Disusun Oleh:
Nama : Edu Dwiadi Nugraha
NIM
: 4211413012
Prodi
: Fisika
JURUSAN FISIKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Vp
Vp
VbVgr
=
=
100
Vb Vgr+Vp
Vb
(1)
dimana :
Vp
Vb
Vgr
= porositas batuan
volume poritotal
bulk volume
x 100%
(2)
b. Porositas efektif, yang merupakan persen volume pori-pori yang saling berhubungan
terhadap volume batuan total.
c =
(3)
dimana :
c
= densitas butiran
Selain itu, menurut terjadinya, porositas dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
a. Porositas primer, merupakan porositas yang terbentuk pada waktu batuan sediment
diendapkan.
b. Porositas sekunder, merupakan porositas batuan yang terbentuk sesudah batuan
sediment terendapkan.
Porositas beberapa reservoar menurut Koesoemadinata [4] dikelompokkan menjadi:
Diabaikan (negligible)
0-5%
Buruk (poor)
5 - 10 %
Cukup (fair)
10 - 15 %
Baik (good)
15 - 20 %
20 - 25 %
Istimewa (excellent)
> 25 %
2.1.2 Densitas
Densitas ukuran kerapatan suatu zat yang dinyatakan banyaknya zat / massa per
satuan volume. Jadi satuannya adalah satuan massa persatuan volume. Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis
berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Perbedaan
nilai kepadatan setiap bahan disebabkan oleh komponen yang membuat celah - celah
kosong diantara rapat serbuk penyusun material tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi
adalah ukuran butir (Grain size), bentuk butir, susunan butir.
Densitas merupakan salah satu sifat penting dari suatu zat adalah kerapatan atau
massa jenisnya atau disebut densitas (density) dimana perbandingan massa terhadap
volume zat. Dimana adalah massa jenis zat (kg/m 3), m adalah massa zat (kg) dan V
4
adalah Volume zat (m3). Setiap benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam
fluida, akan mendapat gaya ke atas sebesar berat fluida yang dipindahkan oleh benda
tersebut itulah hukum Archimedes. Benda yang dicelupkan ke dalam air maka ada tiga
kemungkinan yang akan dialami oleh benda tersebut, yaitu mengapung, melayang dan
tenggelam. Benda yang dikatakan terapung dalam zat cair bila sebagian benda tercelup dan
sebagian lagi muncul diudara, karena massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis zat
cair.
Desnitas sangat sensitif terhadap mineral yang membentuk jenis batu tertentu. Batuan
sedimen (dan granit), yang kaya akan kuarsa dan felspar, cenderung kurang padat dari
batuan volkanik. Dan jika Anda tahu petrologi batuan beku, Anda akan melihat bahwa batu
lebih mafik adalah, semakin besar kerapatannya. Berikut adalah tabel densitas beberapa
batuan :
Jenis Batuan
Andesit
Basal
Batubara
Diabas
Diorit
Dolomit
Gabro
Gneiss
Granit
Gips
Batu kapur
Marmer
Mica sekis
Peridotit
Kuarsit
Riolit
Batu pasir
Serpih
Batu tulis
Nilai Densitas
2.5 - 2.8
2.8 - 3.0
1.1 - 1.4
2.6 30
2.8 - 3.0
2.8 - 2.9
2.7 - 3.3
2.6 - 2.9
2.6 - 2.7
2.3 - 2.8
2.3 - 2.7
2.4 - 2.7
2.5 - 2.9
3.1 - 3.4
2.6 - 2.8
2.4 - 2.6
2.2 - 2.8
2.4 - 2.8
2.7 - 2.8
sesuai umur batuan dan kedalaman. Densitas batuan metamorf bergantung pada komposisi
dari batuan asal dan alterasi yang terjadi pada batuan tersebut.
Metode gravity ini mula mula ditemukan oleh Galileo Galilei (1589), denagn
mengukur kecepatan benda jatuh dari menara Pisa. Kemudian Johan Kepler memunculkan
teori pergerakan planet dan dilankutkan oleh Sir Issac Newton yang merumuskan variasi
gravitasi yagn sangat terkenal. Piere Bouger (1745),menemukan variasi gravitasi bumi di
F.A.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah neraca gelas beker, 5
macam batu, air dan kompor elektrik. Neraca digunakan untuk mengukur massa batu.
