Anda di halaman 1dari 5

STATUS EPILEPTIKUS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RSUD Dr. ISKAK 1/5


TULUNGAGUNG

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Iskak Tulungagung
PANDUAN
PRAKTEK
KLINIK
dr. SUPRIYANTO, Sp.B.
Pembina Tk. I
NIP. 19640131 199602 1 001

PENGERTIAN Definisi Konseptual


Bangkitan yang berlangsung lebih dari 30 menit, atau adanya dua
bangkitan atau lebih di mana di antara bangkitan-bangkitan tadi tidak
terdapat pemulihan kesadaran.
Definisi operasional status epileptikus konvulsif
Adalah bangkitan dengan durasi lebih dari 5 menit, atau bangkitan
berulang 2 kali atau lebih tanpa pulihnya kesadaran diantara
bangkitan.
Definisi status epileptikus non konvulsif
Adalah bangkitan epileptik berupa perubahan kesadaran maupun
perilaku tanpa disertai manifestasi motorik yang jelas namun
didapatkan aktivitas bangkitan elektrografik pada perekaman
elektroensefalografi (EEG).
ICD X G41.9
ANAMNESIS Auto dan allo-anamnesis dari orang tua atau saksi mata mengenai
hal-hal dibawah ini:
a. Terdapat serangan bangkitan berulang tanpa diikuti pulihnya
kesadaran
b. Gejala dan tanda sebelum, selama, dan pasca bangkitan :
 Sebelum bangkitan/gejala prodromal:
 Kondisi fisik dan psikis yang mengindikasikan akan
terjadinya bangkitan, misalnya perubahan perilaku,
perasaan lapar, berkeringat, hipotermi, mengantuk,
menjadi sensitif, dan lain-lain.
 Selama bangkitan/iktal:
 Apakah terdapat aura, gejala yang dirasakan pada awal
bangkitan?
 Bagaimana pola/bentuk bangkitan, mulai dari deviasi mata,
gerakan kepala, gerakan tubuh, vokalisasi, otomatisasi,
gerakan pada salah satu atau kedua lengan dan tungkai,
bangkitan tonik/ klonik, inkontinensia, lidah tergigit, pucat,
berkeringat, dan lain-lain. (Akan lebih baik bila keluarga
dapat diminta untuk menirukan gerakan bangkitan atau
merekam video saat bangkitan)
STATUS EPILEPTIKUS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RSUD Dr. ISKAK 2/5


TULUNGAGUNG

 Apakah terdapat lebih dari satu pola bangkitan?


 Apakah terdapat perubahan pola dari bangkitan
sebelumnya?
 Aktivitas penyandang saat terjadi bangkitan, misalnya saat
tidur, saat terjaga, bermain video game, berkemih, dan
lain-lain.
 Pasca bangkitan/ post iktal:
 Bingung, langsung sadar, nyeri kepala, tidur, gaduh
gelisah, Todd’s paresis.
c. Faktor pencetus : kelelahan, kurang tidur, hormonal, stress
psikologis, alkohol.
d. Usia awitan, durasi bangkitan, frekuensi bangkitan, interval
terpanjang antar bangkitan, kesadaran antar bangkitan.
e. Terapi epilepsi sebelumnya dan respon terhadap OAE
sebelumnya:
 jenis obat anti epilepsi (OAE)
 dosis OAE
 jadwal minum OAE
 kepatuhan minum OAE
 kadar OAE dalam plasma
 kombinasi terapi OAE.
f. Penyakit yang diderita sekarang, riwayat penyakit neurologik,
psikiatrik maupun sistemik yang mungkin menjadi penyebab
maupun komorbiditas.
g. Riwayat epilepsi dan penyakit lain dalam keluarga
h. Riwayat saat berada dalam kandungan, kelahiran, dan tumbuh
kembang
i. Riwayat bangkitan neonatal/ kejang deman
j. Riwayat trauma kepala, stroke, infeksi susunan saraf pusat
(SSP), dll.
PEMERIKSAAN Pemeriksaan fisik umum
FISIK Untuk mencari tanda-tanda gangguan yang berkaitan dengan
epilepsi, misalnya:
 Trauma kepala,
 Tanda-tanda infeksi,
 Kelainan kongenital,
 Kecanduan alkohol atau napza,
 Kelainan pada kulit (neurofakomatosis)
 Tanda-tanda keganasan.
Pemeriksaan neurologis
Untuk mencari tanda-tanda defisit neurologis fokal atau difus yang
dapat berhubungan dengan epilepsi. Jika dilakukan dalam beberapa
STATUS EPILEPTIKUS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

