Anda di halaman 1dari 19

Abortus Provokatus Kriminalis

John Junior
10.2009.166 (C3)
FK Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6
john_junior@windowslive.com

Pendahuluan
Istilah abortus dipakai untuk menunjukan pengeluaran hasil
konsepsi sebulum janin dapat hidup di luar kandungan. Sampai saat
ini janin yang terkecil, yang dilaporkan yang dapat hidup diluar
kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan
tetapi karena janin yang dilahirkan dengan berat badan di bawah
500 gram dapat hidup terus, maka abortus ditentukan sebagai
pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram
atau kurang dari 20 minggu. Abortus yang berlangsung tanpa
tindakan disebut abortus spontan. Abortus buatan ialah pengakhiran
kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan. Abortus terapeutik
ialah abortus buatan yang dilakukan atas indikasi medik.

Aspek Hukum
A. Wanita yang menggugurkan kandungan
KUHP Pasal 341
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya,
diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.

Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
Page 1

KUHP Pasal 342


Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan
ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama
kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak
sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
KUHP Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain
yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.
KUHP Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.1
B. Dokter yang melakukan dan lain-lain yang terlibat
KUHP Pasal 299
1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh
supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan bahwa karena
pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara
paling lama 4 tahun, atau pidana denda paling banyak empat puluh ribu
rupiah
2) Jika yang bersalah berbuat demikian untuk mencari keuntungan atau
menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan atau jika dia
seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga
3) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan
pencarian, maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian tersebut
KUHP Pasal 347

Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
Page 2

1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan


seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling
lama dua belas tahun.
2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.
KUHP Pasal 348
1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama limatahun enam bulan.
2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
KUHP Pasal 349
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
berdasarkan pasal 346, ataupun membantu melakukan salah satu kejahatan dalam
pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat dditambah
dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam
mana kejahatan dilakukan.1
Dari rumusan pasal-pasal tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Seorang wanita hamil yang sengaja melakukan abortus atau ia menyuruh orang lain,
diancam hukuman empat tahun penjara.
2. Seseorang yang sengaja melakukan abortus terhadap ibu hamil, dengan tanpa
persetujuan ibu hamil tersebut, diancam hukuman penjara 12 tahun, dan jika ibu
hamil tersebut mati, diancam 15 tahun penjara.
3. Jika dengan persetujuan ibu hamil, maka diancam hukuman 5,5 tahun penjara dan
bila ibu hamilnya mati diancam hukuman 7 tahun penjara.
4. Jika yang melakukan dan atau membantu melakukan abortus tersebut seorang dokter,
bidan atau juru obat (tenaga kesehatan) ancaman hukumannya ditambah sepertiganya
dan hak untuk berpraktek dapat dicabut.2
Pasal 535
Barangsiapa mempertunjukkan secara terbuka alat/cara menggugurkan kandungan
hukuman maksimun 3 bulan.1

Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
Page 3

Aspek Medikolegal & Etik Profesi


Prosedur medikolegal adalah tata-cara atau prosedur penatalaksanaan dan berbagai
aspek yang berkaitan pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum. Secara garis besar
prosedur medikolegal mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia,
dan pada beberapa bidang juga mengacu kepada sumpah dokter dan etika kedokteran.
Pasal 133 KUHAP
(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban
baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan
ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1)
dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk
pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
(3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah
sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap
mayat tersebut dan diberi label yang memuatkan identitas mayat, dilak dengan
diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan
mayat.
Penjelasan pasal 133 KUHAP
(2) keterangan yang diberikan oleh ahli kedokteran kehakiman disebut keterangan ahli,
sedangkan keterangan yang diberikan oleh dokter bukan ahli kedokteran kehakiman disebut
keterangan.
Keputusan Menkeh No. M.01PW.07-03tahun 1982 Tentang Pedoman Pelaksanaan
KUHAP
Dari penjelasan Pasal 133 ayat (2) menimbulkan beberapa masalah antara lain sebagai
berikut:
a. Keterangan yang diberikan oleh dokter bukan ahli kedokteran kehakiman itu alat bukti
sah atau bukan?
Sebab apabila bukan alat bukti yang sah tentunya penyidikan mengusahakan alat bukti
lain yang sah dan ini berarti bagi daerah-daerah yang belum ada dokter ahli kedokteran
kehakiman akan mengalami kesulitan dan penyidikan dapat terhambat.
Hal ini tidak menjadi masalah walaupun keterangan dari dokter bukan ahli kedokteran
kehakiman itu bukan sebagai keterangna ahli, tetapi keterangan itu sendiri dapat
Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
Page 4

