Anda di halaman 1dari 15

ANAMNESIS PADA GANGGUAN SISTEM NEUROLOGI

KELUHAN : Sakit kepala (sefalgia), Pusing (vertigo) , Pingsan , Lumpuh


(paralisis)/kelemahan (paresis), Kejang , Tremor.

SAKIT KEPALA :
~Tension headache(30mnt-1 mgg), Cluster Headache (15 mnt – 3 jam ) dan (sore hari dan sgt
cepat), Migrain (4-3 hari) dan (sekali/2x sebulan), Thunderclap Headache (Mendadak dan sgt
berat detik pertama), Hipertensi, posttrauma, perdarahan subarachnoid, meningitis dll.
PUSING :
~Dibagi 4 sub tipe yaitu vertigo, presinkop atau sinkop, gangguan keseimbangan
(disekuilibrium), dan kepala terasa ringan (lightheadedness).

~Vertigo (Berputar), presinkop (seseorang akan pingsan atau kehilangan kesadaran, tetapi tidak
sampai pingsan) dan sinkop (kehilangan keadaran), Disekuilibrium (gangguan berjalan akibat
masalah keseimbangan), (lightheadedness) adalah pusing yang bukan vertigo, sinkop, atau
disekuilibrium, biasanya disebut pusing yang tidak bisa didiferensiasi.

~Penyebab pusing terbanyak (seperti benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) (beberapa
detik), neuronitis vestibular atau labirintitis (> 1 hari) , dan Meniere’s disease (berjam2) ),
kemudian diikuti dengan gangguan nonpsikiatrik nonvestibular (disekuilibrium, presinkop akibat
kekurangan cairan, aritmia, dan etiologi kardiovaskular lainnya), gangguan psikiatri (penyakit
psikiatri, hiperventilasi), gangguan vestibular sentral, dan sisanya tidak diketahui.

PINGSAN :
Dibagi 2 : Disekuilibrium (gg keseimbangan) dan presinkop/sinkop

Penyebab sinkop dari yang tersering sampai yang paling jarang adalah: sinkop vasovagal (berdiri
lama dan lingkungan panas), sinkop vasodepressor (vasovagal) (Orang muda dengan stress
emosional) , sinkop sinus karotis (Pingsan sesudah gerakan leher yang mendadak atau tekanan
pada leher, biasanya pada pasien lanjut usia), hipotensi ortostatik, sinkop kardiak (aritmia atau
penyakit organik jantung), penyakit neurologis (TIA vertebrobasilar, migren basilaris), masalah
psikiatri dll.

Lumpuh (Paralisis/plegi) /Kelemahan (Paresis) :


Myopati: misalnya rhabdomyolisis, paralisis periodik myopati.

• Radikulopati: gangguan fungsi radix syaraf spinal (gangguan lower motor neuron/LMN),
misalnya radikulopati L5 karena herniasi diskus.
• Neuropati perifer: gangguan fungsi syaraf perifer (gangguan LMN), yang bisa dibagi lagi
menjadi:

➢ Mononeuropati: hanya melibatkan 1 syaraf, misalnya wrist drop

➢ Polineuropati: ganguuan beberapa syaraf perifer, biasanya menyebabkan gejala distal simetris,
misalnya polineuropati diabetik.

• Gangguan sistem syaraf pusat: gangguan fungsi otak atau medulla spinalis (myelopati),
misalnya stroke, multiple sclerosis.

• Penyakit motor neuron: penyakit yang mengenai UMN dan LMN, misalnya amyotrophic lateral
sclerosis (ALS)

• Gangguan neuromuscular junction: kondisi akibat gangguan fungsi neuromuscular end plate,
misalnya botulism (akut), myastenia gravis (kronis) (keluhan datang dan pergi).

