Materi TA
Materi TA
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Teori Akuntansi
Disusun oleh:
Roland Chevtroika
135020300111045
135020300111053
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
tidak terduga ketika adanya kontrak yang kaku dan tidak lengkap.
Dari perspektif pelaporan keuangan, manajer akan mampu mempengaruhi nilai pasar
dari saham perusahaan dengan manajemen laba.
Dari dua perspektif tersebut, kita dapat melihat bahwa manajemen laba memiliki sisi yang
baik dan sisi yang buruk. Namun, beberapa manajer mungkin menyalahgunakan manajemen
laba. Selain itu, manajemen laba yang berlebihan dapat mengurangi keandalan dari pelaporan
keuangan.
konstan
untuk
laba
bersih
yang
melebihi
cap.
Dengan melihat pada skema di atas, kita dapat melihat bagaimana terdapat insentif
untuk mengelola laba bersih yang dilaporkan oleh manajemen. Jika laba bersih berada
di bawah bogey, manajer cenderung memperkecil laba dengan harapan memperoleh
bonus lebih besar pada periode berikutnya, demikian pula jika laba berada di atas cap.
Jadi hanya jika laba bersih berada di antara bogey dan cap, manajer akan berusaha
menaikkan laba bersih perusahaan. Berdasarkan skema di atas, Healy mempersempit
hipotesis rencana bonus, yaitu bahwa motivasi manajemen untuk menaikkan laba
bersih benar-benar terjadi ketika laba bersih diantara bogey dan cap.
Untuk mengetahui bagaimana manajer mengelola laba bersih, Healy
mempertimbangkan dua pendekatan. Pertama dengan mengendalikan beragam akrual,
dimana akrual didefinisikan secara luas untuk menyertakan porsi dari item pendapatan
dan beban pada laporan laba rugi yang tidak ditampilkan di laporan arus kas. Kedua
adalah dengan mengubah kebijakan akuntansi itu sendiri (per se). Berkaitan dengan
akrual, formula akrual dalam pembentukan laba bersih adalah sebagai berikut :
- Laba bersih = arus kas operasi ditambah (atau dikurangi) akrual bersih
- Laba bersih = arus kas operasi ditambah (atau dikurangi) akrual non-diskresioner
bersih ditambah (atau dikurangi) akrual diskresioner bersih
c. Dilihat dari perspektif adanya kontrak implisit atau kontrak relasional. Kontrak ini
muncul dari hubungan yang terus-menerus antara perusahaan dan para stakeholder
dan menunjukkan perilaku yang diharapkan berdasarkan pada urusan bisnis masa lalu.
Contohnya, jika perusahaan dan manajernya mengembangkan reputasi dengan selalu
memenuhi komitmen kontrak formal, mereka akan menerima persyaratan yang lebih
baik dari supplier, tingkat bunga yang lebih rendah dari pemberi pinjaman, dan
sebagainya. Dampaknya, para pihak bertindak seolah-olah terdapat kontrak yang
menguntungkan.
3. Untuk mengkomunikasikan informasi kepada investor
Manajemen secara khusus memiliki inside information terbaik mengenai
prospek laba di masa depan. Jika laba dilaporkan dikelola pada jumlah yang
merepresentasikan estimasi terbaik manajemen tentang kekuatan laba persisten, dan
pasar merealisasikannya, harga saham secara cepat akan merefleksikan inside
information. Efeknya, penggunaan secara bertanggung jawab terhadap manajemen
laba dapat meningkatkan probabilitas diagonal utama terhadap sistem informasi.
4. Penawaran Saham
a. Initial Public Offerings (IPO)
Perusahaan yang melakukan IPO masih belum mempunyai harga pasar. Untuk itu,
perusahaan menggunakan informasi keuangan termasuk pada prospektus sebagai
sumber informasi yang berguna. Contohnya, Hughers (1986, dalam Scott,2009)
menunjukkan bahwa informasi seperti laba bersih berguna dalam membantu
menunjukkan nilai perusahaan kepada investor. Sefcik (1992) dalam Scott (2009)
menemukan bukti empiris bahwa pasar merespon positif terhadap ramalan laba
sebagai sinyal dari nilai perusahaan. Beberapa penelitian di Indonesia menunjukkan
beberapa hasil yang berbeda mengenai motivasi ini. Irawan & Gumanti (2009) dalam
penelitiannya pada 61 sampel perusahaan yang go public selama 2000-2005
menunjukkan bahwa indikasi manajemen laba tidak terbukti dilakukan oleh
manajemen pada periode sebelum maupun sesudah go public. Hasil yang berbeda
ditemukan oleh
menemukan bukti kuat manajemen laba dilakukan oleh manajemen di seputar IPO di
Indonesia.
Manajemen laba dapat dilakukan oleh manajer dalam rangka mengantisipasi kontrak
menjadi sangat mahal untuk dikomunikasikan pada prinsipal. Manajemen laba dapat menjadi
alat untuk menghilangkan atau mengurangi blocked information. Contohnya ditunjukkan oleh
Feltham dan Ohlson (1996, dalam Scott,2009) yang menganalisis kondisi dimana manajer
dengan pilihan kebijakan amortisasi, dapat mengungkapkan inside information kepada
investor tentang komponen goodwill dari nilai perusahaan. Feltham dan Ohlson menunjukkan
bahwa manajemen dapat mengkomunikasikan informasi ini dengan memilih kebijakan
amortisasi yang sesuai. Analisis Feltham dan Ohlson menunjukkan bahwa manajemen laba
dapat menjadi hal yang baik jika manajemen menggunakannya dengan penuh tanggung
jawab. Bukti lain juga ditunjukkan oleh Barth, Elliot dan Finn (1999, dalam Scott, 2009).
Berdasarkan penelitiannya pada perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat sepanjang tahun
1982-1992, mereka menunjukkan bahwa perusahaan dengan pola laba yang terus meningkat
dengan stabil selama lima tahun, akan menikmati harga lebih tinggi/laba lebih banyak dalam
waktu yang lebih lama daripada perusahaan lain yang memiliki variabilitas pertumbuhan
laba, namun tidak memiliki pola laba yang meningkat secara stabil. Dalam hal pola laba yang
meningkat secara stabil ini adalah hasil manajemen laba, pasar tampaknya memberi reward
terhadap manajemen laba yang tidak overstate dalam menunjukkan kekuatan laba masa
depannya. Penjelasan untuk hal ini adalah adanya pola laba yang meningkat mengungkapkan
inside information mengenai peluang pertumbuhan.
jauh lebih kompleks & menantang daripada memilih secara sederhana untuk
perusahaan
Manajer akan bereaksi melawan perubahan aturan yang menurunkan fleksibilitas
pilihan akuntansi manajer
Perlu diketahui bahwa seorang akuntan perlu menyadari atas kebutuhan legitimasi
manajemen, seperti halnya investor.
DAFTAR PUSTAKA
Deegan, Craig. (2004). Financial Accounting Theory. North Ryde : The McGraw-Hill
Companies, Inc.
Scott, W.R. (2009). Financial Accounting Theory. Kanada: Prentice Hall