Anda di halaman 1dari 2

RESUME KULIAH LAPANGAN

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
ADITYA REYHAN (15314027)

Pada hari Sabtu, 12 November 2016, Kami (mahasiswa Teknik Lingkungan Kelas 01 dan 02
Mata Kuliah Pengelolaan Persampahan) berkunjung ke TPST Bantar Gebang dan TPA Sumur
Batu yang berlokasi di daerah Bekasi, Jawa Barat. Kami tiba di TPST Bantar Gebang sekitar
pukul 9 pagi. Pertama, Kami bertemu dengan pemandu dan pengelola TPST Bantar Gebang ini,
dimana sampah yang diterima berasal dari DKI Jakarta, oleh karena itu, TPST Bantar Gebang ini
dalam pengelolaan Pemerintah DKI Jakarta. Selanjutnya, Kami diarahkan ke tempat pembuatan
Kompos.
Tempat atau unit pengolahan sampah menjadi kompos ini pada saat kunjungan sudah tidak
beroperasi/memproduksi kompos lagi. Salahsatu penyebab dari dihentikannya produksi kompos
ini karena pengelola yang berpindah tangan dan sudah tidak adanya permintaan pemesanan
kompos lagi. Hal ini sangat disayangkan, karena berdasarkan wawancara dan observasi, didapat
bahwa keadaan alat masih cukup layak dan yang utama ialah dapat membantu mengurangi
sampah yang dibuang ke Landfill. Namun, proses pengerjaan ini masih dilakukan secara manual,
yakni pada tahapan pemilahan sampah yang dapat dibuat kompos dengan sampah yang tidak
dapat dibuat kompos. Kemudian, biaya operasional yang cukup tinggi juga menjadi alasan cukup
sulitnya bersaing dengan pupuk kompos lainnya yang memiliki harga jual setara atau tidak
berbeda jauh.
Proses pembuatan kompos ini dimulai dengan pemilahan sampah yang dapat dijadikan kompos
dengan sampah yang tidak dapat dijadikan kompos. Kemudian sampah yang dapat dijadikan
kompos dimasukkan ke dalam alat sejenis shaker, dimana alat ini berfungsi untuk menyisihkan
air pada sampah yang dapat dijadikan kompos dengan cara diputar-putar. Selanjutnya, sampah
yang sudah tersisihkan dimasukkan ke dalam tabung penyemprot mineral, dimana hal ini
berfungsi untuk menambahkan kandungan mineral pada bibit kompos ini. Selanjutnya, bibit
kompos ini dimasukkan ke dalam oven yang bertujuan untuk mengurangi kadar airnya.
Selanjutnya, kompos yang sudah melalui tahap ini akan masuk ke tahap Pengemasan, kemudian
kompos yang sudah dikemas siap untuk dikirim/didistribusikan.
Setelah berkunjung ke unit pengolahan sampah menjadi kompos, Kami mengunjungi bagian
Landfill dari TPST Bantar Gebang ini. Hal yang sangat mengejutkan ialah Landfill sampah di
TPST Bantar Gebang ini tingginya sudah mencapai 60 Meter. Hal ini tentu dapat membahayakan
lingkungan sekitar Zona Landfill ini apabila terjadi hujan lebat yang dapat mengakibatkan
longsornya Landfill ini (seperti yang terjadi di Leuwigajah). Menurut pemandu, kedepannya
lahan bekas Landfill ini akan dikembangkan, salahsatunya ialah dengan menjadikan lahan
perumahan dan/atau lapangan golf. Hal ini tentunya dapat lebih bermanfaat jika dibandingkan
hanya dengan tumpukan sampah semata. Di sekeliling area Landfill, terdapat parit-parit yang
dipenuhi dengan Air Lindi yang berasal dari sampah pada zona Landfill. Kemudian, hal yang