SIFAT MUNCUL : Keluhan yang datang dan pergi (episodik) terjadi pada myastenia gravis, dan
multiple sclerosis, Keluhan yang semakin lama semakin berat (kelemahan otot progresif), terjadi
pada ALS, polimyosisis/dermatomyositis, polineuropati kronis, Kelemahan otot yang muncul
mendadak dan terus konstan, biasanya terjadi pada stroke, dan neuropati atau radikulopati
kompresif, Apabila kelemahan otot sembuh spontan sesudah beberapa minggu, terjadi pada
neuropati kompresif, multiple sclerosis, dan mononeuritis.

Kejang (Konvulsi) :
Sifat keluhan:

➢ apakah pasien merasakan adanya rasa deja vu atau jamais vu sebelum episode kejang?
➢ apakah pasien melakukan gerakan jerking atau tidak responsif atau mendadak jatuh pingsan
tanpa sebab?

➢ apakah selama kejang pasien menggeleng-gelengkan kepala ke kiri dan ke kanan?

➢ apakah pasien nampak biru saat kejang?


➢ apakah pasien bangun dari kejang dengan luka pada lidah?

➢ apakah pasien tidak ingat apa yang terjadi atau merasa bingung sesudah bangun dari kejang?
➢ apakah pasien merasakan nyeri otot sesudah kejang?
NOTE :
Apabila pasien didiagnosis epilepsi, dilanjutkan pertanyaan terkait tipe kejang dan kondisi
postiktalnya untuk mengetahui tipe epilepsinya:

➢ Pada epilepsi parsial sederhana, pada kondisi iktal dan postiktal (sesudah kejang), pasien
kesadarannya baik. Pada epilepsi parsial sederhana dengan gejala motorik tipe Jacksonian,
pasien melakukan gerakan tonik, kemudian klonik, yang dimulai unilateral di tangan, kaki,
wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh lain di sisi yang sama. Pada epilepsi parsial sederhana
dengan gejala sensorik, pasien merasakan kebas/kesemutan, ada halusinasi
visual/auditorik/olfaktorius.

➢ Pada epilepsi parsial kompleks, kesadaran terganggu pada kondisi iktal, pasien nampak
konfusio, terjadi otomatism seperti mengunyah, mengecap-ngecapkan bibir, berjalan, membuka
kancing baju. Pada postiktal biasanya pasien amnesia, konfusio temporer dan sakit kepala.

➢ Pada epilepsi generalisata tipe tonik-klonik (grand mal), pasien mendadak tidak sadar, badan
rigid dalam posisi ekstensi, nafas berhenti dan pasien sianotik, kemudian dilanjutkan dengan
klonik, pernafasan berlanjut lagi, kadang dengan hipersalivasi, ngompol, dan trauma. Pada
postiktal, pasien amnesia, konfusio, mengantuk, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, dan kadang
ada persistensi defisit neurologis bilateral.

➢ Pada petit mal/absence, pasien tidak sadar sebentar, kadang mengejap-ngejapkan mata,
menatap lama, gerakan bibir atau tangan, tapi pasien tidak jatuh. Pasien kembali normal pada
postiktal, kecuali pada petit mal yang atipikal.

➢ Pada epilepsi atonik, pasien mendadak tidak sadar dan jatuh, dan pada kondisi postiktal, bisa
kembali normal atau konfusio sebentar.

➢ Pada myoklonus, pasien mendadak melakukan gerakan jerking ekstremitas atau badan yang
pendek-pendek dan cepat.

