Anda di halaman 1dari 56

EPILEPSI

ASPEK NEUROPSIKIATRIK
W.M. ROAN, Dr(UnAir),
DPM(Lond.), SpKJ(K)
Jakarta, 17 Juni 2006

DEFINISI EPILEPSI
(Yunani: Jatuh Di Tanah)
Gangguan fungsional menahun ditandai

oleh serangan hilangnya kesadaran diikuti


oleh kejang tonik dan klonik karena
gannguan faal listrik otak yang paroximal
dan sejenak, berhenti spontan serta
cenderung berulang (Russel Brain, 1951)

ANGKA PREVALENSI (WHO)

Negara maju: 3-5/1000 penduduk


Negara berkembang: 15-20/1000
Penduduk daerah tertentu: 50/1000

Indonesia: 3.300.000 4.400.000 pasien


epilepsi, ringan hingga berat(Penduduk 210 juta)

80% dari angka ini bisa hidup normal

INTELIGENSI & PEKERJAAN


Inteligensi berkisar dari: tinggi rendah
Pendidikan: Universitas tak dapat

sekolah, butuh sekolah khusus


Pekerjaan: dapat bekerja biasa, tugas
yang sulit ada yg tak dpt bekerja sama
sekali

Saulus bertobat
(9: 1-19A)
Saulus

terus-menerus berusaha
mengancam dan membunuh orang2 yg
percaya pd Tuhan Yesus. Pd suatu hari ia
menghadap Imam Agung, dan minta surat
kuasa untuk pergi ke kota Damsyik. Ia
akan menunjukkan surat itu kepada para
penguasa Yahudi di kota itu supaya
diizinkan mencari dan menangkap orang2
yang percaya pd Yesus. Lalu ia akan
membawa mereka ke Yerusalem.

Maka berangkatlah Saulus bersama serombonan orang,


dan pergi ke Damsyik. Ketika sudah dekat kota itu, tiba2
ada sinar memancar dari langit dan bersinar di sekeliling
Saulus sehingga ia jatuh ke tanah. Ia bergemetar
sekujur badan. Lalu ia mendengar suara yg berkata:
Saulus, Saulus! Mengapa kau menganiaya aku?
Siapakah engkau Tuan? Tanya Saulus.
Suara itu menjawab: Akulah Yesus yg kau aniaya. Tetapi
sekarang bangunlah dan masuklah ke kota! Di situ aku
akan memberitahukan kepadamu apa yg harus kau
lakukan.
Ia menjadi buta selama 4 hari, setelah ia bisa melihat
kembali, ia menjadi orang yg membela orang Kristen.

Pengelompokan etiologi epilepsi


Epilepsi idiopatik

Gangguan fungsi batang otak di formatio


retikularis yg mempengaruhi aktivitas
kortex, disebut juga Epilepsi sentral atau
Epilepsi sentrensefalik atau Epilepsi
kriptogenik
Epilepsi simtomatik
Akibat gangguan otak organik, tumor otak etc

Tipe dari kejang (1)


Klasifikasi Internasional

Kejang Menyeluruh (General seizures, grand mal)

Cetusan listrik otak yg abnormal menimbulkan kejang


menyeluruh berasal dari bag sentral otak dan menyebar
simultan ke seluruh permukaan otak. Sang penderita
biasanya tidak menyadari bahwa suatu kejang sedang
terjadi. Cetusan listrik menyeluruh di otak ini selalu diikuti
oleh pingsan
Terdpt kejang tonik dan klonik, lidah tergigit, ngompol,
Pertolongan: diamkan sementara, sampai kejang selesai,
cegah jangan sampai kepala terbentur tembok atau batu,
kendurkan pakaian yg ketat. Bila kejang reda, tubuh ps
dibalikkan, lengan bawah letakkan di belakang punggung,
tangan yg di atas letakkan di bawah dagu, agar lendir tak
masuk paru.