merupakan petunjuk dan petunjuk itu adalah alat bukti yang sah, walaupun nilainya
agak rendah, tetapi diserahkan saja pada hakim yang menilainnya dalam sidang. 2
Pasal 183 KUHAP
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan
sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu
tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah
melalukannya.
Pasal 216 KUHAP
(1) Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang
dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi
sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi
kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula
barangsiapa

dengan

sengaja

mencegah,

menghalang-halangi

atau

menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana


penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak
Sembilan ribu rupiah.
(2) Disamakan dengan pejabat tersebut diatas, setiap orang yang menurut
ketentuan undang-undang terus-menerus atau untuk sementara waktu diserahi
tugas menjalankan jabatan umum.
(3) Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya
pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka
pidananya dapat ditambah sepertiga.
Pasal 222 KUHAP
Barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan
pemeriksaan mayat unutk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama
Sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.3

Aspek Etik Profesi

Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
Page 5

Etik profesi kedokteran mulai dikenal sejak 1800 tahun sebelum Masehi dalam
bentuk Code of Hammurabi dan Code of Hittites, yang penegakannya dilaksanakan oleh
penguasa pada waktu itu. Selanjutnya etik kedokteran muncul dalam bentuk lain, yaitu dalam
bentuk sumpah dokter yang bunyinya bermacam-macam, tetapi yang paling banyak dikenal
adalah sumpah Hippocrates yang hidup sekitar 460-370 tahun SM. Sumpah tersebut berisikan
kewajiban-kewajiban dokter dalam berperilaku dan bersikap, atau semacam code of
conduct bagi dokter.
World Medical Association dalam Deklarasi Geneva pada tahun 1968 menelorkan
sumpah dokter (dunia) dan Kode Etik Kedokteran Internasional. Kode Etik Kedokteran
Internasional berisikan tentang kewajiban umum, kewajiban terhadap pasien, kewajiban
terhadap sesama dan kewajiban terhadap diri sendiri. Selanjutnya, Kode Etik Kedokteran
Indonesia dibuat dengan mengacu kepada Kode Etik Kedokteran Internasional.
Selain Kode Etik Profesi di atas, praktek kedokteran juga berpegang kepada prinsipprinsip moral kedokteran, prinsip-prinsip moral yang dijadikan arahan dalam membuat
keputusan dan bertindak, arahan dalam menilai baik-buruknya atau benar-salahnya suatu
keputusan atau tindakan medis dilihat dari segi moral. Pengetahuan etika ini dalam
perkembangannya kemudian disebut sebagai etika biomedis. Etika biomedis memberi
pedoman bagi para tenaga medis dalam membuat keputusan klinis yang etis (clinical ethics)
dan pedoman dalam melakukan penelitian di bidang medis.
Nilai-nilai materialisme yang dianut masyarakat harus dapat dibendung dengan
memberikan latihan dan teladan yang menunjukkan sikap etis dan profesional dokter,
seperti autonomy (menghormati hak pasien, terutama hak dalam memperoleh informasi dan
hak membuat keputusan tentang apa yang akan dilakukan terhadap dirinya), beneficence
(melakukan tindakan untuk kebaikan pasien), non maleficence(tidak melakukan perbuatan
yang memperburuk pasien) dan justice (bersikap adil dan jujur), serta sikap altruisme
(pengabdian profesi).
Pendidikan etik kedokteran, yang mengajarkan tentang etik profesi dan prinsip moral
kedokteran, dianjurkan dimulai dini sejak tahun pertama pendidikan kedokteran, dengan
memberikan lebih ke arah tools dalam membuat keputusan etik, memberikan banyak latihan,
dan lebih banyak dipaparkan dalam berbagai situasi-kondisi etik-klinik tertentu (clinical
ethics), sehingga cara berpikir etis tersebut diharapkan menjadi bagian pertimbangan dari
pembuatan keputusan medis sehari-hari. Tentu saja kita pahami bahwa pendidikan etik belum
tentu dapat mengubah perilaku etis seseorang, terutama apabila teladan yang diberikan para
seniornya bertolak belakang dengan situasi ideal dalam pendidikan.
Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
Page 6