TREMOR
Tremor dapat dibagi menjadi 3 tipe, yaitu resting, action, dan postural
~RESTING TREMOR (biasanya khas tanda tremor pada penyakit Parkinson, multiple sclerosis,
psikogenik, atau penyakit infeksi.)
~ACTION TREMOR/TREMOR KINETIK (sering sebagai akibat tremor esensial, penyakit
serebellum, intoksikasi, multiple sclerosis, lesi struktural, hipertiroidism, gangguan metabolik,
neuropati, patologi pada serebellum, atau toksin.)
POSTURAL TREMOR (osilasi yang terjadi akibat mempertahankan postur tetap melawan
gravitasi atau selama postur diam tertentu (menggenggam tinju, memegang kamera, berdiri).
Contoh : neuropati, intoksikasi, hipertiroidism, ansietas, tremor esensial, gangguan metabolik,
atau lesi struktural.
ASPEK ANAMNESIS
~Menanyakan identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan
~Menanyakan keluhan utama :
1. Onset: kapan pertama kali muncul keluhan.
2. Frekuensi: berapa sering keluhan muncul.
3. Sifat munculnya keluhan: apakah keluhan muncul secara akut (mendadak), kronis (sudah
lama), atau intermitten (hilang timbul).
4. Durasi: sudah berapa lama menderita keluhan.
5. Sifat sakit/keluhan utama: sakitnya seperti apa, merupakan penjelasan sifat dari keluhan
utama, yang biasanya spesifik untuk setiap keluhan utama di atas. Selain itu, perlu
ditanyakan juga, apa hal yang meperberat keluhan. (tanyakan derajat nyeri 1-10)
6. Lokasi: di mana letak pasti keluhan, apakah tetap, atau berpindah-pindah/menjalar.
7. Hubungan dengan fungsi fisiologis lain: apakah ada gangguan sistem fisiologis yang
diakibatkan oleh keluhan saat ini, misalnya gangguan tidur, kehilangan nafsu makan, dan
sebagainya.
8. Akibat yang timbul terhadap aktivitas sehari-hari: seperti tidak dapat bekerja, hanya bisa
tiduran, dan sebagainya.
9. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan: pemberian obat/tindakan tertentu,
pengambilan posisi tertentu, dan sebagainya. Apabila diberikan obat, ditanyakan pula
berapa dosis yang diberikan dan sudah berapa lama.
~Menggali riwayat penyakit dahulu :
1. Ada tidaknya penyakit seperti ini sebelumnya.
2. Penyakit lain yang pernah diderita.
~Menggali riwayat penyakit keluarga :
1. Ada tidaknya penyakit serupa.
~Menanyakan keluhan penyerta (berdasarkan sistem).
~Membuat resume Anamnesis.
Nyeri kepala
Kek biasa
Salam, nama, umur, alamat, status dll
Tanyakan keluhan utama ( utk neuro biasanya pusing atau sakit kepala )
Pastikan si pasien nyeri atau pusing karna beda gejala beda obatnya
Onset
Frekuensi : 1. Cluster headache biasa muncul pada jam 2-3 pagi
2. Tension headche biasa muncul sore hari
3. Pagi hari biasanya tumor otak, obstructive sleep apnea
Sifat muncul :
1. Nyeri kepala kronis dan progresif memgarah ke tumor,abses, atau masa
2. Nyeri kepala yg sangat parah di rasa dari detik pertama mengarah ke pendarahan
subarachnoid.
3. Nyeri yang berkembang cepat dalam 5-10 menit biasanya merupakan cluster headache.
4. Nyeri yang terus memburuk dalam sejam pertama, biasanya diakibatkan tension headache dan
migren.
Durasi
Sifat sakit
Tanya derajat sakitnya sakit banget parah kek mau pecah apa engga
Tanya sakit nya seperti apa tegang, seperti di tusuk tusuk, seperti di ikat
Pada saat apa merasa sakit kepalanya
Kalo mengarah ke migren tanyakan apakah ada aura

Lokasi
Sakit kepala tension headache umumnya muncul di temporal, sedangkan cluster
headache terasa di retroorbital.
Sakit kepala yang muncul di satu sisi saja, tetapi bisa berpindah-pindah sisi yang sakit,
biasanya diakibatkan migren.

Sakit kepala di kedua sisi biasanya akibat tension headache.