Tipe dari kejang (2)


Klasifikasi Internasional

Absences (petit mal, minor seizures)

Terjadi pada epilepsi kanak, beberapa orang dewasa


Serangan timbul tanpa tanda, hilang kesadaran
jangka pendek. Saat itu anak menjadi black-out tapi
tonus otot tetap biasa hingga tak terjatuh.
Kadang tonus otot hanya melemah di tangan, hingga
barang yg dipegang bisa jatuh.
Saat serangan, tampak mata berkedip, bola mata
putar ke atas, wajah tertarik dan ada renjatan
(twitching). Sejenak anak mendadak sadar kembali.
Ia dpt melanjutkan pekerjaan sebelumnya. Bisa
terjadi 20-30 x sehari. Sulit sekolah krn persepsi tak
bersambung.

Tipe dari kejang (3)


Klasifikasi Internasional
Kejang parsial

(Partial seizures)

Akibat cetusan listrik dari area otak yang


kecil. Gejala bergantung daerah asalnya. Bisa
tetap lokal (fokal), atau menyebar.
Jadi ada 2 macam:
Kejang parsial simplex
Kejang parsial komplex

Tipe dari kejang (4)


Klasifikasi Internasional

Kejang parsial simplex

Kejang akibat cetusan listrik abnormal setempat, tidak


berakibat jatuh pingsan. Bisa juga dari simplex jadi
komplex dan kesadaran hilang. Jadi yg simplex
seolah merupakan aura.
Aura: saat kejang simplex terjadi, pasien merasa
suatu aura: semacam pertanda serangan akan tiba.
Bentuk macam2: spt suatu desakan dari daerah perut
naik ke atas, bisa juga pertanda di panca indera: sinar
kilat, suara yg berbentuk atau tak berbentuk, bau yg
khas tak ada di dunia ini, rasa lidah, dengar lagu dari
Surga, lain2.

Tipe dari kejang (5)


Kejang parsial

Gejala: Bila cetusan timbul di area kortex serebri


yg mengatur gerak otot atau sensasi raba atau
nyeri. Bergantung juga pd bagian otak yg
mengatur otot wajah, lengan atau tungkai, atau
mengatur suatu rangkaian gerak disebut gejala
motorik.
Bila yg terkena bagian rasa raba dan nyeri
terjadilah rasa baal atau kesemutan di daerah yg
terkena.
Cetusan listrik bisa terjadi di daerah lobus
temporal, menimbulkan gejala macam2.

Tipe dari kejang (6)


Kejang parsial

Fenomena sensorik:

Persepsi jalannya waktu, cepat atau lambat


Persepsi sinar, suara atau ruang, yg biasa menjadi
aneh (grotesque forms)
Persepsi ukuran: mengecil atau membesar (mikropsia,
makropsia)
Benda atau lingkungan aneh, dj vu phenomena (dj
vu, -vcu, -entendu; jamais vu, -vcu, -entendu)
Gambar mimpi yg spt sungguh (life-like dream pictures)
Rasa kosong di dalam (inner void)
Rasa cemas dan ceria yang luar biasa tanpa sebab
Orang takut menjadi gila

Tipe dari kejang (7)


Kejang parsial komplex

Kejang akibat cetusan listrik abnormal dan lokal yg


menyebar jadi jatuh pingsan. 2 tipe, kejang parsial
simplex yg menjadi k.p. komplex, atau sejak awal sdh
jatuh pingsan, di sini cetusan abnormal sering terletak di
lobus temporalis otak, disebut epilepsi lobus temporalis
Automatismus: gerak yg timbul dg sendirinya, bisa
membuka pakaian, membuang benda di sekitar, hisap
bibir spt hisap permen, mengunyah, menyeringai, gerak
lain tanpa tujuan (gerak stereotipik), ps tak sadar.
Bila serangan agak panjang bisa terjadi fugue epileptik,
orang yg stir mobil, tahu2 tiba di tempat yg bukan
tujuannya, ia tak ingat semua itu.