IDI (Ikatan Dokter Indonesia) memiliki sistem pengawasan dan penilaian


pelaksanaan etik profesi, yaitu melalui lembaga kepengurusan pusat, wilayah dan cabang,
serta lembaga MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran) di tingkat pusat, wilayah dan
cabang. Selain itu, di tingkat sarana kesehatan (rumah sakit) didirikan Komite Medis dengan
Panitia Etik di dalamnya, yang akan mengawasi pelaksanaan etik dan standar profesi di
rumah sakit. Bahkan di tingkat perhimpunan rumah sakit didirikan pula Majelis Kehormatan
Etik Rumah Sakit (Makersi).
Pada dasarnya, suatu norma etik adalah norma yang apabila dilanggar hanya akan
membawa akibat sanksi moral bagi pelanggarnya. Namun suatu pelanggaran etik profesi
dapat dikenai sanksi disiplin profesi, dalam bentuk peringatan hingga ke bentuk yang lebih
berat seperti kewajiban menjalani pendidikan / pelatihan tertentu (bila akibat kurang
kompeten) dan pencabutan haknya berpraktik profesi. Sanksi tersebut diberikan oleh MKEK
setelah dalam rapat/sidangnya dibuktikan bahwa dokter tersebut melanggar etik (profesi)
kedokteran.3

Pemeriksaan Medis

Anamnesis
Anamnesis dapat dilakukan

antara dokter yang dicurigai terlibat dalam

pengguguran kandungan dan anamnesis terhadap ketiga wanita yang dicurigai


melakukan pengguguran kandungan. Anamnesis merupakan suatu yang tidak dapat
dilihat atau ditemukan oleh dokter sehingga bukan pemeriksaan yang objektif,
sehingga tidak dimasukkan dalam visum et repertum. Anamnesis dibuat terpisah dan
dilampirkan dengan visum et repertum dengan judul keterangan yang diperoleh dari
pelaku. Dengan mengambil anamnesis , dokter meminta pelaku menceritakan apa
yang berlaku segala sesuatu dan untuk memastikan botol hasil suction itu merupakan
miliknya atau orang lain, dan sekiranya pelaku wanita itu mengaku, maka ditanyakan
apakah tujuan dia melakukan pengguguran kandungan. Dokter yang terlibat juga
ditanyakan , apakah dia benar melakukan pengguguran kandungan dan tujuannya
apakah untuk keselamatan ibu atau merupakan tindakan pidana. Walau bagaimana
pun, dari keterangan pelaku bias sahaja tidak mendapat 100 persen benar,maka di

Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
Page 7

perlukan tindakan lanjut dengan melakukan pemriksaan penunjang dari hasil


suction tersebut.
Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki.
Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya: 4

Alasan kesehatan, di mana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.


Alasan psikososial, di mana ibu sendiri sudah enggan/tidak mau untuk punya

anak lagi.
Kehamilan di luar nikah.
Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban ekonomi

keluarga.
Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan, janin cacat.
Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan atau akibat incest (hubungan antar

keluarga).
Selain itu tidak bisa dilupakan juga bahwa kegagalan kontrasepsi juga
termasuk tindakan kehamilan yang tidak diinginkan.