Sakit kepala di sekitar mata biasanya diakibatkan oleh cluster headache, neuralgia
trigeminal, glaukoma akut sudut tertutup, atau sinusitis.
Hubungan dengan fungsi fisiologis dan aktivitas

Upaya
Rpk
Rpd
TTH
R/ paracetamol tab 500 mg No. XX
S. Prn tdd tab 1 pc
_______________________________

MIGRAIN
R/ Ergotamin Tartrat tab.1 mg No. X
S.prn tab II (durdol)
___________________________________
R/ domperidon tab 10 mg No. V
S.prn tdd tab 1 (vomit)
______________________________

Pusing
Sama kek di atas bedanya tanyakan ini

Ketika mengeluh pusing, apakah kepala terasa ringan atau dunia terasa berputar di sekitar anda?
Apakah pusingnya terasa di kepala atau kepala tidak pusing namun bila berdiri atau berjalan merasa
tidak stabil ? Apakah anda mengalami masalah dengan keseimbangan?
Apakah anda pernah pingsan?
Apakah anda merasa akan pingsan, tetapi tidak pingsan?
Sisanya ofsidusilahau, rpk, rpd

Vertigo adalah sensasi atau ilusi bahwa pasien atau lingkungannya berputar.
Disekuilibrium adalah gangguan berjalan akibat masalah keseimbangan.
Presinkop atau perasaan bahwa seseorang akan pingsan atau kehilangan kesadaran,
tetapi tidak sampai pingsan.

Vertigo
R/ betahistin tab 6 mg No. XV
S tdd tab II
_________________________
DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN GCS, REFLEKS PATOLOGI,
RANGSANG MENGINGEAL DAN FUNGSI CEREBELLUM

Menanyakan  Identitas  :   nama,   umur,   alamat,   pekerjaan   dan  meminta   izin  kepada
pasien/keluarganya

A. Pemeriksaan Kesadaran

1. Menentukan nilai terhadap pemeriksaan mata
4 : membuka spontan
3 : membuka ketika dipanggil
2 : membuka ketika dicubit
1 : tidak membuka mata

2. Menentukan nilai terhadap pemeriksaan verbal
5 : sadar akan diri sendiri dan sekeliling
4 : percakapan kacau
3 : berteriak­teriak
2 : menggeram/merintih
1 : tidak bersuara

3. Menentukan nilai terhadap pemeriksaan motorik
6 : gerakan sesuai perintah
5 : gerakan hanya pada yang dirangsang
4 : gerakan menghindar (withdrawl)
3 : gerakan fleksi abnormal (decorticated rigidity)
2 : gerakan ekstensi (decrebrated rigidity)
1 : tidak bergerak

4. Menentukan nilai GCS
13­15 : cedera ringan
9­12 : cedera sedang
≤ 8 : cedera berat
B. Pemeriksaan Refleks Patologi

1. Melakukan pemeriksaan Hoffmann­Tromner
a. Mengekstensi jari tengah tangan pasien dan memetik kukunya dengan ibu jari (Hoffmann)
b. Memetik ujung jari telunjuk bagian dalam pasien (Tromner)
Laporan : Reflex Hoffmann­Tromner + (fleksi pada jari lain) / ­

Pasien diminta berbaring

2. Melakukan pemeriksaan Babinski
Menggoreskan ujung palu reflex pada telapak kaki pasien

Laporan : Reflex Babinski + (dorsofleksi ibu jari kaki dan pemekaran jari) / ­

C. Pemeriksaan Rangsang Meningeal

1. Melakukan pemeriksaan Brudzinski
Memfleksikan kepala pasien ke arah dada dengan memegang oksiputnya
Laporan :  Refleks Brudzinski + (tahanan, nyeri leher, fleksi sendi pinggul dan lutut) / ­

2. Melakukan pemeriksaan Tanda Kernig
a. Memfleksikan sendi panggul lalu sendi lutut sehingga paha pasien tegak lurus tubuhnya

a. Mengekstensi sendi lurus agar kaki pasien lurus 

Laporan : Tanda Kernig + (fleksi tungkai kontralateral) / ­

3. Melakukan pemeriksaan Brudzinski II
Mengangkat tungkai dalam keadaan lurus tanpa fleksi
Laporan : Refleks Brudzinski II + (fleksi tungkai kontralateral) / ­
D. Pemeriksaan Nyeri Punggung Bawah

