MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengauditan II
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
OLEH
Nursoerya Sulaiman
Besse Mardiah Sari
Febriyana Siswi H
A31112018
A31112026
A31112271
Dalam menilai risiko inheren pada asersi siklus pendapatan, auditor harus
mempertimbangkan faktor pervasif (pervasive) yang dapat mempengaruhi asersi dalam beberapa
siklus, termasuk siklus pendapatan, serta faktor-faktor yang hanya berkaitan dengan asersi
tertentu dalam siklus pendapatan.
Risiko Prosedur Analitis
Risiko prosedur analitis merupakan unsur risiko detektif bahwa prosedur analitis akan
gagal mendeteksi salah saji yang material. Prosedur analitis merupakan cara yang efektif dari
segi biaya dan mengandalkan pada pengetahuan auditor tentang bisnis dan industri klien.
Prosedur ini tidak hanya efektif dalam mengidentifikasi salah saji yag potensial atas laporan
keuangan, tetapi juga efektif dalam mengidentifikasi masalah yang timbul ketikamemberikan
jasa menilai tambah (value-added services) di samping laporan audit.
Tahap pertama dalam melakukan prosedur analitis adalah memperoleh pemahaman
mengenai total pendapatan yang diberikan (1) kapasitas klien dan (2) pasar produk-produk klien.
Salah satu prosedur analitis yang penting adlah memahami pansa pasar klien, yang
membantingkan pendapatan klien dengan total pendapatan dari pasar produk-produk klien.
Akhirnya, merupakan hal yang penting bagi auditor untuk mengevaluasi hari perputaran piutang
usaha (accounts receivable turn days), atau rata-rata periode penagihan, dan mampu
membandingkan periode penagihan klien menunjukkan bahwa piutang telah tumbuh lebih cepat
daripada volume penjualan, yang selanjutnya akan menghabiskan arus kas operasi bagi
perusahaan yang sedang tumbuh untuk memonitor periode penagihan perusahaan, kareni setiap
pertumbuhan penjualan biasanya disertai dengan pertumbuhan piutang yang akan menghabiskan
kas operasi.
MEMPERTIMBANGKAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian teridir dari beberapa faktor yang dapat mengurangi bebrapa
risiko inheren yang berkaitan dengan siklus pendapatan. Di samping itu, faktor-faktor ini juga
dapat meningkatkan atau mengurangi keefektifan komponen pengendalian internal lainnya
dalam mengendalikan risiko salah saji pada asersi siklus pendapatan.
Penilaian Risiko
Penilaian risiko manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan adalaha sama dengan
penilaian risiko inheren oleh auditor ekternal. Upaya yang cermat oleh sebagian manajemen
untuk megidentifikasi jenis-jenis risiko yang berkaitan dengan saldo dan transaksi siklus
pendapatan, bersama dengan komitmen untuk mengawali aktivitas pengendalian atas risiko
tersebut, harus mengurangi risiko salah saji.
Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Pemahaman atas sistem akuntansi pendapatan memerlukan pengetahuan tentang
bagaimana (1) penuualan diawali, (2) barang dan jasa diberikan, (3) piutang dicatat, (4) kas
diterima, dan (5) penyesuaian penjualan dilakukan, termasuk metode pemrosesan data serta
dokumen penting dan catatan yang digunakan.
Pemantauan (Monitoring)
Auditor harus memperoleh pemahaman tentang umpan balik ini dan apakah manajemen
telah mengawali setiap tindakan korektif berdasarkan informasi yang diterima dari aktivitas
pemantauan. Kemungkinan ini mencakup informasi yang diterima dari (1) pelanggan yang
mengalami kesalah penagihan, (2) lembaga pengatur yang memperhatikan ketidaksesuaian
kebijakan pengakuan pendapatan atau hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian internal, dan
(3) auditor eksternal yang mempertimbangkan kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan
material dalam pengendalian internal yangn ditemukan pada audit sebelumnya.
Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian dan Strategi Audit Pendahuluan
Pada saat auditor memproleh bukti tenyang keefektifan operasi pengendalian internal
yang berkaitan dengan prosedur untuk memperoleh pemahaman, auditor dapat mengevaluasi
risiko pengendalian berdasarkan bukti tersebut. Dalam kasus semacam itu, kepastian yang
terbatas mungkin diperoleh tentang keefektifan pengendalian yang terutama didasarkan atas
prosedur yang mencangkup pengajuan pertanyaan, observasi, dan beberapa inspeksi atas bukti
yang didokumentasikan. Banyak auditor akan menilai resiko pengendalian untuk asersi tertentu
secara sepintas dibawah atau diatas maksimum.
B. AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENJUALAN KREDIT
Transaksi penjualan ini biasanya dicatat dengan menggunakan system komputer yang
dapat memproses transaksi secara berurutan atau metode pemrosesan batch. Aktivitas
pengendalian selama transaksi penjualan berlangsung harus disesuaikan dengan perubahan
situasi.
Sesungguhnya setiap perusahaan yang memerlukan audit mempunyai system akuntasi
yang terkomputerisasi (computerized accounting system). Akhirnya, pertimbangan akan
diberikan pada prosedur yang digunakan oleh auditor untuk (1) memperoleh dan
mendokumentasikan pemahaman atas pengendalian internal dan (2) melakukan pengujian
pengendalian yang digunakan dalam membuat penilaian akhir atas risiko pengendalian untuk
transaksi pembelian.
PEROLEHAN PEMAHAMAN DAN PENILAIAN RISIKO PENGENDALIAN
Auditor harus memperoleh pemahaman atas siklus penjualan yang mencukupi untuk
merencanakan audit, yaitu auditor perlu mempunyai pemahaman yang cukup untuk dapat
(1)mengidentifikasi jenis salah saji yang potensial, (2) mempertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi risiko salah saji yang material, dan (3) merancang pengujian substansif.
Auditor bisa saja merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat sedang
atau tinggi atau menggunakan pengetahuannya tentang keefektifan pengendalian siklus
pendapatan yang diperoleh ketika memahami pengendalian internal. Selain itu, auditor juga
dapat mengambil kesimpulan tentang efektifan pengendalian yang deprogram dengan
mengevaluasi keefektifan operasi pengendalian umum komputer dan mengajukan pertanyaan
serta menginspeksi dokumen yang berhubungan dengan prosedur yang digunakan untuk
menindaklanjuti laporan pengecualian yang dihasilkan oleh program pengendalian.
C. AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENERIMAAN KAS
Pertimbangan Risiko Pengendalian Transaksi Penerimaan Kas
Fungsi
Salah Saji
Pengendalian
EO2 C2 RO2 VA2 PD2
yang
Komputer
Potensial
Pengendalian
Manual (huruf
miring)
Fungsi
Penjualan
Menggunakan
P
Penerimaan tunai tidak register kas atau
Kas
didaftar
titik penjualan.
D
Secara
periodik
mengawasi prosedur
penjualan tunai.
Penerimaan
melalui pos
hilang atau
digelapkan
setelah
diterima
Membatasi
pengesahan cek atas
penerimaan dengan
segera.
Segera
menyusun P
pradaftar
penerimaan melalui
pos.
Kas dan cek Secara independen D
yang
mengecek
diterima
kesesuaian antara
untuk
kas dan cek dengan
disetorkan
lembar perhitungan
tidak sesuai kas dan pradaftar
dengan
lembar
perhitungan
kas
dan
pradaftar
Kas
tidak Secara independen D
disetorkan
mengecek
secara utuh kesesuaian
slip
setiap hari.
setoran
yang
disahkan
dengan
ikhtisar kas harian.
Bukti
Secara independen D
penerimaan
mengecek
uang
tidak kesesuaian
bukti
sesuai
penerimaan
uang
dengan
dengan pradaftar.
pradaftar.
Beberapa
Komputer
penerimaan
menyesuaikan
tidak dicatat jumlah yang dijurnal
dan
diposting
dengan ikhtisar kas
harian.
Kesm alahan Menyiapkan
D
telah
rekonsiliasi
bank
dilakukan
yang
independen
dalam
secara periodik
membuat
jurnal
penerimaan.
Penerimaan
Mengirimkan
D
diposting ke laporan
ke
akun
pelanggan
yang salah
Kesalahan
telah
dilakukan
dalam
mencatat
penerimaan
kas
Penerimaan
kas
tidak
dicatat atau
diposting ke
akun
yang
salah
pelanggan
Komputer
membandingkan
informasi yang ada
dalam
jurnal
penerimaan
kas
dengan
informasi
dari pradaftar
Rekonsiliasi
bank
independen
Pengendalian
Manajemen
Tingkat manajemen
yang
sesuai
memonitor
ke
harian,
termasuk
penerimaan kas kas,
kelayakan jumlah,
dan
jumlah
pengkreditan
ke
piutang usaha.
