Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FISIKA BATUAN

Menghitung Nilai Porositas dan Densitas Batuan


Disusun unuk melengkapi tugas Fisika Batuan

Disusun Oleh:
Nama : Edu Dwiadi Nugraha
NIM

: 4211413012

Prodi

: Fisika
JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Batuan memiliki bermacam macam sifat fisis, dengan nilai yang berbeda untuk
setiap batuan. Salah satu sifat batuan yang penting adalah porositas dan densitas, karena
pada reservoar peran porositas dan densitas ini sangatlah penting sehingga perlu ada
pembelajaran lebih lanjut mengenai porositas dan densitas batuan. Dalam suatu eksplorasi
minyak dan gas bumi ataupun air tanah maka informasi mengenai porositas dan densitas
sangatlah diperlukan. Oleh karena itu pada makalah ini akan dibahas mengenai besar nilai
porositas dan densitas berbagai macam batuan.
1.2 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana porositas
dan densitas suatu batuan.
1.3 Metode Penulisan
Penulis mempergunakan metode studi kepustakaan dan eksperimen untuk
mengetahui nilai porositas dan densitas batuan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Porositas
Porositas adalah ukuran dari ruang kosong diantara material atau bahan yang
merupakan fraksi dari volume ruang kosong terhadap total volume yang bernilai antara 0
dan 1 atau sebagai persentase antara 0-100%. Porositas bergantung pada jenis bahan,
ukuran bahan, distribusi pori, sementasi, riwayat diagenetik dan komposisinya. Porositas
didefinisikan sebagai perbandingan antara volume ruang yang terdapat diantara serbuk
yang berupa pori-pori (ruang diantara serbuk yang selalu terisi oleh fluida seperti udara,
minyak atau gas bumi) terhadap volume serbuk secara keseluruhan.
Sifat porositas bahan saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh besaran fisis yang
lain maupun sifat termalnya, misalnya bahan yang porus akan mempunyai nilai kerapatan
yang rendah, luas permukaann yang lebih besar, konduktivitas panas yang rendah. Secara
umum porositas digambarkan sebagai perbandingan antara volume pori dan volume
teoritis. Volume teoritis ditentukan dari berat dan rapat teoritisnya. Porositas muncul
karena adanya pori yang terbuka, tertutup maupun ruang antar partikel. Pori terbuka adalah
pori yang berhubungan dengan cairan disekitarnya atau pori yang saling berhubungan
termasuk didalamnya ada kapiler, retakan retakan halus serta ketidakrataan . Secara
matematis porositas dapat dituliskan:

Vp
Vp
VbVgr
=
=
100
Vb Vgr+Vp
Vb

(1)

dimana :
Vp

= volume ruang pori-pori batuan

Vb

= volume batuan total (bulk volume)

Vgr

= volume padatan batuan total (grain volume)

= porositas batuan

Porositas menurut Levorsen [1] adalah:


a. Porositas absolute, yang merupakan persen volume pori-pori total terhadap volume
batuan total.
=

volume poritotal
bulk volume

x 100%

(2)

b. Porositas efektif, yang merupakan persen volume pori-pori yang saling berhubungan
terhadap volume batuan total.
c =

volume pori yang berhubungan gb


=
volume total batuan
gf

(3)

dimana :
c

= porositas efektif, fraksi (%)

= densitas butiran

Selain itu, menurut terjadinya, porositas dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
a. Porositas primer, merupakan porositas yang terbentuk pada waktu batuan sediment
diendapkan.
b. Porositas sekunder, merupakan porositas batuan yang terbentuk sesudah batuan
sediment terendapkan.
Porositas beberapa reservoar menurut Koesoemadinata [4] dikelompokkan menjadi:
Diabaikan (negligible)

0-5%

Buruk (poor)

5 - 10 %

Cukup (fair)

10 - 15 %

Baik (good)

15 - 20 %

Sangat baik (very good)

20 - 25 %

Istimewa (excellent)