Tipe dari kejang (8)


Status epileptikus

Gangguan kejang yg susul-menyusul tanpa


sadar di antaranya. Bisa terjadi pada epilepsi
grand mal, petit mal, lain2.
Penyulit: perlu segera MRS dan diobati.
Mencegah kematian banyak sel otak, kurang
oxigen, edema serebri, peredaran darah lb
kurang lagi, bisa ganggu fungsi ginjal
Sebab: pengobatan yg tak konsisten thd epilepsi
yg sdh ada, pergantian obat terlalu cepat, lupa
obat.

EPILEPSI SIMTOMATIK
Epilepsi yg jelas diketahui sebab external

Krn trauma kelahiran / kepala pasca lahir


Infeksi selaput otak / otak
Gangguan peredaran darah otak, stroke
Gangguan metabolik DM, Uremia,
hipoglikemia, penyakit hati
Krn salahguna obat: alkohol, luminal,
Peny degenerasi: demensia, peny. Neurologik
Tumor otak

ASPEK PSIKIATRIK PADA


EPILEPSI (1)
Fenomena pra-iktal (sebelum

serangan)

Aura
Spt mimpi (dreamy state, life-like dream
pictures)
Dj vu fenomena (dj vu, -vcu, -entendu;
jamais vu, -vcu, -entendu)
Senja epileptik (epileptic twilight state)
Gangguan afektif (mudah marah, sedih,
gembira, tanpa sebab, rasa tinggi agung dsb)

ASPEK PSIKIATRIK PADA


EPILEPSI (2)
Fenomena iktal (saat serangan)

Automatismus
Fugue & furor epileptik
Halusinasi & ilusi
Depersonalisasi, derealisasi
Autoskopia, makro-, mikroskopia (liliputian
vision)
Mendengar lagu dari surga

ASPEK PSIKIATRIK PADA


EPILEPSI (3)
Fenomena pasca iktal

Perangai berubah
Berlebih rasa percaya diri, kebatinan, agama
Alih kepercayaan, agama, keyakinan (Saulus
menjadi Paulus

Gangguan jangka pendek dan


jangka panjang
Delirium
Automatismus
Ekivalen epileptik (Epileptic equivalence)
Kepribadian epileptik (3-5 tahun): kaku,

lamban, mudah tersinggung, keji,


perseveratif, sirkumstansial
Psikosis skizofreniform paranoid kronik (1520 tahun)
Demensia epileptik (> 15 th)

Diagnosis Banding dan Penyebab


Konvulsi Lain yg bukan Epilepsi

Kejang tunggal (single, stress convulsion)

Hanya 1 x terjadi dlm hidup krn stress fisik atau


psikik, kurang tidur, ambang kejang rendah

Hipoglikemia, akibat diet ketat, inj. Insulin,


Pingsan, sinkope: hipotensi ortostatik, cemas
dan takut lihat darah atau pembedahan,
kecelakaan hebat di jalan,
Penyakit jantung, ritme jantung mengendur
Migraine, rasa baal di satu sisi wajah
Narkolepsi, kantuk tak tertahankan di sbr tempat
Kejang psikogen, histerik, saat banyak orang.

Upaya Terapi
Organo-biologik & farmakologik (1)

Oxazolidine: Troxidon (Tridione) dosis 3 x 0,3G,


max. 2,1G sehari
Pirimidine: Primidone (Mysoline) dosis 1-3 x
0,25G max. 1.5G sehari
Karbamazepine: Tegretol 1-3 x 0,1-0,2G sehari,
dinaikkan lambat laun hingga 0,8-1,2G sehari
Sulthiame (Ospolot) dosis: 2-3 x 0.025-0.2G
sehari
Na-Valproate (Epilim, Leptilan, Depakote) 1-3 x
0,1-0,25G sehari

Upaya Terapi
Organo-biologik & farmakologik (2)

Gabapentin (Neurontin, gabexal) dosis 0.9 1.8


G. Hr 1: 1x 300mg, hr 2: 2x300mg, Hr 3:
3x300mg, max 2.4G
Lamotrigine (Lamictal), dosis 1x50 2x100MG,
max 200-400MG/hr
Clonazepam (Rivotril) dosis 1-3 x 2-4mg
Topiramat (Topamax) 1x-3x25-100MG, max
500MG/hr
Oxcarbazepine (Trileptal) 1-3x300-600MG
Levetiracetam (Keppra): dosis: 2x250-500MG

Bila terjadi
gangguan psikotik dan afektif (1)

Antipsikotika

Fenotiazine (Largactil, Promactil, CPZ) oral atau Inj.