Pelaku Abortus Provokatus Kriminalis biasanya adalah:

Wanita bersangkutan.
Dokter atau tenaga medis lain (demi keuntungan atau demi rasa simpati).
Orang lain yang bukan tenaga medis (misalnya dukun)

Pemeriksaan Fisik

Tanda vital
Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau
menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau

meningkat.
Tanda syok
Tanda syok adalah seperti pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik < 90
mmHg, nadi > 112 x/menit. Bila syok disertai dengan massa lunak di adneksa, nyeri
perut bawah, adanya cairan bebas dalam cavum pelvis, pikirkan kemungkinan
kehamilan ektopik yang terganggu. Diduga kerana kehamilan ektopik ini,dokter

melakukan tindakan aborsi terhadap ibu.


Tanda infeksi atau sepsis
Demam tinggi, sekret berbau pervaginam, nyeri perut bawah, dinding perut tegang,
nyeri goyang portio, dehidrasi, gelisah atau pingsan.

Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
Page 8

Perdarahan pervaginam
Pendarahan pervaginam yang mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi. Ini
harus dibedakan dengan darah haid.
Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang
akibat kontraksi uterus.4

Pemeriksaan Ginekologis

Inspeksi vulva :
Perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium atau tidak

berbau busuk dari vulva


Inspekulo :
Perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada/tidak

jaringan keluar dari ostium, ada/tidak cairan atau jaringan berbau busuk dario ostium.
Pemeriksaan dalam :
Porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum
uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio
dogoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum Douglasi, tidak menonjol dan
tidak nyeri 2

Melalui pemeriksaan ginekologi,kita dapat mendeteksi jika perempuan itu telah melakukan
aborsi atau tidak dengan melihat komplikasi setelah dilakukan aborsi seperti berikut:

Perforasi
Dalam melakukan dilatasi dan kerokan selalu ada kemungkinan terjadinya perforasi
dinding uterus, yang dapat menjurus ke rongga peritoneum, ke ligamentum latum,
atau ke kandung kencing. Bahaya perforasi ialah perdarahan dan peritonitis

Luka pada serviks uteri


Apabila jaringan serviks keras dan dilatasi dipaksakan maka dapat timbul sobekan
pada serviks uteri yang perlu dijahit. Apabila terjadi luka pada ostium uteri internum,
maka akibat yang segera timbul ialah perdarahan yang memerlukan pemasangan
tampon pada serviks dan vagina. Akibat jangka panjang ialah kemungkinan
timbulnya incompetent cerviks.

Pelekatan pada kavum uteri


Melakukan kerokan secara sempurna memerlukan pengalaman. Jika dokter terkerok
jaringan miometrium, hal itu dapat mengakibatkan terjadinya perlekatan dinding
kavum uteri di beberapa tempat.

Perdarahan

Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
Page 9

Kerokan pada kehamilan yang sudah agak tua atau pada mola hidatidosa terdapat
bahaya perdarahan.

Infeksi
Apabila syarat asepsis dan antisepsis tidak dipraktikkan oleh dokter, maka bahaya
infeksi sangat besar. Infeksi kandungan yang terjadi dapat menyebar ke seluruh
peredaran darah, sehingga menyebabkan kematian. Bahaya lain yang ditimbulkan
abortus kriminalis antara lain infeksi pada saluran telur. 2

Pemeriksaan Laboratorium
Hasil Suction
Pemeriksaan Darah
Di antara berbagai cairan tubuh, darah merupakan yang paling penting karena
merupakan cairan biologik dengan sifat-sifat potensial lebih spesifik untuk golongan
manusia tertentu. Tujuan utama pemeriksaan darah forensik sebenarnya adalah untuk
membantu identifikasi pemilik darah tersebut, dengan membandingkan bercak darah
yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) pada objek-objek tertentu seperti
lantai, meja, kursi, karpet, senjata dan pakaian yang dilumuri dengan darah korban
atau darah tersangka pelaku kejahatan. Hasil pemeriksaan laboratorium tersebut
penting untuk menunjang atau menyingkirkan keterlibatan seseorang dengan TKP.
Walaupun dengan uji yang modern dan dengan peralatan yang canggih sekalipun,
masih sulit untuk memastikan bahwa darah tersebut berasal dari individu tertentu. 2
Dari bercak yang dicurigai harus dibuktikan bahwa bercak tersebut benar darah, darah
dari manusia atau hewan, golongan darahnya bila darah tersebut berasal dari manusia,
dan sama ada darah tersebut merupakan darah menstruasi atau bukan. Untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, harus dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan
laboratorium sebagai berikut :
1. Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat morfologi sel-sel darah merah. Cara ini tidak
dapat dilakukan bila telah terjadi kerusakan pada sel-sel darah tersebut. Darah yang
masih basah atau baru mengering ditaruh pada kaca objek dan ditambahkan 1 tetes
Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
Page 10