> 25 %

2.1.2 Densitas
Densitas ukuran kerapatan suatu zat yang dinyatakan banyaknya zat / massa per
satuan volume. Jadi satuannya adalah satuan massa persatuan volume. Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis
berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Perbedaan
nilai kepadatan setiap bahan disebabkan oleh komponen yang membuat celah - celah
kosong diantara rapat serbuk penyusun material tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi
adalah ukuran butir (Grain size), bentuk butir, susunan butir.
Densitas merupakan salah satu sifat penting dari suatu zat adalah kerapatan atau
massa jenisnya atau disebut densitas (density) dimana perbandingan massa terhadap
volume zat. Dimana adalah massa jenis zat (kg/m 3), m adalah massa zat (kg) dan V
4

adalah Volume zat (m3). Setiap benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam
fluida, akan mendapat gaya ke atas sebesar berat fluida yang dipindahkan oleh benda
tersebut itulah hukum Archimedes. Benda yang dicelupkan ke dalam air maka ada tiga
kemungkinan yang akan dialami oleh benda tersebut, yaitu mengapung, melayang dan
tenggelam. Benda yang dikatakan terapung dalam zat cair bila sebagian benda tercelup dan
sebagian lagi muncul diudara, karena massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis zat
cair.
Desnitas sangat sensitif terhadap mineral yang membentuk jenis batu tertentu. Batuan
sedimen (dan granit), yang kaya akan kuarsa dan felspar, cenderung kurang padat dari
batuan volkanik. Dan jika Anda tahu petrologi batuan beku, Anda akan melihat bahwa batu
lebih mafik adalah, semakin besar kerapatannya. Berikut adalah tabel densitas beberapa
batuan :
Jenis Batuan
Andesit
Basal
Batubara
Diabas
Diorit
Dolomit
Gabro
Gneiss
Granit
Gips
Batu kapur
Marmer
Mica sekis
Peridotit
Kuarsit
Riolit
Batu pasir
Serpih
Batu tulis

Nilai Densitas
2.5 - 2.8
2.8 - 3.0
1.1 - 1.4
2.6 30
2.8 - 3.0
2.8 - 2.9
2.7 - 3.3
2.6 - 2.9
2.6 - 2.7
2.3 - 2.8
2.3 - 2.7
2.4 - 2.7
2.5 - 2.9
3.1 - 3.4
2.6 - 2.8
2.4 - 2.6
2.2 - 2.8
2.4 - 2.8
2.7 - 2.8

2.1.3 Peran Densitas dalam Teknik Eksplorasi


Dalam Teknik Eksplorasi perbedaan densitas sangat dibutuh kan pada metode
gravity. Dalam metode gravity prinsip yagn digunakan iala metamorf beh mengukur dan
menyelidiki variasi medan gravitasi yang disebabkan oleh perbedaan densitas dari batuan
batuan yang ada di bawah permukaan bumi. Densitas atau massa jenis adalah
perbandingan antara massa dan volume dari batuan. Densitas batuan sediemn meningkat
5

sesuai umur batuan dan kedalaman. Densitas batuan metamorf bergantung pada komposisi
dari batuan asal dan alterasi yang terjadi pada batuan tersebut.
Metode gravity ini mula mula ditemukan oleh Galileo Galilei (1589), denagn
mengukur kecepatan benda jatuh dari menara Pisa. Kemudian Johan Kepler memunculkan
teori pergerakan planet dan dilankutkan oleh Sir Issac Newton yang merumuskan variasi
gravitasi yagn sangat terkenal. Piere Bouger (1745),menemukan variasi gravitasi bumi di
F.A.

BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah neraca gelas beker, 5
macam batu, air dan kompor elektrik. Neraca digunakan untuk mengukur massa batu.
Gelas beker digunakan sebagai tempat air dan batu yang akan diukur berat dan massa
basahnya. 5 macam batu yang digunakan yaitu batu basalt, batu gamping, batu dasit, batu
konglomerat dan batu sekis mika, batu ini berfungsi sebagai bahan/ material yang diukur
densitas dan porositasnya. Air berfungsi untuk membasahi batu. Kompor elektrik berfungsi
untuk memanaskan agar benar benar kering.
6

3.2 Cara Kerja


Percobaan uji densitas dan porositas pada batuan ini diawali dengan mengukur
massa kelima macam batu yang digunakan dengan menggunakan necara, kemudian batu di
panaskan selama lima belas menit setelah setelah suhunya mencapai 100 oC , setelah itu
ditimbang lagi massa batu dengan necara dan ditulis sebagai massa kering (mk). Kemudian
mengambil air diletakkan pada gelas beker, lalu batu dimasukkan kedalam gelas beker
yang telah berisi air tersebut. Tunggu sampai gelembung-gelembung air hilang dan
mencapai saturasi, kemudian batu diukur beratnya dengan neraca dan ditulis sebagai berat
basah (mb).
3.2.1 Diagram Alir
Menunggu sampai batu mencapai
saturasi

start
Massa batu diukur dengan neraca
Batu di panaskan selama 15 menit
dengan suhu 80oC
Massa batu diukur lagi dengan neraca
Batu dimasukkan ke dalam gelas beker

