EPILEPSI PSIKOMOTOR
Disusun oleh:
Savitry Rambu Maudy Djunaidi, S.Ked
1023010101
Pembimbing:
dr. Tersila A. Dua Dedang, M.Biomed, Sp.S
BAB I
PENDAHULUAN
Epilepsi
TINJAUAN PUSTAKA
LOBUS TEMPORALIS
FISIOLOGI Lobus Temporalis
a. Korteks area auditorus primer
b. Korteks area olfaktorik primer
c. Visual pathways
d. Girus temporalis inferior dan medial.
EPILEPSI PSIKOMOTOR
Epilepsi psikomotor atau epilepsi lobus
temporalis (TLE) merupakan bangkitan
epilepsi yang disebabkan oleh suatu lesi
pada lobus temporalis
1. Status Epileptikus
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama :TN.FYA No. RM :010829
Umur :43 Tahun Tanggal Status dibuat :10 November 2023
Bangsa :Indonesia
Agama :Katolik
Alamat :Maumere
berlangsung sekitar 4 jam, pasien tampak gaduh gelisah dan tidak tenang, tidak peduli dengan sekitar dan bicara dengan
nada tinggi dan bahasa yang tidak jelas. Sebelum marah-marah pasien sempat mengeluhkan sakit kepala dan
mendengarkan suara-suara. Setelah marah-marah pasien tampak bingung dan tidak ingat dengan kejadian sebelumnya,
pasien juga cenderung mengantuk dan ingin segera tidur. Pasien sempat ingin melompat dari tembok. Keluhan biasanya
dipicu jika pasien diminta untuk bekerja, terlalu banyak beraktivitas, dimarahi atau kaget dari tidurnya. Pasien membaik
setelah bangun dari tidurnya atau jika kualitas tidurnya cukup baik. Pasien tidak mau makan dan belum BAB sejak 3
hari SMRS. BAK baik, mual (-), muntah (-), sesak nafas (-), demam (-), kelemahn pada anggota gerak tubuh (-)
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu :
Epilepsi Psikomotor (+). Hipertensi (-), DM (-), Jantung (-). Riwayat trauma kepala (+) dimana pasien sering dipukul
dikepala oleh ayahnya sejak umur 9 tahun jika pasien tidak mau bekerja, pasien pernah dipukul menggunakan senjata tumpul
dibagian kepala saat berusia 16 tahun dan menyebabkan pasien tidak bicara selama 1 minggu (1996). Riwayat kejang seluruh
tubuh secara tiba-tiba pada usia 16 tahun dengan kelonjotan pada kedua tangan dan tungkai, mata mendelik keatas, keluar
buih dari mulut, inkontinensia (-), lidah tergigit(-), pucat(-), pasien tidak sadar dan kejang berlangsung sejak pukul 16.00 –
18.00 wita. Setelah kejang pasien tampak bingung, tidak mengingat kejadian sebelumnya dan ingin cepat tidur. Dalam
sehari pasien bisa kejang hingga 3 kali dengan bentuk yang sama dan berlangsung selama 3-4 menit.. Pasien berobat rutin ke
klinik hingga saat ini (1997-2023) dan sudah bebas kejang sejak 8 tahun yang lalu. (2015). Keluhan marah-marah dimulai
sejak 2 minggu setelah bebas kejang
ANAMNESIS
Riwayat Pengobatan :
Fenitoin 2x100 mg, chlorpromazine 3 x 100mg, risperidone 2x 2mg,
asam folat 1x0,4 mg, clobazam 2x 0 mg
Ngompol :- Abortus : -
o Abdomen
o Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik, edema (-/-), koilonychia (-/-)
Status Neurologis
KRANIUM
Kesan Umum
Kesadaran : Kompos mentis (GCS: E4V5M6) Bentuk : Normochepali
Kecerdasan : Tidak dievaluasi Fontanel : Tertutup
Kelainan Jiwa :- Perkusi : Redup