larutan garam faal, kemudian ditutup dengan kaca penutup. Cara lain adalah dengan
membuat sediaan apus dengan pewarnaan Wright atau Giemsa. Dari kedua sediaan
tersebut, dapat dilihat bentuk dan inti sel darah merah.
Pemeriksaan mikroskopik terhadap kedua sediaan tersebut hanya dapat menentukan
kelas dan bukan spesies darah tersebut. Kelas mamalia mempunyai sel darah merah
berbentuk cakram dan tidak berinti, sedangkan kelas-kelas lainnya berbentuk
oval/elips dan berinti. Dari kelas mamalia, genus Cannelidae(golongan unta)
merupakan perkecualian dengan sel darah merah berbentuk oval/elips tetapi tidak
berinti. 5
Keuntungan sediaan apus dibandingkan dengan sediaan tanpa pewarnaan adalah dapat
terlihatnya sel-sel lekosit berinti banyak. Bila terlihat drum stick dalam jumlah lebih
dari 0,05%, dapatlah dipastikan bahwa darah tersebut berasal dari seorang wanita.

2. Pemeriksaan kimiawi
Cara ini digunakan bila ternyata sel darah merah sudah dalam keadaan rusak sehingga
pemeriksaan mikroskopik tidak bermanfaat lagi. Pemeriksaan kimiawi terdiri dari
pemeriksaan penyaring darah dan pemeriksaan penentuan darah.
Pemeriksaan penyaring darah
Prinsip pemeriksaan penyaring adalah : H2O2H2O + On
Reagen

Perubahan

warna( teroksidasi)
Pemeriksaan penyaring yang biasa dilakukan adalah reaksi benzidin dan reaksi
fenoftalin. Reagen yang digunakan dalam reaksi benzidin adalah larutan jenuh kristal
benzidin dalam asam asetat glacial, sedangkan pada reaksi fenolftalin digunakan
reagens yang dibuat dari fenolftalein 2g + 100ml. NaOH 20% dan dipanaskan dengan
biji-biji zinc sehingga terbentuk fenolftalin yang tidak berwarna.5

Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
Page 11

Cara pemeriksaan: Sepotong kertas saring digosokkan pada bercak yang dicurigai
kemudian diteteskan 1 tetes H2O2 20% dan 1 tetes reagen benzidin. Hasil positif pada
reaksi benzidin adalah timbul warna biru gelap pada kertas saring.
Sedangkan pada reaksi fenolftalin, kertas saring yang telah digosokkan pada bercak
yang dicurigai langsung diteteskan dengan reagen fenolftalin yang akan memberikan
warna merah muda bila positif.
Hasil negatif pada kedua reaksi tersebut memastikan bahwa bercak tersebut bukan
darah, sedangkan hasil positif menyatakan bahwa bercak tersebut mungkin darah
sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Pemeriksaan penentuan darah


Pemeriksaan penentuan darah berdasarkan terdapatnya pigmen/Kristal hematin
(hemin) dan hemokhromogen. Pemeriksaan yang biasa digunakan adalah reaksi
Teichman dan reaksi Wagenaar. 5

Reaksi Teichman
o Seujung jarum bercak kering diletakkan pada kaca objek, tambahkan 1
butir Kristal NaCl dan 1 tetes asam asetat glasial, tutup dengan kaca
penutup dan dipanaskan. Hasil positif dinyatakan dengan tampaknya
Kristal hemin-HCl yang berbentuk batang berwarna coklat yang

terlihat dengan mikroskop.