Manajemen secara
aktif
menindaklanjuti
piutang yang telah
jatuh tempo
melibatkan pengendalian manual dan auditor akan memperoleh bukti melalui Tanya-jawab,
observasi, serta inspeksi dokumen.
Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah,
maka auditor akan memperluas pengujian sehingga mencakup inspeksi dokumen dan
pelaksanaan kembali pengendalian manual.
E.
a.
b.
c.
-
akun penyelisihan terkait adalah menelusuri saldo awal periode berjalan ke saldo akhir yang
telah diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya (jika dapat dilakukan). Selanjutnya, aktivitas
periode berjalan dalam akun pengendalian buku besar dan akun penyisihan terkait harus direview
untuk setiap ayat jurnal yang signifikasi, yang tidak biasa dari segi sifat atau jumlah, yang
memerlukan investigasi khusus.
PROSEDUR ANALITIS
Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi atas saldo
piutang usaha, hubungan piutang usaha dengan penjualan, dalam marjin kotor perusahaan.
PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI
Pengujian rincian transaksi tertentu dapat dilaksanakan selama pekerjaan interim (interim work)
bersama dengan pengujian pengendalian dalam bentuk pengujian bertujuan ganda (dual-purpose
tests).
Memvouching Catatan Piutang ke Transaksi Pendukung
Melakukan Pengujian Pisah Batas untuk Penjualan dan Retur Penjualan
Melakukan Pengujian Pisah Batas atas Penerimaan Kas
PENGUJIAN RINCIAN SALDO
Dua bidang utama dari prosedur dalam kategori pengujian substantif untuk piutang usaha ini
akan dibahas : konfirmasi piutang dan prosedur tindak lanjut yang berkaitan serta prosedur untuk
mengevaluasi kecukupan penyisihan piutang tak tertagih.
Konfirmasi Piutang
Konfirmasi piutang usaha mencakup komunkasi tertulis secara langsung antara
pelanggan dan auditor.
Prosedur Audit Yang Berlaku Umum
Konfimasi piutang adalah prosedur sudit yang berlaku umum. AU 330, Proses
Konfimasi (SAS 67), menyatakan ada anggapan bahwa auditor akan meminta konfirmasi piutang
selama melakukan audit, kecuali:
Piutang usaha bersifat tidak material terhadap laporan keuangan.
Penggunaan konfirmasi akan menjadi tidak efektif sebagai suatu prosedur audit.
Penilaian gabungan auditor atas risiko inheren serta risiko pengendalian adalah rendah dan
bahwa penilaian ini, bersama dengan bukti yang diharapkan disediakan oleh prosedur analitis
atau pengujian substantif lainnya, sudah cukup untuk mengurangi risiko audit ke tingkat rendah
yang dapat diterima untuk asersi laporan keuangan yang berlaku.
Setelah auditor menyelesaikan audit atas siklu penjualan, dia harus mengikhtisarkan masalah
penting yang dapat menghambat kinerja jasa bernilai tambah kepada klien.
Definisi Utang Usaha
Utang usaha termasuk sebagai unsur utang lancar. Utang lancar meliputi semua
kewajiban yang akan dilunasi dalam periode jangka pendek (satu tahun atau kurang dari tanggal
neraca atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan) dengan cara mengurangi aktiva yang
dikelompokkan dalam aktiva lancaratau dengan cara menimbulkan utang lancar yang lain. Utang
lancar digolongkan menjadi 6 kelompok berikut ini :
a) Utang usaha yang timbul dari transaksi pembelian bahan baku dan bahan penolong, suku
cadang, dan bahan habis pakai pabrik (factory supplies) Utang usaha dapat digolongkan menjadi
2 golongan : (1) utang yang tidak disertai dengan surat berharga sebagai bukti tertulis tentang
kesanggupan untuk membayar kewajiban (disebut dengan utang usaha atau account payable) dan
(2) utang yang disertai dengan surat berharga sebagai bukti tertulis tentang kesanggupan untuk
membayar kewajiban (disebut dengan utang wesel atau notes payable).
b) Uang jaminan masuk dari pelanggan.
c) Utang yang timbul dari berlalunya waktu (accrued payable).