Kaku Dekortikasi :- Transiluminasi : Tidak dievaluasi
Kaku Deserebrasi :- Simetris : Simetris
Reflek Leher Tonik :- Kedudukan : Normal
Pergerakan Mata Boneka: Normal Deviation
Palpasi : Benjolan (-)
Conjugee :-
Krisis Okulogirik : Tidak dievaluasi Auskultasi : Bruit (-)
Nervus Occulomotoris (N.III), Nervus Trochlearis (N.IV)
Saraf Otak dan Nervus Abdusen (N.IV)
Nervus Olfaktorius (N.I) Kedudukan Bola Mata : Setangkup ditengah
Subyektif : Tidak dievaluasi Pergerakan Bola Mata : normal ke segala arah
Objektif : Normal Nistagmus : -/-
Celah mata: Normal/Normal
Nervus Optikus (N.II) Ptosis : -/-
Visus : Normal/Normal Pupil
Kampus : Normal/Normal Bentuk : Bulat/Bulat, isokor
Hemianopsi : -/- Ukuran : 3 mm/3mm
Melihat Warna : Tidak dievaluasi Refleks Pupil
Skotom : Tidak dievaluasi Refleks cahaya langsung : +/+
Fundus : Tidak dievaluasi Refleks cahaya Konsensual : +/+
Refleks Pupil Akomodatif : +/+
Tes Wartenberg : Tidak Dievaluasi
Nervus Fascialis (N.VII)
Otot wajah saat istirahat
Nervus Trigeminus (N.V)
Kedudukan Alis : Simetris
Motorik : Normal Kerutan Dahi : Simetris
Sensibilitas: Normal Sulkus Nasolabialis : Simetris
Refleks Kornea Sudut Bibir : Simetris
Langsung : Tidak dievaluasi Otot Wajah saat Aktifitas
Konsensual : Tidak dievaluasi Kerutan Dahi : Simetris
Sulkus Nasolabialis : Simetris
Refleks Bersin : Tidak dievaluasi
Sudut Bibir : Simetris
Refleks Maseter : Tidak dievaluasi Gerakan Involunter
Trismus : Tidak dievaluasi Tic : Tidak ada
Refleks Menetek : Tidak dievaluasi Spasmus : Tidak ada
Refleks Snout : Tidak dievaluasi Indra Pengecap
Asam : Tidak dievaluasi
Asin : Tidak dievaluasi
Manis : Tidak dievaluas
Pahit : Tidak dievaluasi
Sekresi Mata : Tidak dievaluasi
Refleks Glabela : Normal
Nervus Glossopharyngeal (N. IX), Nervus Vagus
(N. X), Nervus Accesorius (N. XI) dan Nervus
Hipoglossus (N. XII)
Langit-Langit Lunak : Normal, massa (-), fistula (-)
Menelan : Normal
Disartri :-
Disfoni :-
Lidah
Nervus Vestibulocochlearis (N.VIII)
Tremor :-
Mendengar Suara Bisik/Gerakan Jari Tangan :
Atropi :-
Tes Garpu Tala: Tidak dievaluasi
Fasikulasi : -
Rinne : Tidak dievaluasi
Ujung Lidah Saat Istirahat : posisi lidah di
Swabach : Tidak dievaluasi
Tengah, fasikulasi (-), tremor (-), atrofi (-)
Weber : Tidak dievaluasi
Ujung Lidah Saat Dijulurkan : posisi lidah di
Tinitus : Tidak dievaluasi
Tengah fasikulasi (-), tremor (-), atrofi (-)
Keseimbangan: Tidak dievaluasi
Refleks Muntah : Tidak dievaluasi
Vertigo :-
Mengangkat Bahu : Normal
Fungsi M.Sternokleidomastoideus : Normal
Anggota Gerak Atas: Anggota Gerak Bawah
Kekuatan Otot : Normal Kekuatan Otot : Normal
M. Deltoid (Abduksi Lengan Atas) : 5/5 M. Ileopsoas (Fleksi Panggul) : 5/5
M. Biceps (Fleksi Lengan Atas) : 5/5 M. Gluteus Maximus (Ekstensi Panggul) : 5/5
M. Triceps (Ekstensi Lengan Atas) : 5/5 M. Quadricep Femoris (Fleksi Lutut) : 5/5
M. Fleksor Digitorum Superficial M. Harmstring (Ekstensi Lutut) : 5/5
(Fleksi pergelangan tangan) : 5/5 M. Gastrocnemius (Plantar Fleksi) : 5/5