1. Melakukan pemeriksaan Tanda Laseque (lanjutan brudzinski II)
a. Mengangkat tungkai dalam keadaan lurus lebih ke atas hingga ±60O
b. Menanyakan apakah ada nyeri menjalar dari bokong ke ujung jari kaki
Laporan : Tanda Laseque + (nyeri) / ­

2. Melakukan pemeriksaan Bragard­Sicard (lanjutan Tanda Laseque)
a. Dorsofleksi telapak kaki (Bragard)
b. Dorsofleksi ibu jari kaki (Sicard)
Laporan : Bragard­Sicard + (nyeri) / ­

PEMERIKSAAN   REFLEKS   PATOLOGI   HINGGA   NYERI   PUNGGUNG   BAWAH


DILAKUKAN PADA KAKI KANAN DAN KIRI

E. Pemeriksaan Fungsi Cerebellum

Pasien diminta duduk

1. Melakukan manuver jari tangan (kanan lalu kiri)
a. Meminta pasien menyentuh ujung dari keempat jari tangan dengan ibu jari
b. Amati kecepatannya
Laporan : manuver jari tangan dapat dilakukan pasien dengan baik

2. Melakukan manuver tepukan tangan pada paha
a. Meminta pasien menepukkan kedua tangannya pada paha
b. Meminta   untuk   membuka   dan   menutup   telapak   kedua   tangan   terhadap   paha   secara
bergantian
c. Meminta sampai kecepatan maksimal
Laporan : manuver tepukan tangan pada dapat dilakukan pasien dengan baik dengan kecepatan
maksimal

3. Melakukan manuver jari tangan ke hidung ke jari tangan (kanan lalu kiri)
a. Meminta pasien menyentuh hidungnya dengan ibu jari telunjuk, lalu ujung jari pemeriksa
secara bergantian
b. Amati ketepatannya
Laporan : manuver jari tangan ke hidung ke jari tangan dapat dilakukan pasien dengan tepat

Pasien diminta berdiri tanpa alas kaki

4. Melakukan Romberg Test
a. Meminta pasien berdiri tegak dengan kedua kaki dirapatkan
b. Meminta untuk mengekstensikan lengannya lurus ke depan
c. Meminta menutup matanya hingga 30 detik
Laporan : Romberg test + / ­ (kehilangan keseimbangan dan mengayun dengan mata terbuka)

5. Melakukan Tes Gaya Berjalan
a. Meminta pasien berjalan lalu memutar kembali
b. Jika curiga ada kelainan berjalan
c. Meminta pasien untuk berjalan dari tumit ke jari kaki lalu tumit (tandem walking)
d. Meminta pasien melompat dengan satu kaki
Laporan : ­ penempatan kaki saat berjalan langkahnya besar/normal
­ gerak tungkai dan lengan simetris/tidak
­ langkah normal/diseret
­ jalan sempoyongan/tidak
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

1. Identitas Pasien
Tanyakan identitas pasien sesuai dengan urutan daftar pertanyaan yang diberikan, meliputi :
Nama, umur, jenis kelamin, anak ke, suku bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, status, dan
alamat.
tanyakan ke pasiennya dulu, kalau gak bisa jawab baru tanya ke yg mengantarnya

