Parit pengumpul dapat dibuat pada aeral pertanian (sawah maupun tegalan) dan areal pekarangan.
dengan parit pengumpul ini maka air hujan yang jatuh di areal pertanian dan pekarangan sebagian
atau seluruhnya dapat ditmpung dan diresapkan ke dalam tanah. Air yang tertampung dapat
dimanfaatkan pada akhir musim hujan.
A.1 Parit Pengumpul Pada Areal Pertanian
Parit pengumpul (Gambar 1) dibuat menyesuaikan dengan kontur lahan, terutama untuk daerahdaerah yang relatif datar (kemiringan < 20%). Pada daerah dengan kemiringan terjal perlu dilakukan
penelitian terlebih dahulu atau dikonsultasikan dengan ahli geologi. Parit resapan ini dapat sekaligus
difungsikan untuk budidaya ikan sebagai tambahan penghasilan bagi petani dan sebagai pengendali
populasi nyamuk.
Keterangan:
Area tanah absorbsi untuk parit resapan adalah luas dasar parit
Area tanah absorbsi untuk sumur resapan adalah luas dinding samping
Keterangan :
1. Luas tanah absorbsi untuk parit resapan adalah luas dasar parit
2. Waktu perkolasi diatas 30 tidak sesuai untuk sumur resapan
3. Waktu perkolasi diatas 60 tidak sesuai untuk system resapan
Misalkan rumah tinggal dengan penghuni 5 orang. Pemakaian air 1 orang/hari = 20 liter. Setelah
melalui pengukuran perkolasi didapat angka perkolasi (PR) = 4,482 menit/inchi. Tentukan luas
peresapan dan panjang parit pengumpul tersebut ?
Penyelesaian:
Kapasitas air buangan = 5 x 20 = 100 liter (note: 1 galon = 3,7854 liter)
Jadi:
Kapasitas air buangan = 100 / 3,7854 = 26,417 galon/hari
Kalau dimisalkan angka perkolasi (PR) = 4,482 menit/inchi, maka dari table-2 didapat kecepatan
maximum air buangan 2,355 galon/ft2/hari.
Jadi:
Luas parit pengumpul = 26,417 / 2,355 = 11, 2175 ft2 (note: 1 ft2 = 0,093 m2)
= 11,2175 x 0,093 = 1,0432 m2
Kalau diambil lebar parit = 0,5 m = 50 cm,
maka panjang parit pengumpul = 1,0432 / 0,5 = 2,086 m
SUMUR PENGUMPUL
B.1. Cara membuat Sumur pengumpul
Sebagai halnya biopori, sumur pengumpul air pernah digalakkan pembuatannya. Manfaat dari sumur
pengumpul air adalah meminimalisir terjadinya bencana banjir saat musim penghujan sekaligus
sebagai dengan menanam air ke dalam tanah. Ini sekaligus menambah persediaan air bersih di dalam
tanah yang dapat dimanfaatkan pada musim kemarau.
Sebelum membuat sumur pengumpul air, ada beberapa syarat umum yang harus dipenuhi. Syarat ini
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata Cara Perencanaan Sumur pengumpul
Air Hujan untuk Lahan Pekarangan.
Persyaratan umum yang harus dipenuhi antara lain:
1. Sumur pengumpul harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam
atau labil.
2. Sumur pengumpul berjarak minimal lima meter dari tempat penimbunan sampah dan septic
tank dan berjarak minimal satu meter dari fondasi bangunan.
3. Kedalaman sumur pengumpul bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah
permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,50 meter pada
musim hujan.
4. Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air)
minimal 2,0 (artinya, genagan air setinggi 2 cm akan teresap habis dalam 1 jam), dengan tiga
klasifikasi, yaitu :
Permeabilitas sedang, yaitu 2,0-3,6 cm per jam.
Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6-36 cm per jam.
Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar), yaitu lebih besar dari 36 cm per jam.
Cara membuat sumur pengumpul air. Pembuatan sumur pengumpul air dibedakan berdasarkan kondisi
rumah dan lingkungan yaitu; untuk rumah dengan talang air, untuk rumah tanpa talang air, dan untuk
area terbuka (taman). Untuk kali ini akan dibahas cara pembuatan sumur pengumpul air pada rumah
yang menggunakan talang air.
jenuh, dimana tanah (dari berbagai jenis) masih bias menyerap air, kemudian masuk menembus
permukaan tanah (water table) di mana dibawahnya terdapat air tanah (ground water) yang
terperangkap di lapisan tanah yang jenuh. Air tanah inilah yang sebenarnya kita konsumsi.
Masuknya air hujan melalui peresapan inilah yang menjaga cadangan air tanah agar tetap bisa dicapai
dengan mudah. Ii karena permukaan air tanah memang bisa berubah-ubah, tergantung dari suplai dan
eksploitasinya. Dengan teralirkan ke dalam sumur resapan, air hujan yang jatuh di areal rumah kita
tidak terbuang percuma ke selokan lalu mengalir ke sungai.
Catatan:
Sebuah lubang dengan garis tengah 5 feet dan kedalaman 6 feet dibawah inlet mempunyai
luas efektif 94 ft2
Sebuah lubang dengan garis tengah 5 feet, kedalaman 16 feet maka luas 94 feet + 157 feet
atau 251 ft2.
1 ft = 0,305 meter
1 ft2 = 0,093 m2
p . D . t = luas
(3,14) . (2) . (t) = 19,074
2. Misalkan ditentukan : kedalaman Lubang percobaan (d) 16 inchi (41 cm) didapat angka perkolasi
(PR) = 4,482 menit/inchi. Sumur resapan digunakan untuk 5 orang dengan pemakaian air 1 orang/hari
= 20 liter. Tentukan ukuran sumur resapan tersebut!
Penyelesaian:
Dari table-1: dengan angka PR = 4,482 menit/inchi didapat luas bidang peresapan = 3,8148 ft2 (hasil
interpolasi). Jadi luas bidang peresapan untuk 5 orang (dengan pemakaian 20 liter/hari/orang) = 5 x
3,8148 = 19,074 ft2
Lihat table-3:
Maka dapat diambil: Kedalaman (t) = 2 ft = 0,61 m ; Diameter (D) = 3 ft = 0,9263 m
Atau dapat juga diambil: Kedalaman (t) = 3 ft = 0,9263 m ; Diameter (D) = 2 ft = 0,61 m
Sumber: Agus Maryono dan Edy Nugroho Santoso (2006). Metode Memanen dan
Memanfaatkan Air Hujan untuk Penyediaan Air Bersih, Mencegah Banjir dan
Kekeringan. Jakarta: Kementerian Negara Lingkungan Hidup.