Anda di halaman 1dari 65

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang


Siswa sekolah merupakan generasi penerus bangsa di masa yang akan datang. Masa
perkembangan mereka adalah suatu hal yang sangat perlu diperhatikan dan salah satu aspek yang
mendukung perkembangan secara optimal adalah kesehatan. Anak usia sekolah adalah anak usia
6-21 tahun.1 Menurut data dari Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada tahun
2013, angka partisipasi sekolah di Indonesia pada usia 7-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-19 tahun
adalah 98,42%, 90,81%, dan 63,84% secara berturut-turut.2 Data tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar anak pada usia tersebut menjalankan pendidikan di sekolah. Hal ini menyatakan
bahwa sekolah merupakan pelaksana yang tepat dalam meningkatkan kualitas siswa sekolah
tersebut.Kualitas siswa sekolah merupakan hal yang penting karena berkaitan dengan potensi
mereka di masa yang akan datang. Salah satu kualitas yang perlu diperhatikan adalah kesehatan
siswa.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional tahun 2013 menyatakan kesehatan
individu berkaitan erat dengan perilaku higinis. Perilaku higinis pada usia di atas 10 tahun adalah
47% dan perilaku sikat gigi yang benar pada usia di atas 10 tahun adalah 7,3%. 3 Nilai ini
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, semakin tinggi pendidikan maka perilaku higinis semakin
baik. Perilaku higinis yang buruk mengakibatkan tingginya angka karies gigi pada usia anak
sekolah, yaitu sebesar 53%. Sedangkan di kelurahan Penjaringan I. Hal ini membuktikan bahwa
peran institusi pendidikan dalam memberikan pendidikan kesehatan penting dalam membentuk
individu yang sehat.
Menurut rekap data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun ajaran 2014 - 2015,
terdapat 148.909 sekolah dasar (SD) dengan jumlah siswa mencapai 25,8 juta anak di Indonesia.
Jumlah SD di DKI Jakarta terhitung 3.107 sekolah, dengan jumlah siswa sebanyak 837.685 anak.
Di Jakarta Utara sendiri terdapat sebanyak 456 SD denganjumlah siswa mencapai 133.110 anak.4
Menurut data dari Pusat Pengembangan Jasmani Depdiknas, saat ini baru sekitar 60% SD,
50% SMP, dan 35% SMA yang memiliki UKS. Dari sekian sekolah yang memiliki UKS, baru
sekitar 30% SMP dan SMA di Indonesia yang melaksanakan UKS, sementara ditingkat SD sudah
mencapai 70%. Angka ini menyatakan bahwa terdapat masalah dalam menjalankan program
UKS, baik bagi sekolah yang sudah menjalankan UKS ataupun sekolah yang belum menjalankan
UKS. Di wilayah Kelurahan Penjaringan I terdapat 13 SD dengan jumlah siswa mencapai 4.701
anak pada periode tahun ajaran 2014/2015.5,6 Jumlah ini menunjukkan jangkauan kesehatan yang
cukup besar apabila kegiatan UKS dapat berjalan dengan baik, maka dari itu perlu dilakukannya
evaluasi program UKS di wilayah Puskesmas Kelurahan Penjaringan I dengan harapan mencari
solusi untuk permasalahan yang ada.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mengetahui dan menilai pelaksanaan dan pencapaian program Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) meliputi deteksi dini penyakit (skrining) pada anak SD, Bulan Imunisasi
Anak Sekolah (BIAS), program dokter kecil dan pembinaan lingkungan sekolah sehat di
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan I dalam periode tahun ajaran
2014/2015 (Juli 2014 - Juni 2015).
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengevaluasi tercapainya indikator program UKS di Puskesmas Kelurahan
Penjaringan I periode Juli 2014 - Juni 2015 berupa:
-

Jangkauan pelayanan UKS pada tiap SD


Cakupan SD yang memilki ruang UKS dan UKS-kit
Penyuluhan kesehatan pada tiap SD
Pelaksanaan pendidikan kesehatan pada setiap SD
Deteksi dini atau skrining pada tiap murid kelas 1 SD
Cakupan imunisasi campak pada tiap murid kelas I SD
Cakupan imunisasi DT pada tiap murid kelas I SD
Cakupan imunisasi TT pada tiap murid kelas II dan III SD
Cakupan sekolah yang menjalankan Kegiatan dokter kecil pada
tiap SD

Cakupan SD yang memiliki Kantin Sekolah Sehat


Pembinaan lingkungan sekolah sehat pada tiap sekolah
b. Menilai masukan, proses, keluaran, dampak, umpan balik dan lingkungan dari
program UKS Puskesmas Keluarahan Penjaringan I pada periode Juli 2014 Juni
2015.
c. Menentukan prioritas masalah dan penyebab masalah pada program UKS di
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan I periode Juli 2014 Juni 2015.
d. Merumuskan penyelesaian masalah pada pelaksanaan program UKS Puskesmas
Kelurahan Penjaringan I periode Juli 2014 - Juni 2015.
1.3.

Ruang Lingkup Program Usaha Kesehatan Sekolah


Ruang lingkup kegiatan yang dilakukan dalam program UKS terdiri atas 3 komponen

yang disebut sebagai Trias UKS. Hal ini meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan
pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat. Pembinaan dan Pengembangan program UKS
dilaksanakan secara terpadu berdasarkan surat Keputusan Bersama 4 Menteri (Menteri
Pendidikan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri).

a. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan melalui :
- Kegiatan Kurikuler yaitu pelaksanaan pendidikan jam pelajaran yang sesuai
kurikulum yang berlaku untuk tingkat sekolah dasar ( Pengetahuan Alam,
-

Agama, Pendidikan Jasmani).


Kegiatan ekstrakurikuler yaitu kegiatan diluar jam pelajaran biasa yang
dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah. Kegiatan ini dapat berupa
program dokter kecil, pramuka, piket sekolah, kerja bakti sosial, bimbingan
dan penyuluhan kesehatan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sehati-

hari.
b. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan

adalah

upaya

peningkatan

(promotif),

pencegahan

(preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) untuk mencapai


derajat kesehatan yang optimal.
c. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Kegiatan pembinaan linkungan sekolah sehat mencakup pembinaan lingkungan
fisik, mental dan sosial yang meliputi upaya :
- Meningkatakn faktor pelindung terhadap kesehatan peserta didik, misalnya
-

kondisi gedung, halaman, warung sekolah yang memenuhi standar kesehatan


Memperkecil faktor resiko yang mengancam kesehatan peserta didik, misalkan
adanya larangan siswa untuk jajan di luar sekolah, kawasan tanpa rokok dan

larnagan keluar sekolah pada saat kegiatan sekolah berlangsung.


Menciptakan suasana dan hubungan kekeluargaan yang akrban dan erat antara
sesama warga sekolah dan masyarakat.

BAB II
KERANGKA EVALUASI
2.1 Kerangka Teori

4
LINGKUNGAN
1
MASUKAN

2
PROSES
5
UMPAN BALIK

2.1.1. Masukan

3
KELUARAN

6
DAMPAK

Variabel
Sumber
Daya
Manusia

Tolak Ukur Keberhasilan


Data yang ditemukan
Tersedianya tenaga pelaksana :
Tersedianya tenaga pelaksana :
Dokter umum : 1 orang
Dokter umum : 1 orang
Waktu kerja 5 hari seminggu,
Waktu kerja 6 hari seminggu, 8
8 jam sehari
Dokter gigi : 1 orang

Waktu kerja 5 hari seminggu,


8 jam sehari

UKS : 1 orang
Waktu kerja 5 hari seminggu,

Penanggung

jawab program

UKS : 1 orang
Waktu kerja 6 hari seminggu, 8

8 jam sehari

jam 30 menit sehari

Petugas administrasi : 1 orang

Waktu kerja 5 hari seminggu,


8 jam sehari

Dana

Dokter gigi : 1 orang


Waktu kerja 6 hari seminggu, 8
jam 30 menit sehari

Penanggung jawab program

jam 30 menit sehari (pukul 7.30


16.00)

Masalah

Tenaga administrasi : 1 orang


Waktu kerja 6 hari seminggu, 8

Dana untuk pelaksanaan program

jam 30 menit sehari


Dana untuk pelaksanaan program

diperoleh dari APBD

diperoleh dari APBD, DPA-SKPD,


Badan

Layanan

(BLUD)
Mencukupi dan turun sesuai jadwal

Umum

Puskesmas

Daerah

Kecamatan

Penjaringan
Dana mencukupi dan turun sesuai
jadwal

Sarana

a. Sarana Medis Inventaris


- Alat
imunisasi
untuk
-

Ada

2 buah

1 buah
Tidak ada
Tidak ada
3-5 buah

+
+
-

vaksinasi DT dan TT
Screening Kit UKS (tiap
sekolah) :
Timbangan

dan

alat

ukur TB 1 buah

Snellen chart 1 buah


Hb meter Sahli 1

buah
Kaca objek 1 lusin

Depressor lidah 1

buah
Buku Ishihara 1 buah
Termometer oral 1

2 buah

buah

Termometer ketiak 1

2 buah

1 buah
Tidak ada

+
-

buah

Speculum telinga 1

buah
Speculum hidung 1

buah

Palu refleks 1 buah


Pinset gigi 1 buah
Garputala 1 buah
Kartu berobat anak

sesuai jumlah siswa SD

kelas I

Alat penyimpanan vaksin :

Refrigerator 1 buah
Vaccine carrier 1 buah
Cool box 1 buah
Mini Freezer 1 buah

2 buah
3 buah
2-4 buah
Tidak ada
Jumlah kartu

sesuai

dengan

jumlah siswa SD Kelas I


1 buah
1 buah

vaksin kering
2,5cc/3cc

untuk

penyuntikan

DPT,

campak, dan Hep B


Tablet FE
Kapsul Yodium
Obat sederhana
Obat cacing
Vitamin
Obat luka antiseptic
Obat simtomatik

Sarana ada dan mencukupi


+
-

c. Sarana Non-Medis Inventaris


- Alat alat transportasi
- Ruang UKS/ sudut UKS
-

gedung sekolah
Alat-alat peraga penyuluhan

Ada dan dalam keadaan baik

kesehatan

Hanya 6 sekolah yang memiliki

d. Sarana
pakai
- Kartu

Non-Medis

habis

ruang UKS dan dalam keadaan


baik

Kesehatan

(KMSAS)

Siswa

1 buah
1 buah

b. Sarana Medis habis pakai


- Vaksin DT dan TT
- Kapas dan kassa steril
- Jarum suntik disposable
5cc untuk melarutkan

