Anda di halaman 1dari 12

1.1.

1 Analisa Hidrologi
1.1.1.1 Curah Hujan Rencana
Berdasarkan data hidrologi yang berhasil dikumpulkan, dilakukan analisis data hujan
untuk mendapatkan data curah hujan rencana. Data hujan yang berhasil dikumpulkan adalah
data hujan harian maksimum pada stasiun wilayah DAS yang menjadi obyek studi.
Dari data hujan harian maksimum dilakukan analisa curah hujan rencana maximum.
Data ini selanjutnya akan digunakan untuk perhitungan debit banjir rencana. Curah hujan
rencana diambil untuk periode ulang 2, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun
Curah hujan rancangan adalah hujan terbesar tahunan dengan peluang tertentu yang
mungkin terjadi di suatu daerah atau hujan dengan suatu kemungkinan periode ulang tertentu.
Ada beberapa metode untuk menghitung besarnya curah hujan rancangan, Dalam studi ini
analisa curah hujan rancangan akan dilakukan dengan menggunakan metode-metode:
1. Distribusi Normal
Fungsi distribusi komulatif (CDF) dari distribusi normal dirumuskan:
F ( x)

1 x
1
f ( x)dx
exp

2
2

dx

Dimana:

rata rata
deviasi s tan dar

Z 1 F ( x)
^

X .Z
Dalam distribusi ini harus mengubah parameter = 0 dan = 1

2. Distribusi Gumbel
Fungsi distribusi komulatif (CDF) dari ditribusi Gumbel dirumuskan:

F ( x) exp exp( y )
Dimana:
x

x 0.5772
y

Untuk x = xT maka

1
yT Ln Ln
F ( xT

Tr
yT Ln Ln

Tr 1
Menurut Gumbel persamaan peramalan dinyatakan sebagai berikut:

xT x KT S

KT

Tr
6

0.5772 Ln Ln

Tr 1

Dimana:
yN = reduced mean
SN = reduced standar deviasi

3. Pearson Type III


Parameter yang ada dalam perhitungan stastitik Pearson:
nilai rata-rata (mean)
Standar deviasi
koefisien
Garis besar dalam menghitungnya:

X1, X2, X3,.......Xn


X
Hitung nilai mean:

X
N

X X

Hitung standar deviasi: S =

CS
Hitung koefisien kemencengan:
Hitung curah hujan:

log X log X

N 1 * N 2 * S 3

X T X S * KT

4. Distribusi Log Pearson type III


Fungsi distribusi kumulatif (CDF) dari distribusi Log Pearson dirumuskan:

f (x )

c cx/ 2

po 1 e
a

dx

Dimana: 2 adalah varian dan (x) adalah fungsi gamma


Parameter-parameter statistik yang diperlukan oleh distribusi log Pearson Tipe III adalah:

Nilai rata-rata (mean)

Standar deviasi

Koefisien
Garis besar dalam menghitungnya:
Ubah data hujan X1, X2, X3,.......Xn menjadi LogX1, LogX2, LogX3,.......LogXn.
log X
Hitung nilai mean:

log X
N

Hitung standar deviasi: Slog =

LogX Log X
N 1

CS

Hitung koefisien kemencengan:


Hitung logaritma hujan:

LogXi LogXi

N 1 * N 2 * S log 3

log X T log X S log * K T

5. Log Normal
Fungsi distribusi komulatif (CDF) dari distribusi Log Normal dirumuskan:
F ( x)

1 x
1
n

f ( x)dx
exp
2
2 n

dx

Dimana:

n rata rata untuk y Lnx


n deviasi s tan dar untuk y Lnx
Dalam perhitungannya sama sedangan distribusi Log Pearson Type III, tetapi dengan
mengambil harga koefisien asimetri Cs = 0.

Dalam menghitung curah hujan maksimum digunakan beberapa distribusi, dari


beberapa distribusi ini hanya satu yang akan dipakai. Untuk menentukan distribusi mana
yang akan dipakai dilakukan uji kecocokan dengan maksud untuk memberikan informasi
apakah suatu distribusi data sama atau mendekati dengan hasil pengamatan dan kelayakan
suatu fungsi distribusi. Ada empat metoda yang digunakan untuk pengujian tersebut:
1. Rata-rata prosentase error, digunakan untuk menguji fungsi kerapatan probabilitas dan
fungsi kerapatan kumulatif.
2. Deviasi, digunakan untuk menguji fungsi kerapatan probabilitas dan fungsi kerapatan
komulatif.
3. Chi-Kuadrat, digunakan untuk menguji fungsi kerapatan probabilitas.
4. Kolmogorof-Smirnov, digunakan untuk menguji fungsi kerapatan kumulatif.
Pada studi ini dilakukan uji rata rata prosentase error dan deviasi
1. Rata-rata Prosentase Error

Pengujian dengan rata-rata prosenase error digunakan untuk menentukan nilai prosentase
kesalahan antara nilai analitis dengan data lapangan, dinyatakan dalam:
^

