Enzim Fix Banget Ughh
Enzim Fix Banget Ughh
Disusun oleh :
KELOMPOK 5
Baihaqi Wisnumurti Wiharno (230210150044)
Bebby Siti Fauzia Putrie Z (230210150037)
Dellila Suhanda (230210150013)
Nurfitri (230210150003)
Rendra Pranata (230210150001)
Titan Malik Ibrahim (230210150042)
Wildan Dhya Ulhaq H (230210150035)
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1.
Latar Belakang..........................................................................................1
1.2.
Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3.
Tujuan........................................................................................................2
Sejarah Penemuan.....................................................................................3
2.2.
Pengertian Enzim......................................................................................4
2.3.
Kespesifikan Enzim...................................................................................7
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
Sifat Enzim..............................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sewaktu kita lapar, pasti tubuh kita akan merasa lemas. Namun, setelah
makan tubuh kita kembali segar. Kesegaran itu disebabkan tubuh mendapat energi
yang dihasilkan dari pembakaran bahan makanan yang kita makan. Energi dalam
tbuh disimpan dan dilepaskan dalam bentuk energy kimia dan di tambah sedikit
energi panas. Energi tersebut diperlukan untuk melakukan aktivitas kehidupan,
baik tingkat seluler seperti pembelahan sel, maupun tingkat individu misalnya
membaca, berlari, berjalan, atau berolah raga.
Energi yang dihasilkan dari proses kimia yang terjadi di dalam sel. Selain
proses kimia yang menghasilkan energy, di dalam sel juga terjadi beribu-ribu
proses kimia. Proses tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan berhubungan satu
sama lain dalam suatu rangkaian yang di sebut metabolisme.
Kumpulan reaksi kimia yang terjadi di dalam sel memerlukan enzim untuk
mempercepat laju reaksi. Oleh karena itu, begitu penting bagi kita untuk
mengetahui lebih jauh tentang enzim.
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia.
Hampir semua enzim merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh
enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim mengubah
molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda, disebut produk. Hampir
semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan
cukup cepat.
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu:
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sel-sel yang utuh (karena itu istilah en-zyme, yaitu, dalam ragi), sebagian besar
enzim dapat diekstraksi dari sel tanpa kehilangan aktivitas biologik (katalik)nya.
Oleh karena itu, enzim dapt diselidiki diluar sel hidup. Ekstrak yang
mengandung enzim dipakai pada penyelidikan reaksi-reaksi metabolik dan
pengaturanya, struktur dan mekanisme kerja enzim dan malahan sebagai
katalisator dalam industri pada sintetis senyawa-senyawa yang biologis aktif
seperti hormon dan obat-obatan.
Reaksi-reaksi seperti hidrolisa dan oxidasi berlangsung sangat cepat didalam
sel-sel hidup pada pH kira-kira netral dan pada suhu tubuh. Ini dapat terjadi
karena adanya enzim. Enzim disintesa di dalam sel, tetapi setelah diextraksi
diluar sel masih mempunyai aktivitas. Enzim bekerja sangat sfesifik. Suatu
enzim hanya dapat mengatalisis beberapa reaksi, malahan seringkali hanya satu
reaksi saja. Ini merupakan salah satu sifat penting enzim. Ada segolongan enzim
yang dapat mengatalisa jenis reaksi yang sama, misalnya memindahkan fosfat,
oxidasi-reduksi, dan sebagainya. Oleh karena itu ada suatu kespesifikan
(specificity).
Enzim adalah zat yang dihasilkan oleh organisme hidup yang melakukan
fungsi sebagai kalisator pada reaksi-reaksi biokimia. Hampir semua enzim yang
dikenali hingga saat ini berupa protein, dan sedikit yang berupa RNA yang
disebut Ribozim. Sebagai protein, enzim berukuran sangat besar disbanding
dengan molekul pada reaksi yang dikatalisis. Ukuran enzim berkisar 12 -1000
KD. Enzim dapat berupa untai polipeptida saja/ protein tunggal atau berupa
protein yang mengikat unsur atau gugus tertentu. Enzim yang berupa protein saja
dinamakan apoenzim sedang enzim yang merupakan gabungan antara protein
dengan unsur atau gugus non protein disebut holoenzim. Bagian enzim yang
berupa unsur dinamakan ko-faktor sedang yang berupa senyawa organik disebut
ko-enzim. Bagian enzim non-protein tersebut berperan penting dalam reaksi
katalisis dan disebut sebagai gugus prostetik. Ko-enzim pada umumnya berupa
senyawa kelompok vitamin larut dalam air.