Gelas beker digunakan sebagai tempat air dan batu yang akan diukur berat dan massa
basahnya. 5 macam batu yang digunakan yaitu batu basalt, batu gamping, batu dasit, batu
konglomerat dan batu sekis mika, batu ini berfungsi sebagai bahan/ material yang diukur
densitas dan porositasnya. Air berfungsi untuk membasahi batu. Kompor elektrik berfungsi
untuk memanaskan agar benar benar kering.
6
start
Massa batu diukur dengan neraca
Batu di panaskan selama 15 menit
dengan suhu 80oC
Massa batu diukur lagi dengan neraca
Batu dimasukkan ke dalam gelas beker
Massa Natural
Massa Kering
Massa Basah
Volume
air
Basalt
Gamping
Dasit
Konglomerat
Sekis Mika
(gram)
53
89,3
34,7
35
35
(gram)
52,6
88,5
34,2
34,5
34,7
(gram)
53,2
93
34,7
35,1
35,1
tumpah (cm3)
20
80
25
20
14
Porositas (%)
3,00
5,63
2,00
3,00
2,86
Gamping
Dasit
Konglomerat
Sekis Mika
Nama Batu
Basalt
Densitas (gr/cm3)
Gamping
Dasit
Konglomerat
Sekis Mika
2,63
1,11
1,37
1,73
2,48
4.3Pembahasan
Percobaan tentang uji densitas dan porositas pada batuan yang telah dilakukan telah
didapatkan data mengenai massa kering, massa basah, berat kering dan berat basah guna
untuk menentukan nilai densitas dan porositasnya. Dari hasil perhitungan dapat diketahui
bahwa batu yang memiliki porositas terbesar adalah batu gamping dengan nilai 5,63%.
Secara fisik batu gamping memang tampak memiliki rongga rongga yang besar yang
disebabkan mudah larutnya bulir penyusunnya. Batuan yang memiliki nilai densitas paling
besar adalah batu basalt yaitu 2,63 gram/cm3 . Hubungan antara densitas dan porositas
berbanding terbalik, dapat kita lihat hasil percobaan pada batu bata dimana batu gamping
memiliki densitas terkecil dan memiliki porositas terbesar. Dari situlah dapat diketahui
bahwa batu gamping memiliki nilai kerapatan massa yang kecil tetapi dia memiliki banyak
pori pori. Dari situ dapat diketahui bahwa semakin padat suatu bahan/ material maka
semakin kecil daerah kosong pada material tersebut. Ketika terdapat banyak daerah kosong
pada suatu material/ bahan maka kerapatan massanya semakin kecil.
Hukum Archimedes adalah setiap benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke
dalam fluida, akan mendapat gaya ke atas sebesar berat fluida yang dipindahkan oleh
benda tersebut. Dalam percobaan ini batu yang di masukkan dalam air, batu tenggelam ke
air dan batu tersebut tidak mengapung karena dipengaruhi gaya gravitasi, tetapi dalam
pengukuran berat basah batu, gelas beker yang berisi air diangkat agar batu bisa terapung
ketika diukur beratnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka telah didapatkan kesimpulan bahwa
batuan yang memiliki nilai densitas paling besar adalah batu basalt yaitu 2,63 g/cm 3,
sedangkan batuan yang memiliki nilai densitas paling kecil adalah batu gamping yaitu 1,11
g/cm3. Batuan yang memiliki nilai porositas paling besar adalah batu gamping yaitu 5,63 %
sedangkan batuan yang memiliki nilai porositas paling kecil adalah batu dasit yaitu 2 %.
5.2 Saran
Untuk percobaan selanjutnya sebaiknya bentuk batu dibuat dalam bangun kubus
supaya dalam pengukuran volume, data yang diperoleh lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Levorsen, A.I. 1954. Geology Of Petroleum. San Fransisco. W.H. Freeman &
Company.
[2]. Lange, O., Ivanova, M., dan Lebedeva, N. 1991. Geologi Umum. Jakarta. Gaya Media
Pratama.
[3]. Judson, S. Kauffman, M.E. Leet, L.D. 1987. Physical Geology. Seventh Edition, New
Jersey. Prentice-Hall, Inc.
[4]. Koesoemadinata, R.P. 1978. Geologi Minyak Bumi. Bandung. Penerbit ITB.
[5]. Cole, F.W. 1983. Reservoir Engineering Manual. Gulf Publishing Company. Texas.
[6]. Schoen, J.H. 1996. Physical Property of Rocks: Fundamental and Principles of
Petrophysics. Pergamon Press.
http://migasnet03aditiya771.blogspot.com/2009/05/karakteristik-batuan-reservoir.html
10