M. Ekstensor Digitorum Superficial M. Tibialis Anterior (Dorso Fleksi) : 5/5
(Ekstensi pergelangan tangan) : 5/5 Tonus : Normotonus / Normotonus
M. Dorsal Interossei Trofik : Normal / Normal
(Membuka jari-jari tangan) : 5/5 Refleks Fisiologis
M. Palmar Interossei patella : ++ / ++
(Menutup jari-jari tangan) : 5/5 achilles : ++ / ++
Tonus : Normotonus / Normotonus Refleks patologis
Trofik : Normal / Normal Babinski ;-/-
Refleks Fisiologis Oppenheim: -/-
Biseps : ++ / ++ Chaddock:-/-
Triseps : ++ / ++ Ghordon:-/-
brachioradialis: ++ / ++ Schaefer;-/-
Refleks patologis Gonda : -/-
Hoffman-tromner: -/- Mendel-bechthrew:-/-
Refleks primitive:-/- Rossolimo :-/-
Palmomental:-/-
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
2. Radiologi
RESUME
Pasien laki-laki usia 43 tahun datang ke dengan keluhan marah-marah sejak 3 hari SMRS. Keluhan marah-marah
berlangsung sekitar 4 jam, pasien tampak gaduh gelisah dan tidak tenang, tidak peduli dengan sekitar dan bicara
dengan nada tinggi dan bahasa yang tidak jelas. Sebelum marah-marah pasien sempat mengeluhkan sakit kepala dan
mendengar suara-suara. Setelah marah-marah pasien tampak bingung dan tidak ingat dengan kejadian sebelumnya,
pasien juga cenderung mengantuk dan ingin segera tidur. Pasien sempat ingin melompat dari tembok. Keluhan
biasanya dipicu jika pasien diminta untuk bekerja, terlalu banyak beraktivitas, dimarahi atau kaget dari tidurnya.
Pasien membaik setelah bangun dari tidurnya atau jika kualitas tidurnya cukup baik. Pasien tidak mau makan dan
belum BAB sejak 3 hari SMRS. BAK baik, mual (-), muntah (-), sesak nafas (-), demam (-), kelemahan pada anggota
gerak tubuh (-). Riwayat epilepsy psikomotor (+), Hipertensi (-), DM (-), Jantung (-). Riwayat trauma kepala (+)
dimana pasien sering dipukul dikepala oleh ayahnya sejak umur 9 tahun jika pasien tidak mau bekerja, pasien pernah
dipukul menggunakan senjata tumpul dibagian kepala saat berusia 16 tahun dan menyebabkan pasien tidak bicara
selama 1 minggu (1996). Riwayat kejang seluruh tubuh secara tiba-tiba pada usia 16 tahun dengan kelojotan pada
kedua tangan dan tungkai, mata mendelik keatas, keluar buih dari mulut, inkontinensia (-), lidah tergigit(-), pucat(-),
pasien tidak sadar dan kejang berlangsung sejak jam 16.00 – 18.00 wita. Setelah kejang pasien tampak bingung, tidak
mengingat kejadian sebelumnya dan ingin cepat tidur. Dalam sehari pasien bisa kejang hingga 3 kali dengan bentuk
yang sama dan berlangsung selama 3-4 menit.. Pasien berobat rutin ke klinik hingga saat ini (1997-2023) dan sudah
bebas kejang sejak 8 tahun yang lalu. (2015). Keluhan marah-marah dimulai sejak 2 minggu setelah bebas kejang.
RPO : phenytoin 2x100 mg, chlorpromazine 3 x 100mg, risperidone 2x 2mg, asam folat 1x0,4 mg, clobazam 2x 0 mg.
Pasien tidak bekerja dan dirawat oleh orang tua, alcohol (-), rokok (-)
RESUME
Pemeriksaan tanda tanda vital didapatkan: TD : 110/70 mmHg, Nadi 70 x/menit regular, Suhu : 36.8oC, RR
: 18x/menit, SpO2 : 97%. Pada pemeriksaan status neurologis didapatkan GCS E4V5M6.