Dengan kekecualian epimerase (rasemase), yang saling mengubah isomerisomer optik, enzim umumnya menunjukan kespesifikan optik absolut untuk
paling sedikit sebagian dari molekul substrat. Misalnya maltase dapat
mengkatalisis hidrolisa -glukosida, akan tetapi tidak dapat bekerja terhadap glukosida. Enzim yang bekerja terhadap D-karbohidrat tidak dapat mengkatalisa
L-karbohidrat, begitu pula dengan enzim-enzim yang mengkatalisa asam Lamino tidak dapat mengkatalisa asam D-amino. Kespesifikan optik dapat meluas
ke suatu bagian molekul substrat atau ke substrat keseluruhanya. Glikosidase
merupakan contoh dari dua hal yang ekstrim ini. Enzim-enzim ini yang
mengkatalisis hidrolisis ikatan gliosida antara gula dan alkohol, sangat spesifik
untuk bagian gula dan untuk ikatan (alfa atau beta), tetapi relatif non-spesifik
untuk bagian alkohol atau glikogen.
2. Kespesifikan Gugus
Suatu enzim hanya dapat bekerja terhadap gugus yang khas, misalnya
glikosidase terhadap gugus alkohol, pepsin dan tripsinterhadap ikatan
peptida, sedangkan esterasa terhadap gugus alkohol, pepsin dan tripsin terhasap
ikatan peptida, sedangkan esterase terhadap ikatan ester. Akan tetapi, dalam
pembatasan ini sejumlah besar substrat dapat diolah, jadi, misalnya, pengurangan
jumlah enzim pencernaan yang mungkin sebaliknya dibutuhkan. Enzim-enzim
tertentu menunjukan kespesifikan gugus yang lebih tinggi. Kamotripsin, terutama
menghidrolisa ikatan peptida dimana gugus karboksilnya berasal dari asam-asam
amino fenilalanin, tirosin atau triptofan. Karboksipeptidase dan amino peptidase
memecahkan asam amino masing-masing dari ujung karboksil atau amino rantai
polipeptida.
2.4. Tata Nama Enzim
International Union
of
Biochemistry
(IUB)
pada
tahun
1955
10
11
yang
mana
transisi
(contohnya
konformasi
12
2.5.3. Inhibisi
Inhibitor kompetitif mengikat enzim secara reversibel, menghalangi
pengikatan substrat. Di lain pihak, pengikatan substrat juga menghalangi
pengikatan inhibitor. Substrat dan inhibitor berkompetisi satu sama lainnya.
13
Jenis-jenis inihibisi
Klasifikasi ini diperkenalkan oleh W.W. Cleland. Laju reaksi enzim dapat
diturunkan menggunakan berbagai jenis inhibitor enzim.
a. Inhibitor kompetitif
Pada
inihibisi
kompetitif,
inhibitor
dan
substrat
pengikatan
inihibitor
mengubah
konformasi
enzim,
sehingga
14
Inhibisi jenis ini mirip dengan inhibisi non-kompetitif, kecuali kompleks EIS
memiliki aktivitas enzimatik residual. Pada banyak organisme, inhibitor dapat
merupakan bagian dari mekanisme umpan balik. Jika enzim memproduksi terlalu
banyak produk, produk tersebut dapat berperan sebagai inhibitor bagi enzim
tersebut. Hal ini akan menyebabkan produksi produk melambat atau berhenti.
Bentuk umpan balik ini adalah umpan balik negatif. Enzim memiliki bentuk
regulasi seperti ini sering kali multimerik dan mempunyai tapak ikat alosterik.
Kurva substrat/kelajuan enzim ini tidak berbentuk hiperbola melainkan
berbentuk S.
2.6.
berbagai faktor fisikokimia. Enzim bekerja pada kondisi tertentu yang relatif
ketat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim antara lain:
1.