Ada dan dalam keadaan baik

Kartu TT seumur hidup


Formulir pencatatan dan

pelaporan
Formulir supervise
Alat tulis dan administrasi

Sarana ini ada dan mencukupi

Sarana ini ada dan mencukupi

Metode

a. Metode Medis
1. Pendidikan Kesehatan
- Ada tidaknya buku
pedoman
-

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

pendidikan

kesehatan
Ada tidaknya
pedoman

Ada

buku

pendidikan

ekstrakurikuler
2. Pelayanan Kesehatan
- Promotif
Ada tidaknya buku

pedoman

pelatihan

Pembina

UKS

sekolah
Ada tidaknya buku
pedoman
penyuluhan

kantin

sekolah sehat
Ada tidaknya buku
pedoman pembinaan
kebersihan

perorangan
Ada tidaknya buku
pedoman
pelaksanaan

UKS

untuk tim Pembina


-

UKS di sekolah
Preventif

Ada tidaknya buku


pedoman

Ada

Ada

penjaringan

Ada tidaknya buku


pedoman
pemeriksaan
kesehatan secara
periodik

Ada tidaknya buku

Ada
Ada
Ada

pedoman BIAS

Ada tidaknya SOP

Ada

penyimpanan
vaksin melalui

Ada

sistem cold chain

Ada tidaknya buku


pedoman
pemeriksaan jentik

Tidak ada

Tidak Ada

Ada

Ada

berkala (PJB)
-

Kuratif dan rehabilitatif

Ada tidaknya SOP


diagnosis dini
penyakit

Ada tidaknya SOP


untuk kasus gizi
kurang/buruk

Ada tidaknya SOP


pertolongan
pertama penyakit

Ada tidaknya SOP


rujukan medik

Ada
-

3. Program

khusus

(pendidikan

dan

Ada

kesehatan) : dokter kecil

Ada tidaknya buku


pedoman pelatihan
dokter kecil

Ada tidaknya
pelatihan dokter kecil
minimal 1x/tahun

b. Metode Non Medis


(1) Pembinaan lingkungan
sekolah sehat

Ada tidaknya buku


pedoman pembinaan
lingkungan yang
dilakukan tim
pelaksana UKS

Ada tidaknya buku


pedoman pembinaan
masyarakat sekitar

(2) Manajemen

Ada tidaknya lembar


pencatatan dan
pelaporan kegiatan
imunisasi

Ada tidaknya lembar


pencatatan skrining
siswa

Ada tidaknya lembar


pencatatan
lingkungan sekolah

Ada

Ada tidaknya lembar


pencatatan dokter

Tidak ada

kecil
2.1.2

Proses

Variabel
Perencanaan

Tolak Ukur Keberhasilan


a. Pendidikan kesehatan

Data yang ditemukan

- Ada lembar perencanaan Ada


penyuluhan
Ada

- Ada jadwal untuk


penyuluhan
- Ada rapat penyuluhan

+
Tidak ada
Tidak ada

b. Pelayanan kesehatan
Ada

- Ada rapat perencanaan


skrining

- Ada jadwal skrining


- Ada lembar perencanaan
pemeriksaan

Ada
Ada
Ada

kesehatan periodik

- Ada rapat pemeriksaan


kesehatan periodik

Ada

- Ada anggaran untuk


skrining

- Ada tidaknya lembar


perencanaan skrining

- Ada anggaran untuk


penyuluhan

Masalah

Ada

- Ada jadwal pemeriksaan


kesehatan periodik

Ada

- Ada rapat perencanaan


imunisasi
- Ada anggaran untuk
imunisasi
- Ada rapat untuk

Ada
Ada

Ada

imunisasi
- Ada jadwal imunisasi

Ada
c. Pembinaan

lingkungan

sekolah sehat

- Ada lembar perencanaan


pemeriksaan jentik

Ada
+

berkala
- Ada jadwal untuk PJB

Ada

- Ada lembar perencanaan


+

pengawasan sanitasi
sekolah

Ada
+

- Ada jadwal pengawasan


sanitasi sekolah
d. Program

khusus

(pendidikan

Ada

dan

kesehatan) : dokter kecil

Ada

- Ada lembar perencanaan


pelatihan dokter kecil
- Ada anggaran pelatihan

Ada

dokter kecil
- Ada jadwal pelatihan
dokter kecil untuk
tiap sekolah
-

Ada

rapat

pelatihan

Tidak ada

dokter kecil untuk tiap


sekolah

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Pengorganisa
sian

Ada struktur organisasi


Ada pembagian tugas

Tidak ada
Ada
Ada

dalam organisasi
Pelaksanaan

a. Pendidikan kesehatan
Penyuluhan kesehatan
3x/tahun

untuk

2x/tahun, tidak di semua sekolah

tiap

sekolah
b. Pelayanan kesehatan

Skrining kesehatan

1 kali/tahun untuk tiap sekolah

1x/tahun untuk tiap

sekolah
-

Pemeriksaan
kesehatan periodik

1 kali/tahun untuk tiap sekolah

1x/tahun untuk tiap


sekolah
-

Pelaksanaan

1 kali/tahun untuk tiap sekolah

imunisasi peserta
didik SD kelas I, II
dan III 1x/tahun

untuk tiap sekolah


-

Pemeriksaan gigi dan


mulut 1x/tahun

1 kali/tahun untuk tiap sekolah

untuk tiap sekolah


c. Pembinaan

lingkungan

sekolah sehat

- Pemeriksaan jentik
berkala 3x/tahun

3 kali/tahun untuk tiap sekolah

untuk tiap sekolah


- Pengawasan terhadap
sanitasi sekolah
3x/tahun untuk tiap

3 kali/tahun untuk tiap sekolah

sekolah
- Pengawasan terhadap
sarana dan prasarana

3 kali/tahun untuk tiap sekolah

sekolah 3x/tahun
untuktiap sekolah
d. Program

khusus

(pendidikan

dan

kesehatan) : dokter kecil

Ada Penyuluhan dan


penataran dokter kecil
1x/tahun untuk tiap
dokter kecil:
o Pengamatan
kebersihan dan
kesehatan pribadi
dan teman-temannya
o Pengukuran TB dan
BB
o Penyuluhan
kesehatan sebagai
promosi kesehatan
praktis
o Membantu petugas
kesehatan dalam hal
pelayanan kesehatan,
seperti distribusi
obat cacing, vitamin,
dll
o Menjalankan P3P
dan P3K secara
sederhana
o Mendeteksi dini bila
ada gangguan

Tidak ada

kesehatan pada
teman-temannya
serta tindak
lanjutnya
o Pengamatan
kebersihan di
sekolah
o Pencatatan dan
pelapotan dalam
Buku Harian Dokter
Kecil
o Melaporkan hal-hal
khusus pada guru
Pencatatan

UKS
Ada pencatatan

dan

pelaksanaan setiap

Pelaporan

kegiatan
-

Ada pelaporan untuk:

Ada

Ada, namun belum ada untuk

o Kegiatan penyuluhan kegiatan dokter kecil


o Skrining murid SD
kelas I
o Kegiatan
pemeriksaan
kesehatan periodik
o Kegiatan
pelaksanaan
imunisasi

o Kegiatan dokter
kecil
o Kegiatan
pengawasan
terhadap sanitasi
Ada

sekolah
Pengawasan

Ada tidaknya laporan

tahunan
- Supervisi dari Kepala

1x/bulan

Puskesmas 1x/bulan
-

Supervisi dari petugas

1x/bulan

UKS Puskesmas
Kecamatan 1x/3bulan
2.1.3 Keluaran
Cakupan meliputi :
a) Cakupan pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada SD/MI 100%.
b) Cakupan SD/MI dengan ruangan UKS 100%.
c) Cakupasn SD/MI dengan perlengkapan UKS 100%
d) Cakupan SD/MI dengan program dokter kecil 80%
e) Cakupan SD/MI dengan guru UKS terlatih
f) Cakupan SD/MI yang mendapatkan penyuluhan kesehatan 100%.
g) Cakupan penjaringan kesehatan yang dilakukan ke murid SD kelas I 100%.
h) Cakupan imunisasi DT murid SD kelas I dan TT pada murid SD kelas II dan III
100%.
i) Cakupan imunisasi campak pada murid SD kelas I 100%.
j) Cakupan SD/MI yang memiliki kantin sekolah sehat 100%
k) Cakupan SD/MI yang dikategorikan baik dalam kesehatan lingkungan di
sekolah 100%.
2.1.4

Lingkungan

Variabel
Lingkunga
n

Tolak Ukur Keberhasilan


Data yang ditemukan
Masalah
a. Lingkungan fisik
- Lokasi
Mudah dicapai dengan jalan
kaki
maupun
dengan Mudah dicapai dengan jalan
kendaraan umum, jauh dari kaki dan kendaraan umum, tidak
tempat berbau, ramai, dan
berbau, pernah mengalami banjir bebas banjir
-

Transportasi

Transportasi mudah didapat

Mudah
didapat,
banyak
terdapat kendaraan umum

b. Lingkungan non fisik


Program

Koordinasi berjalan dengan baik

Pendidikan
UKS

dapat

dikoordinasikan dengan baik


+

pada semua masyarakat, baik


berpendidikan tinggi maupun
mereka yang kurang memiliki
kesempatan untuk mengecap
pendidikan tinggi.
-

Tidak ada hambatan namun ada

Sosioekonomi

Program

UKS

dapat sebagian

dikoordinasikan dengan baik memilih

kecil
untuk

yang

lebih

melakukan

dengan semua warga sekitar pemeriksaan atau imunisasi di


baik

yang

berstatus fasilitas kesehatan laiinya

sosioekonomi mampu sampai


yang kurang mampu.
2.1.5

Umpan Balik

Variabel
Rapat kerja yang

Tolak Ukur Keberhasilan

4 kali dalam setahun

Data yang ditemukan


kali dalam setahun

Masalah
+

membahas
laporan

kegiatan

UKS

2.1.6 Dampak
Dampak meliputi:
-

Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat bagi murid-murid SD.

Penurunan angka morbiditas dan mortalitas khususnya akibat penyakit menular.

2.2 Kerangka Pikir


Evaluasi mengenai program UKS di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan I
dilakukan dengan tahapan:
1. Mencari data primer dan sekunder mengenai keluaran kegiatan program UKS.

2. Mencari data primer dan sekunder mengenai masukan, proses, umpan balik dan
lingkungan melalui observasi dan wawancara dengan penanggungjawab program UKS
di Puskesmas Kelurahan Penjaringan I.
3. Membandingkan analisis hasil data dari kegiatan program yang diperoleh pada langkah
1 dan 2 dengan standar target yang ada.
4. Menentukan prioritas masalah yang mengakibatkan tidak terpenuhinya target keluaran
dengan sistem skoring.
5. Mencari penyebab masalah yang mengakibatkan tidak tercapainya target keluaran dari
pelaksanaan kegiatan UKS.
6. Memberikan saran penyelesaian masalah yang mampu dilaksanakan.

BAB III
ANALISA SITUASI
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 07 - 11 September 2015 di Puskesmas
Kelurahan Penjaringan I dengan mengambil data periode Juli 2014 - Juni 2015.
3.1. Data Umum
3.1.1. Data geografis
Puskesmas Kelurahan Penjaringan I yang terletak di Jalan Raya Selatan No. 02,
Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Luas dari wilayah puskesmas ini sebesar 395,43
Ha yang terbagi atas 8 RW, yaitu RW 01, RW 02, RW 03, RW 04, RW 05, RW 07, RW 08,

dan RW 17. Puskesmas tersebut dapat diakses oleh warga dengan berjalan kaki ataupun
menggunakan kendaraan beroda dua dan empat. Kendaraan umum sangat memadai
dengan adanya ojek, bajaj dan halte bus transjakarta di sebelahnya.
3.1.2. Data demografis
Berdasarkan data tahun 2014, kelurahan Penjaringan memiliki jumlah penduduk
sebanyak 110.879 jiwa. Kelurahan Penjaringan I memiliki penduduk sejumlah 61.006
jiwa, dan jumlah penduduk usia sekolah sebanyak 24.750 jiwa.
Tabel 1. Data jumlah penduduk usia sekolah di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Penjaringan tahun 2014
No.

Jenis Kelamin
L
P
4.145
4.220
4.252
4.295
3.883
3.955
12.280
12.470

Umur

1.
2.
3.

59
10 14
15 19
Jumlah

Jumlah
8.365
8.547
7.838
24.750

Sumber: Laporan tahunan Puskesmas Kelurahan Penjaringan tahun 2014

Tabel 2. Data sekolah negeri dan swasta di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Penjaringan I tahun ajaran 2014/2015
No.