2. Isi tanggal pemeriksaan


3. Riwayat Psikiatri
Keluahan Utama
Tanyakan kepada pasien : hal utama yang mendasari pasien datang berobat (autoanamnesis).
Kemudian jika dia datang bersama orang lain, tanyakan hal yang sama untuk membuktikan
kebenarannya (heteroanamnesis). Contoh pertanyaan : Apa yang membawa anda kemari? Anda
ada keluhan apa?
Riwayat Gangguan Sekarang
Tanyakan lebih rinci seputar keluhan utama yang disampaikan pasien (onset, dll). Bisa ditanyakan
langsung ke pasien jika pasien masih bisa diajak bicara. Kalau tidak bisa, tanyakan kepada
keluarga yang membawa pasien. Contoh : “Ceritakan tentang diri Anda”.
Riwayat Gangguan Sebelumnya
Meliputi :riwayat gangguaan jiwa, penyakit fisik, penggunaan zat psikoaktif, dan kepribadian
sebelumnya.
Riwayat Kehidupan Pribadi
Dari masa pre/perinatal, anak-anak, remaja, hingga dewasa. Tanyakan lagi tentang riwayat
pendidikan, pekerjaan, perkawinan, kehidupan keagamaan, psikoseksual, aktivitas sosial, hukum,
penggunaan waktu luang, kehidupan sekarang, keluarga, persepsi pasien tentang kehidupannya,
impian, fantasi, dan nilai-nilai.

4. Pemeriksaan Status Mental


A. Deskripsi Umum
Nilai penampilannya (bajunya gimana? rambutnya? rapi/tidak?), kesadaran, perilaku dan
aktivitas psikomotorik (pasien tidak bisa diam/tidak), dan pembicaraan (kooperatif/tidak?)
>>diisi “Baik” atau untuk kesadaran “kompos mentis, dkk”

B. Keadaan Afektif
Nilai Mood, Afek dan Keserasian
>>diisi “sedih” jika sedih, “marah” jika marah, sesuai apa yang dirasakan pasien, jika mood
dan afek sama, maka “serasi” jika tidak “tidak serasi”.
C. Gangguan Persepsi
Bisa ditanyakan “apakah anda pernah mengalami hal yang tidak pernah dialami orang lain?”
>>isi sesuai persepsi yang ada di modul

D. Pembicaraan
Nilai spontanitas, kelancaran, irama, produktivitas, hambatan bicara dalam melakukan
percakapan
>>isi sesuai ketentuan di modul

E. Proses Pikir
Bentuk pikiran realistic/tidak, arus pikirnya koheren/tidak, nilai juga isi pikirnya
(waham/delusi)

F. Sensorium danKognitif
Kesadaraannya apa, orientasi waktu (Tanya siang atau malam), tempat (Tanya “apakah anda
tau ini dimana”), orang (Tanya “siapa yang ngantar ke sini”). Daya ingat jangka panjang
(masa kecil), sedang (tentang pekerjaan), pendek (kejadian beberapa waktu lalu), segera
(nama pemeriksa)

G. Konsentrasi dan perhatian


Nilai respon pasien, isi “baik” jika merespon

H. Kemampuan membaca dan menulis


Tes menulis dan membaca

I. Kemampuan visiospasial
Pegang telinga kiri pakai tangan kanan

J. Pikiran Abstrak
Tanyakan tentang pribahasa, cth : sambil menyelam minum air

K. Kapasitas intelegensia
Tanya jumlah hari dalam seminggu

L. Bakat kreatif
M. Kemampuan menolong diri sendiri
Memakai pakaian sendiri

N. Kemampuan mengendalikan impuls


O. Daya nilai dan tilikan
Kesadaran atas kelakuannya, meliputi : uji daya nilai (misal dapat dompet di jalan
dikembalikan/tidak), penilaian realita (menilai keadaan sesuai kenyataan/tidak), tilikan (cek
modul).