Suhu
Pada suhu yang lebih tinggi, kecepatan molekul substrat meningkat, sehingga
pada saat bertumbukan dengan enzim, energi molekul substrat berkurang. Hal ini
memudahkan terikatnya molekul substrat pada sisi aktif enzim. Aktivitas enzim
meningkat dengan meningkatnya suhu sampai pada titik tertentu. Peningkatan
suhu meningkatkan energi kinetik pada molekul substrat dan enzim, sehingga
kecepatan reaksi meningkat pula. Perbandingan yang tepat di mana kecepatan
berubah untuk setiap kenaikan temperatur 10 C adalah Q10, atau koefisien
temperatur. Kecepatan banyak reaksi biologis kurang lebih naik dua kali dengan
kenaikan temperatur 10 (Q10 = 2), dan menjadi setengahnya bila temperatur
diturunkan dengan 10.
15
pH
pH juga mempengaruhi aktivitas enzim. Perubahan kondisi asam dan basa di
sekitar molekul enzim mempengaruhi benuk tiga dimensi enzim dan dapat
menyebabkan denaturasi. Setiap enzim memiliki pH optimum. Misalnya, pepsin
16
3.
Enzim
Sumber
Substrat
pH optimum
Sukrase
Usus halus
Sukrosa
6,2
Amilase
Saliva, pankreas
Amilum
5,6-7,2
Lipase
Pankreas
Etil butirat
7,0
Pepsin
Lambung
Albumin
1,5-2,5
Tripsin
Pankreas
Kasein
8-11
Konsentrasi Enzim
Semakin besar konsentrasi enzim semakin cepat pula reaksi yang belangsung.
Dengan kata lain konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
Sisi aktif suatu enzim dapat digunakan berulang kali oleh banyak substrat.
Substrat yang berikatan dengan sisi aktif enzim akan membentuk produk.
Pelepasan produk menyebabkan sisi aktif enzim bebas untuk berikatan dengan
substrat lainnya. Oleh karenanya hanya dibutuhkan sejumlah kecil enzim untuk
mengkatalis sejumlah besar substrat.
17
4.
Konsentrasi Substrat
Bila sejumlah enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat
dengan adanya peningkatan konsentrasi substrat. Namun, pada saat sisi aktif
semua enzim bekerja, penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan
reaksi enzim lebih lanjut. Kondisi ini disebut konsentrasi substrat pada titik jenuh
atau disebut kecepatan maksimum (Vmax).
5.
Inhibitor
Inhibitor merupakan suatu molekul yang menghambat ikatan enzim dengan
substratnya. Ada dua macam inhibitor enzim, yaitu inhibitor kompetitif dan nonkompetitif.
18
Sifat Enzim
19
Enzim merupakan katalis yang dapat mengubah laju reaksi tanpa ikut
bereaksi. Enzim bersifat khas (spesifik kerjanya) dan aktivitasnya dapat diatur.
Tanpa kehadiran enzim, suatu reaksi itu sangat sukar terjadi, sementara dengan
kehadiran enzim kecepatan reaksinya dapat meningkat sampai 107 kali. Sebagai
contoh, enzim katalase yang mengandung ion besi (Fe) mampu menguraikan
5.000.000 molekul hidrogen peroksida (H2O2) permenit pada 0oC. H2O2 hanya
dapat diuraikan oleh atom besi, tetapi satu atom besi akan memerlukan waktu
300 tahun untuk menguraikan sejumlah molekul H2O2 yang oleh satu molekul
katalase yang mengandung satu atom besi diuraikan dalam satu detik.
Bagaimanakah Katalisator, termasuk enzim, meningkatkan Reaksi kimia? Suatu
reaksi kimia dapat terjadi jika molekul yang terlibat memiliki cukup energi
internal untuk membawanya ke puncak bukit energi. menuju bentuk reaktif yang
disebut tahap transisi. Energi aktivasi suatu reaksi adalah jumlah energi dalam
kalori yang diperlukan untuk membawa semua molekul pada 1 mol senyawa
pada suhu tertentu menuju tingkat transisi pada puncak batas energi. Suatu reaksi
kimia dapat dipercepat dengan dua cara, yaitu pertama meningkatkan suhu dan
kedua dengan memberinya katalis. Reaksi tanpa menggunakan katalis
memerlukan energi aktivasi yang tinggi, reaksi dengan katalis memerlukan
energi aktivasi yang lebih rendah.