d) Utang yang timbul kepada pihak ketiga karena perusahaan yang ditunjuk sebagai pemungut
pajak atau iuran yang lain, seperti utang Pajak Pertambahan Nilai (PPN), utang Pajak
Penghasilan Karyawan (PPh Pasal 25), utang dana pensiun, utang asuransi karyawan
e) Accrual yang timbul dari kegiatan usaha perusahaan
meskipun :
o Jumlah utang tersebut harus ditaksir seperti utang bonus.
o Krediturnya tidak diketahui seperti utang biaya reparasi untuk produk perusahaan yang dijual
dengan garansi.
o Utang yang jumlahnya harus diukur dari transaksi sekarang misalnya utang sewa, pendapatan
yang diterima dimuka, utang yang jumlahnya dihitung dari besarnya deplesi sumber alam.
f) Utang lain yang diperkirakanakan dilunasi dalam jangka waktu pendek seperti utang bank
(kredit modal kerja misalnya), utang jangka panjang yang segera jatuh tempo, utang pajak
penghasilan utang deviden.
Tujuan Pengujian Substantif Untuk Piutang Usaha
Tujuanaudit terhadap piutang usaha adalah
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan utang
usaha.
2. Membuktikan keberadaan utang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan utang
usaha yang dicantumkan di neraca.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan
saldo utang usaha yang disajikan di neraca.
4. Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca.
5. Membuktikan kewajiban penyajian dan pengungkapan utang usaha di neraca.
PENENTUAN RISIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RINCIAN
Hutang usaha dipengaruhi baik oleh transaksi pembelian yang menambah saldo maupun
oleh transaksi pengeluaran kas yang menurunkan risiko saldo tersebut. Jadi, risiko pengujian
rincian untuk asersi hutang usaha dipengaruhi oleh risiko inheren, risiko prosedur analitis, faktor
faktor risiko pengendalian yang berkaitan dengan kedua kelompok transaksi tersebut. Auditor
menggunakan metodologi menggabungkan penilaian risiko pengendalian yang tepat atas asersi
kelompok transaksi guna mencapai penilaian risiko pengendalian untuk asersi asersi saldo akun
utang usaha. Metodologi yang dimaksud meliputi : matriks risiko audit, yang selanjutnya
digunakan untuk menentukan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima tingkat risiko spesifik
dalam matriks ini hanya bersifat ilustratif dan akan, karenanya, bervariasi menurut situasi yang
dihadapi klien.
Korelasi Komponen Risiko - Asersi Hutang Usaha
Komponen
Eksistensi
kelengkapan
Hak dan
Penilaian atau Penyajian dan
Risiko
atau kejadian
Kewajiban
alokasi
pengungkapan
Risiko audit
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Risiko
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Inheren
Risiko
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Prosedur
Analitis
Risiko
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Sedang
Pengendalian
Transaksi
pengendalian
transaksi
pengeluaran
kas
Risiko
Sedang
Tinggi
Rendah
Tinggi
Sedang
Pengendalian
Gabungan
Risiko
Pengendalian
Sedang
Sangat rendah
Sedang
Sedang
Sangat rendah
Rincian yang
Dapat
Diterima
PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF
Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi laporan laporan keuangan yang
signifikan dicapai dengan mengumpulkan bukti dari pengujian substantif yang dirancang secara
tepat, termasuk prosedur analitis, dan pengujian rincian. Ketika membahas piutang usaha, juga
dapat digunakan dalam merancang pengujian substantif untuk hutang usaha. Daftar pengujian
substantif yang mungkin dapat dimasukkan dalam program audit yang dikembangkan atas dasar
yang disajikan pada tabel di bawah ini. (Gambar 15-10)
Kategori
Pengujian Substantif
EO3
PD#
c.
d.
2.
a.
b.
c.
I.
II.
3.
a.
b.
c.
meningkatkan arus kasnya sebagai pembayaran kembali yang hanya dilakukan setelah jasa
diberikan.
Dalam proses pelaksanaan audit, auditor dapat menetapkan tolak ukur (benchmark) atas
pengeluaran perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.
Sebagai contoh, untuk tahun yang berakhir 28 januari 2000, perputaran persediaan Dell computer
rata rata adalah 6 hari, 34 hari untuk perputaran piutang dan 43 hari untuk melunasi hutangnya.
Tidakada kas yang dibutuhkan untuk mendanai siklus operasi tersebut. Jasa penting yang
ditawarkan Akuntan Publik adalah membantu klien mengantisipasi jenis peluang ini dan
membantunya mengembangkan visi bagaimana membuat jenis arus kas yang positif ini menjadi
kenyataan.