Anda di halaman 1dari 9

PEMBAHASAN

1.1. Anamnesis

Kasus Teori
Keluhan : - Pasktikan lebih dulu apakah
- Kejang sebanyak 3x SMRS, suatu bangkitan epilepsi atau
kejang kaku seluruh tubuh, tidak bukan. Kemudian tentukan
disertai dengan demam. Durasi jenis bangkitan dan sindroma
tiap kejang kurang dari 5 menit. epilepsi berdasarkan klasifikasi
Diantara kejang, anak sadar. ILAE.
- Di ruang perawatan, pasien - Fase Pre Iktal : Kondisi fisik
kembali kejang sebanyak 2x. dan psikis yang
kejang tanpa demam, kejang mengindikasikan akan
seluruh tubuh, dengan durasi terjadinya bangkitan, seperti
kurang lebih 3 menit. perubahan perilaku, perasaan
- Keluhan lain : BAB cair lapar, berkeringat, hipotermi,
sebanyak 3x SMRS, BAB warna mengantuk, menjadi sensitif,
kuning, disertai ampas, lendir (-), dan lain-lain. Kemudian juga
daarah (-). selain itu pasien batuk ditanyakan ingatan terakhir
dan pilek sejak 1 minggu SMRS. sebelum terjadi serangan, untuk
- Tidak terdapat riwayat kejang menentukan berapa lama
sebelumnya. Di keluarga juga amnesia terjadi sebelum
tidak terdapat riwayat kejang. serangan. Gejala neurologis
- Tidak terdapat riwayat infeksi mungkin dapat menunjukan
otak, atau cedera pada kepala. lokasi fokal
- Imunisasi belum lengkap. Belum - Fase Iktal : Ditanyakan apakah
mendapat imunisasi campak terdapat aura atau adanya
gejala yang dirasakan pada
awal bangkitan. Serta

1
bagaimana pola/ bentuk
bangkitan, mulai dari deviasi
mata, gerakan kepala, gerakan
tubuh, vokalisasi, automatisasi,
gerakan pada salah satu atau
kedua lengan dan tungkai,
bangkitan tonik/klonik,
inkontinensia, lidah tergigit,
pucat, berkeringat, dan lain-
lain. Ditanyakan juga apakah
terdapat lebih dari satu pola
bangkitan, dan adakah
perubahan pola dari bangkitan
sebelumnya, serta aktivitas
pasien saat terjadi bangkitan,
misalnya saat tidur, saat
terjaga, bermain, dan lain-lain.
Serta berapa lama bangkitan
terjadi.
- Fase post iktal : Apakah pasien
langsung sadar, bingung, nyeri
kepala, gaduh gelisah, Todd’s
paresis.
- Riwayat epilepsi sebelumnya:
Usia awitan, durasi bangkitan,
frekuensi bangkitan, interval
terpanjang antar bangkitan, dan
kesadaran antar bangkitan.

2
- Terapi epilepsi sebelumnya dan
respon terhadap obat anti
epilepsi (OAE) sebelumnya.
Perlu ditanyakan jenis dan
dosis OAE, kepatuhan, serta
kombinasi OAE.
- Penyakit yang diderita
sekarang, riwayat penyakit
neurologis psikiatrik maupun
sistemik yang mungkin
menjadi penyebab maupun
komorbiditas.
- Riwayat epilepsi dan penyakit
lain yang berhubungan dalam
keluarga
- Riwayat saat berada dalam
kandungan, kelahiran, dan
tumbuh kembang
- Riwayat trauma kepala, stroke,
infeksi SSP, dan lain-lain
1.2. Pemeriksaan Fisik

Kasus Teori
- Keadaan Umum : Tampak sakit - Trauma kepala, tanda infeksi,
sedang kelainan kongenital,
- Kesadaran : Komposmentis, penggunaan alkohol atau
GCS E4V5M6 napza, kelainan pada kulit
- Tanda-Tanda Vital : (neurofakomatosis), dan tanda
a) Tekanan Darah : 90/60 keganasan, demam, penurunan
mmHg

3
b) HR : 100x/menit kesadaran ,tanda tanda
c) RR : 28x/menit perdarahan intracranial.
d) Suhu : 36°C - Paresis Todd, gangguan
e) SpO2 : 99% kesadaran post-iktal, dan afasia
- Antropometri : post-iktal
a) BB : 11 Kg
b) TB : 89 cm
c) BBL : 3.500 gram
d) PBL : 40 cm
e) LILA : 14,5 cm
- Status gizi :
a) BB/U : 11 kg / 3
tahun 9 bulan = Kurang
dari -2 SD (Gizi Kurang)
b) TB/U : 83 cm / 3
tahun 9 bulan = Kurang
dari -3SD (Perawakan sangat
pendek/kerdil
c) BB/TB : 11 kg / 83 cm
= 1 SD sampai -1 SD
(Gizi Baik)
- Status Generalisata
a) Kepala dan Leher :
• Rambut : Warna hitam, ,
tidak mudah dicabut
• Mata : Konjungtiva
anemis (-/-), Sklera
ikterik (-/-), Pupil isokor

