahli Arsitektur serta serta memberikan masukanmasukan

yang

rancangan

berkaitan

mekanikal

dengan

elektrikal,

proses
serta

penyelesaian

menerima

dan

memberi masukan pada team arsitektur dan struktur.


b. Melakukan koordinasi dengan Juru Ukur/ surveyor, juru
gambar/ draftman.
c. Memberikan

kemampuan

penyelesaian

yang

baik

pada

desain mekanikal sehingga semua sistem utilitas bangunan


dapat berfungsi dengan baik, lancar dan aman.
d. Perhatian yang khusus pada beban-beban puncak serta
kemungkinan adanya gangguan catu daya yang disebabkan
oleh Pihak Luar ataupun dari sistem instalasi peralatan secara
keseluruhan perlu mendapatkan penekanan.
e. Bertanggung jawab langsung sesuai bidangnya kepada Team
Leader.
6.

Juru Gambar / Draftman


Juru Gambar / Draftman adalah pelaksana perancangan ditingkat
aplikasi. Mereka adalah yang menterjemahkan konsep-konsep

ide-ide dari para tenaga ahli yang diterjemahkan kedalam


bentuk gambar / notasi.
Draftman adalah personil yang mampu menggambar dengan
CAD baik dengan program Autocad, Archicad, 3D Max, atau
program CAD utilities yang lain sedang Drafter adalah personil
yang mampu menggambar dengan sketsa atau manual drafting
machine.

7.

Juru ukur / Surveyor


Surveyor adalah pelaksana perencanaan ditingkat awal. Ia
memulai dengan dengan mencari data / masukan, kondisi
situasi existing atas konsep masukan yang datang dari tenaga
ahli.
Untuk memperlancar tugas ditunjuk salah satu surveyor yang
lebih cakap dan senior untuk menjadi leader. Dengan harapan
Lead surveyor adalah yang menterjemahkan tugas baik dari
tenaga ahli atau dari Team Leader

8.

Administrasi / Operator Computer

Bertugas

penyusunan Laporan-Laporan Proyek.


Membantu dalam membuat surat menyurat.
Membantu dalam membuat Berita Acara-Berita Acara, Minute

of Meeting.
Melakukan pengarsipan-pengarsipan semua dokumen.

Adalah personal pelaksana yang melakukan tugas Office

membantu

Team

Leader

dalam

melakukan

Administration dan juga tugas-tugas dari bidang-bidang


pelaksanaan yang lain.

Sekretaris / Operator Computer adalah bertuas membantu


Ahli Cost Estimator didalam menyusun buku spesifikasi
Administrasi dan Teknis (Rencana Kerja dan Syarat-syarat)
melalui Job Captain.

Adalah personal yang bertanggung jawab pada bidang

administrasi umum dan teknis yang mengurus soal-soal :


Dokumen Legalitas Perusahaan, Kontrak, Tagihan, invoice,
Berita Acara-Berita Acara, Laporan-laporan yang bersifat
umum ataupun teknis.

BAB X
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
10.1.

JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI


Detail jadwal penugasan Tenaga Ahli adalah sebagaimana terinci
dalam tabel dibawah ini :

JADWAL PENUGASAN PERSONIL


TENAGA AHLI
No.

Nama Personil

BULAN
II
III

IV

Bulan

Orang

Nasional

1.
2.
3.
4.

Drs.

ATHOILLAH.

ST
HERU YUNIANTA.
ST
IWAN

TRIYANTO,

ST
WIBOWO

1.00
1.00
1.00
1.00

PURNOMO

5.

PUTRO. ST
ULFATUL

1.00

BIDAYAH. ST

Sub Total

6.00

Sub Total
Total

0
0
0
0
6.00

Asing

1.
2.
3.

BAB XI
ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

11.1.

USULAN ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN


Struktur

Organisasi

Pelaksana

Pekerjaan

Perencanaan

SID-

Pembangunan Embung Tigasan Wetan I Dinas PU Pengairan Kab.