Reaksi Wagenaar
o Seujung jarum bercak kering diletakkan pada kaca objek, letakkan juga
sebutir pasir, lalu tutup dengan kaca penutup sehingga antara kaca
objek dengan kaca penutup terdapat celah untuk penguapan zat. Pada
satu sisi diteteskan aceton dan pada sisi berlawanan diteteskan HCl
encer, kemudian dipanaskan. Hasil positif bila terlihat Kristal acetonhemin berbentuk batang berwarna coklat.
o Hasil positif pada pemeriksaan penentuan darah memastikan bahwa
bercak adalah darah. Hasil yang negatif selain menyatakan bahwa
bercak tersebut bukan bercak darah, juga dapat dijumpai pemeriksaan

Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
Page 12

terhadap bercak darah yang struktur kimianya telah rusak misalnya


bercak darah yang sudah lama sekali, terbakar dan sebagainya.

3. Pemeriksaan spektroskopik
Pemeriksaan spektroskopik memastikan bahan

yang diperiksa adalah darah bila

dijumpai pita-pita absorpsi yang khas dari hemoglobin atau turunannya. Bercak
kering dilarutkan dengan akuades dalam tabung reaksi dan kemudian dilihat dengan
spektroskop. Hemoglobin dan derivatnya akan menunjukkan pita-pita absorpsi yang
khas spektrum warna.5
Suspensi yang mengandungi oksihemoglobin berwarna merah terang dengan dua pita
absorpsi berwarna hitam di daerah kuning yaitu pada panjang gelombang 54 dan 59.
Bila ditambahkan reduktor, Na-ditionit, akan terbentuk hemoglobin ter-reduksi yang
berwarna merah keunguan dengan satu pita absorpsi yang lebarcdi daerah kuning
yaitu pada panjang gelombang 54-59. Bila ditambahkan lagi dengan alkali
encer(NaOH atau KOH) akan terbentuk hemokhromogen berwarna merah jingga
dengan dua pita absorpsi yang menempati daerah kuning yaitu pada panjang
gelombang 56 dan daerah perbatasan dengan hijau yaitu pada panjang gelombang 52.

4.Pemeriksaan Serologik
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan spesies dan golongan darah.
Untuk itu dibutuhkan antisera terhadap protein manusia (anti human globulin) serta
terhadap protein hewan dan juga antisera terhadap golongan darah tertentu. Prinsip
pemeriksaan adalah suatu reaksi antara antigen (bercak darah) dengan antibodi
(antiserum) yang merupakan reaksi presipitasi atau reaksi aglutinasi.
Penentuan Spesies
Lakukan ekstraksi bercak atau darah kering dengan larutan garam faal. Dianjurkan
untuk memakai 1cm2 bercak atau 1g darah kering tetapi tidak melebihi separuh bahan
yang tersedia. Cara-cara yang dapat dipergunakan adalah :
Reaksi Cincin (reaksi presipitin dalam tabung)
Ke dalam tabung reaksi kecil dimasukkan serum anti globulin manusia dan
keatasnya dituangkan ekstrak darah perlahan-lahan melalui tepi tabung. Biarkan pada
Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
Page 13

