Anda di halaman 1dari 13

Parit Pengumpul

Parit pengumpul dapat dibuat pada aeral pertanian (sawah maupun tegalan) dan areal pekarangan.
dengan parit pengumpul ini maka air hujan yang jatuh di areal pertanian dan pekarangan sebagian
atau seluruhnya dapat ditmpung dan diresapkan ke dalam tanah. Air yang tertampung dapat
dimanfaatkan pada akhir musim hujan.
A.1 Parit Pengumpul Pada Areal Pertanian
Parit pengumpul (Gambar 1) dibuat menyesuaikan dengan kontur lahan, terutama untuk daerahdaerah yang relatif datar (kemiringan < 20%). Pada daerah dengan kemiringan terjal perlu dilakukan
penelitian terlebih dahulu atau dikonsultasikan dengan ahli geologi. Parit resapan ini dapat sekaligus
difungsikan untuk budidaya ikan sebagai tambahan penghasilan bagi petani dan sebagai pengendali
populasi nyamuk.

Gambar 1. Parit resapan pada areal pertanian

A.2. Parit Pengumpul pada Pekarangan


Parit pengumpul dapat dibuat di pekarangan rumah, dikenal juga sebagai kolam (Gambar 2). Parit
resapan pada umumnya dibuat di sampai atau belakang rumah, disesuaikan dengan kondisi rumah
dan bentang alam yang ada. Dimensi parit resapan di belakang rumah dapat bervariasi sesuai dengan
ketersediaan lahan.
Di sekeliling parit pengumpul perlu ditanami dengan tanaman-tanaman produktif, misalnya mangga,
pepaya, dan lain-lain, dan bila perlu dibuat pagar pembatas demi menjaga keamanan anak-anak. Parit
rpengumpul dapat dimanfaatkan untuk budidaya ikan sebagai tambahan penghasilan sekaligus
mencegah perkembangbiakan nyamuk.

Gambar 2. Parit pengumpul di pekarangan


Banyaknya sarana air bersih SPT (Sumur Pompa Tangan), PAH (Penampungan Air Hujan), PMA
(Penampungan Mata Air) dan SGL (Sumur Gali) dan limbah air buangan dari dapur dan kamar mandi,
yang tidak mempunyai SPAL (Sarana Pembuangan Air Limbah) yang baik, dapat menyebabkan
terjadinya genangan air yang dapat mencemari sumber/badan air dan menjadi tempat berkembang
biaknya sektor penular penyakit.
Teknologi tepat guna untuk menampung dan meresapkan air buangan dari rumah tangga (dapur,
kamar mandi, sarana air bersih yang dibangun) / Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) antara lain
adalah :
1. Saluran / Parit pengumpul
2. Sumur pengumpul

A.3. Dasar Perhitungan Ukuran Parit Pengumpul


Dasar perhitungan dari penentuan besarnya ukuran parit pengumpul, harus terlebih dulu dicari angka
perkolasi (PR) dengan menggunakan alat uji perkolasi.
Yang dimaksud dengan waktu perkolasi adalah: waktu dalam satuan menit yang diperlukan oleh air,
waktu turun sedalam 2,54 cm (1 inchi). Hasil waktu perkolasi dinyatakan dalam menit/inchi. Dengan
kesimpulan bahwa makin lama waktu perkolasi, makin luas tanah peresapan yang diperlukan.
Hubungan waktu perkolasi dengan luas tanah absorbsi dinyatakan dengan dalil sebagai berikut: Makin
lama waktu perkolasi makin luas tanah absorbsi yang diperlukan Hubungan ini dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :

Keterangan:

Area tanah absorbsi untuk parit resapan adalah luas dasar parit
Area tanah absorbsi untuk sumur resapan adalah luas dinding samping

Waktu perkolasi diatas 30 tidak sesuai untuk sumur resapan

Waktu perkolasi diatas 60 tidak sesuai untuk system peresapan

Keterangan :
1. Luas tanah absorbsi untuk parit resapan adalah luas dasar parit
2. Waktu perkolasi diatas 30 tidak sesuai untuk sumur resapan
3. Waktu perkolasi diatas 60 tidak sesuai untuk system resapan

Misalkan rumah tinggal dengan penghuni 5 orang. Pemakaian air 1 orang/hari = 20 liter. Setelah
melalui pengukuran perkolasi didapat angka perkolasi (PR) = 4,482 menit/inchi. Tentukan luas
peresapan dan panjang parit pengumpul tersebut ?
Penyelesaian:
Kapasitas air buangan = 5 x 20 = 100 liter (note: 1 galon = 3,7854 liter)
Jadi:
Kapasitas air buangan = 100 / 3,7854 = 26,417 galon/hari
Kalau dimisalkan angka perkolasi (PR) = 4,482 menit/inchi, maka dari table-2 didapat kecepatan
maximum air buangan 2,355 galon/ft2/hari.
Jadi:
Luas parit pengumpul = 26,417 / 2,355 = 11, 2175 ft2 (note: 1 ft2 = 0,093 m2)
= 11,2175 x 0,093 = 1,0432 m2
Kalau diambil lebar parit = 0,5 m = 50 cm,
maka panjang parit pengumpul = 1,0432 / 0,5 = 2,086 m