Batas energi aktivasi
20
Struktur dari suatu enzim tidak lain adalah protein, karena aktivitas
katalitiknya bergantung pada integritas strukturnya sebagai protein, walaupun
ada beberapa senyawa yang dapat bertindak sebagai katalis, misalnya RNA.
c. Enzim itu Khusus
Fungsi enzim itu tertentu, tiap perubahan zat tertentu diperlukan suatu jenis
enzim tertentu pula. Misalnya enzim katalase hanya digunakan untuk
menguraikan H2O2, amilase hanya untuk mengkatalisis amilum sebagai
substratnya.
d. Enzim ada yang bisa bekerja bolak-balik
Beberapa enzim kerjanya dapat bolak balik, misalnya enzim lipase dapat
bekerja untuk mengkatalisis molekul lemak menjadi komponen penyusunnya,
yaitu asam lemak dan gliserol atau sebaliknya menyusun lemak dari
komponennya.
Lemak gliserol + asam lemak
2.8.
Klasifikasi Enzim
Berdasarkan jenis reaksi yang dikatalisis, enzim dapat dibagi menjadi enam
21
Xantin oksidase adalah enzim yang bekerja sebagai katalis pada reaksi
oksidasi xantin menjadi asam urat. Contoh lain enzim oksidase ialah asam amino
oksidase, yang bekerja sebagai katalis pada reaksi oksidasi asam-asam amino.
Glisin oksidase adalah enzim pada reaksi oksidasi glisin menjadi asam glioksilat.
Enzim ini adalah suatu flavoprotein, yaitu suatu senyawa yang terdiri atas flavin
yang berikatan dengan protein. Enzim asam amino oksidase terdapat dalam
jaringan hati dan ginjal. (Holiday: 2005)
22
2. Transferase
Merupakan kelompok enzim yang berperan dalam reaksi pemindahan suatu
gugus dari suatu senyawa kepada senyawa lain. Beberapa contoh enzim yang
termasuk
golongan
ini
adalah
metiltransferase,
hidroksimetiltransferase,
23
3. Hidrolase
Merupakan kelompok enzim yang berperan dalam reaksi hidrolisis. Ada tiga
jenis hidrolase, yaitu yang memecah ikatan ester, memecah glikosida, dan yang
memecah ikatan peptida. Beberapa enzim sebagai contoh ialah esterase, lipase,
fosfatase, amilase, amino peptidase, karboksi peptidase, pepsin, tripsin,
kimotripsin. Esterase ialah enzim yang memecah ikatan ester dengan cara
hidrolisis. Esterase yang terdapat dalam hati dapat memecah ester sederhana,
misalnya etil butirat menjadi etanol dan asam butirat. Lipase ialah enzim yang
memecah ikatan ester pada lemak dan gliserol. Fosfatase adalah enzim yang dapat
memecah ikatan fosfat pada suatu senyawa, misalnya glukosa-6-fosfat dapat
dipecah menjadi glukosa dan asam fosfat. (Holiday: 2005)
Enzim amilase dapat memecah ikatan-ikatan pada amilum hingga terbentuk
maltosa. Ada tiga macam enzim amilase, yaitu amilase, amilase, dan
amilase. amilase terdapat dalam saliva (ludah) dan pankreas. Enzim ini
memecah ikatan 1-4 yang terdapat dalam amilum dan disebut endo amilase sebab
enzim ini memecah bagian dalam atau bagian tengah molekul amilum. amilase
terutama terdapat pada tumbuhan dan dinamakan eksoamilase sebab memecah
dua unit glukosa yang terdapat pada ujung molekul amilum secara berurutan
sehingga pada akhirnya terbentuk maltosa. amilase telah diketahui terdapat
dalam hati. Enzim ini dapat memecah ikatan 1-4 dan 1-6 pada glikogen dan
menghasilkan glukosa. (Holiday: 2005)
Enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi pemecahan molekul protein
dengan cara hidrolisis disebut enzim proteolitik atau protease. Oleh karena itu
yang dipecah adalah ikatan pada rantai peptida, maka enzim tersebut dinamakan
juga peptidase. Ada dua macam peptidase, yaitu endopeptidase dan eksopeptidase.
Endopeptidase memecah protein pada tempat-tempat tertentu dalam molekul
24
protein dan biasanya tidak mempengaruhi gugus yang terletak di ujung molekul.