Sekolah

Jumlah

1.

SD/MI

13

Keterangan
Negeri
Swasta
6
7

Sumber: Laporan tahunan Puskesmas Kelurahan Penjaringan I tahun ajaran 2014/2015

3.2.

Data Khusus

Data jumlah murid di setiap SD pada tahun ajaran 2014/2015 di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Penjaringan I.
Tabel 3. Data jumlah murid di setiap SD/MI pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 di
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan I
No.

1.

Nama
Sekolah
SDN
Penjaringan
01 Pagi

Jumlah Murid
Kelas I

Kelas II

Kelas III

Kelas IV

Kelas V

Kelas VI

42

22

41

30

35

32

45

30

40

21

41

36

Total

415

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

SDN
Penjaringan
02 Petang
SDN
Penjaringan
03 Pagi
SDN
Penjaringan
04 Pagi
SDN
Penjaringan
05 Petang
SDN
Penjaringan
012 Petang
SDS Pluit
Raya
MI Nurul
Islam
MI AL
Falah
MI Nurul
Huda
MI Nurul
Iklas
SDS Dian
Harapan
MI Darul
Gufon
Jumlah

29

35

37

28

41

35

18

20

20

39

35

38

375

28

36

30

30

33

38

38

33

28

34

30

34

392

33

31

30

32

46

36

36

44

40

38

28

23

417

26

38

26

39

34

41

38

33

33

30

35

31

404

31

31

31

27

32

29

36

28

28

32

30

34

369

32

12

16

25

29

15

14

15

19

15

17

13

222

51

60

49

46

55

33

32

28

35

27

30

33

479

78

76

67

70

54

57

47

46

42

21

38

42

638

16

11

13

18

10

106

21

20

33

24

27

35

26

15

10

31

28

278

19

12

11

14

19

13

26

12

31

18

15

198

60

56

38

46

31

32

36

27

17

25

19

21

408

46
6

44
0

42
2

41
9

44
0

37
2

40
7

34
8

36
6

32
0

34
9

35
2

4701

Sumber: Laporan jumlah murid SD/MI Kelurahan Penjaringan periode tahun ajaran 2014/2015

Data sekolah binaan wilayah wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan I tahun
ajaran 2014/2015 yang melaksanakan program UKS
Tabel 4. Data Sekolah yang melaksanakan program UKS di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Penjaringan I tahun ajaran 2014/2015.
Tingkat
Sekolah
SD/MI

Jumlah
sekolah
13

Jumlah sekolah melaksanakan


program UKS

Presentase

13

100%

Sumber: Rekap pelaporan program kesehatan anak usia sekolah

Data sekolah binaan wilayah wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan I tahun
ajaran 2014/2015 yang memiliki ruang UKS.

Tabel 5. Data Sekolah yang memiliki ruang UKS di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Penjaringan I tahun ajaran 2014/2015
Tingkat
Sekolah
SD/MI

Jumlah
Sekolah
13

Jumlah Sekolah yang


Memiliki Ruang UKS
6

Persentase
46,2%

Sumber: Rekap pelaporan program kesehatan anak usia sekolah

Data sekolah binaan wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan I tahun ajaran
2014/2015 yang memiliki perlengkapan UKS (UKS-kit)
Tabel 6. Data Sekolah yang memiliki UKS-kit di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Penjaringan I tahun ajaran 2014/2015
Tingkat
Sekolah
SD/MI

Jumlah
Sekolah
13

Jumlah Sekolah yang


Memiliki UKS-kit
0

Persentase
0%

Sumber: Rekap pelaporan program kesehatan anak usia sekolah

Data sekolah binaan wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan I tahun ajaran
2014/2015 yang menjalankan program dokter kecil.
Tabel 7. Data sekolah yang memiliki program dokter kecil di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Penjaringan I tahun ajaran 2014/2015.
Tingkat
Sekolah
SD/MI

Jumlah
Sekolah
13

Sekolah melaksanakan
program dokter kecil
0

Prentase
0%

Sumber : Laporan data sekolah dan program dokter kecil cakupan Puskesmas Kelurahan Penjaringan I

Data jumlah sekolah binaan wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan I tahun
ajaran 2014/2015 yang memiliki guru UKS yang telah mendapatkan penataran.
Tabel 8. Jumlah sekolah dasar yang memiliki guru pembimbing UKS yang telah
mendapat penataran
Jumlah Seluruh SD/MI di
Kelurahan Penjaringan I
13

Jumlah SD/MI yang


Memiliki Guru yang
sudah Ditatar
6

Presentase
46,2%

Sumber : Lapora data Sekolah dengan Guru Pembina UKS Terlatih Kelurahan Penjaringan I Tahun
2014/2015

Data jumlah peserta didik SD/MI yang diskrining di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Penjaringan I tahun ajaran 2014/2015.
Tabel 9. Data jumlah peserta didik yang diskrining di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Penjaringan I tahun ajaran 2014/2015
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Nama SD/MI

Jumlah
Murid Kelas I

SDN Penjaringan 01 Pagi


SDN Penjaringan 02 Petang
SDN Penjaringan 03 Pagi
SDN Penjaringan 04 Pagi
SDN Penjaringan 05 Petang
SDN Penjaringan 12 Petang
SDS Pluit Raya
SDS Dian Harapan
MI Nurul Huda
MI AL Falah
MI Nurul Islam
MI Nurul Iklas
MI Darul Ghupron
Jumlah

64
64
64
64
64
62
44
31
27
154
111
41
116
906

Jumlah Murid
Kelas I yang
diskrining
50
43
61
53
49
54
37
31
18
145
111
33
97
782

Persentas
e
78,1%
67,2%
95,3%
82,8%
76,6%
87,1%
84,1%
100%
66,7%
95,2%
100%
80,5%
83,6%
86,3%

Sumber: Laporan hasil skrining kegiatan UKS tahun ajaran 2014/2015

Data sekolah binaan wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan I tahun ajaran
2014/2015 yang mendapatkan penyuluhan kesehatan oleh petugas puskesmas minimal
1 kali per tahun.
Tabel 10. Data sekolah yang mendapatkan penyuluhan kesehatan oleh petugas
puskesmas minimal 1 kali per tahun tahun ajaran 2014/2015
Tingkat
Sekola
h
SD/MI

Jumlah
Sekolah
13

Sekolah yang Mendapatkan


penyuluhan kesehatan

Persentase

13

100%

Sumber: Laporan data sekolah dan program penyuluhan cakupan Puskesmas Kelurahan Penjaringan I

Data jumlah SD/MI di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan I pada tahun
ajaran 2014/2015 yang mendapatkan cakupan imunisasi DT, campak dan TT.
Tabel 11. Data cakupan imunisasi DT, campak dan TT pada SD/MI wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan I tahun ajaran 2014/2015

Tingkat SD/MI - Imunisasi

Jumlah
murid SD/MI
di PKL I

Jumlah murid
yang
mendapatkan
imunisasi

Presentase

906
906
841
812

856
848
802
773

94,5%
93,6%
95,4%
95,2%

Kelas I DT
Kelas I Campak
Kelas II TT1
Kelas III - TT2

Sumber: Laporan hasil imunisasi DT, campak dan TT SD/MI wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan I

Data anak usia sekolah yang menderita difteri, tetanus, dan campak selama periode
tahun ajaran 2014/2015 di Puskesmas Kelurahan Penjaringan I.
Tabel 12. Data anak usia sekolah (5-19 tahun) yang menderita difteri, tetanus, dan
campak selama periode tahun ajaran 2014/2015 di Puskesmas Kelurahan
Penjaringan I
Bulan
Juli 2014
Agustus 2014
September 2014
Oktober 2014
November 2014
Desember 2014
Januari 2015
Februari 2015
Maret 2015
April 2015
Mei 2015
Juni 2015

Difteri
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Tetanus
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Campak
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Total

Sumber: Laporan bulanan pasien BPU Puskesmas Kelurahan Penjaringan I

Data sekolah binaan wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan I yang


mempunyai kantin sekolah sehat.
Tabel 13. Data sekolah binaan wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan I
yang mempunyai kantin sekolah sehat tahun ajaran 2014/2015
Tingkat
Sekolah
SD/MI

Jumlah Sekolah
13

Sekolah yang Mempunyai


Kantin Sekolah Sehat
6

Persentase
46,1%

Sumber: Laporan data sekolah dan program kantin sehat cakupan Puskesmas Kelurahan Penjaringan I

Data sekolah binaan wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan I dengan kategori
sanitasi lingkungan sekolah baik

Tabel 14. Data sekolah binaan wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Penjaingan I
dengan kategori sanitasi lingkungan sekolah baik tahun ajaran 2014/2015
Tingkat
Sekolah
SD/MI

Jumlah Sekolah
13

Sekolah dengan Kategori


Lingkungan Baik
7

Persentase
53,8%

Sumber: Laporan data sekolah dan program dokter kecil cakupan Puskesmas Kelurahan Penjaringan I

3.3.

Metode Pengambilan Data


Data yang diambil yaitu meliputi data periode tahun ajaran 2014/2015 (Juli 2014
hingga Juni 2015) Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 7-11 September 2015 di
Puskesmas Kelurahan Penjaringan I.
Tabel 15. Data Primer dan Data Sekunder
Jenis Data dan Sumber
Data
Data Primer
Ruang UKS, kondisi

Cara Pengambilan

Variabel

Data dan Instrumen


Observasi lapangan

ruang, sarana dan


prasarana

Sekolah yang memiliki


ruang UKS

Sekolah yang memiliki


UKS kit

Kantin Sekolah

Sarana dan prasarana yang


menunjang program UKS:

Koordinator Program UKS Wawancara

Puskesmas Kelurahan

Tempat sampah

Air bersih

Tempat cuci tangan

Pagar sekolah
Program UKS di Puskesmas
Kelurahan Penjaringan I

Penjaringan I

Anggaran dana UKS

(Ibu Demak)

Teknis pelaksanaan program


UKS

Masalah yang dihadapi dalam


pelaksanaan program UKS

Guru Sekolah Dasar dan

Wawancara

Kepala Sekolah yang

Program dokter kecil

Teknis pelaksanaan program

BIAS
Keadaan ruang UKS

Teknis pelaksanaan program

UKS
Program khusus UKS (dokter

kecil)
Ruang UKS
Inventaris sarana medis dan

non-medis
Sumber dana pelaksanaan

menangani program UKS

program UKS
-

Sekolah sehat (kantin sehat


dan penyuluhan PHBS)

Data Sekunder
Laporan administrasi

Pencatatan

Pembinaan guru UKS

Data jumlah penduduk

kependudukan Kelurahan

Kelurahan Penjaringan

Penjaringan
Laporan tahunan kegiatan

Pencatatan

Data jumlah penduduk usia

sekolah
Gambaran umum wilayah

Puskesmas Kelurahan

kerja Puskesmas Kelurahan

Penjaringan I tahun 2014

Penjaringan I
-

Data jumlah penduduk usia


sekolah wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan
Penjaringan I tahun 2013

Laporan jumlah murid SD

Pencatatan

Data jumlah sekolah di

Kelurahan Penjaringan I
Data jumlah murid pada tahun

kelas I sampai kelas VI di

ajaran 2014/2015 di setiap

Kelurahan Penjaringan I

SD/MI yang tercatat dalam

tahun ajaran 2014/2015

wilayah kerja Puskesmas

Rekapitulasi hasil skrining

Pencatatan

Kelurahan Penjaringan I
Data sekolah yang

kesehatan peserta didik

menjalankan penjaringan /

Puskesmas Kelurahan

skrining

Penjaringan I

Laporan program

yang terjaring
- Data jumlah sekolah dasar dan

Pencatatan

kesehatan anak usia

Data jumlah murid kelas I SD

jumlah muridnya

sekolah di Puskesmas

Kelurahan Penjaringan I

Data jumlah sekolah yang


menjalankan program UKS

Data jumlah sekolah yang


mempunyai ruang UKS

Data jumlah sekolah yang


mempunyai perlengkapan
UKS.