4
diameter 3mm/3mm,
reflex cahaya (+/+)
• Wajah : Simetris, edema
(-), tidak terdapat luka
atau jaringan parut
• Hidung : Pernapasan
cuping hidung (-/-)
• Mulut : Tonsil hiperemi
(-), Gigi berlubang (-)
• KGB : Tidak terdapat
pembesaran KGB

b) Thorax :
• Inspeksi : Gerakan
dinding dada simetris,
retraksi (-)
• Palpasi : Vocal Fremitus
dextra=sinistra
• Perkusi : Sonor pada
seluruh lapang paru
• Auskultasi :
Vesikular (+), Rhonki (-
/-),Wheezing (-/-)
c) Jantung :
• Inspeksi : Iktus kordis
tidak tampak
• Palpasi : Iktus kordis
teraba pada ICS 5
midklavikula sinistra

5
• Perkusi : Batas jantung
normal
• Auskultasi : S1S2
tunggal regular,
Murmur (-), Gallop (-)
d) Abdomen
• Inspeksi : Tampak flat
• Aukultasi : Bising Usus
(+), Kesan meningkat.
• Palpasi : Soefl, Nyeri
tekan (-), hepar dan lien
tidak teraba
• Perkusi : Timpani pada
4 kuadran
e) Ekstremitas Atas
Akral teraba hangat, CRT < 2
detik, Edema (-/-)
f) Ekstremitas Bawah
Akral teraba hangat, CRT < 2
detik, Edema (-/-)
g) Pemeriksaan motoric
• Ekstremitas atas: Tidak
ditemukan atrofi,
fasikulasi, Normotonus
dekstra/ Normotonus
sinistra, Kekuatan:
Tangan kanan: 5,
Tangan kiri : 5
• Ekstremitas bawah :

6
Tidak ditemukan atrofi,
fasikulasi, Normotonus
dekstra/ Normotonus
sinistra, Kekuatan :
Kaki kanan: 5, Kaki kiri
:5
h) Refleks fisiologis
• Bisep : +/+
• Trisep : +/+
• Brachioradialis : +/+
• Patella : +/+
• Achilles : +/+
i) Refleks patologis
• Babinski : -/-
• Chaddok : -/-
• Oppenheim : -/-
• Gordon : -/-
• Schaffer : -/-
• Hoffman trommer : -/-

1.3. Pemeriksaan Penunjang

Kasus Teori
Leukosit : 6.36 x 10^3/µL - EEG dapat membaantu
Eritrosit : 4.26 x 10^6/µL menetapkan apakah FUS
Hemoglobin : 11.1 g/dL merupakan sindrom tertentu,
Hematokrit : 33.7 % apakah bangkitan kejang
MCV : 79.0 fl merupakan kejang parsial atau

7
MCH : 26.0 pg umum. EEG abnormal,
MCHC : 32.9 g/dL terutama adanya gelombang
Trombosit : 375 x 10^3/µL paku ombak, merupakan
GDS : 98 mg/dL prediktor yang konsisten dalam
Natrium : 133 mmol/L menentukan kemungkinan
Kalium : 3.8 mmol/L kejang kembali.
Chloride : 102 mmol/L - Peran pencitraan adalah untuk
mendeteksi adanya lesi otak
yang mungkin menjadi faktor
penyebab epilepsi atau
kelainan neuro developmental
yang menyertai. Pencitraan
dilakukan untuk menentukan
etiologi, prognosis, dan
merencanakan tatalaksana
klinis yang sesuai.
- Pemeriksaan laboratorium
dikerjakan bersifat individual,
berdasarkan riwayat dan
kondisi klinis pasien seperti
muntah, diare, dehidrasi dan
tidak sadar. Skrining
toksikologi dikerjakan jika
dicurigai paparan atau
kecanduan obat atau toksin

8
1.4. Penatalaksanaan

Kasus Teori
- Penatalaksanaan di IGD - Terapi OAE
a) IVFD D5 ¼ NS 1000 cc/24
jam
b) Paracetamol inj 3 x 120 mg
c) Zinc syr 1 x I cth
d) Oralit 3 x ½ sach
e) Diazepam pulv 3 x 3,5 mg
- Penatalaksanaan di Ruangan
a) IVFD D5 ¼ NS 1000 cc/24
jam
b) Phenitoin 2 x 25 mg
c) Zinc Syr 1 x I cth
d) Oralit 3 x ½ sach
e) Cefixime 2 x 3cc
f) Susu diganti menjadi susu
free lactose 4 x 150 cc

Anda mungkin juga menyukai