Probolinggo sebagaimana dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
TEAM LEADER

TENAGA AHLI

TENAGA AHLI

TENAGA AHLI

SIPIL MEKANIKA

ARSITEKTUR

SIPIL HIDROLOGI

TTANAH
Asisten Tenaga Ahli

Asisten Tenaga Ahli

SIPIL GEODESI

SIPIL PENGAIRAN

Tenaga Pendukung

Tenaga Pendukung

DRAFTER

SURVEYOR

TENAGA PENDUKUNG
Adminstrasi / Operator Komputer

BAB XII
LAPORAN
12.1. Jenis Laporan
Jenis Laporan yang dikehendaki :
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Akhir Perencanaan
3. Dokumen lelang
4. Laporan Hasil Karya Perencanaan
5. Rencana Anggaran Biaya
6. Gambar Perencanaan
12.2. Substansi Laporan
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi antara lain :
1. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
2. Metodologi
3. Penanganan Pekerjaan
4. Rencana Personil
5. Rencana Kerja

2. Laporan Akhir Perencanaan


Laporan Akhir Perencanaan berisi antara lain :
- Proses pelaksanaan setiap tahapan kegiatan
- Ringkasan Dokumen Perencanaan
- Ringkasan proses perhitungan
- Ringkasan spesifikasi
- Rekapitulasi Anggaran
3. Dokumen Lelang
Dokumen Lelang berisi antara lain :
- Dokumen Gambar Perencanaan
- Bill of Quantity
- Rencana Kerja dan Syarat-syarat
- Addendum bila ada
4. Laporan Hasil Karya Perencanaan
Laporan Hasil Karya Perencanaan berisi antara lain :
a.

Laporan Survey

Berisi tentang kondisi existing lahan, tapak termasuk utilitas


yang ada pada lingkungan :

Saluran air hujan, termasuk arah kemiringannya

Saluran listrik yang ada

Saluran telephone

Saluran air bersih

Potensi lingkungan sekitar :

Bangunan yang sudah ada termasuk kondisi bangunan


berbatasan dengan tetangga

b.

Potensi genangan

Laporan Pengukuran Topografi

Berisi kondisi ukuran lahan secara horisontal

Kondisi ukuran lahan secara vertikal


c.

Penentuan Bench Mark (BM) / titik ikat

Laporan Penelitian Tanah

Pelaksanaan sondir boring dilapangan, serta penelitian baik


secara visual ataupun laboratorium

Rekomendasi penggunaan pondasi

Hasil penelitian berupa gambar kurva kemampuan daya dukung


tanah beserta kedalamannya

d.

Perhitungan Konstruksi

Perhitungan

dan

penentuan

beban-beban

dengan

mempertimbangkan faktor berat sendiri dan faktor-faktor dari


luar termasuk gempa

Meliputi system Konstruksi dari mulai pondasi, badan (kerangka)


dan atap

Rekomendasi dan pemilihan system konstruksi yang efektif dan


efisien

e.

Perhitungan M E

Elektrikal

Perhitungan kebutuhan mengenai daya listrik yang mencakup


kebutuhan penerangan, stop kontak, peralatan peralatan
khusus, komputer, power ac

Sistem informasi

Sistem telekomunikasi

Fire Fighting

Pompa-pompa

Kebutuhan generator sert untuk emergency power

Mekanikal

Kebutuhan untuk kapasitas penghawaan dan AC

Rekomendasi system yang digunakan untk penghawaan dan


AC

Kebutuhan pompa untuk mensupply system pengadaan dan

distribusi air bersih

Kebutuhan tandon untuk mensupply air bersih dan fire


fighting apabila disyaratkan

5. Rencana Anggaran Biaya

Berisi Bill of Quantity yang terdiri dari item pekerjaan, satuan dan
volume

Harga Satuan Bahan dan Upah

Analisa Harga Satuan

Anggaran Biaya sebagai perkalian akumulasi antara volume dan


harga satuan

6. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat


Berisi mengenai persyaratan administrasi dan teknis

Administrasi :

Persyaratan Pelelangan dan Kontrak

Teknis :

Persyaratan umum yang harus diikuti

Persyaratan prosedur, spesifikasi, cara pelaksanaan

7. Gambar Perencanaan
a. Pra Rencana
Dibuat dalam ukuran A3 ; Skala 1 : 200 berisi :

Site Plan

Layout Plan

Denah seluruh lantai

Tampak Seluruh sisi

Potongan melintang dan membujur

b. Gambar Kerja
Dibuat dalam ukuran A3, Skala menyesuaikan :