Data jumlah sekolah yang


memiliki program dokter kecil

Data jumlah sekolah yang


mendapatkan penyuluhan
kesehatan.

Data sekolah dengan binaan


kantin sehat

Laporan hasil BIAS di

Pencatatan

Data sekolah dengan

pembinaan lingkungan
Data sekolah yang

kelurahan Penjaringan I

menjalankan imunisasi BIAS


-

Jumlah murid SD yang


diimunisasi DT dan TT.

Laporan pasien BPU

Pencatatan

Jumlah murid SD yang


diimunisasi campak.
Data anak usia sekolah (5-19

Puskesmas Kelurahan

tahun) yang menderita difteri,

Penjaringan I

tetanus, dan campak

BAB IV
PERUMUSAN MASALAH
1.1 Indikator Masalah
Perumusan masalah dilakukan dengan

membandingkan pencapaian target keluaran dari

program UKS di Puskesmas Penjaringan I periode Juli 2014 Juni 2015 dengan tolak ukur yang
telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Tabel 16. Penilaian keluaran terhadap target berdasarkan surat keputusan standar
pelayanan minimal bidang kesehatan untuk kota/kabupaten
Variabel

Hasil yang Didapat

Target

Tercapai/t
idak

Manajemen UKS
Jangkauan
Jumlah SD/MI yang mendapatkan program UKS:
pelayanan
UKS

SD/ MI denganUKS
SD /MI di PKL Penjaringan I x 100%
= 13 /13 x 100% = 100%

100%

Tercapai

Ruang UKS

Jumlah SD/MI dengan ruang UKS :


SD / MI denganruang UKS
SD /MI di PKL Penjaringan I x 100%

Perlengkapan

Tidak
tercapai

= 6/13 x 100 % = 46,2%


Jumlah SD/MI dengan perlengkapan UKS :
SD /MI dengan perlengkapanUKS
x 100%
SD/ MI di PKL Penjaringan I

UKS

100%

100%

Tidak
tercapai

= 0/13 x 100 % = 0%
Pendidikan Kesehatan
Program
Jumlah SD/MI yang memiliki program dokter kecil :
Dokter Kecil

Guru

SD /MI dengan program dokter kecil


x 100%
SD /MI di PKL Penjaringan I

80%

Tidak
Tercapai

= 0 / 13 x 100% = 0%
UKS Jumlah SD/MI dengan guru UKS terlatih:
SD /MI dengan guru UKS terlatih
x 100%
SD / MI di PKL Penjaringan I

Terlatih

100%

tidak
Tercapai

= 6 / 13 = 46,2%
Pelayanan Kesehatan
Penjaringan
Jumlah kelas 1 SD/MI yang dilakukan screening:
(screening)

100%

Tercapai

= 13 / 13 x 100% = 100%
Jumlah murid kelas 1 SD/MI yang dilakukan screening:

Cakupan
murid

SD /MI yang dilakukan screening


x 100%
SD / MI di PKL Penjaringan I

yang

dilakukan

murid SD / MI yang dilakukan screening


x 100%
murid SD /MI di PKL Penjaringan I

screening
Penyuluhan

= 782 / 906 x 100% = 86,3%


Jumlah SD/MI yang mendapat penyuluhan kesehatan oleh

Kesehatan

petugas Puskesmas minimal 1x setiap tahun:


SD /MI yang mendapatkan penyuluhankesehatan
x
SD / MI di PKL Penjaringan I

100%

100%

Tiak
tercapai

Tercapai

100%

Cakupan

= 13 / 13 x 100% = 100%
Jumlah murid kelas 1 SD/MI yang mendapat imunisasi DT

Imunisasi

murid kelas I:

100%
Tidak

murid SD / MI yang melakukan imunisasi DT


x 100%
murid SD/ MI di PKL Penjaringan I
= 856 / 906 x 100% = 94,5 %
Tercapai

Jumlah murid kelas 2,3 SD yang mendapat imunisasi TT:


murid SD /MI yang melakukan imunisasi TT
x 100%
murid SD /MI di PKL Penjaringan I
= (802+773) / (841+812) x 100% = 95,3%

100%

Tidak
Tercapai

Jumlah murid kelas 1 SD yang mendapat imunisasi campak:


murid SD /MI yang melakukan imunisasi campak
x
murid SD / MI di PKL Penjaringan I

100%

Tidak
Tercapai

100%

= 848 / 906 x 100% = 93,6%

Pembinaan

Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat


Sekolah dengan pembinaan kantin sekolah sehat:
SD /MI yang memiliki kantin sehat
x 100%
SD/ MI di PKL Penjaringan I

kantin sekolah

Sanitasi

= 6 / 13 x 100% = 46,2%
Sekolah yang memiliki lingkungan sekolah dengan kategori

Lingkungan

baik:

dengan
kategori baik

SD /MI yang memiliki lingkungan baik


x 100%
SD /MI di PKL Penjaringan I

100%

100%

tidak
tercapai

Tercapai

= 13/ 13 x 100% = 100%


Berdasarkan Tabel 16, permasalahan yang didapatkan adalah sebagai berikut:
a) Jumlah SD dengan program UKS yang memiliki ruang UKS tidak mencapai target 100%,
pada tahun 2014/2015 yaitu tercapai 46,2%.
b) Jumlah SD dengan program UKS yang memiliki perlengkapan UKS tidak mencapai
target 100%, pada tahun 2014/2015 yaitu tercapai 0%.

c) Jumlah SD dengan program dokter kecil tidak mencapai target 80%, pada tahun
2014/2015 tercapai 0%.
d) Jumlah SD dengan program UKS yang memiliki guru UKS terlatih tidak mencapai target
100%, pada tahun 2014/2015 yaitu tercapai 46,2%.
e) Skrining kesehatan pada tiap murid kelas 1 SD tidak mencapai target 100% pada tahun
ajaran 2014/2015, yaitu tercapai 86,3%
f) Jumlah murid kelas 1 SD yang mendapat imunisasi DT tidak mencapai target 100%, pada
tahun ajaran 2014/2015, yaitu tercapai 94,5%.
g) Jumlah murid kelas 2 dan 3 SD yang mendapat imunisasi TT tidak mencapai target 100%,
pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu tercapai 95,3%.
h) Jumlah murid kelas 1 SD yang mendapat imunisasi campak tidak mencapai target 100%,
pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu tercapai 93,6%.
i) Jumlah SD dengan pembinaan kantin sekolah sehat tidak mencapai target 100%, pada
tahun 2014/2015, yaitu tercapai 46,2%.

BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Prioritas Masalah
Prioritas masalah ditetapkan melalui sistem skoring, semakin tinggi skor suatu masalah
berarti masalah tersebut semakin diprioritaskan. Parameter yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Kriteria parameter:
1. Besarnya masalah dihitung dari kesenjangan antara pencapaian dan target.
Skor :

5 = 80 100%
4 = 60 79,9%
3 = 40 59,9%
2 = 20 39,9%
1 = 0 19,9%

2. Berat ringannya masalah terkait dengan akibat yang ditimbulkan.


Skor :

5 = Berat sekali
4 = Ragu-ragu antara 3 5
3 = Sedang
2 = Ragu-ragu antara 1 2
1 = Ringan

3. Apakah dapat ditanggulangi dengan sumber daya yang ada?


Skor :

5 = Dapat ditanggulangi
4 = Ragu-ragu antara 3 5
3 = Kurang dapat ditanggulangi
2 = Ragu-ragu antara 1 2
1 = Tidak dapat ditanggulangi

4. Keuntungan sosial dapat diperoleh, apakah menarik masyarakat?


Skor :

5 = Keuntungan sosial tinggi


4 = Ragu-ragu antara 3 5
3 = Keuntungan sosial sedang
2 = Ragu-ragu antara 1 2
1 = Keuntungan sosial rendah

5.1.2 Besarnya masalah dilihat dari kesenjangan terhadap pencapaian dan target
Rumus :
(G) =E-O
G :

Gap (kesenjangan)

E :

Expected (target yang ingin dicapai)

O :

Outcome (data yang didapat dari lapangan)

Melalui perhitungan ini didapatkan skor masalah terhadap keluaran sebagai berikut:
a) Jumlah SD dengan program UKS yang memiliki ruang UKS tidak mencapai
target 100%, pada tahun 2014/2015 yaitu tercapai 46,2%.
Sehingga besar masalah = 100%-46,2% = 53,8% (Skor 3)
b) Jumlah SD dengan program UKS yang memiliki perlengkapan UKS tidak
mencapai target 100%, pada tahun 2014/2015 yaitu tercapai 0%.

Sehingga besar masalah = 100%-0% = 100% (Skor 5)


c) Jumlah SD dengan program dokter kecil tidak mencapai target 80%, pada tahun
2014/2015 tercapai 0%.
Sehingga besar masalah = 100%-0% = 100% (Skor 5)
d) Jumlah SD dengan program UKS yang memiliki guru UKS terlatih tidak
mencapai target 100%, pada tahun 2014/2015 yaitu tercapai 46,2%.
Sehingga besar masalah = 100%-46,2% = 53,8% (Skor 3)
e) Skrining kesehatan pada tiap murid kelas 1 SD tidak mencapai target 100%
pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu tercapai 86,3%.
Sehingga besar masalah = 100%-86,3% = 13,7% (Skor 1)
f) Jumlah murid kelas 1 SD yang mendapat imunisasi DT tidak mencapai target
100%, pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu tercapai 94,5%.
Sehingga besar masalah = 100%-94.5% = 5,5% (Skor 1)
g) Jumlah murid kelas 2 dan 3 SD yang mendapat imunisasi TT tidak mencapai
target 100%, pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu tercapai 95,3%.
Sehingga besar masalah = 100%-95,3% = 4,7% (Skor 1)
h) Jumlah murid kelas 1 SD yang mendapat imunisasi campak tidak mencapai
target 100%, pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu tercapai 93,6%.
Sehingga besar masalah = 100%-93,6% = 6,4% (Skor 1)
i) Jumlah SD dengan pembinaan kantin sekolah sehat tidak mencapai target
100%, pada tahun 2014/2015, yaitu tercapai 46,2%.
Sehingga besar masalah = 100%-46,2% = 53,8% (Skor 3)
5.1.2 Berat ringannya masalah terkait dengan akibat yang ditimbulkan
a) Jumlah SD dengan program UKS yang memiliki ruang UKS tidak mencapai
target 100% pada tahun 2013/2014,tercapai 46,2%.
Ruang UKS merupakan tempat untuk mendukung kegiatan-kegiatan
program UKS yaitu untuk memberikan pertolongan pertama pada siswa yang
mengalami gangguan kesehatan (kecelakaan kecil) pada saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung di sekolah, tempat untuk dilakukan pelayanan kesehatan
oleh pembina UKS atau petugas kesehatan, dilakukannya kegiatan dokter kecil,
dan penyimpanan inventaris-inventaris pendukung kegiatan-kegiatan program