3/5

RSUD Dr. ISKAK


TULUNGAGUNG
menit setelah bangkitan maka akan tampak tanda pasca bangkitan
terutama tanda fokal yang tidak jarang dapat menjadi petunjuk
lokalisasi, seperti:
 Paresis Todd
 Gangguan kesadaran pasca iktal
 Afasia pascaiktal
KRITERIA  Status epileptikus konvulsif
DIAGNOSIS Bangkitan dengan durasi lebih dari 5 menit, atau bangkitan
berulang 2 kali atau lebih tanpa pulihnya kesadaran diantara
bangkitan.
 Status epileptikus non konvulsif
Bangkitan epileptik berupa perubahan kesadaran maupun perilaku
tanpa disertai manifestasi motorik yang jelas namun didapatkan
aktivitas bangkitan elektrografik pada perekaman elektro
ensefalografi (EEG), dapat didahului oleh status epileptikus
konvulsivus.
DIAGNOSIS  Sinkop
BANDING  Bangkitan Non Epileptik Psikogenik
 Aritmia Jantung
 Sindroma hiperventilasi atau serangan panik
PEMERIKSAAN Laboratorium :
PENUNJANG  Darah Hematologi Lengkap
 Ureum, kreatinin
 SGOT/SGOT
 Profil lipid
 GDP/GD2PP
 Faal hemostasis
 Asam urat
 Albumin
 Elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium)
 Lumbal Pungsi
 Kadar Obat Anti Epilepsi dalam darah
Pemeriksaan Radiologi
 Rontgen Thoraks
 BMD
Elektrodiagnosis
 EEG rutin
 EKG
Pemeriksaan Neurobehavior (Fungsi Luhur)
TATALAKSANA Stadium 1 (0−10 menit)
 Diazepam 10 mg IV bolus lambat dalam 5 menit, stop jika kejang
berhenti, bila masih kejang dapat diulang 1 kali lagi atau
Midazolam 0.2 mg/kgBB IM
STATUS EPILEPTIKUS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

4/5
RSUD Dr. ISKAK
TULUNGAGUNG
TATALAKSANA  Pertahankan patensi jalan napas dan resusitasi
 Berikan oksigen
 Periksa fungsi kardiorespirasi
 Pasang infus

Stadium 2 (0−30 menit)


 Monitor pasien
 Pertimbangkan kemungkinan kondisi non epileptik
 Pemeriksaan emergensi laboratorium
 Berikan glukosa (D40% 50 ml) dan/atau thiamine 250 mg i.v bila
ada kecurigaan penyalahgunaan alkohol atau defisiensi nutrisi

Stadium 3 (0−60 menit)


 Pastikan etiologi
 Siapkan untuk rujuk ke ICU
 Identifikasi dan terapi komplikasi medis yang terjadi
 Phenytoin i.v dosis of 15–18 mg/kg dengan kecepatan pemberian
50 mg/menit dan/atau bolus Phenobarbital 10–15 mg/kg i.v.dengan
kecepatan pemberian100 mg/menit

Stadium 4 (30−90 menit)


 Pindah ke ICU
 Anestesi umum dengan salah satu obat di bawah ini :
• Propofol 1–2 mg/kgBB bolus, dilanjutkan 2–10 mg/kg/jam
dititrasi naik sampai SE terkontrol
• Midazolam 0.1–0.2 mg/kg bolus, dilanjutkan 0.05–0.5 mg/kg/jam
dititrasi naik sampai SE terkontrol
• Thiopental sodium 3–5 mg/kg bolus, dilanjut 3–5 mg/kg/jam
dititrasi naik sampai terkontrol
 Perawatan intensif dan monitor EEG
 Monitor tekanan intrakranial bila dibutuhkan
 Berikan antiepilepsi rumatan jangka panjang
EDUKASI  Penjelasan sebelum MRS (rencana rawat, biaya, pengobatan,
prosedur, masa dan tindakan pemulihan dan latihan, risiko dan
komplikasi)
 Penjelasan mengenai status epileptikus, risiko dan komplikasi
selama perawatan
 Penjelasan mengenai faktor risiko dan pencegahan rekurensi
 Penjelasan program pemulangan pasien (Discharge Planning)
 Penjelasan mengenai gejala status epileptikus, dan apa yang
harus dilakukan sebelum dibawa ke RS
PROGNOSIS Ad vitam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
Ad Fungsionam : dubia ad malam
STATUS EPILEPTIKUS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RSUD Dr. ISKAK 5/5


TULUNGAGUNG

KEPUSTAKAAN 1. Kelompok Studi Epilepsi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf


Indonesia. Pedoman Tatalaksana Epilepsi edisi ke-5. Kusumastuti
K, Gunadharma S, Kustiowati E ed. Airlangga University Press.
2014.
2. Sutter R, Ruegg S. Refractory Status Epileticus: Epidemiology,
Clinical Aspects and Management of a Persistent Epileptic Storm.
Epileptologie. 2012; 29: 186-93.
3. Brophy GM, Bell R, Claassen J, et al. Guideline for the Evaluation
and Management of Status Epilepticus. Neurocrit Care. Spinger.
2012.
4. Glauser T, Ben-Menchem E, Bourgeois B, et al. Updated ILAE
evidence reviem of antiepileptic drug efficacy and effectiveness as
initial monotherapy for epileptic seizure and syndromes. Epilepsia.
2013;**(*):1- 13.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun
2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
6. Standar Kompetensi Dokter Spesialis Neurologi Indonesia, 2015

Anda mungkin juga menyukai