Mengukur massa batu dengan


neraca
Batu dimasukkan dalam gelas
beker yang peuh dengan air
Air yang tumpah diukur volumenya

yang berisi air


Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data
Pada percobaan yang telah dilakukan telah didapatkan hasil sebagai berikut :
Nama Batu

Massa Natural

Massa Kering

Massa Basah

Volume

air

Basalt
Gamping
Dasit
Konglomerat
Sekis Mika

(gram)
53
89,3
34,7
35
35

(gram)
52,6
88,5
34,2
34,5
34,7

(gram)
53,2
93
34,7
35,1
35,1

tumpah (cm3)
20
80
25
20
14

4.2 Hasil Perhitungan


7

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil seperti dibawah ini :


Nama Batu
Basalt

Porositas (%)
3,00
5,63
2,00
3,00
2,86

Gamping
Dasit
Konglomerat
Sekis Mika
Nama Batu
Basalt

Densitas (gr/cm3)

Gamping
Dasit
Konglomerat
Sekis Mika

2,63
1,11
1,37
1,73
2,48

4.3Pembahasan
Percobaan tentang uji densitas dan porositas pada batuan yang telah dilakukan telah
didapatkan data mengenai massa kering, massa basah, berat kering dan berat basah guna
untuk menentukan nilai densitas dan porositasnya. Dari hasil perhitungan dapat diketahui
bahwa batu yang memiliki porositas terbesar adalah batu gamping dengan nilai 5,63%.
Secara fisik batu gamping memang tampak memiliki rongga rongga yang besar yang
disebabkan mudah larutnya bulir penyusunnya. Batuan yang memiliki nilai densitas paling
besar adalah batu basalt yaitu 2,63 gram/cm3 . Hubungan antara densitas dan porositas
berbanding terbalik, dapat kita lihat hasil percobaan pada batu bata dimana batu gamping
memiliki densitas terkecil dan memiliki porositas terbesar. Dari situlah dapat diketahui
bahwa batu gamping memiliki nilai kerapatan massa yang kecil tetapi dia memiliki banyak
pori pori. Dari situ dapat diketahui bahwa semakin padat suatu bahan/ material maka
semakin kecil daerah kosong pada material tersebut. Ketika terdapat banyak daerah kosong
pada suatu material/ bahan maka kerapatan massanya semakin kecil.
Hukum Archimedes adalah setiap benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke
dalam fluida, akan mendapat gaya ke atas sebesar berat fluida yang dipindahkan oleh
benda tersebut. Dalam percobaan ini batu yang di masukkan dalam air, batu tenggelam ke
air dan batu tersebut tidak mengapung karena dipengaruhi gaya gravitasi, tetapi dalam
pengukuran berat basah batu, gelas beker yang berisi air diangkat agar batu bisa terapung
ketika diukur beratnya.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka telah didapatkan kesimpulan bahwa
batuan yang memiliki nilai densitas paling besar adalah batu basalt yaitu 2,63 g/cm 3,
sedangkan batuan yang memiliki nilai densitas paling kecil adalah batu gamping yaitu 1,11
g/cm3. Batuan yang memiliki nilai porositas paling besar adalah batu gamping yaitu 5,63 %
sedangkan batuan yang memiliki nilai porositas paling kecil adalah batu dasit yaitu 2 %.
5.2 Saran
Untuk percobaan selanjutnya sebaiknya bentuk batu dibuat dalam bangun kubus
supaya dalam pengukuran volume, data yang diperoleh lebih valid.

DAFTAR PUSTAKA
[1]. Levorsen, A.I. 1954. Geology Of Petroleum. San Fransisco. W.H. Freeman &
Company.
[2]. Lange, O., Ivanova, M., dan Lebedeva, N. 1991. Geologi Umum. Jakarta. Gaya Media
Pratama.
[3]. Judson, S. Kauffman, M.E. Leet, L.D. 1987. Physical Geology. Seventh Edition, New
Jersey. Prentice-Hall, Inc.
[4]. Koesoemadinata, R.P. 1978. Geologi Minyak Bumi. Bandung. Penerbit ITB.
[5]. Cole, F.W. 1983. Reservoir Engineering Manual. Gulf Publishing Company. Texas.
[6]. Schoen, J.H. 1996. Physical Property of Rocks: Fundamental and Principles of
Petrophysics. Pergamon Press.
http://migasnet03aditiya771.blogspot.com/2009/05/karakteristik-batuan-reservoir.html

10

Anda mungkin juga menyukai