Contoh endopeptidase ialah enzim pepsin yang terdapat pada usu halus dan
papain, suatu enzim yang terdapat pada pepaya. Eksopeptidase bekerja terhadap
kedua ujung molekul protein. Karboksipeptidase dapat melepaskan asam amino
yang memiliki gugus COOH bebeas pada ujung molekul protein, sedangkan
amino peptidase dapat melepaskan asam amino pada ujung lain yang memiliki
gugus NH2 bebas. Denagn demikian eksopeptida melepas asam amino secara
berurutan dimulai dari asam amino ujung pada molekul protein hingga seluruh
molekul terpecah menjadi asam amino. (Holiday: 2005)
4. Liase
Merupakan kelompok enzim yang mengkatalisis reaksi adisi atau pemecahan
ikatan rangkap. Contohnya antara lain dekarboksilase, aldolase, dan hidratase.
25
5. Isomerase
reaksi
isomerisasi
glukosa-6-fosfat
menjadi
fruktosa-6-fosfat
dapat
26
27
BAB III
KESIMPULAN
Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk reaksi-reaksi
kimia didalam sistem biologi. Katalisator mempercepat reaksi kimia. Enzim yang
berupa protein saja dinamakan apoenzim sedang enzim yang merupakan
gabungan antara protein dengan unsur atau gugus non protein disebut holoenzim.
Bagian enzim yang berupa unsur dinamakan ko-faktor sedang yang berupa
senyawa organik disebut ko-enzim. Bagian enzim non-protein tersebut berperan
penting dalam reaksi katalisis dan disebut sebagai gugus prostetik. Ko-enzim pada
umumnya berupa senyawa kelompok vitamin larut dalam air. Tata cara penamaan
enzim ada lima langkah yaitu dari nama sistematik kode numerik nama yang
direkomendasi nama singkatan nama umum atau nama trivial.Enzim dapat
bekerja dengan beberapa cara, yang kesemuanya menurunkan Ea: (1)
Menurunkan energi aktivasi dengan menciptakan suatu lingkungan yang mana
keadaan transisi terstabilisasi. (1) Menurunkan energi keadaan transisi tanpa
mengubah bentuk substrat dengan menciptakan lingkungan yang memiliki
distribusi muatan yang berlawanan dengan keadaan transisi. (3) Menyediakan
lintasan reaksi alternatif. (4) Menurunkan perubahan entropi reaksi dengan
menggiring substrat bersama pada orientasi yang tepat untuk bereaksi. Inhibisi
memiliki tiga macam inhibitor yaitu inhibitor kompetitif, inhibitor non-kompetitif,
dan inhibisi campuran. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim
yaitu suhu, pH, konsentrasi enzim, konsentrasi substrat dan inhibitor. Selain
faktor-faktor diatas, kerja enzim juga dapat dipengaruhi oleh: Oksidasi oleh udara
disekitar atau senyawa lain; Sinar ultraviolet; Sinar X; Terjadi perubahan fisiologi
pada organ-organ tubuh, jadi sekresinya enzim menurun. Sehingga secara
kuantitas dan kualitasnya kerja enzim pun turun; Konsentrasi produk. Semakin
tinggi konsentrasi produk akan semakin menghambat kerja enzim. Sedangkan
enzim memiliki beberapa sifat yaitu: Enzim sebagai katalisator; Enzim itu suatu
28
protein; Enzim itu khusus; Enzim ada yang bisa bekerja bolak-balik. Klasifikasi
enzim dibagi menjadi enam, oksidoreduktase, transferase, hidrolase, liase,
isomerase, dan ligase.
DAFTAR PUSTAKA
Iswari, Retno Sri & Ari Yuniastuti. 2006. Biokimia. Graha Ilmu : Yogyakarta.
Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, Titin. 2005. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta.
Universitas Indonesia Press.
Toha, Abdul Hamid A.. 2005. Biokimia : Metabolisme Biomolekul. Alfabeta :
Bandung.
Wirahadikusumah, Muhamad. 2001. Biokimia protein, enzim, dan asam nukleat.
ITB : Bandung.
Yazid, Estien. dan Nursanti, Lisda. 2006. Penuntun Praktikum BIOKIMIA untuk
Mahasiswa Analis. Yogyakarta. Andi. Yogyakarta.