Rencana dan Detail Arsitektur

Rencana dan Detail Struktur

Rencana dan Detail Mekanikal

Rencana dan Detail Elektrikal

Rencana dan Detail Landscape

Rencana dan Detail Interior Khusus

12.3. PRODUK LAPORAN


Hasil pekerjaan disampaikan dalam bentuk laporan yang diwujudkan
dengan format buku. Rincian teknik penyampaian laporan diuraikan
sebagai berikut :
a. Laporan Pendahuluan
Judul buku

Laporan Pendahuluan

Jumlah buku

5 Buku

Ukuran buku

A4 (29,7 x 21,5 cm2)

Spasi pengetikan :

1.5 spasi pada kertas HVS putih polos

b. Laporan Akhir Perencanaan


Judul buku

Laporan Akhir Perencanaan

Jumlah buku

5 Buku

Ukuran buku

A4 (29,7 x 21,5 cm2)

Spasi pengetikan :
c.

1.5 spasi pada kertas HVS putih polos

Dokumen Lelang
Judul buku

Dokumen Lelang

Jumlah buku

5 Buku

Ukuran buku

A4 (29,7 x 21,5 cm2)

Ukuran gambar : A3 ( 21,5 x 59.4 cm2)


Spasi pengetikan :
d.

1.5 spasi pada kertas HVS putih polos

Laporan Hasil Karya Perencanaan


Judul buku

Laporan Hasil Karya Perencanaan

Jumlah buku

5 Buku

Ukuran buku

A4 (29,7 x 21,5 cm2)

Ukuran gambar : A3 ( 21,5 x 59.4 cm2)


Spasi pengetikan :

1.5 spasi pada kertas HVS putih polos

e.

Rencana Anggaran Biaya


Judul buku

Rencana Anggaran Biaya

Jumlah buku

5 Buku

Ukuran buku

A4 (29,7 x 21,5 cm2)

Spasi pengetikan
f.

1.5 spasi pada kertas HVS putih polos

Gambar Perencanaan
Judul buku

Jumlah buku

Rencana Anggaran Biaya

5 Buku

Ukuran gambar : A3 ( 21,5 x 59.4 cm2

BAB XIII
STAF PENDUKUNG
Untuk

menunjang

kegiatan

Pekerjaan

Pembangunan Embung Tigasan Wetan I

Perencanaan

SID

Dinas PU Pengairan Kab.

Probolinggo perlu Tenaga Pendukung yang dapat membantu penyelenggaraan


tugas-tugas dari Team Perencana agar semua beban, tugas-tugas dan kewajiban
Konsultan Perencana dapat terselesaikan dengan baik. Adapun Staf Pendukung
yang dibutuhkan adalah :
13.1SEKRETARIS / OPERATOR KOMPUTER
Adminstrasi / Operator Komputer yang dimaksud adalah 1 (satu) orang
minimal lulusan D3 dengan pegalaman minimal 3 tahun yang mampu

mengoperasikan MS Office dan program-program aplikasi perkantoran


lainnya
13.2TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Adapun rincian tugas dan tanggung jawab Staf Pendukung adalah :
Bertugas membantu Team Leader dalam melakukan penyusunan

Laporan-Laporan Proyek.
Membantu dalam membuat surat menyurat.
Membantu dalam membuat Berita Acara-Berita Acara, Minute of

Meeting.
Melakukan pengarsipan-pengarsipan semua dokumen.

Adalah personal pelaksana yang melakukan tugas Office Administration


dan juga tugas-tugas dari bidang-bidang pelaksanaan yang lain.

Sekretaris / Operator Computer adalah bertuas membantu Ahli Cost


Estimator didalam menyusun buku spesifikasi Administrasi dan Teknis
(Rencana Kerja dan Syarat-syarat) melalui Job Captain.