temperatur ruang kurang lebih 1.5 jam. Hasil positif tampak sebagai cincin presipitasi
yang keruh pada perbatasan kedua cairan.
Reaksi Presipitasi dalam Agar
Gelas obyek dibersihkan dengan spiritus sampai bebas lemak, dilapisi dengan
selapis tipis agar buffer. Setelah agak mengeras, dibuat lubang pada agar dengan
diameter kurang lebih 2mm, yang dikelilingi oleh lubang-lubang sejenis. Masukkan
serum anti-globulin manusia ke lubang di tengah dan ekstrak darah dengan berbagai
derajat pengenceran di lubang-lubang sekitarnya. Letakkan gelas obyek ini dalam
ruang lembab (moist chamber) pada temperatur ruang selama satu malam. Hasil
positif memberikan presipitum jernih pada perbatasan lubang tengah dan tepi lubang.
Penentuan Golongan Darah
Diantara sistem-sistem golongan darah, yang paling lama bertahan adalah
antigen dari sistem golongan darah ABO. Darah yang telah mengering dapat berada
dalam pelbagai tahap kesegaran.
a. Bercak dengan sel darah merah masih utuh.
b. Bercak dengan sel darah merah sudah rusak tetapi dengan aglutinin dan
antigen yang masih dapat di deteksi
c. Sel darah merah sudah rusak dengan jenis antigen yang masih dapat dideteksi
namun sudah terjadi kerusakan aglutinin.
d. Sel darah merah sudah rusak dengan antigen dan agglutinin yang juga sudah
tidak dapat dideteksi.
Cara yang biasa dilakukan adalah cara absoropsi elusi dengan prosedur sebagai
berikut :
1) 2-3 helai benang mengandung bercak kering difiksasi dengan metal alcohol
selama 15 menit. Benang diangkat dan dibiarkan mengering. Selanjutnya
dialakukan penguraian benang terbebut menjadi serat-serat halus dengan
menggunakan 2 buah jarum.
2) Lakukan juga pada benang yang tidak mengandung bercak darah untuk
sebagai control negative.
Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
Page 14

3) Serat benang dimasukkan kedalam 2 tabung reaksi. Ke dalam tabung pertama


diteteskan serum anti-A dan pada tabung kedua diberi anti-B hingga serabut
benang tersebut terendam seluruhnya. Kemudian tabung-tabung tersebut
disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu 4 derajat selsius selama satu
malam.
4) Kemudian lakukan pencucian dengan menggunakan larutan garam faal dingin
(4oC) sebanyak 5-6 kali, lalu tambahkan 2 tetes suspensi 2 % sel indicator,
pusing dengan kecepatan 1000 RPM selama 1 menit. Bila tidak terjadi
aglutinasi, cuci sekali lagi dan kemudian tambahkan 1-2 tetes garam faal.
Panaskan pada suhu 56oC selama 10 menit dan pindahkan eluat pada tabung
lain. Tambahkan satu tetes suspense sel indicator ke dalam masing-masing
tabung, biarkan selama 5 menit pada kecepatan 1000 RPM.
5) Pembacaan hasil dilakukan secara makroskopik. Bila terjadi aglutinasi berarti
darah mengandung antigen yang sesuai dengan antigen sel indikator.
Bila didapatkan sel darah merah dalam keadaan utuh, penentuan golongan
darah dapat dilakukan secara langsung seperti pada penentuan golongan darah orang
hidup, yaitu dengan meneteskan 1 tetes antiserum ke atas 1 tetes darah dan dilihat
terjadinya aglutinasi. Aglutinasi yang terjadi pada suatu antiserum merupakan
golongan darah bercak yang diperiksa, contoh bila terjadi aglutinasi pada antiserum A
maka golongan darah bercak darah tersebut adalah A.
Pemeriksaan golongan darah juga dapat membantu mengatasi kasus paternitas.
Hal ini berdasarkan Hukum Mendel yang mengatakan bahwa antigen tidak mungkin
muncul pada anak, jika antigen tersebut tidak terdapat pada salah satu atau kedua
orang tuanya. Orang tua yang homozigotik pasti meneruskan gen untuk antigen
tersebut kepada anaknya. (Anak dengan golongan darah O tidak mungkin mempunyai
orang tua yang bergolongan darah AB).

Interpretasi Hasil

Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
Page 15

Daripada

jalur pemeriksaan yang dilakukan bermula dengan anamnesis

terhadap dokter dan 3 wanita yang terlibat dalam kasus pengguguran bayi sehingga
pemeriksaan penunjang, untuk mengenakan tindakan pidana haruslah mendapatkan
bukti-bukti yang kukuh. Daripada anamnesis mungkin agak sukar untuk mendapatkan
pengakuan daripada pelaku yang terlibat. Maka dengan itu penting untuk kita
memeriksa barang bukti yaitu hasil suction yang dijumpai. Hasil suction itu dapat
dilakukan dengan memeriksa DNA dan darah si pelaku. Dengan dunia modern , serba
canggih maka walaupun hasil suction itu bercampur-campur antara 3 wanita, dunia
kedokteran dapat memisahkan sehingga bukti yang jelas dapat terlihat. Selain itu
pemeriksaan fisik dan ginekologi dapat dilakukan dari ketiga-tiga wanita itu dengan
melihat tanda-tanda kehamilan dan pasca aborsi. Dengan itu dapat menyokong kasus
pengguguran kandungan criminal.