SUMUR PENGUMPUL
B.1. Cara membuat Sumur pengumpul

Sebagai halnya biopori, sumur pengumpul air pernah digalakkan pembuatannya. Manfaat dari sumur
pengumpul air adalah meminimalisir terjadinya bencana banjir saat musim penghujan sekaligus
sebagai dengan menanam air ke dalam tanah. Ini sekaligus menambah persediaan air bersih di dalam
tanah yang dapat dimanfaatkan pada musim kemarau.
Sebelum membuat sumur pengumpul air, ada beberapa syarat umum yang harus dipenuhi. Syarat ini
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata Cara Perencanaan Sumur pengumpul
Air Hujan untuk Lahan Pekarangan.
Persyaratan umum yang harus dipenuhi antara lain:
1. Sumur pengumpul harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam
atau labil.
2. Sumur pengumpul berjarak minimal lima meter dari tempat penimbunan sampah dan septic
tank dan berjarak minimal satu meter dari fondasi bangunan.
3. Kedalaman sumur pengumpul bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah
permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,50 meter pada
musim hujan.
4. Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air)
minimal 2,0 (artinya, genagan air setinggi 2 cm akan teresap habis dalam 1 jam), dengan tiga

klasifikasi, yaitu :
Permeabilitas sedang, yaitu 2,0-3,6 cm per jam.
Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6-36 cm per jam.
Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar), yaitu lebih besar dari 36 cm per jam.

Cara membuat sumur pengumpul air. Pembuatan sumur pengumpul air dibedakan berdasarkan kondisi
rumah dan lingkungan yaitu; untuk rumah dengan talang air, untuk rumah tanpa talang air, dan untuk
area terbuka (taman). Untuk kali ini akan dibahas cara pembuatan sumur pengumpul air pada rumah
yang menggunakan talang air.

B.2. Teknik pembuatan sumur Pengumpul air


Cara pembuatan sumur Pengumpul air pada rumah dengan talang air adalah sebagai berikut:
1. Buat sumur dengan diameter 80-100 cm sedalam 1,5 m namun tidak melebihi muka air tanah.
2. Untuk memperkuat dinding tanah, gunakan buis beton, pasangan bata kosong (tanpa
plesteran) atau pasangan batu kosong.
3. Buatlah saluran pemasukan yang mengalirkan air hujan dari talang ke dalam sumur resapan
dengan menggunakan pipa paralon.
4. Buatlah saluran pembuangan dari sumur resapan menuju parit yang berfungsi membuang
limpahan air saat sumur resapan kelebihan air. Ketinggian pipa pembuangan harus lebih tinggi
dari muka air tanah tertinggi pada selokan drainase jalan tersebut.
5. Isi lubang sumur resapan air dengan koral setebal 15 cm.
6. Tutup bagian atas sumur resapan dengan plat beton. Di atas plat beton ini dapat diurug
dengan tanah.

B.3. Membuat Sumur Pengumpul di Pekarangan Rumah


Mengenai air, kota-kota besar di Indonesia telah mengalami dua hal berlawanan, misalnya ; di
permukaan tanah, banjir bisa mencapai atap rumah seperti yang terjadi belakangan ini, sementara di
bawah tanah, permukaan air tanah (water table) di kota-kota besar terus mengalami penurunan. Untuk
mencegahnya dan sekaligus dapat menjaga cadangan air, maka dibuatnya sumur resapan air hujan.
Meskipun tidak seluruh masalah dapat diatasi, namun sumur resapan ini secara teoritis akan banyak
membantu meringankan kedua masalah tersebut sekaligus.
Bagaimana sebenarnya sumur pengumpul itu bekerja? Air hujan yang jatuh ke halaman kita setidaknya
85 persen harus bias diserap oleh halaman tersebut agar tidak meluapkan banjir. Halaman rumah kita
secara alamiah bias menyerap curahan air hujanyang jatuh, termasuk dari atap rumah, yang mengalir
melalui talang. Di sini sumur resapan akan mengurangi sumbangan bencana banjir dengan
mengurangi sumbangan run off air hujan.
Dibawah tanah, resapan ini akan masuk merembes lapisan tanah yang disebut sebagai lapisan tidak

jenuh, dimana tanah (dari berbagai jenis) masih bias menyerap air, kemudian masuk menembus
permukaan tanah (water table) di mana dibawahnya terdapat air tanah (ground water) yang
terperangkap di lapisan tanah yang jenuh. Air tanah inilah yang sebenarnya kita konsumsi.
Masuknya air hujan melalui peresapan inilah yang menjaga cadangan air tanah agar tetap bisa dicapai
dengan mudah. Ii karena permukaan air tanah memang bisa berubah-ubah, tergantung dari suplai dan
eksploitasinya. Dengan teralirkan ke dalam sumur resapan, air hujan yang jatuh di areal rumah kita
tidak terbuang percuma ke selokan lalu mengalir ke sungai.