Adalah personal yang bertanggung jawab pada bidang administrasi


umum dan teknis yang mengurus soal-soal : Dokumen Legalitas
Perusahaan, Kontrak, Tagihan, invoice, Berita Acara-Berita Acara,
Laporan-laporan yang bersifat umum ataupun teknis

BAB XIV
FASILITAS PENDUKUNG
Guna mendukung kelancaran layanan konsultasi pelaksanaan Pekerjaan
Perencanaan SID Pembangunan Embung Tigasan Wetan I Dinas PU
Pengairan Kab. Probolinggo, maka selaku Penyedia Jasa akan menyiapkan
fasilitas-fasilitas pendukung yang diperlukan :
Ruang Kantor Temporary
Mengingat durasi waktu pelaksanaan pekerjaan selama 1 (satu) bulan serta
untuk mengefektifkan tim Penyedia Jasa untuk melakukan pekerjaan. Maka
selaku penyedia jasa konsultasi akan menyediakan 1 (satu) unit ruang kantor
temporary yang representatif. Dengan adanya ruang kantor temporary akan

memudahkan Konsultan untuk melakukan koordinasi dengan anggota team


selama kurun waktu pelaksanaan pekerjaannya.
Sarana Transportasi
Sarana transportasi merupakan sarana untuk menunjang mobilitas tim
konsultan

melakukan

pelaksanaan

Kegiatan

pekerjaan,

maka

akan

menyediakan sarana transportasi berupa kendaraan roda 4 (empat) minimal


sejumlah 2 (dua) unit dan kendaraan roda 2 (dua) sesuai kebutuhan.
Fasilitas Kantor
Perabotan dan peralatan kantor diperlukan sebagai sarana bekerja tim
Penyedia Jasa ini pada umumnya adalah perabotan dan peralatan standar
sebuah perusahaan konsultan. Adapun perabotan dan peralatan tersebut
adalah :
Meja dan kursi kerja
Komputer (sejumlah 4 unit)
Printer (sejumlah 2 unit)
Pesawat Telepon dan mesin faksimili
Filling Cabinet (lemari buku)
Kamera foto digital dan peralatan Audio Visual
Scanner
Sambungan Internet

BAB XV
PENUTUP
Demikian usulan teknis kami sebagai apresiasi terhadap Kerangka Acuan Kerja
Pekerjaan Perencanaan SID Pembangunan Embung Tigasan Wetan I
Dinas PU Pengairan Kab. Probolinggo..
Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut, kami akan melibatkan beberapa orang
tenaga ahli yang profesional dan berpengalaman dalam bidangnya serta Tenaga
Ahli, Sub Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung yang juga ahli dalam bidangnya
agar dapat memberikan pelayanan jasa yang maksimal.

Usulan

Teknis

ini

merupakan

wujud

kesungguhan

minat,

kesiapan,

dan

kemampuan Konsultan dalam menangani pekerjaan. Kesungguhan minat dan


kesiapan Konsultan telah digambarkan dengan jelas melalui Pemahaman dan
Tanggapan Terhadap KAK, Apresiasi Inovasi dan Kualifikasi Tenaga Ahli, Staf dan
Fasilitas

dan

kesanggupan

Pendukung
Konsultan

yang

diajukan,

tergambarkan

pada

sedangkan

kemampuan

Pengalaman

dan

dan

Kualifikasi

Perusahaan, Pendekatan dan Metodologi, serta Rencana Kerja yang diajukan.


Kombinasi dari kesungguhan minat, kesiapan, dan kemampuan Konsultan
merupakan jaminan akan kualitas layanan yang bisa diberikan Konsultan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini. Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan dan kualitas
yang sebaik mungkin merupakan dua sisi dalam satu wujud yang selalu menjadi
orientasi perusahaan Kami dalam setiap pekerjaan.
Diharapkan dengan ini dapat menjadi pertimbangan dalam menilai kemampuan
konsultan untuk mengerjakan Pekerjaan Perencanaan SID Pembangunan
Embung Tigasan Wetan I Dinas PU Pengairan Kab. Probolinggo.
Kami berharap agar nantinya dapat terjalin suatu kerjasama yang profesional,
antara kami selaku Penyedia Jasa dengan Dinas PU Pengairan Kabupaten
Probolinggo , selaku Pengguna Jasa.
Bangkalan, 03 Mei 2016
CV.
KONSULTAN

TISAGA

UTAMA

Anda mungkin juga menyukai