Xi X
N

Rata-rata error =

* 100% i

Dimana:
^

Xi

= nilai analitis

Xi = nilai aktual
i = nomor urut data (1,2,3, ......N)
N = jumlah data
Jika nilai rata-rata prosentase error mendekati 100% atau lebih, maka suatu fungsi distribusi
memiliki nilai kepercayaan error besar, dengan kata lain fungsi distribusi tidak cocok dengan
data lapangan, dan sebaliknya.
2. Deviasi
Nilai deviasi sebanding dengan nilai simpangan data analisa terhadap data lapangan. Semakin
kecil nilai deviasi maka sebaran nilai fungsi akan mendekati, dengan data pengamatan dan
sebaliknya jika nilai deviasi besar maka sebaran fungsi tersebut akan menjahui data. Nilai
deviasi dinyatakan dengan:
N

i 1

X i X1
N 1

Fungsi distribusi dikatakan cocok dengan data lapangan jika memiliki nilai deviasi kecil jika
dibandingkan terhadap fungsi yang lain maka yang dipilih adalah yang tekecil.
Tabel 4.1 Hasil Uji Kecocokan
No.
1
2
3
4
5

Jenis
Distribusi
Normal
Log Normal
Gumbel
Pearson III
Log Pearson

Jenis Uji Kecocokan


Devias
Rata-rata % Error
i
5.15
9.19
4.63
8.08
540.32
784.74
2.22
7.93
2.17
7.78

III
Maksimum
Minimum

Gumbel

Normal

540.32
2.17

Log Normal

Pears on III

784.74
7.78

Log Pears on III

Rainfall Data

Berdasarkan uji kecocokan di atas, curah hujan rencana mengikuti distribusi Log Pearson III.
Segingga hasil perhitungan curah hujan rencana dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Curah Hujan Rencana DAS Cilemer


Perioda
Ulang
2
5
10
25

Curah Hujan Rencana


Log Pearson III
122.21
156.24
176.69
200.66

1.1.1.2 Intensitas Hujan


Sebaran/distribusi hujan jam-jaman yang dihitung berdasarkan curah hujan harian pada
umumnya digunakan rumus Mononobe :
R t
Rt = 24
t T

2/ 3

( )

Dimana :
Rt

Intensitas hujan rata-rata, dalam T Jam

R24

= Curah hujan efektif dalam 1 hari

= Waktu konsentrasi hujan

= Waktu mulai hujan

Curah hujan ke-t dihitung dengan persamaan :


Rt =t R t( t1 ) R( t1)

Jam

Prosen

1
2
3
4
5
6

55.0%
14.3%
10.0%
8.0%
6.7%
5.9%
100.00
%

Total

Curah Hujan rencana


5
10

85.980
22.348
15.677
12.480
10.539
9.212

97.235
25.273
17.729
14.114
11.919
10.418

110.425
28.702
20.134
16.028
13.535
11.831

122.21

156.24

176.69

200.66

Hasil perhitungan untuk tiap kabupaten disajikan sebagai berikut.

25

67.255
17.481
12.262
9.762
8.244
7.206

10

Gambar 4.1 Kurva Intensitas

25

1.1.1.3 Debit Banjir


Metode empiris yang biasa digunakan adalah metode Unit Hidrograph Nakayasu,
yaitu sebagai berikut :
QP =

C A R0
3.6 ( 0.3 T P +T 0.3 )

Dimana :
QP

= Debit puncak banjir (m3/dt)

= Koefisien pengaliran

= Luas daerah pengaliran

R0

= Hujan satuan (1 mm)

Tp

= Waktu puncak (jam)

T0.3

= Waktu yang diperlukan untuk penurunan debit, dan debit puncak menjadi 30% dari

debit puncak (jam).


Untuk melakukan perhitungan debit banjir dengan metode diatas, maka diperlukan data
berupa luasan DAS dan panjang sungai dari hulu hingga ke lokasi yang ditinjau. Data yang
digunakan dan hasil perhitungan debit banjir dapat dilihat pada tabel-tabel dan gambar
berikut ini.
Tabel 4.3 Data Parameter DAS

Parameter

Panjang
Sungai (Km)
Luas
DAS
(Km2)

Cilemer

Cilemer

Cikadeun

Cimoyan

Cikobut

Cisurianeun

Cisata

69

24

36.1

12.8

12.9

25.4

8.5

243.24

79.89

105.88

26.03

21.00

62.89

27.78

Hulu

Hilir

Cilemer

Tr = 2

Tr = 5

Tr = 10

Tr = 25

Tr = 2

Tr = 5

Tr = 10

Tr = 25

Cikadeun

Cimoyan

Tr = 2

Tr = 5

Tr = 10

Tr = 25

Tr = 2

Tr = 5

Tr = 10

Tr = 25

Cikobut

Cisurinaeun

Tr = 2

Tr = 5

Tr = 10

Tr = 25

Tr = 2

Tr = 5

Tr = 10

Tr = 25

Cisata

Hilir

Tr = 2

Tr = 5

Tr = 10

Gambar 4.2 Hidrograf Sungai

Tr = 25

Anda mungkin juga menyukai