UKS. Apabila ruang UKS tidak tersedia, maka pembina UKS maupun dokter
kecil tidak dapat melaksanakan program UKS di sekolah secara optimal. (Skor
2)
b) Jumlah SD dengan program UKS yang memiliki perlengkapan UKS tidak
mencapai target 100%, pada tahun 2014/2015, tercapai 0%.
Perlengkapan UKS merupakan alat-alat yang diperlukan untuk mengatasi
masalah kesehatan di sekolah, melakukan pemeriksaan dini atau skrining,
pertolongan pertama pada keccelakaan yang terjadi saat kegiatan belajar
mengajar. Tanpa perlengkapan UKS tersebut, sebagian pemeriksaan tidak dapat
dilakukan. Namun hal ini dapat diatasi dengan dibawanya alat-alat kesehatan
oleh Puskesmas Kelurahan Penjaringan I. (Skor2)
c) Jumlah SD dengan program dokter kecil tidak mencapai target 80%, pada tahun
2014/2015 tercapai 0%.
Dokter kecil merupakan suatu program kegiatan dari UKS. Program
kegiatan dokter kecil dilakukan oleh siswa terpilih yang berprestasi yang
dibimbing oleh pembina UKS (guru UKS atau petugas puskesmas). Pembinaan
yang diberikan berupa pendidikan kesehatan, seperti bahaya merokok dan
napza, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan penyakit-penyakit yang
sering diderita pada usia anak sekolah. Kegiatan ini bertujuan agar dokter kecil
dapat menjadi panutan dan pembimbing bagi teman-teman, keluarga dan orang
sekitarnya sehingga pengetahuan, sikap, dan perilaku murid SD/MI mengenai
kebiasaan hidup bersih dan sehat dapat ditingkatkan dan mencegah gangguan
kesehatan yang berhubungan dengan PHBS, seperti cacingan, diare, karies gigi,
skabies, penyakit atau kondisi akibat kekurangan gizi, seperti anemia, gizi
kurang atau buruk dan obesitas.
Program kegiatan dokter kecil ini dapat meningkatkan penjaringan
penyakit pada siswa-siswa SD/MI dengan mencari murid-murid yang
mengalami gangguan kesehatan dan melaporkan ke pembimbing UKS sehingga
dapat dilakukan intervensi lebih lanjut. Keuntungan yang didapatkan lainnya,
yaitu kepercayaan diri anak yang terpilih meningkat sehingga meningkatkan
motivasi untuk melakukan PHBS yang berdampak pada pembentukan
kebiasaan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

Dengan tidak adanya peran siswa SD/MI dalam program UKS sebagai
dokter kecil, maka akan terjadi kurangnya kesadaran

siswa SD/MI dalam

berperilaku hidup bersih dan sehat secara mandiri. Bila hanya diadakan
penyuluhan ke SD/MI saja tanpa adanya bimbingan langsung dari pembina
UKS dengan perpanjangan tangan dari dokter kecil, dikhawatirkan tidak ada
kelanjutan yang jelas. Oleh karena itu dengan tidak adanya kegiatan program
dokter kecil, maka tidak adapanutan dan bimbingan yang membantu para murid
SD/MI untuk menjalani PHBS. (Skor 5)
d) Jumlah SD dengan program UKS yang memiliki guru UKS terlatih tidak
mencapai target 100%, pada tahun 2014/2015 yaitu tercapai 46,2%.
Guru-guru UKS yang telah dilatih akan memiliki pengetahuan mengenai
program-program UKS. Pengetahuan ini dapat meningkatkan sikap dan
perilaku guru-guru pembimbing untuk turut serta menjalankan programprogram UKS. Di lain sisi, peningkatan program UKS tidak hanya dari
pelatihan guru-guru pembina UKS, tetapi banyak faktor lain yang
mempengaruhi seperti ketersediaan ruangan dan perlengkapan serta motivasi
dari guru UKS sendiri serta keadaan sosial dari lingkungan sekitar. (Skor 3)
e) Skrining kesehatan pada tiap murid kelas 1 SD tidak mencapai target 100%
pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu tercapai 86,3%
Kegiatan skrining kesehatan merupakan salah satu dari kegiatan yang
bersifat preventif dalam program UKS. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak dan mendeteksi dini
penyimpangan yang terjadi dan mendeteksi dini penyakit yang diderita serta
komplikasinya. Skrining kesehatan ini dilakukan agar anak yang mengalami
gangguan kesehatan, baik fisik maupun psikis, segera diintervensi lebih lanjut
dengan dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhannya
sehingga dapat mencegah komplikasi lebih lanjut. Kegiatan ini sangat penting
dilakukan karena kesehatan merupakan faktor yang penting dalam proses
belajar dimana memberikan seluruh kesempatan yang ada pada anak untuk
belajar yang akan menentukan kualitas sumber daya manusia yang akan
dibentuk. Bila kegiatan ini tidak dilakukan, progresivitas dari gangguan
kesehatan yang diderita dapat berlanjut hingga mungkin dapat mengganggu

potensi anak tersebut untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas di
masa mendatang. (Skor 5)
f) Jumlah murid kelas 1 SD yang mendapat imunisasi DT tidak mencapai target
100%, pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu tercapai 94,5%
Difteri merupakan penyakit menular melalui droplet yang dapat
menyebabkan kematian. Jika ditemukan satu kasus difteri saja sudah dikatakan
sebagai KLB. Tujuan imunisasi DT adalah untuk meningkatkan dan
mempertahankan kekebalan tubuh terhadap penyakit difteri dan tetanus,
terutama pada anak yang mudah terserang. Apabila tidak di-imunisasi, maka
anak tersebut berisiko terjangkit penyakit difteri dan tetanus. Terlebih karena
anak-anak SD/MI ini cenderung sering bermain di lapangan dan bisa jatuh
danterluka, tanpa kesadaran akan bahaya ini dan penanganan yang kurang tepat
dapat berakibat fatal bagi murid. (Skor 5)
g) Jumlah murid kelas 2 dan 3 SD yang mendapat imunisasi TT tidak mencapai
target 100%, pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu tercapai 95,3%.
Tetanus merupakan suatu penyakit infeksi yang sangat berbahaya dan
mematikan. Penyakit tetanus terjadi karena adanya kontaminasi luka oleh
Clostridium tetani di luka yang kotor. Penyakit ini masih banyak ditemukan di
negara tropis dan negara berkembang. Tujuan dari imunisasi tetanus pada anak
usia sekolah adalah untuk meningkatkan tingkat kekebalan dan masa
perlindungan tubuh terhahap penyakit tetanus.Hal ini dapat mengurangi angka
kejadian dan kematian penyakit tetanus pada anak usia sekolah. (Skor 4)
h) Jumlah murid kelas 1 SD yang mendapat imunisasi campak tidak mencapai
target 100%, pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu tercapai 93,6%.
Campak merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus
mobili. Penyakit ini ditularkan melalui droplet dan kontak langsung melalui
secret hidung dan tenggorokan orang yang terinfeksi. Kalangan yang rentan
terhadap penyakit ini adalah balita dan anak. Penyakit ini dapat mengakibatkan
komplikasi, seperti infeksi telinga tengah akut, infeksi saluran nafas bawah,
gangguan penglihatan hingga kebutaan, dan gangguan pada otak. Walaupun
begitu, penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi.
Salah satu program UKS yaitu imunisasi campak pada kelas 1 SD.
Pemberian imunisasi tersebut diberikan pada usia anak sekolah karena

kekebalan terhadap penyakit campak yang menurun setelah pemberian


imunisasi campak pada usia 9 bulan. Pemberian imunisasi tersebut diharapkan
dapat menurunkan kejadian campak dan menurunkan penularan kepada siswasiswa lain di sekolahnya atau bayi atau anak di rumah atau di lingkungan
tempat tinggalnya. Dampak rendahnya pemberian vaksin ini menyebabkan
meningkatnya insiden penyakit campak dan komplikasi akibat penyakit tersebut
dan meningkatkan penyebaran campak ke siswa-siswa disekolahnya dan
lingkungan sekitarnya. (Skor 5)
i) Jumlah SD dengan pembinaan kantin sekolah sehat tidak mencapai target
100%, pada tahun 2014/2015, yaitu tercapai 46,2%.
Kantin sekolah merupakan tempat djualnya makanan dan minuman yang
diawasi langsun oleh pihak sekolah. Kesehatan kantin sekolah diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh peserta
didik, oleh karena itu makanan dan minuman yang disediakan harus sehat dan
bersih agar dapat memenuhi kebutuhan gizi murid dan mencegah terjadinya
penyakit seperti diare,tifus dan cacingan. Hal ini cukup berdampak karena
hampir setengah waktu beraktivitas anak usia sekolah dihabiskan di sekolah dan
ketika jam sekolah siswa-siswa tidak diijinkan untuk keluar sekolah, sehingga
memungkinkan anak tersebut untuk makan makanan yang disediakan di kantin
sekolah. Dengan tidak tersedianya fasilitas kantin yang sehat memungkinkan
sebagian anak menderita kondisi atau penyakit seperti yang telah disebutkan.
(Skor 3)

5.1.3 Apakah dapat ditanggulangi dengan sumber daya yang tersedia


a) Jumlah SD dengan program UKS yang memiliki ruang UKS tidak mencapai
target 100%, pada tahun 2014/2015 yaitu tercapai 46,2%.
Pengadaan fasilitas ruang UKS pada dasarnya bertujuan untuk menunjang
kegiatan UKS. Tidak semua kegiatan UKS memerlukan ruang UKS karena
dapat dilakukan di ruang lain seperti kelas, koridor sekolah, atau aula.
Pengadaan ruang UKS berhubungan dengan kebijakan dari sekolah dan
pertimbangan berdasarkan kondisi lingkungan seperti luas bangunan atau dana
pembangunan UKS. Pihak puskesmas hanya dapat melakukan advokasi dengan

cara mensosialisasi dan memfasiltasi penyelenggaraan ruang UKS. Dengan


tidak adanya ruang UKS tidak menjadi kendala untuk berjalannya kegiatankegiatan dari program UKS. (Skor 1)
b) Jumlah SD dengan program UKS yang memiliki perlengkapan UKS tidak
mencapai target 100%, pada tahun 2014/2015 yaitu tercapai 0%.
Perlengkapan UKS dapat dibeli dari Dana Sehat masing-masing sekolah
namun yang sering terjadi adalah pembagian dana di sekolah tidak
memprioritaskan perlengkapan UKS karena masih banyak keperluan lain yang
lebih mendesak, dan para guru UKS juga tidak dilatih untuk menggunakan alat
tersebut. (Skor 1)
c) Jumlah SD dengan program dokter kecil tidak mencapai target 80%, pada tahun
2014/2015 tercapai 0%.
Program dokter kecil dapat berjalan dengan baik bila ada pembimbing
UKS yang menkoordinasi program tersebut. Pembimbing UKS yang dimaksud
adalah guru UKS atau guru dari sekolah untuk mengkoordinasi, memotivasi,
dan membantu pelatihan ketrampilan dokter kecil. Petugas kesehatan dari
puskesmas bertanggung jawab untuk membina dan mengawasi pelatihan dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Jumlah petugas kesehatan masih
terbatas untuk menjalani program dokcil, namun dengan adanya koordinasi
yang baik, program dokter kecil dapat terencana dan terlaksana. Perlu kerja
sama yang baik dari petugas kesehatan, kepala sekolah dan guru pembimbing
UKS dalam penyediaan waktunya untuk menyelenggarakan kegiatan ini.
Sumber daya dokter kecil dapat direkrut dari murid berprestasi dan memiliki
kemampuan berbicara yang baik agar mempermudah pennyampaian materi
kesehatan. Dengan jumlah tenaga yang ada kiranya sudah mencukupi untuk
dilakukannya kegiatan dokter kecil. (Skor 4)
d) Jumlah SD dengan program UKS yang memiliki guru UKS terlatih tidak
mencapai target 100%, pada tahun 2014/2015 yaitu tercapai 46,2%.
Guru UKS ada di semua sekolah di wilayah kerja PKL Penjaringan I,
namun tidak semua dari mereka sudah terlatih. Yang perlu ditingkatkan adalah
frekuensi pelatihan. Pelatihan untuk guru UKS bukan merupakan ranah tugas
PKL yang bersangkutan, melainkan dari PKC dan Dinkes yang mengadakan