B.4. Spesifikasi Sumur Pengumpul


Sumur pengumpul dapat dibuat oleh tukang pembuat sumur gali berpengalaman dengan
memperhatikan persyaratan teknis tersebut dan spesifikasi sebagai berikut :
1. Penutup Sumur
Untuk penutup sumur dapat dipilih beragam bahan diantaranya :
Pelat beton bertulang tebal 10 cm dicampur dengan satu bagian semen, dua bagian pasir, dan tiga
bagian kerikil.
Pelat beton tidak bertulang tebal 10 cm dengan campuran perbandingan yang sama, berbentuk
cubung dan tidak di beri beban di atasnya atau,
Ferocement (setebal 10 cm).
2. Dinding sumur bagian atas dan bawah
Untuk dinding sumur dapat digunakan bis beton. Dinding sumur bagian atas dapat menggunakan batu
bata merah, batako, campuran satu bagian semen, empat bagian pasir, diplester dan di aci semen.
3. Pengisi Sumur
Pengisi sumur dapat berupa batu pecah ukuran 10-20 cm, pecahan bata merah ukuran 5-10 cm, ijuk,
serta arang. Pecahan batu tersebut disusun berongga.
4. Saluran air hujan
Dapat digunakan pipa PVC berdiameter 110 mm, pipa beton berdiameter 200 mm, dan pipa beton
setengah lingkaran berdiameter 200 mm.
Satu hal yang penting, setelah sumur pengumpul dibuat, jangan lupakan perawatannya. Cukup dengan
memeriksa sumur pengumpul setiap menjelang musim hujan atau, paling tidak, tiga tahun sekali.
Dengan membuat sumur pengumpul di pekarangan masing-masing, kita dapat mencegah banjir
sekaligus ,menjaga cadangan air.

Catatan:

Sebuah lubang dengan garis tengah 5 feet dan kedalaman 6 feet dibawah inlet mempunyai
luas efektif 94 ft2
Sebuah lubang dengan garis tengah 5 feet, kedalaman 16 feet maka luas 94 feet + 157 feet
atau 251 ft2.

1 ft = 0,305 meter

1 ft2 = 0,093 m2

Contoh Perhitungan Sumur Pengumpul


1. Misalkan sebuah rumah tinggal dengan penghuni 5 orang. Pemakaian air 1 orang/hari = 20 liter,
dimana setelah melalui pengukuran perkolasi didapat angka perkolasi minimum (PR) sebesar 4,482
menit/inchi. Tentukan: ukuran sumur resapan tersebut!
Penyelesaian:
Dari table-1: angka PR = 4,482 menit/inchi didapat area absorbsi (luas bidang peresapan) yang
diperlukan = 3,8148 ft2 (hasil interpolasi). Jadi pemakaian untuk 5 orang (dengan pemakaian 20
liter/hari/orang), maka luas bidang peresapan yang diperlukan = 5 x 3,8148 ft2 = 19,074 ft2
Untuk menentukan kedalaman sumur resapan (t), jika diameter sumur resapan (D) ditentukan 2 ft (0,61
m) maka :

p . D . t = luas
(3,14) . (2) . (t) = 19,074

t = 3,0372 ft = 0,9263 m (note: 1 ft = 0,305 m)

Jadi kedalaman sumur resapan = 0,9263 m

2. Misalkan ditentukan : kedalaman Lubang percobaan (d) 16 inchi (41 cm) didapat angka perkolasi
(PR) = 4,482 menit/inchi. Sumur resapan digunakan untuk 5 orang dengan pemakaian air 1 orang/hari
= 20 liter. Tentukan ukuran sumur resapan tersebut!

Penyelesaian:
Dari table-1: dengan angka PR = 4,482 menit/inchi didapat luas bidang peresapan = 3,8148 ft2 (hasil
interpolasi). Jadi luas bidang peresapan untuk 5 orang (dengan pemakaian 20 liter/hari/orang) = 5 x
3,8148 = 19,074 ft2
Lihat table-3:
Maka dapat diambil: Kedalaman (t) = 2 ft = 0,61 m ; Diameter (D) = 3 ft = 0,9263 m
Atau dapat juga diambil: Kedalaman (t) = 3 ft = 0,9263 m ; Diameter (D) = 2 ft = 0,61 m

Sumber: Agus Maryono dan Edy Nugroho Santoso (2006). Metode Memanen dan
Memanfaatkan Air Hujan untuk Penyediaan Air Bersih, Mencegah Banjir dan
Kekeringan. Jakarta: Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Anda mungkin juga menyukai