Pemeriksaan N III, IV, VI didapatkan kedudukan bola mata setangkup ditengah, pupil bulat 3mm/3mm,
isokor RCL+/+ RCTL +/+. Pemeriksaan N. VII: Istirahat: kerutan dahi simetris, kedudukan alis simetris,
sulkus nasolabial kanan datar, sudut bibir kanan rendah. Aktivitas: kerutan dahi simetris, kedudukan alis
simetris, mata tertutup rapat, lagoftalmus (-), sulkus nasolabial simetris, sudut bibir simetris. Pemeriksaan
NXII saat istirahat didapatkan letak lidah di tengah, tremor(-), fasikulasi(-), atrofi (-), saat aktivitas
menjulurkan lidah didapatkan deviasi (-), tremor(-), fasikulasi(-). Pada pemeriksaan motorik ekstremitas
didapatkan grade 555/555 superior maupun inferior. Tonus ekstremutas atas normotonus/mormotonus,
tonus ekstremitas bawah normotonus/normotonus. Refleks patologis Babinski variannya (-/-). Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil, SGPT 15 U/L, kreatinin 1,14 mg/dl, GDS 84mg/dl, HGB 13.8
mg/dl,. Pemeriksaan thoraks didapatkan peningkatan corakan bronchovaskular dikedua pulmo, mengarah
bronchitis, besar cor normal, tulang yang tervisualisasu intak
DIAGNOSIS
R. Patologis: (-/-)
FOLLOW UP : 12 November 2023
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Assessment Planning
Pasien tampak tenang, GCS (E4V5M6) Diagnosis Klinis : IVFD NaCl 0,9% 1500cc/24 jam
tidak gaduh gelisah, pasien
merasa lemas pada TD = 110/80mmHg Focal Convulsive Psikomotor Haloperidol 2 x 5 mg PO
seluruh tubuh. Pasien bisa
Suhu = 36,2 oC RR = 20x/menit Diagnosis Topis : Centrum Fenitoin 2 x 200 mg PO
tidur dengan baik, komat-
Cephalic
kamit (-), nyeri kepala (-) Nadi = 90x/menit (reguler) SpO2 = 99%. Trihexyphenidyl 2x2mg PO
,kejang (-), mual muntah (- Diagnosis Etiologi : Status
), nyeri kepala(-) makan Meningeal sign: (-) Epilepsi Psikomotor Asam Folat 2x0,4mg
minum baik, pasien sudah
BAB dan BAK baik, makan N. III, N. IV, N. VII: Kedudukan bola mata setangkup ditengah, pergerakan bola mata Diazepam 10mg iv k/p gelisah
minum baik sde, nistagmus (-), celah mata simetris, ptosis (-), pupil bulat, isokor, 3mm/3mm RCL
+/+, RCTL +/+
N. VII: Istirahat: kerutan dahi simetris, kedudukan alis simetris, sulkus nasolabial
simetris, sudut bibir simetris. Aktivitas: kerutan dahi simetris, kedudukan alis simetris,
mata tertutup rapat, lagoftalmus (-), sulkus nasolabial simetris, sudut bibir simetris
N. XII istirahat: posisi lidah ditengah, atrofi (-), tremor (-), fasikulasi (-)
R. Fisiologis : Bisep : ++/++, Trisep : ++/++, BR: ++/++ Patela : +/+, Achiles : +/+.
R. Patologis: (-/-)
FOLLOW UP : 13 November 2023
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Assessment Planning
Pasien kaget dan GCS (E4V5M6) Diagnosis Klinis : IVFD NaCl 0,9% 1500cc/24 jam
terbangun pada pukul
23.00 tadi malam karena TD = 110/70mmHg Focal Convulsive Psikomotor Haloperidol 2 x 5 mg PO
mendengar suara-suara.
Suhu = 36,3 oC RR = 20x/menit Diagnosis Topis : Centrum Fenitoin 2 x 200 mg PO
Pasien sempat komat-kamit
Cephalic
< 1 menit lalu tertidur Nadi = 83x/menit (reguler) SpO2 = 97%. Trihexyphenidyl 2x2mg PO
Kembali. Pasien mengeluh Diagnosis Etiologi : Status
nyeri pada tengkuk dan Meningeal sign: (-) Epilepsi Psikomotor Asam Folat 2x0,4mg
kepala belakang. Pasien
terbangun di pagi hari dan N. III, N. IV, N. VII: Kedudukan bola mata setangkup ditengah, pergerakan bola mata Diazepam 10mg iv k/p gelisah
tampak tenang, gaduh sde, nistagmus (-), celah mata simetris, ptosis (-), pupil bulat, isokor, 3mm/3mm RCL
gelisah (-), memberontak (- +/+, RCTL +/+ PASIEN RAWAT JALAN
),lemas (-), kejang (-), mual
muntah (-), nyeri kepala(-) N. VII: Istirahat: kerutan dahi simetris, kedudukan alis simetris, sulkus nasolabial
makan minum baik, pasien simetris, sudut bibir simetris. Aktivitas: kerutan dahi simetris, kedudukan alis simetris,
sudah BAB dan BAK baik, mata tertutup rapat, lagoftalmus (-), sulkus nasolabial simetris, sudut bibir simetris