pelatihan, dan petugas di PKL dapat menyumbangkan tenaga untuk menjadi


pelatih dalam pelatihan tersebut. (Skor 4)
e) Skrining kesehatan pada tiap murid kelas 1 SD tidak mencapai target 100%
pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu tercapai 86,3%.
Tenaga kesehatan yang diperlukan untuk skrining minimal terdapat 1
dokter umum, 1 dokter gigi, dan 1 perawat. Pada Puskesmas Kelurahan
Penjaringan I, kebutuhan tenaga kerja minimal sudah terpenuhi. Kesulitan yang
dihadapi yaitu perlu koordinasi waktu antara pelayanan program UKS dengan
pelayanan di puskesmas yang di mulai bersamaan. Ramainya pasien pada
puskesmas setiap harinya dan banyaknya peserta didik dari 13 SD yang harus
diperiksa membuat tenaga kesehatan kesulitan mengatur waktu untuk
melaksanakan screening pada peserta didik secara optimal. (Skor 5)
f) Jumlah murid kelas 1 SD yang mendapat imunisasi DT tidak mencapai target
100%, pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu tercapai 94,5%.
Sarana untuk melaksanakan imunisasi DT sebenarnya sudah mencukupi
dan untuk pelaksanaannya juga tidak memerlukan tenaga ahli melainkan cukup
dengan memberikan pelatihan maka orang biasa pun dapat memberikan
imunisasi DT. Kurangnya cakupan imunisasi terkadang disebabkan karena
adanya penolakan beberapa murid karena terkadang mereka telah melakukan
imunisasi di sarana kesehatan lainnya. (Skor 5)
g) Jumlah murid kelas 2 dan 3 SD yang mendapat imunisasi TT tidak mencapai
target 100%, pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu tercapai 95,3%.
Sarana untuk melaksanakan imunisasi TT sudah mencukupi, serta tidak
membutuhkan tenaga ahli melainkan cukup dengan memberikan pelatihan
maka orang biasa pun dapat memberikan imunisasi TT. Kurangnya cakupan
imunisasi terkadang disebabkan karena adanya penolakan beberapa murid
karena terkadang mereka telah melakukan imunisasi di sarana kesehatan
lainnya. (Skor 5)
h) Jumlah murid kelas 1 SD yang mendapat imunisasi campak tidak mencapai
target 100%, pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu tercapai 93,6%.
Dari segi penyediaan vaksin campak dan peralatan di Puskesmas
Kelurahan Penjaringan I memadai untuk dilakukan kegiatan imunisasi pada
seluruh peserta didik SD/MI. Kurangnya cakupan imunisasi terkadang

disebabkan karena adanya penolakan beberapa murid karena terkadang mereka


telah melakukan imunisasi di sarana kesehatan lainnya. (Skor 5)
i) Jumlah SD dengan pembinaan kantin sekolah sehat tidak mencapai target
100%, pada tahun 2014/2015, yaitu tercapai 46,2%.
Kantin yang sehat dapat mendukung terhadap peningkatan kesehatan dari
siswa-siswa di sekolah dimana dengan disediakan makanan yang bergizi dan
seimbang dan menjaga kebersihan dari makanan. Kegiatan pembinaan kantin
sekolah sehat membutuhkan dana dan sarana yang tidak sedikit, serta
dibutuhkan kerja sama, komitmen, dan waktu yang cukup banyak baik dari
pihak sekolah, penjual makanan, dan petugas kesehatan. Kendala utama dari
terciptanya kantin yang sehat di wilayah Puskesmas Kelurahan Penjaringan I
yaitu tidak adanya fasilitas kantin sekolah dan kurangnya kerja sama antar
pihak penjual dengan pihak sekolah.Kendala lainnya yaitu sulitny apemantauan
rutin makanan-makanan yang dijual di kantin yang sudah dibina. (Skor 2).
5.1.4

Keuntungan Sosial yang diperoleh


a) Jumlah SD dengan program UKS yang memiliki ruang UKS tidak mencapai
target 100%, pada tahun 2014/2015 yaitu tercapai 46,2%.
Keuntungan tersedianya ruang UKS di sekolah adalah menjadi salah satu
simbol dari pelayanan kesehatan di sekolah, sebagai tempat pusat sosialisasi
perilaku hidup bersih dan sehat dan sebagai tempat kerja dalam menjalankan
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di ruangan UKS
berupa pertolongan pertama namun sebagian besar masalah kesehatan yang
ditangani adalah masalah ringan sehingga masih dapat menggunakan ruangan
lain. Sedangkan bila masalah kesehatan sudah cukup berat, murid akan segera
dibawa ke Puskesmas. Tidak ada ruangan ini tidak berdampak signifikan
terhadap kegiatan UKS yang dilakukan dan keuntungan yang didapatkan. (Skor
2).
b) Jumlah SD dengan program UKS yang memiliki perlengkapan UKS tidak
mencapai target 100%, pada tahun 2014/2015 yaitu tercapai 0%.
Alat-alat yang digunakan memang esensial untuk pelaksanaan skrining,
namun bila tidak ada petugas kesehatan yang sedang bertugas, maka
penggunaan alat tidak optimal. Apabila tidak ada perlengkapan UKS, petugas

kesehatan dari puskesmas dapat membawa perlengkapan UKS saat berkunjung


untuk melaksanakan tugasnya. (Skor 1)
c) Jumlah SD dengan program dokter kecil tidak mencapai target 80%, pada tahun
2014/2015 tercapai 0%.
Dengan aktifnya dokter kecil tentu akan memberikan pengaruh yang baik
terhadap diri sendiri dan peserta didik lainnya. Keuntungan bagi siswa yang
dipilih sebagai dokter kecil yaitu meningkatkan motivasi, minat dan menambah
wawasan dalam bidang kesehatan yang dapat mendukung siswa tersebut untuk
melakukan PHBS, serta meningkatkan dan mendukung potensi yang dimiliki
anak yang terpilih untuk dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Keuntungan bagi teman, keluarga, atau orang-orang disekitarnya yaitu
peningkatan berperilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari
dan peningkatan kualitas kesehatan dimana dokter kecil menjadi panutan. Bagi
program UKS, kegiatan ini memberikan keuntungan dalam membantu
menskrining siswa-siswa yang mengalami gangguan kesehatan yang dapat
dengan lebih cepat dideteksi oleh dokter kecil karena waktu dokter kecil
bersama dengan siswa-siswa lain lebih banyak dibandingkan dengan petugas
kesehatan atau guru pembimbing UKS. Bila hanya diadakan penyuluhan,
dikhawatirkantidak ada kelanjutan yang jelas, maka dari itu dengan adanya
dokter kecil, akanmembantu para murid untuk terus mengingat untuk menjalani
PHBS. (Skor 5)
d) Jumlah SD dengan program UKS yang memiliki guru UKS terlatih tidak
mencapai target 100%, pada tahun 2014/2015 yaitu tercapai 46,2%.
Guru-guru UKS yang telah dilatih akan merasa bahwa dirinya memang
memiliki tanggungjawab yang jelas, dan tahu ke arah mana harus dijalankannya
program UKS di sekolahnya masing-masing. Selain itu, bagi mereka yang
memang dipilih karena tertarik pada bidang kesehatan, akan sangat antusias
untuk mengetahui lebih lebih lagi mengenai kesehatan. (Skor 5)
e) Skrining kesehatan pada tiap murid kelas 1 SD tidak mencapai target 100%
pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu tercapai 86,3%.
Keuntungan bagi anak dilakukannya kegiatan ini yaitu bila adanya
penyakit yang mengganggu proses belajar dapat diketahui secara dini dan dapat
segera ditangani sehingga proses pembelajaran tidak terganggu dan siswa dapat

menggunakan potensi yang dimilikinya untuk belajar secara optimal. Selain itu,
dengan sehatnya anak akan meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi
terjadinya stigma dalam pergaulan dengan sesama siswa. Keuntungan bagi
masyarakat sekitar, yaitu teman, keluarga, atau orang-orang disekitarnya yaitu
terhindar dari penyakit menular yang dapat ditularkanm oleh penderita. (Skor
5).
f) Jumlah murid kelas 1 SD yang mendapat imunisasi DT tidak mencapai target
100%, pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu tercapai 94,5%.
Keuntungan dilakukan imunisasi DT pada siswa SD kelas 1 yaitu
bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap bakteri penyebab difteri dan
tetanus yang berguna untuk mencegah dan mengurangi komplikasi yang terjadi
akibat penyakit tersebut. Keuntungan bagi masyarakat adalah mencegah
penularkan bakteri difteri kepada siswa-siswa lain, keluarga, atau masyarakat di
lingkungan sekitar. (Skor 3).
g) Jumlah murid kelas 2 dan 3 SD yang mendapat imunisasi TT tidak mencapai
target 100%, pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu tercapai 95,3%.
Keuntungan dilakukan imunisasi TT pada siswa SD kelas 2 dan 3 yaitu
bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap bakteri tetanus yang berguna
untuk mencegah dan mengurangi komplikasi yang terjadi akibat penyakit
tersebut. (Skor 3)
h) Jumlah murid kelas 1 SD yang mendapat imunisasi campak tidak mencapai
target 100%, pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu tercapai 93,6%.
Keuntungan dilakukan imunisasi campak pada siswa SD kelas 1 yaitu
bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap virus campak yang berguna
untuk mencegah dan mengurangi komplikasi yang terjadi akibat penyakit
campak, seperti bronkopneumonia, kebutaan, infeksi saluran telinga tengah
akut, dan radang pada otak. Keuntungan bagi masyarakat adalah mencegah
penularkan virus campak kepada siswa-siswa lain, keluarga, atau masyarakat di
lingkuangan sekitar. (Skor 4)
i) Jumlah SD dengan pembinaan kantin sekolah sehat tidak mencapai target
100%, pada tahun 2014/2015, yaitu tercapai 46,2%.
Keuntungan bagi siswa-siswa dengan tersedianya kantin sekolah sehat
adalah mencegah terjadinya gangguan gizi, seperti gizi kurang, gizi berlebih,

anemia, kekurangan vitamin, dan penyakit atau kondisi yang berhubungan


dengan kebersihan makanan, seperti infeksi saluran pencernaan dan cacingan.
Selain itu, juga memberikan pengenalan mengenai makanan yang sehat yaitu,
makanan dengan gizi seimbang, dan bersih pada siswa-siswa. Keuntungan bagi
keluarga siswa yaitu menurunkan pengeluaran untuk berobat akibat penyakit
yang dapat dicegah dan membantu untuk menyiapkan makanan yang bersih dan
sehat bagi keluarga yang tidak sempat menyiapkan bekal. (Skor 4).