Visum et Repertum
Visum et Repertum pengguguran kandungan ilegal contoh
Bahagian Ilmu Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran UKRIDA
Jl. Arjuna Utara, Jakarta Barat
Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
Page 16

Projustitia
Nomor : 3456-SK.III/2345/2-95.

Jakarta, 09 Januari 2013.

Lamp. : Satu sampul tersegel.


Perihal : Hasil Pemeriksaan Medis atas wanita pasca aborsi.
Visum Et Repertum
Yang bertanda tangan di bawah ini, John Junior, dokter ahli kedokteran forensik
menerangkan bahawa atas permintaan tertulis dari Kepolisian Resort Polisi Jakarta
Selatan No. Pol.:B/789/VR/XII/2010/Serse tertanggal 10 Januari 2012, maka pada
tanggal tiga belas januari tahun dua ribu sebelas, pukul delapan lewat tiga puluh menit
waktu Indonesia Barat, bertempat di ruang pemeriksaan medis Fakultas Kedokteran
UKRIDA telah melakukan pemeriksaan ke atas korban menurut surat permintaan
tersebut adalah :
Nama : NY N -------------------------------------------------------------------------------------Jenis Kelamin : Perempuan ---------------------------------------------------------------------Umur : 23tahun -----------------------------------------------------------------------------------Kebangsaan : Indonesia -------------------------------------------------------------------------Agama : -------------------------------------------------------------------------------------------Pekerjaan : ----------------------------------------------------------------------------------------Alamat : --------------------------------------------------------------------------------------------

HASIL PEMERIKSAAN.
Pemeriksaan Luar
1. Pelaku wanita -------------------------------------------------------------------------2. Pelaku wanita berpakaian seperti berikut : ------------------------------------------3. Pemeriksaan fisik : ----------------------------------------------------------------------4. Pada pemeriksaan ginekologi : --------------------------------------------------------Pemeriksaan Laboratorium
Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
Page 17

1. Penentuan tipedarah dari hasil suction : ---------------------------------------------2. Penentuan DNA dari hasil suction : -------------------------------------------------Kesimpulan
Pada pelaku wanita tersebut terdapat tanda pasca aborsi dan kesan dari hasil kuratase.
Pemeriksaan lanjut menunjukkan tipe darah dan DNA hasil suction sesuai dengan
DNA dan jenis darah si pelaku.
Demikianlah saya uraikan dengan sebenar benarnya berdasarkan keilmuan saya
yang sebaik baiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP.
Dokter yang memeriksa,
-----------------------------John Junior

Daftar Pustaka
1. Peraturan undang-undangan bidang kedokteran. Pengguguran
Kandungan,

bahagian

kedokteran

forensik,

fakultas

kedokteran universitas Indonesia, cetakan kedua, 1994. 20-1,


p 159-164
2. Buku Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi 1. Pemeriksaan Medis
Pada Kasus Kejahatan Seksual. tahun 1997. halaman 153.

Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
Page 18

3. Etika

Kedokteran

Indonesia.

Diunduh

dari

URL

http://www.freewebs.com/etikakedokteranindonesia/.2007
4. Pengguguran
Kandungan.
Diunduh
dari
URL

:
:

http://www.scribd.com/doc/12030805/edisi-64. 2005
5. Pemeriksaan

laboratorium

forensic

sederhana.

Diunduh

http://yumizone.wordpress.com/2009/03/19/pemeriksaan-laboratoriumforensik-sederhana. Maret 19, 2009.

Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
Page 19

dari

Anda mungkin juga menyukai