P. Taraf dapat dipercaya


Kemampuan pasien dalam menceritakan apa yang terjadi dalam dirinya

INSTRUMEN
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

ANAMNESIS

1. Identitas Pasien
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis kelamin :
d. Suku Bangsa :
e. Agama :
f. Pendidikan :
g. Pekerjaan :
h. Status :
i. Alamat :

2. Tanggal Pemeriksaan :

3. Keluhan Utama :
a. Pasien :
b. Keluarga (alasan utama) :

4. Riwayat Gangguan Sekarang


a. Autoanamnesis :
b. Heteroanamnesis :

5. Riwayat Gangguan Sebelumnya


a. Riwayat gangguan jiwa:
b. Riwayat penyakit fisik :
c. Riwayat penggunaan zat psikoaktif :
d. Riwayat kepribadian sebelumnya:

6. Riwayat Kehidupan Pribadi


a. Prenatal dan perinatal
b. Masa anak-anak
c. Masa remaja
d. Masa dewasa
- Riwayat pendidikan
- Riwayat pekerjaan
- Riwayat perkawinan
- Kehidupan keagamaan
- Riwayat psikoseksual
- Riwayat aktivitas sosial
- Riwayat hukum
- Riwayat penggunaan waktu luang
- Riwayat kehidupan sekarang
- Riwayat keluarga
- Persepsi pasien tentang kehidupannya
- Impian, fantasi dan nilai2

Pemeriksaan Mental

1. Deskripsi umum
a. Penampilan (baik atau tidak) lihat sesuai umur dari pakaiannya, rambut, dsbg
b. Perilaku dan aktivitas Psikomotor (baik atau tidak)
c. Sikap terhadap pemeriksa ( kooperatif atau tdk)

2. Mood dan afek a. Mood : tanayak ke pasiennya gimana perasaannya sekarang misalnya sedih
a. Afek : yg dilihat dari dokternya ( misalnya moodnya sedih berarti afeknya murung)
b. Keserasian : serasi atau tdk

3. Gangguan Persepsi (ada atau tdknya halusinasi)

4. Pembicaraan (cepat tanggap atau tdk)

5. Pikiran:

- Proses pikir : bentuk pikiran realistik/tidak, arus pikiran koheren atau tidak

- Isi pikir (sesuai atau tdk, koheren atau inkoheren)

6. Sensorium dan Kognitif


a. Kesadaran : sadar atau tdk (pelajari tingkatan kesadaran)
b. Orientasi:
Waktu: tnyakn siang atau malam
Tempat: dimana skrng bu
Orang: ke sni sma siapa bu
c. Daya ingat
Jangka segera : ibu ingat gak nama saya siapa
Jangka pendek : sebelum ke sni tadi ibu makan apa atau ibu ngapain sebelum ke
sni
Jangka menengah : tanyakan masa sekolah
Jangka panjang : tanyakan masa kecil, sering main apa
d. Konsentrasi dan Perhatian: baik atau tdk.
e. Kemampuan membaca dan menulis : kasih kertas suru nulis atau menggambar apapun
lalu suruh menceritakan apa yang dia gambar
f. Kemampuan visiospasial : suruh ikuti gerakan dokternya. Misal tangan kiri ke telinga
tangan bu
g. Pikiran abstrak : paham pri bahasa atau tdk
h. Kapasitas Intelegensia : tanyakan pengetahuan. Misal 2+1 berapa dst
i. Bakat Kreatif : tnya aja punya bakat apa. Misal punya bakat nyanyi suruh nyanyia aja
j. Kemampuan menolong diri sendiri : tnyakan biasanya makan biasanya sendiri atau tdk.
Jika gak bisa jawab tnyakan yg mngantarnya

7. Kemampuan mengendalikan impuls : perhatiakan gerakan tangannya

8. Daya nilai dan tilikan a. Daya nilai sosial : tnyakan seperti ini misal ibu melihat uang dijalan
mau ibu apakan
a. Uji daya nilai : misal nemu sim atau ktp di jalan apa yg ibu lkukan
b. Penilaian Realitas : sadarkan kalau ibunya tentang realitas atau kenyataan yang ada
c. Tilikan (sesuai nilainya skor 1-6) lihat tilik

9. Taraf dapat dipercaya (lihat dari cara menjawab pertanyaan)

selesaikan sepakat dulu baru tnyakan apa kah ada yang ingin ditambahkan

Anda mungkin juga menyukai