Tabel 17. Prioritas Masalah


Masalah
Ruang UKS
Perlengkapan UKS
Program Dokter
Kecil
Guru UKS Terlatih
Skrining murid
kelas I
Imunisasi DT pada
murid kelas I
Imunisasi TT pada
murid kelas II dan
III
Imunisasi Campak
pada murid kelas I
Pembinaan Kantin
Sehat Sekolah

Berat
Besarnya ringannya
masalah masalah akibat
3
2
5
2

Sumber
daya
yang
tersedia
1
1

Keuntungan
sosial yang
diperoleh

Jumlah Prioritas

2
1

8
9

IX
VIII

19

17

II

16

III

14

13

VI

15

IV

12

VII

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka yang menjadi prioritas masalah adalah tidak
adanya SD/MI dengan program dokter kecil (0%) dengan target yang telah ditentukan sebesar
80%.
5.2 Penyebab Masalah
Tabel 18. Penyebab Masalah
Masalah

Penyebab Masalah

Tidak tercapainya

Input:

target jumlah sekolah

Tenaga

Penanggung jawab (PJ) program UKS


puskesmas memiliki keterbatasan tenaga
dan waktu karena merangkap tugas

yang menjalankan
program dokter kecil

Metode medis
(program dokter

dalam beberapa program puskesmas


Keterbatasan waktu pihak sekolah
Belum adanya buku pedoman pelatihan

dokter kecil
Belum adanya jadwal sosialisasi dan

kecil)
Proses :

pelatihan dokter kecil

Perencanaan

Belum adanya perencanaan kegiatan


pertemuan antara PJ UKS di Puskesmas
dengan pihak sekolah untuk membahas

pelaksanaan program dokter kecil


Belum adanya jadwal pelatihan dokter
kecil

Belum adanya penataran dan


penyuluhan kepada dokter kecil setiap

tahunnya secara terjadwal

Pelaksanaan

Kurangnya sosialisai oleh pihak


puskesmas tentang program dokter kecil
kepada pihak orang tua akan manfaat
dokter kecil terhadap perkembangan

siswa dan peningkatan kesehatan sosial.


Penanggungjawab dari pihak puskemas
yang hanya seorang dan merangkap
sebagai penaggungjawab gizi sehingga
tidak dapat mengawasi program dokter
kecil semua sekolah di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Penjaringan I.

Umpan Balik :

Pemantauan pihak Puskesmas terhadap


program UKS tidak berjalan secara rutin
terutama program dokter kecil

Lingkungan :

Rapat evaluasi kerja belum membahas

mengenai program dokter kecil


Kurangnya kesadaran akan pentingnya
program UKS untuk meningkatkan
kualitas kesehatan

5.3 Pohon Masalah

Masalah

Penyele

5.4 Penyelesaian Masalah


1

Bekerja sama dengan instansi pendidikan kedokteran dan keperawatan guna


menggalang tenaga bantuan untuk membantu pemantauan dan pelaksanaan
dokter kecil

Pelaksana

Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab Program UKS di

(Who)
Waktu

Puskesmas Penjaringan I.
Pemantauan dan pelaksanaan dilakukan minimal dua kali setahun.

(When)
Tempat

SD / MI yang akan dilakukan pembinaan dan pemantau dokter kecil

(Where)
Materi (What)

Mengenai masalah keterbatasan tenaga kerja di Puskesmas Kelurahan

Sasaran (Who)
Tujuan (Why)

Kecamatan Penjaringan I.
Mahasiswa kesehatan (dokter muda IKM-Gizi dan mahasiswa
keperawatan).

Mendapatkan tenaga bantuan guna mendukung program UKS,


termasuk program dokter kecil

Cara (How)

Memberikan pengalaman kepada mahasiswa kedokteran dan

keperawatan dalam menjalankan program UKS di lapangan


Mendiskusikan mengenai keadaan dan pemecahan masalah yang
dapat dilaksanakan dengan bantuan dari instansi pendidikan
kedokteran atau keperawatan.

Membuat lembar check list pemantauan program UKS guna


membantu pemantauan program UKS

Menyusun

rencana dan materi pelatihan tenaga bantuan dan

rencana kegiatan UKS selama 1 tahun periode ajaran.


2

Membuat pembagian tugas antara petugas-petugas puskesmas

Pelaksana
(Who)
Waktu
(When)
Tempat

Seluruh petugas Puskesmas Kelurahan Penjaringan I


Dilaksanakan 1 kali setahun, jadwal disesuaikan dengan pihak
puskesmas
Puskesmas Kelurahan Penjaringan I

(Where)
Materi (What)

Pembagian

Sasaran (Who)

pemantauan program UKS dapat berjalan optimal


Petugas Puskesmas Kelurahan Penjaringan I

tugas

di

antara

petugas-petugas

puskesmas

agar

46

Tujuan (Why)

Mengoptimalkan fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan


program puskesmas, khususnya program UKS

Cara (How)

oleh petugas

puskesmas
Membahas tugas-tugas yang ada secara bersama.

Membuat perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pencatatan


dan pelaporan serta aturan pengawasan dan supervisi yang lebih
baik.

Membahas masalah-masalah yang dihadapi dan penyelesaian


masalah yang dapat dilaksanakan.

Melakukan pembagian tugas secara rapi dan terperinci agar


program UKS dapat dipantau secara optimal oleh petugas
puskesmas

Mengadakan rapat evaluasi pelaksanaan program UKS, khususnya dokter kecil


antara petugas puskesmas dengan kepala sekolah dan guru, serta melakukan
sosialisasi dan advokasi untuk diadakannya kegiatan dokter kecil.

Pelaksana

Penanggung jawab UKS Puskesmas dan kepala sekolah dan guru-guru

(Who)
Waktu

di setiap sekolah dasar


April (sebelum periode ajaran baru)

(When)
Tempat

Ruang pertemuandi masing-masing sekolah dasar

(Where)
Materi (What)

Menegaskan pentingnya diadakan program dokter kecil dalam


meningkatkan kesehatan warga sekolah

dan merencanakan materi

pelatihan yang akan diberikan kepada calon dokter kecil sebelum


Sasaran (Who)
Tujuan (Why)

dilantik.
Tim pelaksana UKS (kepala sekolah atau guru) di sekolah yang belum
memiliki program dokter kecil
Mengaktifkan program dokter kecil

Meningkatkan motivasi koordinator UKS di tiap sekolah mengenai


pentingnya peranan dokter kecil

Memotivasi para penanggung jawab/ koordinator UKS untuk


pelaksanaan program dokter kecil.

Meningkatkan ketrampilan para guru untuk mengadakan pelatihan


pada calon dokter kecil
48

Cara (How)

Mendiskusikan untuk menentukan waktu pelaksanaan rapat


bersama dengan koordinator UKS di masing-masing sekolah yang
belum memiliki program dokter kecil

Melaksanakan diskusi dengan

kepala sekolah dan guru-guru

mengenai pelaksanaan program dokter kecil

Mengadvokasi untuk diadakannya program dokter kecil

Membuat jadwal pelatihan dokter kecil dan menyesuaikan dengan kegiatan yang
berada di tiap sekolah dengan koordinasi bersama PJ UKS di sekolah.

Pelaksana

Penanggung jawab UKS Puskesmas dan koordinator UKS di masing-

(Who)
Waktu

masing sekolah dasar


Setiap awal tahun ajaran dimulai

(When)
Tempat

SD/MI

(Where)
Materi (What)

Menyusun jadwal pelatihan dokter kecil yang disesuaikan dengan


agenda dari tiap sekolah, sehingga program dokter kecil terintegrasi

Sasaran (Who)

dengan kegiatan sekolah


Murid Sekolah

Tujuan (Why)

Terciptanya suatu jadwal untuk pelaksanaan pelatihan dokter kecil di

Cara (How)

setiap awal tahun ajaran baru.


Mendiskusikan untuk menentukan waktu pelaksanaan rapat
bersama dengan koordinator UKS di tiap sekolah.

Melakykan koordinasi dengan guru UKS untuk membicarakan


penentuan jadwal pelatihan dokter kecil di setiap awal tahun ajaran

Menyusun jadwal kegiatan dokter kecil sesuai dengan agenda


masing-masing sekolah

Koordinasi dengan pihak sekolah untuk menyusun rencana dan jadwal


pertemuan orang tua untuk membahas kegiatan dokter kecil

Pelaksana

Penanggung jawab UKS Puskesmas dan koordinator UKSdi masing-

(Who)
Waktu

masing sekolah dasar


Setiap awal tahun ajaran dimulai

(When)
Tempat

SD/MI

(Where)
50

Materi (What)

Mensosialisasikan

pentingnya

peranan

dokter

kecil

dalam

meningkatkan kesehatan warga sekolah serta bekal bagi siswa itu


sendiri, syarat-syarat siswa menjadi dokter kecil, menyampaikan
recana pelatihan materi pelatihan yang akan diberikan kepada calon
Sasaran (Who)
Tujuan (Why)

Cara (How)

dokter kecil sebelum dilantik.


Orang tua atau wali orang tua siswa

Mengaktifkan program dokter kecil di sekolah-sekolah dasar

Memberikan sosialisasi mengenai pentingnya program dokter kecil

Mencari dukungan dari orang tua/wali orang tua siswa-siswa untuk

diadakannya kegiatan dokter kecil


Menentukan waktu pelaksanaan pertemuan orang tua dengan
koordinator UKS di tiap sekolah

Menyebar undangan pertemuan ke setiap orang tua/wali orang tua


murid di wilayah kerja Kelurahan Penjaringan I

Melaksanakan sosialisasi dengan orang tua/wali orang tua siswa


mengenai pelaksanaan program dokter kecil

Mengadvokasi untuk diadakannya kegiatan dokter kecil

52

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Dari hasil pengumpulan data program UKS periode 2014/2015 di Puskesmas
Kelurahan Penjaringan I, dibandingkan dengan target cakupan yang ingin dicapai
pada program UKS ,terdapat cakupan-cakupan yang tidak mencapai target yang
merupakan masalah dari program UKS pada periode tersebut. Cakupan-cakupan yang
tidak tercapai pada tahun ajaran tersebut meliputi tidak tercapainya cakupan SD/MI
yang memiliki ruang UKS (46,2%), cakupan SD/MI yang memiliki perlengkapan
UKS (0%), cakupan SD/MI dengan program dokter kecil (0%), cakupan SD dengan
guru UKS yang terlatih (46,2%), cakupan deteksi dini pada murid kelas I SD (86,3%),
imunisasi DT pada murid kelas I SD (94,5%), cakupan imunisasi TT pada murid kelas
II dan III SD (95,3%), cakupan imunisasi campak pada murid kelas I SD (93,6%), dan
jumlah SD dengan pembinaan kantin sekolah (46,2%).
Berdasarkan besarnya masalah, akibat yang ditimbulkan, sumber daya yang
tersedia dan keuntungan sosial yang diperoleh, maka prioritas masalah yang
ditetapkan adalah cakupan SD/MI dengan program dokter kecil yang tidak memenuhi
target program yaitu 0% dari target 80%.
Tidak tercapainya cakupan-cakupan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, antara
lain keterbatasan jumlah tenaga dan waktu dari petugas puskesmas dalam mencakup
seluruh sekolah di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan I, perencanaan
kegiatan dokter kecil di tiap sekolah belum ada, kurangnya pembina UKS, dan
dukungan orang tua siswa terhadap kegiatan dokter kecil kurang.
1.2 Saran
Sebagai pemecahan masalah yang terdapat diatas, dapat dilakukan penyelesaian
yang mampu dilaksanakan meliputi:
1

Bekerja sama dengan instansi pendidikan kedokteran dan keperawatan


guna menggalang tenaga bantuan untuk membantu pemantauan dan
pelaksanaan dokter kecil

Membuat pembagian tugas antara petugas-petugas puskesmas.

53

Mengadakan rapat evaluasi pelaksanaan program UKS, khususnya


dokter kecil antara petugas puskesmas dengan kepala sekolah dan
guru, serta mengadvokasi untuk diadakannya kegiatan doker kecil.