cukup mencengangkan ialah terdapatnya pemulung yang memunguti botol-botol bekas dikala
Alat Berat (Eskavator) sedang memindahkan sampah dari bagian bawah Landfill ke bagian yang
lebih tinggi. Hal ini tentunya berisiko dalam hal keselamatan kerja dari pemulung tersebut,
karena jika pengendali Alat Berat tidak berhati-hati dan kurang memperhatikan area sekitar,
maka Alat Berat tersebut dapat membahayakan pemulung tersebut. Kondisi seperti ini yang
seharusnya dapat diminimalisir, yakni dengan menyediakan tempat bagi pemulung untuk
memunguti botol-botol bekas pada tempat yang lebih aman dan diizinkan, sehingga
menguntungkan kedua belah pihak (pemulung dan pengelola TPST Bantar Gebang), karena
pemulung mendapatkan apa yang Ia cari, dan pihak TPST Bantar Gebang dimudahkan dalam
memilah sampah untuk dikompos.
Selanjutnya, Kami berkunjung ke Instalasi Pengelolaan Air Sampah (IPAS). Unit ini berfungsi
untuk mengolah Air Lindi yang berasal dari sampah (dimana bersifat berbahaya bagi lingkungan,
karena tidak adanya kandungan oksigen, sehingga makhluk hidup yang membutuhkan oksigen
tidak dapat hidup di Air ini). Tahapan dari pengolahan Air Lindi ini ialah dengan melakukan
Aerasi, yakni penambahan Oksigen ke dalam Air yang bertujuan untuk memberikan kesempatan
bagi makhluk hidup (khususnya mikroorganisme) dalam mengolah Air Lindi ini. Selanjutnya,
Air ini didiamkan dalam bak terpisah. Selanjutnya, air dipancarkan yang salahsatu tujuannya
sama dengan Aerasi, yakni mensupply oksigen ke dalam Air ini yang pada akhirnya Air ini dapat
dibuang ke lingkungan tanpa mencemari atau membahayakan lingkungan sekitar.
Setelah berkunjung ke IPAS, Kami berkunjung ke Unit Pengelolaan Sampah menjadi Energi
Listrik. Dalam unit ini, terdapat turbin-turbin atau instalasi yang berukuran besar, dimana sistem
kerjanya itu ialah memanfaatkan gas CH 4 menjadi panas yang membantu menggerakkan pistonpiston dan diubah menjadi Listrik. Namun, pada kenyataannya Power House ini tidak dapat
memenuhi kebutuhan listrik di TPST Bantar Gebang ini, karena daya yang dihasilkan masih jauh
dari daya yang dikeluarkan untuk melakukan proses ini, oleh karena itu, proses ini cenderung
merugikan dari sisi Ekonomi dan Bisnis, namun menguntungkan dari sisi Lingkungan.
Setelah berkunjung ke Unit Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik, Kami Ishoma. Setelah
itu, Kami mengunjungi TPA Sumur Batu. Secara ukuran, TPA Sumur Batu ini lebih kecil area
nya jika dibandingkan dengan TPST Bantar Gebang. TPA Sumur Batu ini melayani sampah yang
berasal dari daerah Bekasi, sehingga TPA Sumur Batu ini berada di bawah Pemerintah Daerah
Kota Bekasi. Unit yang Kami kunjungi ialah Instalasi Pengelolaan Air Sampah (IPAS), dimana
IPAS disini tidak jauh berbeda dengan IPAS yang berada di TPST Bantar Gebang. Dikarenakan
cuaca yang kurang mendukung, studi lapangan tidak dilanjutkan dan diputuskan untuk kembali
ke Bis dan melakukan perjalanan pulang ke Bandung. Hal ini sangat disayangkan, karena
berdasarkan informasi dari Pengelola TPA Sumur Batu, terdapat Instalasi-Instalasi atau Unit-Unit
lainnya yang belum dikunjungi, diantaranya ialah Unit Komposting dan Unit Insenerasi
(pembakaran sampah), dimana Insenerator ini merupakan salahsatu Unit Pengolahan yang cukup
langka di Indonesia dan salahsatunya berada di TPA Sumur Batu ini.

Anda mungkin juga menyukai