makan minum baik
N. XII istirahat: posisi lidah ditengah, atrofi (-), tremor (-), fasikulasi (-)
R. Fisiologis : Bisep : ++/++, Trisep : ++/++, BR: ++/++ Patela : +/+, Achiles : +/+.
R. Patologis: (-/-)
BAB IV
PEMBAHASAN
DEFINISI
- malformasi otak.
Mengalami cedera otak yang
terjadi di awal kehidupan,
pasien tidak mau bekerja, pasien pernah
dipukul menggunakan senjata tumpul
dibagian kepala saat berusia 16 tahun dan
termasuk trauma kepala yang
disertai hilangnya kesadaran, menyebabkan pasien tidak bicara selama
infeksi otak (seperti meningitis), 1 minggu (1996).
atau cedera lahir pada otak Anda.
GEJALA KLINIS
PENUTUP
kesimpulan
Telah dilaporkan kasus pasien laki-laki usia 43 tahun datang dengan keluhan marah-marah.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, diagnosis pasien ini adalah
status epileptik psikomotor. Dengan factor resiko berupa kejang berkepanjangan dan riwayat trauma
kepala. Pasien telah mendapatkan terapi sesuai dengan dengan kausa dan geala yang dideritanya.
Prognosis pasien ini, quo ad vitam adalah dubia ad malam dan quo ad fungsionam adalah dubia ad
malam .
Daftar Pustaka
1. Singh A, Trevick S. The Epidemiology of Global Epilepsy. Neurol Clin. 2016 Nov;34(4):837-847
2. Kurita T, Sakurai K, Takeda Y, Horinouchi T, Kusumi I. Very Long-Term Outcome of Non-Surgically Treated Patients with
Temporal Lobe Epilepsy with Hippocampal Sclerosis: A Retrospective Study. PLoS One. 2016;11(7):e0159464
3. Blümcke I, Thom M, Aronica E, Armstrong DD, Bartolomei F, Bernasconi A, Bernasconi N, Bien CG, Cendes F, Coras R, Cross
JH, Jacques TS, Kahane P, Mathern GW, Miyata H, Moshé SL, Oz B, Özkara Ç, Perucca E, Sisodiya S, Wiebe S, Spreafico R.
International consensus classification of hippocampal sclerosis in temporal lobe epilepsy: a Task Force report from the ILAE
Commission on Diagnostic Methods. Epilepsia. 2013 Jul;54(7):1315-29
4. Sarnat HB, Netsky MB. Evolusi Sistem Saraf . edisi ke-2. New York, NY, AS: Oxford University Press; 1981.
5. Jones-Gotman M, Zatorre RJ, Cendes F, dkk. Kontribusi struktur lobus temporal medial versus lateral terhadap identifikasi bau
manusia. Otak . 1997; 120 (10):1845–1856.
6. Michelucci R, Pasini E, Nobile C. Lateral temporal lobe epilepsies: clinical and genetic features. Epilepsia. 2009 May;50 Suppl
5:52-4
7. Mühlebner A, Breu M, Kasprian G, Schmook MT, Stefanits H, Scholl T, Samueli S, Gröppel G, Dressler A, Prayer D, Czech T,
Hainfellner JA, Feucht M. Childhood onset temporal lobe epilepsy: Beyond hippocampal sclerosis. Eur J Paediatr Neurol. 2016
Mar;20(2):228-235
8. (PERDOSSI) PDSSI. Pedoman tatalaksana epilepsi. 5th ed. Dr. dr. Kurnia Kusumawati. SS, dr. Suryani Gunadharma., Sp.S(K)
MK, dr. Endang Kustiowati., Sp.S(K) MSM, editors. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Perceteakan Unair (AUP); 2014.
9. (PERDOSSI) PDSSI. Panduan praktik klinis neurologi. 2016.
TERIMA KASIH