Membuat jadwal pelatihan dokter kecil dan menyesuaikan dengan


agenda kegiatan tiap sekolah.

Koordinasi dengan pihak sekolah untuk menyusun rencana dan jadwal


pertemuan orang tua untuk membahas kegiatan dokter kecil.

Dengan saran-saran tersebut diharapkan dapat menjadi masukan dalam


pengembangan

program UKS di wilayah Puskesmas Kelurahan Penjaringan I,

sehingga di masa yang akan datang program UKS inidapat menjadi lebih baik dan
optimal,

54

DAFTAR PUSTAKA
1

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Untuk Tenaga Kerja: Usaha


Kesehatan Sekolah di Tingkat Sekolah Dasar. Jakarta: Bakti Husada; 2007.

Badan Pusat Statistik. Survei Sosial dan Ekonomi Nasional. Jakarta. 2010
3

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Bakti Husada; 2013

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Rekap Data Tahun 2014/2015. Jakarta;


2014. Ditemukan di: http://dapo.dikdas.kemdikbud.go.id/arsip2013/w/010000

Hubungan Pelaksanaan Program UKS dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
[Fakultas Keperawatan]. Universitas Andalas; 2012.

Laporan tahunan PKL Penjaringan I tahun ajaran 2014/2015.


7

Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta. Pedoman Pencatatan dan Pelaporan Usaha
Kesehatan Sekolah. Jakarta 2004.

Laporan Tahunan Kantor Kelurahan Penjaringan. Jakarta 2014

55

LAMPIRAN 1
Hasil Wawancara dengan Ibu Demak Selaku Penanggung Jawab Program UKS
di Puskesmas Kelurahan Penjaringan I
Isi wawancara:
Kegiatan Program UKS yang dilakukan di wilayah Kelurahan Penjaringan I
sesuai dengan pedoman pelaksanaan UKS yang didasarkan pada Trias UKS, yaitu :
Pendidikan kesehatan, Pelayanan kesehatan, dan Pembinaan lingkungan kehidupan
sekolah sehat.
1. Program UKS
a) Pendidikan kesehatan
Kegiatan intrakurikuler yaitu pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran
yang sesuai ketentuan yang berlaku untuk tingkat pendidikan sekolah dasar
seperti penjaskes. Kegiatan ekstrakurikuler yaitu kegiatan di luar jam
pelajaran biasa (termasuk waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di
luar sekolah seperti kegiatan pramuka.
Kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan petugas puskesmas mengenai
perilaku hidup bersih dan sehat yang dilakukan minimal 1 kali per tahun
untuk setiap sekolah dasar.
b) Pelayanan kesehatan
Dilaksanakan dengan kegiatan yang komprehensif, meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Kegiatan yang dilakukan meliputi :

Penyuluhan kesehatan oleh petugas puskesmas hanya dilakukan di


beberapa sekolah.

Skrining kesehatan kepada murid kelas I SD untuk mengetahui


tingkat kesehatan dan status gizi peserta didik. Jika ditemukannya
suatu masalah pada seorang siswa maka keluarga akan dihimbau
untuk membawa anaknya ke Puskesmas Kelurahan Penjaringan I.

a. Imunisasi anak sekolah, yaitu imunisasi DT (kelas I SD) dan TT (kelas


II dan III SD) pada bulan Oktober, dan imunisasi campak (kelas I SD)
pada bulan Mei.
c) Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat

56

Membina lingkungan kehidupan sekolah sehat terdiri dari pembinaan


lingkungan fisik seperti kantin sehat, air bersih, dan tempat sampah.

2. Tenaga pelaksana UKS


Penanggung jawab program UKS adalah Ibu Demak Lumban S.Kep dan
dalam pelaksanaannya dibantu oleh dr. Susanti.
3. Dana program UKS
Dana program UKS didapatkan dari dana mandiri masing-masing sekolah,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), serta BLUD Puskesmas
Kecamatan Penjaringan.
4. Teknis pelaksanaan program UKS
Petugas puskesmas tidak secara penuh berpartisipasi dalam kegiatan UKS
sekolah. Pelaksanaan UKS diserahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah, petugas
puskesmas hanya bertugas sebagai fasilitator dalam kegiatan UKS sekolah.
5. Masalah dalam program UKS
a) Di Puskesmas Kelurahan Penjaringan I, tenaga dalam program UKS hanya 1
orang yang merangkap sebagai penanggung jawab program gizi, dan
sewaktu-waktu membantu di Balai Pengobatan Umum (BPU) sehingga
waktu untuk melaksanakan kegiatan program UKS terbatas.
b) Cakupan pemberian imunisasi sudah cukup tinggi, namun beberapa orang tua
masih menolak mendapatkan imunisasi di sekolah dan lebih memilih untuk
membawa anaknya ke dokter atau klinik, atau terdapat kontraindikasi saat
akan diimunisasi.
c) Tidak adanya program dokter kecil di SD/MI wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Penjaringan I. Hal ini dikarenakan belum adanya koordinasi
antara pihak penanggungjawab UKS dari puskesmas dengan pihak sekolah.

57

LAMPIRAN 2
Hasil Wawancara Guru Sekolah SDN Penjaringan 03 Pagi
Hasil wawancara yang didapat dari guru sekolah adalah :

Sumber dana pelaksanaan UKS


-

Sumber dana pelaksanaan UKS didapatkan dari dana mandiri


sekolah, dan sisa dana kegiatan Puskesmas. Dana UKS
digunakan untuk membeli obat-obat dan alat-alat yang
digunakan untuk keperluan UKS.

Pelaksanaan kunjungan petugas puskesmas ke sekolah


-

Petugas puskesmas melakukan kunjungan ke sekolah dasar


untuk

melakukan

melakukan

imunisasi,

screening

dan

penyuluhan.

Pembinaan guru UKS


-

Guru UKS yang terlatih masih sangat sedikit, dari pihak


Kecamatan belum ada lagi undangan pelatihan guru UKS.

Program dokter kecil


-

Program dokter kecil sempat ada pada tahun-tahun sebelumnya.


Namun untuk sekarang program dokter kecil belum berjalan
lagi karena tidak adanya pelatihan sejak kira-kira 2 tahun yang
lalu, dan mereka yang sudah pernah dilatih banyak yang telah
lulus dari SD 03 Petang. Sasaran dari program ini adalah siswa
yang lebih tua (kelas IV VI SD) agar diharapkan dapat
menjadi sumber dan teladan. Untuk menjaga kesehatan
lingkungan sekolah, masih diadakan bimbingan dan pelatihan
mandiri untuk setiap anak dari pembina UKS mengenai
menjaga kebersihan di lapangan, mencuci tangan sebelum
makan dan sebelum masuk kelas, cara gosok gigi yang benar,
dan komposting. Dari sisi orangtua, mereka cenderung tidak
begitu peduli mengenai program ini, sehingga terkesan tidak
terlalu mendukung. Ini mungkin dikarenakan masih kurangnya
informasi mengenai manfaat dan keuntungan dari program
dokter kecil.

58

LAMPIRAN 3
Data Cakupan BIAS DT dan TT pada bulan Oktober/November 2014 di
SD/MI wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan I Tahun Ajaran
2014/2015
No.

Nama Sekolah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

SDN Pnj 01 Pagi


SDN Pnj 02 Petang
SDN Pnj 03 Pagi
SDN Pnj 04 Pagi
SDN Pnj 05 Petang
SDN Pnj 012 Petang
SDS Pluit Raya
SDS Dian Harapan
MI Al-Falah
MI Darul Ghufron
MI Nurul Islam
MI Nurul Huda
MI Nurul Iklas
Jumlah Total

Jumlah Murid
Kls 1 Kls 2 Kls 3
64
71
67
64
65
76
64
60
71
64
62
82
64
65
75
63
58
61
44
41
44
31
25
32
154
137
111
116
84
63
111
95
88
27
21
7
41
57
35
906
841
812

Jumlah Murid yang Diimunisasi


DT Kls 1 TT Kls 2 TT Kls 3
60
67
62
59
61
72
60
58
68
58
60
78
60
62
72
58
55
59
39
37
38
28
22
30
149
134
109
112
81
59
109
90
86
25
19
7
39
56
33
856
802
773

59

LAMPIRAN 4
Data Cakupan BIAS campak pada bulan Mei 2015 di Sekolah Dasar di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan I Tahun Ajaran 2013/2014
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Nama Sekolah

Jumlah Murid

Jumlah Murid yang

SDN Penjaringan 01 Pagi


SDN Penjaringan 02 Petang
SDN Penjaringan 03 Pagi
SDN Penjaringan 04 Pagi
SDN Penjaringan 05 Petang
SDN Penjaringan 12 Petang
SDS Pluit Raya
SDS Dian Harapan
MI AL Falah
MI Darul Gufon
MI Nurul Islam
MI Nurul Huda
MI Nurul Iklas
Jumlah

Kelas I
64
64
64
64
64
62
44
31
154
116
111
27
41
906

Diimunisasi
60
59
61
60
58
56
40
29
149
109
105
23
39
848

60

LAMPIRAN 5

Tabel Jumlah Siswa Kelas 1 SD/MI yang Diskrining dan Waktu Pelaksanaan

No

SD/MI

Kelas 1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

SDN Penjaringan 01 Pagi


SDN Penjaringan 02 Petang
SDN Penjaringan 03 Pagi
SDN Penjaringan 04Pagi
SDN Penjaringan 05 Petang
SDN Penjaringan 12 Petang
SDS Pluit Raya
SDS Dian Harapan
MI Al Falah
MI Darul G
MI Nurul Islam
MI Nurul Huda
MI Nurul Iklas
Jumlah

64
64
64
64
64
62
44
31
154
116
111
27
41
906

Jumlah murid
yang di
screening
50
43
61
53
49

September 2014
September 2014
September 2014
September 2014
September 2014

54
37

September 2014
September 2014

31
145
97
111
18
33
782

September 2014
September 2014
September 2014
September 2014
September 2014
September 2014
September 2014

Waktu
Pelaksanaan

61

LAMPIRAN 6
Data Hasil Skrining Kesehatan Peserta Didik SD di wilayah puskesmas
Kelurahan Penjaringan I Tahun Ajaran 2014/2015

No

Kegiatan

SD

MI

Total

13

Pelaksanaan Penjaringan Kesehatan


1.

Jumlah sekolah yang melakukan penjaringan

2.

Jumlah murid kelas 1 yang dilakukan penjaringan

457 449

906

3.

Jumlah murid kelas 1 dengan status gizi normal

289 250

539

6.

Jumlah murid kelas 1 dengan status gizi gemuk

28

24

52

7.

Jumlah murid kelas 1 dengan status gizi kurus

121 147

286

8.

Jumlah murid kelas 1 dengan kelainan refraksi

9.

Jumlah murid kelas 1 dengan serumen

82

112

194

10.

Jumlah murid kelas 1 dengan Otitis Media (OM)

11.

Jumlah murid kelas 1 dengan Karies gigi

233 248

481

62

LAMPIRAN 7
Penilaian Faktor Resiko Lingkungan Sehat di Sekolah SDN Penjaringan 03 Pagi

Nama Sekolah
:
Alamat
:
No Telepon :
Status lingkungan sehat : SANGAT
BAIK/BAIK/CUKUP/BURUK/SANGAT BURUK

63

64

65

66

17

17/23 X 100% =73,9%

67

LAMPIRAN 8
Foto saat kunjungan ke sekolah SDN 03, 04, 05, 12, Jl. Pluit Raya Selatan no.
105.

68

69

Anda mungkin juga menyukai