Dosis 1-3 x 0,025 0.300G
Butirofenon: Haloperidol (HAldol, Serenace) dosis 3x
0,5-5 MG
Utk antipsikoyika perlu hati2 krn ia memudahkan
kejang
Benzodiazepine: Klordiazepoxide (Librium,
Cetabrium, Tensinyl, Risolid) dosis 3x 5-25MG.
Diazepam (Valium, Stesolid) dosis 3x 2-5MG.
Klonazepam (Rivotril) dosis: 2-3x1-2MG

Bila terjadi
gangguan psikotik dan afektif (2)
Neuroleptika atipik bisa digunakan utk

gangguan psikotik akibat serangan


epilepsi

Risperdal 1-3x 1-3MG


Clozaril 1-3x 25-100MG
Seroquel 1-3x 25-200MG
Zyprexa 1-3x 2,5-10MG
Abilify 1-2x 10-15MG

Terapi fisik

Terapi Kejang Listrik


Fisioterapi
Bedah saraf (extirpasi sklerosis mesial)

Terapi psikologik-edukatif

Pasien epilepsi perlu ditangani oleh berbagai


fihak: Ahli pendidik,
Dokter dari berbagai keahlian: saraf, jiwa,
peny dalam, genetika, forensik, pendidik,
pekerja sosial, peterapi okupasional

Terapi sosio-budaya agama


Hidup biasa dan teratur
Hindarkan hipoglikemia
Tidak minum

minuman keras
Punya dokter yg tetap

Masa bayi & prasekolah


Nasihati ortu jangan merasa salah / dosa
Lepas anak utk ikut semua permainan spt

anak lain, tentu dg risiko yg


diperhitungkan. Perhatikan api, air dan
benda tajam
Bila terjadi retardasi mental kirim ke
sekolah LB

Pendidikan SLA & Fakultas


Bila ada gangguan tingkahlaku
Kejang terlalu sering
Automatismus pasca epileptik
Inkonmtinensia urine & alvi
Mahasiswa:

Hindari bahan dan tempat berbahaya (Kimia,


listrik, radioaktif, mesin, kolam renang)

Pekerjaan
Sesuai minat dan bakatnya
Aktif dlm karier
Kerja bidang administrasi saja
Di bawah pengawasan Dep. Tenaga Kerja

di industri
Koloni untuk bercocok tanam

Olahraga
Olahraga ringan teratur bisa mengurangi

kejang tapi perlu extra hati2 olah raga:

naik gunung,
berenang, menyelam,
terjun payung,
tinju,
senam palang

Perkawinan wanita epileptik


Dianjurkan pasangan normal tanpa epilepsi
Frekuensi kejang bisa meningkat menjelang atau saat

mens & ovulasi


Boleh kawin asal beritahu pasangan secara taktis
Boleh hamil asal obat yg diberikan terus dimakan dg
dosis minimal efektif, perhatikan janin dg obat
psikotropik ini

Hidup beragama
Sehat
Tak

berlebihan atau sesat

Kesimpulan & Penutup


80% pasien epileptik dpt hidup biasa,

hanya sebagain kecil menunjukkan gg jiwa


Gg jiwa mirip dg berbagai sindrom kejiwaan
fungsional yang ringan hingga berat
Mutu hidup dpt ditingkatkan dg memberi
pelayanan dari berbagai segi: kedokteran,
pendidikan, pekerjaan, pelayanan sosial
budaya dan agama

Anda mungkin juga menyukai